Konsistensi Muhammadiyah Membantu Palestina
Kembali, Israel dan Hamas membuat situasi konflik memanas., Israel terus menerus menyerang Jalur Gaza Palestina sejak Sabtu (7/10). Tragedi ini telah banyak menelan korban jiwa bahkan anak-anak.
Kementerian Kesehatan Palestina yang berada di Jalur Gaza pada Ahad (8/10) merilis daftar korban jiwa sebanyak 413 Warga Palestina, 78 di antaranya bahkan masih anak-anak lalu 2300 orang lainnya menjadi korban luka-luka.
Konflik Israel - Palestina diawali dari migrasi bangsa Yahudi ke Palestina pasca perang dunia kedua, dikarenakan kekejaman Nazi Jerman pimpinan Hitler membuat warga Yahudi meninggalkan Eropa ke Palestina.
Konflik dimulai dari Deklarasi Kemerdekaan Israel 14 Mei 1948 yang berlangsung selama 10 bulan, dan perebutan kekuasaan di Palestina, terus berlanjut hingga saat ini yang berdampak pada krisis kemanusiaan
Muhammadiyah menurut beberapa sumber yang didapat telah memberikan bantuan kepada Palestina sejak dekade 1960-an, terlebih tokoh Muhammadiyah saat itu ialah Lukman Harun yang fokus kepada isu-isu kemanusiaan.
Saat ini, Muhammadiyah dan Lazismu melalui program Muhammadiyah Aid yang sudah didirikan sejak tahun 2017 melanjutkan mendistribusikan bantuan kepada Palestina khususnya membantu dalam bidang pendidikan.
Bantuan pendidikan untuk warga Palestina berupa beasiswa SPP untuk mahasiswa S1, S2, S3 yang kuliah di Gaza maupun di Indonesia sehingga hak warga Palestina tidak hilang akibat konflik.
Muhammadiyah juga memberikan bantuan berupa pengobatan serta pembelian kaki palsu untuk masyarakat yang terkena dampak dari konflik yang berada di Gaza, dan Muhammadiyah Aid terus memberikan bantuan.
Bantuan berupa pangan serta pakaian untuk para pengungsi di Jalur Gaza maupun di negara penampung pengungsi Palestina terus Muhammadiyah lakukan hingga saat ini.
Setiap bulan Ramadhan, Muhammadiyah juga memberikan kado ramadhan bagi keluarga Palestina yang sangat membutuhkan bantuan dari berbagai penjuru dunia, ini bukti konsistensi Muhammadiyah membantu Palestina.
Momen Iduladha pun tidak ketinggalan, Muhammadiyah bersama Lazismu melaksanakan pemotongan hewan kurban titipan rakyat Indonesia untuk masyarakat Palestina yang belum tentu setiap tahunnya bisa berkurban.
Dalam berbagai keterangan Muhammadiyah Aid fokus pada tiga tahap bantuan Palestina, misalnya jangka pendek ialah memberikan bantuan kesehatan dan pendidikan yang selama ini sudah dijalankan.
Jangka menengah adalah menyampaikan narasi perdamaian agar konflik di Palestina dan Israel berhenti dan tidak berdampak pada krisis kemanusiaan seperti yang terjadi saat ini di Jalur Gaza.
Terakhir adalah kampanye berupa narasi politik agar Palestina bersama rakyatnya memperoleh kemerdekaan layaknya negara-negara lain yang sudah merdeka dan rakyat Palestina dapat memperoleh keamanan.