Lazismu Bedah Rumah Marbot Masjid Muhammadiyah di Pekalongan
Ditulis oleh Super Admin
Ditulis pada 16:50, 27/09/2021
PEKALONGAN – Lazismu Kabupaten Pekalongan menggelar program bedah rumah milik Pak Sarji (55). Ia adalah seorang buruh harian lepas atau kuli panggul pabrik gula yang juga marbot Masjid At Taqwa Muhammadiyah Sragi, Kabupaten Pekalongan.
Ia tinggal di Dukuh Ringinpitu RT. 002 RW. 007 Kelurahan Sragi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Rumah Pak Sarji sendiri telah dibongkar dan dirobohkan pada hari Jum’at, 17 September 2021 lalu dan telah dibuatkan pondasi rumah oleh 25 personil Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (kokam) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Pekalongan.
Pondasi selesai dikerjakan hingga tanggal 19 September silam. Sedangkan untuk pembangunan dinding, kusen kayu dan atap dilaksanakan oleh 30 personil Tim Rehab Rumah dari MDMC Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Batang dilaksanakan Jum’at, 24 September 2021 dan ditargetkan selesai dalam jangka waktu tiga hari.
Direktur Lazismu Kabupaten Pekalongan Akhmad Zaeni menyampaikan bahwa kegiatan bedah rumah Pak Sarji terselenggara atas kerjasama dari berbagai pihak, seperti Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sragi, Kantor Layanan Lazismu Sragi, KOKAM Sragi, MDMC Kabupaten Pekalongan, serta tim Rehab Rumah dari MDMC Kabupaten Batang. Lazismu menghimpun dana dari masyarakat untuk program bedah rumah tersebut hingga terkumpul 45 juta rupiah.
Menurut Zaeni, Pak Sarji sudah 20 tahun lebih menjadi marbot dan muadzin di Masjid At Taqwa Kelurahan Sragi. Pak Sarji bersama istri, dua anak, dua menantu dan empat cucunya, sebelumnya tinggal di sebuah rumah sederhana yang sudah tidak layak huni.
"Atap rumahnya terbuat dari rumbia dan sudah berlubang disana sini. Saat hujan turun, atap rumah pak Sarji bocor dan air membanjiri lantai rumah yang beralaskan ubin. Dinding rumah yang terbuat dari bambu pun sudah terlihat lapuk dan banyak lubang. Rumah Pak Sarji juga tak memiliki WC. Saat ingin buang hajat, Pak Sarji sekeluarga harus menumpang di kamar mandi masjid At Taqwa dekat rumahnya. Untuk urusan air minum, Pak Sarji masih menumpang kran air PDAM tetangga dan membayarnya setiap bulan," tutur Zaeni.
Zaeni mengungkapkan keinginan Pak Sarji untuk memperbaiki rumahnya tentu saja sangat besar. Tetapi, dengan penghasilan Pak Sarji sebagai marbot masjid, tentu sangat tidak cukup untuk membiayai perbaikan rumah tersebut.
"Penghasilan sebagai buruh pabrik gula tidak banyak membantu karena sifatnya musiman. Bantuan dari kedua anak Pak Sarji juga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, Lazismu Kabupaten Pekalongan hadir untuk mewujudkan keinginan Pak Sarji merenovasi rumahnya, agar Pak Sarji sekeluarga bisa menempati rumah baru yang lebih baik, rumah yang layak menjadi istananya di dunia," tutur Zaeni.
Sementara itu, pemilik rumah, Pak Sarji, mengaku sangat bersyukur atas bantuan dari semua pihak sehingga rumahnya bisa dibangun seperti ini.
"Kalau tidak ada bantuan seperti ini mungkin rumah saya tidak akan bisa dibangun seperti ini," tutur Pak Sarji.
Kepada media, Pak Sarji menceritakan bahwa rumah sebelumnya terbuat dari bambu dan bocor saat hujan. Sementara itu selama pengerjaan bedah rumahnya yang dibongkar dan dibangun kembali, Pak Sarji sekeluarga menumpang di rumah tetangga yang berdekatan.
(Fakhrudin/Yusuf)
Ia tinggal di Dukuh Ringinpitu RT. 002 RW. 007 Kelurahan Sragi, Kecamatan Sragi, Kabupaten Pekalongan. Rumah Pak Sarji sendiri telah dibongkar dan dirobohkan pada hari Jum’at, 17 September 2021 lalu dan telah dibuatkan pondasi rumah oleh 25 personil Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (kokam) dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kabupaten Pekalongan.
Pondasi selesai dikerjakan hingga tanggal 19 September silam. Sedangkan untuk pembangunan dinding, kusen kayu dan atap dilaksanakan oleh 30 personil Tim Rehab Rumah dari MDMC Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Batang dilaksanakan Jum’at, 24 September 2021 dan ditargetkan selesai dalam jangka waktu tiga hari.
Direktur Lazismu Kabupaten Pekalongan Akhmad Zaeni menyampaikan bahwa kegiatan bedah rumah Pak Sarji terselenggara atas kerjasama dari berbagai pihak, seperti Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sragi, Kantor Layanan Lazismu Sragi, KOKAM Sragi, MDMC Kabupaten Pekalongan, serta tim Rehab Rumah dari MDMC Kabupaten Batang. Lazismu menghimpun dana dari masyarakat untuk program bedah rumah tersebut hingga terkumpul 45 juta rupiah.
Menurut Zaeni, Pak Sarji sudah 20 tahun lebih menjadi marbot dan muadzin di Masjid At Taqwa Kelurahan Sragi. Pak Sarji bersama istri, dua anak, dua menantu dan empat cucunya, sebelumnya tinggal di sebuah rumah sederhana yang sudah tidak layak huni.
"Atap rumahnya terbuat dari rumbia dan sudah berlubang disana sini. Saat hujan turun, atap rumah pak Sarji bocor dan air membanjiri lantai rumah yang beralaskan ubin. Dinding rumah yang terbuat dari bambu pun sudah terlihat lapuk dan banyak lubang. Rumah Pak Sarji juga tak memiliki WC. Saat ingin buang hajat, Pak Sarji sekeluarga harus menumpang di kamar mandi masjid At Taqwa dekat rumahnya. Untuk urusan air minum, Pak Sarji masih menumpang kran air PDAM tetangga dan membayarnya setiap bulan," tutur Zaeni.
Zaeni mengungkapkan keinginan Pak Sarji untuk memperbaiki rumahnya tentu saja sangat besar. Tetapi, dengan penghasilan Pak Sarji sebagai marbot masjid, tentu sangat tidak cukup untuk membiayai perbaikan rumah tersebut.
"Penghasilan sebagai buruh pabrik gula tidak banyak membantu karena sifatnya musiman. Bantuan dari kedua anak Pak Sarji juga hanya cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Oleh karena itu, Lazismu Kabupaten Pekalongan hadir untuk mewujudkan keinginan Pak Sarji merenovasi rumahnya, agar Pak Sarji sekeluarga bisa menempati rumah baru yang lebih baik, rumah yang layak menjadi istananya di dunia," tutur Zaeni.
Sementara itu, pemilik rumah, Pak Sarji, mengaku sangat bersyukur atas bantuan dari semua pihak sehingga rumahnya bisa dibangun seperti ini.
"Kalau tidak ada bantuan seperti ini mungkin rumah saya tidak akan bisa dibangun seperti ini," tutur Pak Sarji.
Kepada media, Pak Sarji menceritakan bahwa rumah sebelumnya terbuat dari bambu dan bocor saat hujan. Sementara itu selama pengerjaan bedah rumahnya yang dibongkar dan dibangun kembali, Pak Sarji sekeluarga menumpang di rumah tetangga yang berdekatan.
(Fakhrudin/Yusuf)