LAZISMU DAN MPM INISIASI PANEN RAYA DAN KESADARAN ZAKAT PERTANIAN DI KABUPATEN WAJO

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 10:01, 10/03/2023
Cover LAZISMU DAN MPM INISIASI PANEN RAYA DAN KESADARAN ZAKAT PERTANIAN DI KABUPATEN WAJO
KABUPATEN WAJO -- Panen Raya Jamaah Tani Muhammadiyah kembali digelar di Kabupaten Wajo, Sulawesi Selatan, tepatnya di Desa Tadangpalie, Kecamatan Pammana. Kegiatan ini berlangsung pada Kamis (09/03) yang dihadiri oleh Bupati Wajo, Ketua Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, jajaran Koperasi Matahari Tani Bangkit, Pimpinan Daerah Pemuda Muhammadiyah (PDPM) Wajo, Camat Pammana, para kepala desa/lurah, perwakilan Danramil, Kapolsek, beserta undangan lainnya. Panen raya ini diinisiasi oleh Lazismu Kabupaten Wajo, Koperasi Matahari Tani Bangkit, dan PDPM Wajo, didampingi MPM PP Muhammadiyah.

Bupati Wajo, Amran Mahmud menyambut baik kegiatan Panen Raya Jamaah Tani Muhammadiyah. Ia mendukung pola pertanian terpadu atau "integrated farming" yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi petani. Metode ini dapat digunakan oleh petani dengan memanfaatkan hubungan saling menguntungkan antara komoditas yang ada di dalamnya. "Misalnya, jika ada ternak sapi di dalamnya, itu kotorannya bisa menjadi pupuk organik, sementara jerami padi itu bisa menjadi pakan ternak," ujar Amran memberikan motivasi pada petani.

Amran menekankan pentingnya merawat dan memelihara tanaman sebagai bagian dari proses bertani. Seperti tubuh manusia, tanaman juga memerlukan perawatan baik agar dapat memberikan hasil optimal. Terakhir, ia berharap kegiatan Muhammadiyah ini dapat menjadi semangat dan motivasi bagi masyarakat luas, khususnya petani, untuk mengembangkan pertanian mereka. "Saya berharap pemerintah kecamatan, desa, dan kelurahan turut memantau perkembangan pertanian masyarakat," harapnya.

Syafii Latuconsina mewakili MPM PP Muhammadiyah menjelaskan, para petani merayakan panen raya sebagai rasa syukur atas nikmat Allah setelah sebelumnya empat kali mengalami gagal panen. MPM dan Lazismu telah membantu mendampingi petani sejak awal pengolahan tanah sampai panen hari ini. Panen ini pun mendapatkan apresiasi dari bupati yang dengan bangga menyampaikan data tentang Kabupaten Wajo menjadi salah satu kabupaten dengan produksi gabah terbanyak nomor satu dengan mengalahkan Kabupaten Bone, Indramaya, dan lain-lain yang notabene luas lahan tanaman padinya lebih luas dari Kabupaten Wajo.

"Keberhasilan ini patut disyukuri karena kerja ketas berbagai lembaga di Muhammadiyah untuk mendampingi para petani yang sebagian mendapat dana bantuan CSR dari PT. Pegadaian Pusat, lewat Koperasi Matahari Tani Bangkit sebagai pendamping dan pelaksana kegiatan di lapangan untuk pembelian benih, nutrisi, dan microba. Varietas padi yang ditanam di sini adalah Inpari 36 dan varietas nutrisi yang di luncurkan pemerintah untuk mengatasi gizi masyarakat, dan ini menjadi komitmen Muhammadiyah dalam membantu pemerintah mengatasi persoalan kesehatan masyarakat," terang Syafii.

Para petani di Kabupaten Wajo langsung menunaikan zakat pertanian secara simbolis.


Setelah selesai panen, lanjut Syafii, para petani kemudian menyerahkan secara simbolis zakat hasil usaha pertanian mereka sebesar lima persen lewat Lazismu untuk dikelola dan ini merupakan keberhasilan yang luar biasa dan menjalankan kegiatan usaha tani. "Sebab hal ini baru pernah saya lihat di Indonesia, petani gurem yang dhuafa mau menjalankan rukun Islam yang terkadang sulit dilaksanakan oleh banyak orang," pujinya.

Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, Sulaeman Nyampa. Saat memaparkan laporan kepada bupati, ia menegaskan bahwa melalui program ini para petani diajak untuk mengeluarkan zakat pertanian saat melakukan panen. Panen raya dengan luas sekitar enam hektar ini pun ditunaikan zakatnya secara simbolis di hadapan para tamu undangan. Hasil pertanian pun sangat menggembirakan.

"Ada tiga hal yang ingin kita capai dalam program ini. Pertama, kita ingin mendorong peningkatan jumlah produksi. Yang kedua, kita ingin mendorong kualitas produksi. Yang ketiga, kita mendorong petani sadar tentang zakat pertanian," terang Sulaeman yang juga menjadi Ketua PDPM Wajo ini.

Selain Lazismu, sambung Sulaeman, Jamaah Tani Muhammadiyah juga diinisiasi oleh Pemuda Muhammadiyah Wajo. Pendampingan pun dilakukan kepada para petani dengan harapan dapat memetik hasil terbaik saat panen. Lazismu Kabupaten Wajo pun akan terus mengembangkan pertanian di daerah tersebut bersama dengan MPM. "Kita berharap ke depan, kami sudah mempersiapkan lebih kurang 40 hektar. Ada 5 kecamatan di Wajo yang menjadi titik," pungkasnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]