LAZISMU DAN MPM SIAPKAN RINTISAN EDUWISATA DUSUN SINGKONG GUNUNGKIDUL

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 14:50, 25/01/2023
Cover LAZISMU DAN MPM SIAPKAN RINTISAN EDUWISATA DUSUN SINGKONG GUNUNGKIDUL
KABUPATEN GUNUNGKIDUL -- Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta dan Lazismu Wilayah DI Yogyakarta menggelar diskusi dalam rangka "Rintisan Eduwisata Dusun Singkong Gunungkidul". Diskusi dengan bentuk Focus Group Discussion (FGD) tersebut dihadiri oleh unsur PWM, Pemerintah Kabupaten Gunung Kidul (Dinas Pariwisata, Dinas Lingkungan Hidup, Dinas Pertanian dan Pangan, dan Dinas Pendidikan), Pemerintah Kapanewon Tanjungsari, perwakilan Kelurahan Kemiri, dan perwakilan Dusun Kemiri. Selain itu juga berhadir undangan dari Perguruan Tinggi Muhammadiyah, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Gunungkidul, serta Kementerian Agama Kabupaten Gunungkidul. Dalam kegiatan tersebut juga diberikan bantuan peralatan kepada dua Kelompok Tani di Padukuhan Kemiri, Kapanewon Tanjungsari.

Wakil Ketua PWM DI Yogyakarta, H. Parwoto menyampaikan apresiasi kepada MPM PWM DI Yogyakarta dan Lazismu Wilayah DI Yogyakarta yang telah melakukan pendampingan intensif terhadap warga Kabupaten Gunungkidul. "Setelah Muktamar di Makassar, Muhammadiyah mengembangkan wilayah dakwahnya dalam pemberdayaan masyarakat, karena Muhammadiyah berusaha untuk seperti lebah yang senantiasa memberi manfaat kepada manusia," ujar Parwoto.

Dalam acara yang berlangsung Senin (16/01) di Balai Dusun Kemiri tersebut, perwakilan Dinas Pertanian dan Pangan Kabupaten Gunungkidul, Diana mengemukakan, produksi Mocaf (Modified Cassava Flour) Gunungkidul saat ini berkisar 28 ton per tahun atau 3,5 ton per bulan. Jika dengan asumsi 3 kg ubi kayu menjadi 1 kg Mocaf, maka baru singkong atau ubi kayu yang terserap hanya berkisar 100 ton per tahun atau 12 ton per bulan. Artinya masih banyak peluang bahan baku produksi Mocaf yang belum terserap.

"Tanjungsari salah satu penghasil singkong terbesar. Sebelumnya singkong dibuat gaplek dengan nilai jual rendah dan sekarang jadi tepung Mocaf dengan nilai jual tinggi. Masalah lain, pangsa pasar belum terbuka dan terjalin kerja sama. Selain itu sumber daya manusia di tingkat produsen masih perlu ditingkatkan," lanjut Diana.

Agus Amin Syaifuddin selaku Ketua MPM DI Yogyakarta menuturkan, potensi alam Kabupaten Gunungkidul menjadi sasaran para wisatawan untuk datang. Dalam setiap tahun, bahkan waktu pandemi Covid-19 melanda, tingkat kunjungan wisata masih tetap tinggi. "Hal ini perlu jadi solusi terkait pemasaran Mocaf sebagai olahan singkong," ucapnya.

Senada dengan Agus, Kepala Dinas Pariwisata Kabupaten Gunungkidul, Muhammad Arif Aldiyan menekankan, program pemberdayaan masyarakat di Tanjungsari dapat meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan juga wisata di Kabupaten Gunungkidul. "Angka pertumbuhan ekonomi dari pertumbuhan wisata Gunungkidul, ketika ada pasar berkelanjutan dan ada pemberdayaan masyarakat," terang Arif yang juga menjadi pemateri FGD tersebut.

Agenda "Rintisan Eduwisata Dusun Singkong Gunungkidul" ini mendapatkan dukungan dari Lazismu Wilayah DI Yogyakarta. Cahyono, Ketua Lazismu Wilayah DI Yogyakarta menyampaikan bahwa pihaknya siap untuk mendukung pembiayaan terkait dengan agenda tersebut. Ia kemudian menambahkan, Lazismu turut memberikan bantuan pengembangan Mocaf. "Dalam rangka pemberdayaan ekonomi umat, Lazismu DI Yogyakarta memberikan bantuan untuk mengembangkan program Mocaf. InsyaAllah dana zakat, infak, dan sedekah akan jadi barokah dan juga jadi laporan kepada muzakki atas penggunaan dana tersebut," pungkasnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Rizal Firdaus]