LAZISMU GOES TO CAMPUS KUPAS TUNTAS PENGELOLAAN KANTOR LAYANAN BERBASIS PERGURUAN TINGGI

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 08:57, 13/10/2022
Cover LAZISMU GOES TO CAMPUS KUPAS TUNTAS PENGELOLAAN KANTOR LAYANAN BERBASIS PERGURUAN TINGGI
KABUPATEN SIDOARJO -- Keberadaan Kantor Layanan (KL) Lazismu pada amal usaha Muhammadiyah (AUM) berbasis pendidikan sangat penting, salah satunya di lingkungan Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) dan Perguruan Tinggi Aisyiyah (PTA). Untuk mendorong tumbuhnya KL pada lingkungan kampus, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menggelar Workshop Lazismu Goes to Campus di Universitas Muhammadiyah Sidoarjo. Selain untuk menjalin sinergi dengan PTM dan PTA, dengan adanya kegiatan ini diharapkan dapat melahirkan program-program inovasi sosial berbasis kampus.

Acara yang bertajuk "Membangun Inovasi Sosial Berbasis Kampus" ini dihadiri oleh Rektor Umsida, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dan para pengurus Lazismu Wilayah Jawa Timur, serta diikuti puluhan perwakilan PTM dan PTA se-Indonesia. Sementara dari Lazismu PP Muhammadiyah dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus, Sekretaris Badan Pengurus, Ketua Dewan Syariah, Penasehit Ahli, dan anggota Badan Pengurus. Acara ini berlangsung pada Kamis-Jumat (6-7/10) di Aula K.H. Mas Mansyur lantai 7 Kampus Umsida.

Perwakilan dari puluhan kampus PTM dan PTA se-Indonesia antusias mengikuti kegiatan workshop


Rektor Umsida, Dr. Hidayatulloh, M.Si. menyambut baik dilaksanakannya program Lazismu Goes to Campus ini. Ia pun mengakui, Lazismu memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perkembangan Umsida, salah satunya dengan menggelontorkan beasiswa kepada mahasiswa. "Ini menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk memberikan penguatan dari sisi keuangan lembaga. Ada sekian ribu mahasiswa yang kami beri beasiswa dan itu sumbernya dari Lazismu Umsida," ungkapnya.

Ketua PWM Jawa Timur. Dr. M. Saad Ibrahim, M.A. menyampaikan bahwa pengelolaan zakat tidak hanya menjadi urusan negara, namun juga menjadi kerja persyarikatan. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan guna memadukan sinergi antara PTM dan PTA dengan Lazismu. "Tentu kita memandang bahwa Muhammadiyah ini juga memiliki kekuasan yang secara substansial sama dengan negara yaitu terkait dengan soal zakat ini. Maka kegiatan ini sebagai upaya untuk memadukan sinergi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan Lazismu," ujarnya.

Saad Ibrahim menambahkan, kegiatan ini tidak cukup hanya dilakukan di lingkungan kampus, namun dapat membidik AUM yang lainnya. Ia pun mendorong agar Lazismu melebarkan sayap dalam menggerakkan kegiatan zakat ini di rumah sakit dan sekolah. "Kalau di surat At-Taubah ayat 60 itu lebih menyebut untuk beberapa itu bersifat personal, walaupun ada konteks kelembagaan seperti amil, sabilillah dan sebagainya, itu lebih bersifat kelembagaan. Tapi barangkali untuk konteks kita ini prioritas utamanya adalah untuk kelembagaan," imbuhnya.

Ketua Dewan Syariah Lazismu PP Muhammadiyah, Dr. K.H. Hamim Ilyas saat membahas mengenai penghimpunan dan penyaluran zakat menurut Al-Qur'an dan Al-Hadits menyebutkan, landasan filosofis zakat tercantum dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 19 yang mengandung arti bahwa ada hak orang miskin di dalam harta kita. Menurutnya, fungsi komprehensif zakat ialah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. "Dan orang yang paling bertakwa itu adalah orang yang paling mulia dalam agama kita. Siapa orang yang paling bertakwa itu dijelaskan dalam surah Al-Lail ayat 17 dan 18," terangnya.

Hamim Ilyas menambahkan, mengacu pada tafsir Ibnu Katsir, membayar zakat dapat membersihkan diri  kita dari kedustaan terhadap agama. "Yang mendustakan agama adalah tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin, dengan membayar zakat orang bisa membersihkan agamanya dari kedustaannya, sehingga dia memberdayakan anak yatim dan orang-orang miskin," imbuhnya.

Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Nuryadi Wijiharjono menyampaikan pentingnya jalinan sinergi antara Lazismu dengan PTM dan PTA


Sementara itu Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Nuryadi Wijiharjono menyampaikan pentingnya jalinan sinergi antara Lazismu dengan PTM dan PTA karena saat ini seluruh kampus sudah wajib menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Keberadaan Lazismu di lingkungan kampus merupakan jawaban atas program MKBM tersebut. Ia mencontohkan melalui persyaratan lembaga yang bisa menerima mahasiswa program magang, salah satunya adalah harus memiliki perputaran dana di atas lima miliar per tahun dan Lazismu telah memenuhinya. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan pengalaman mengenai pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikelola oleh Lazismu.

"Mahasiswa akan mendapatkan hardskills maupun sotfskill dan membangun inovasi sosial serta pola berpikir sebagai wirausaha sosial. Sementara Lazismu dan PTM PTA akan mendapatkan talenta serta pendanaan dari pendirian Kantor Layanan yang dikelola mahasiswa dengan asistensi tenaga ahli dari Lazismu pengampu di wilayah PTM PTA tersebut. Manfaat jangka pendek, mahasiswa di PTM PTA akan mendapatkan sertifikasi 'Manajemen FilantropI Islam' dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sedangkan manfaat jangka panjang, mahasiswa akan menginternalisasikan gerakan filantropi Islam sebagai bagian pekerjaan dan akan meningkatkan muzakki untuk mendukung mustahik melalui Lazismu," tutur Nuryadi.

Penandatanganan deklarasi oleh peserta workshop


Acara ditutup dengan deklarasi yang menyepakati bahwa seluruh PTM dan PTA yang hadir dalam kegiatan ini akan mendirikan KL Lazismu di kampusnya masing-masing. Selain itu juga akan diberikan rekomendasi kepada pengampu kebijakan Muhammadiyah untuk mewajibkan PTM dan PTA mendirikan KL Lazismu berbasis kampus serta menginstruksikan Rektor untuk mendukung pendirian KL Lazismu di lingkungan kampus.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]