Lazismu – PSM Luncurkan Beasiswa Tugas Ahkir, 30 Awardee Kembangkan Riset Akademik untuk Muhammadiyah

Ditulis oleh berita
Ditulis pada 14:23, 09/07/2024
Cover Lazismu – PSM Luncurkan Beasiswa Tugas Ahkir, 30 Awardee Kembangkan Riset Akademik untuk Muhammadiyah

YOGYAKARTA -- Pusat Studi Muhammadiyah (PSM) kembali meluncurkan Beasiswa Tugas Akhir Batch 2 di Aula Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Yogyakarta, Senin, 8 Juli 2024. Dalam peluncuran program pendidikan itu, PSM berkolaborasi dengan Lazismu. 

Peluncuran Beasiswa Tugas Akhir Batch 2 ditandai dengan penyerahan penghargaan secara simbolik kepada penerima beasiswa yang diserahkan oleh Direktur Pusat Studi Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan dan Direktur Utama Lazismu, Ibnu Tsani.

Dalam sambutannya, Direktur Pusat Studi Muhammadiyah, Bachtiar Dwi Kurniawan mengatakan  sebenarnya program bantuan riset ini sudah kami soft launching di akun resmi sosial media PSM. Dalam tahapan itu diumumkan, Alhamdulillah momen ini mendapat antusiasme yang cukup besar dari ratusan kader muhammadiyah yang melakukan proses pendaftaran.

“Beasiswa berupa riset tugas akhir ini perlu juga secara resmi ditandai dengan peluncurannya dalam (kick off) bahwa kita punya program riset kader-kader muhammadiyah dalam skema penelitian,” ujarnya

Hal ini merupakan wujud akuntabilitas kepada publik apa yang telah diamanahkan Lazismu kepada PSM, kata Bachtiar. Maka agenda ini dapat disyiarkan bahwa dukungan dana dari Lazismu telah diberikan kepada penerima manfaat yang lolos proses tahapan demi tahapan dalam seleksinya.

Apresiasi kepada awardee yang memiliki talenta akademik khususnya terkait penelitian tentang muhamamdiyah dan aisyiyah. Solusi bagi mereka yang lolos seleksi untuk memperoleh akses pendidikan serta keringanan dalam memperlancar tugas akhir dengan riset yang dikembangkan kader-kader muhamamdiyah.

Kami berharap dalam pekembangannya nanti tidak ada hambatan dalam studi akhirnya. Semua proses diberi kelancaran sehingga menghasilkan riset yang berkualitas.

Tujuan diberikannya beasiswa ini, sambung Bachtiar, dalam rangka mengumpulkan sumber informasi terkait dengan apa dan bagaimana yang sudah muhammadiyah lakukan secara akademik. Pada gilirannya akan ada kurasi informasi tentang riset bagaimana kontribusi muhammadiyah secara akademik.

Nilai lebihnya, kata dia, jika sudah terkumpul akan ada informasi bagi peneliti selanjutnya tentang muhammadiyah dan menemukan data penelitian yang bisa digali lebih lanjut. Bagi kader yang lolos diharapkan ke depan mampu mempublikasikan hasil risetnya sehingga publik semakin tahu apa yang dilakukan oleh muhammadiyah.

Beberapa topik penelitian tentang Lazismu turut mewarnai kajian ini sehingga masyarakat tahu apa yang dilakukan muhammadiyah melalui lembaga filantropi Islam yang dimilikinya. “Di masa yang akan datang bila program ini belanjut PSM berencana melakukan adu gagasan dari para awardee untuk bisa hasil penelitiannya dapat dikonferensikan di depan khalayak, harapnya dengan optimis.

Semoga kerjasama PSM dan Lazismu bisa memberikan kontribusi terhadap pendidikan dan berbagai bidang lainnya. Mewakili PSM, saya ucapkan terima kasih kepada Lazismu atas dukungan penuhnya. Tak luput kepada kepada kawan-kawan PSM yang telah menyiapkan terselenggaranya acara ini.

Selanjutnya terima kasih kami ucapkan kepada penerima manfaat yang hadir di sini. Inilah kader-kader yang telah mendapatkan dukungan dana beasiswa dari Lazismu. Dengan terbukanya akses beasiswa ini PSM bercita-cita ada pengembangan budaya akademik dan riset di Muhammadiyah sebagai sumbangsih terhadap ilmu pengetahuan yang sejalan dengan gerakan muhammadiyah sebagai gerakan ilmu agar bisa segera terwujud.

Di kesempatan yang sama, Direktur Utama Lazismu Ibnu Tsani dalam peluncuran itu mengatakan Lazismu sebagai lembaga amil zakat ada program yang difokuskan yaitu pendidikan di antara program lainnya. Ini senafas dengan peran Muhammadiyah yang juga bicara pendidikan di samping ada bidang lainnya seperti kesehatan, dakwah dan ekonomi.

Kita ketahui bersama dalam pendidikan ada persoalan. Selain masalah akses ada masalah berikutnya yaitu kualitas. “Aspek akses solusinya yaitu beasiswa. Beasiswa di Lazismu ada Sang Surya, Mentari dan Beasiswa Riset. Adalah sulit memisahkan Lazismu dengan program pendidikan,” pungkasnya.

Tantangan pendidikan begitu berat, lembaga tinggi banyak, tapi biaya juga menjadi perhatian dalam memperoleh akses itu. Lazismu tidak bisa menyelesaikan akar masalahnya apalagi muhammadiyah. Akar masalahnya ada di negara, kata Ibnu Tsani.

Lahirnya privatisasi dan liberalisasi pendidikan sekarang ini turut menjadi pemicu bagaimana akses pendidikan sulit didapat. Karena itu, Lazismu mendukung kualitas sumber daya manusia dalam bidang pendidikan yang satu paket dengan riset dalam kaitannya.

Pada kondisi yang lain dalam akses pendidikan masih tersisa persoalan yakni sarana pendukungnya yang belum memadai. Maka Lazismu turut memberikan dukungan di bidang pendidikan dengan memberikan sarana pembelajaran berupa Edutabmu sebagai aplikasi digital untuk melengkapi proses belajar mengajar bagi guru dan peserta didik yang manfaatnya dirasakan oleh masyarakat di kawasan terluar, terdepan dan tertinggal.

Menurut Ibnu Tsani posisi Lazismu sebagai bagian dari elemen non-pemerintah memiliki andil bagaimana membuka akses dan kualitas pendidikan tersebut dari pendekatan filantropi. Dengan demikian kata Ibnu Tsani sejarah Muhammadiyah juga tak bisa dilepaskan oleh Lazismu yang fokus pada persoalan pendidikan.

Dukungan penuh Lazismu ini di program pendidikan, kata dia sebagai wujud kepedulian Lazismu terhadap problem yang dihadapi oleh masyarakat. Jelas bahwa para penerima manfaatnya kali ini untuk jenjang S1 sebanyak 30 orang dan jenjang S2 sebanyak 20 orang.

“Sasaran penerima manfaat program Beasiswa Tugas Akhir adalah mahasiswa yang ada dalam tugas akhir di perguruan tinggi seluruh wilayah Indonesia antara lain meliputi wilayah Sumatera, Jawa, Kalimantan, Sulawesi, NTB, NTT dan Papua. Beasiswa ini juga diberikan bagi mahasiswa yang memiliki keaktifan pada Persyarikatan Muhammadiyah dan Organisasi Otonom Muhammadiyah sebagai prioritasnya” jelas Ibnu Tsani.