LAZISMU TANDA TANGANI KERJA SAMA PERCEPATAN PENURUNAN STUNTING
KOTA YOGYAKARTA -- Dalam rangka upaya percepatan penurunan angka stunting di Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, Kantor Layanan (KL) Lazismu Mergangsan melakukan penandatanganan kerja sama kemitraan. Kerja sama ini ditandatangani oleh Kepala KL Mergangsan Tri Haryanta, serta Tim Percepatan Penurunan Stunting (TPPS) Kelurahan Brontokusuman, Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta, yang diwakili oleh Rubiyah selaku Ketua TPPS. Acara ini berlangsung pada Kamis (02/11) di Aula LKSA Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta.
Tri Haryanta, Kepala KL Lazismu Mergangsan dalam sambutannya mengatakan, jumlah dana yang disalurkan untuk program ini sebanyak 7,5 juta rupiah. Dana ini belum termasuk paket sembako yang ditujukan bagi kelompok resiko stunting. Dana yang berasal dari zakat, infak, dan sedekah (ZIS) masyarakat di wilayah Kemantren Mergangsan, Kota Yogyakarta ini diharapkan mampu memberikan manfaat dan keberkahan, tidak hanya bagi mustahik atau penerima manfaat, namun juga bagi muzakki dan donatur yang memercayakan dana ZIS melalui KL Lazismu Mergangsan tersebut.
"Karena sejatinya Lazismu hanya sebagai saklar penghubung agar muzakki dan mustahik bisa tersambung dan saling memberikan manfaat," ujar Tri.
Program yang ditujukan sebagai upaya percepatan penurunan angka stunting ini menyasar pada 2 kelompok, yaitu kelompok bayi di bawah usia dua tahun (baduta) penyintas stunting, serta kelompok ibu menyusui, ibu hamil, dan ibu dengan anak balita yang memiliki risiko stunting. Kelompok yang menjadi sasaran program tersebut merupakan hasil kajian dari Puskesmas Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta bekerja sama dengan Tim Pendamping Keluarga (TPK) Kemantren Mergangsan Kota Yogyakarta. Sebagian besar anggota kelompok ini berasal dari keluarga kurang mampu (dhuafa) yang masuk kategori asnaf prioritas dalam pendistribusian bantuan dari Lazismu.
Sementara itu Rubiyah selaku Ketua TPPS Kelurahan Brontokusuman dalam sambutannya menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada KL Lazismu Mergangsan, para muzakki, donatur, dan seluruh masyarakat yang membantu program ini. "Tujuan akhir dari program ini adalah mewujudkan Kota Yogyakarta Zero Stunting, dan itu butuh komitmen dan kerjasama dari semua pihak baik dari unsur pemerintah maupun dari masyarakat, terutama untuk menyongsong bonus demografi Indonesia Emas 2030-2045," ungkapnya.
Program kerja sama kemitraan ini akan berlangsung selama 90 hari ke depan, dengan dua bentuk bantuan. Pertama, untuk kelompok penyintas stunting akan dilakukan intervensi Pemberian Makanan Tambahan (PMT) setiap hari selama 90 hari, dengan menggunakan standar gizi, anjuran dan panduan dari Dinas Kesehatan/Puskesmas. Kedua, untuk kelompok risiko stunting akan dilakukan pemberian paket sembako setiap bulan selama 3 bulan yang mendukung pada kebutuhan gizi dan protein keluarga.
Di akhir acara juga dilakukan penyerahan bantuan langsung kepada 6 orang baduta penyintas stunting berupa PMT dan paket RendangMu serta 39 orang kelompok risiko stunting berupa paket sembako berisi beras, telur dan paket RendangMu. Acara ini dihadiri oleh Maryanto selaku Lurah Brontokusuman beserta jajarannya, perwakilan dari Kemantren Mergangsan, Kapolsek Mergangsan Kompol Sigit Ariyanto Adi, perwakilan dari Koramil Mergangsan, selaku Kepala Puskesmas Mergangsan drg. Risa Dhana Permanasari, perwakilan dari KUA Mergangsan, Wakil Sekretaris PCM Mergangsan Harris Syarif Usman, Hj. Uswatun Hasanah selaku Sekretaris PCA Mergangsan, H. Jaldan Latief selaku Kepala LKSA Yatim Putra Muhammadiyah Yogyakarta, Manajer Lazismu Kota Yogyakarta Nugroho, dan seluruh penerima manfaat dari program ini baik kelompok penyintas stunting maupun risiko stunting.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Tafak Kuruddin]