REFLEKSI AKHIR TAHUN, PEMUDA MUHAMMADIYAH DAN LAZISMU GELAR BAKTI SOSIAL UNTUK MUALAF PEDALAMAN MERATUS

Ditulis oleh Doddy
Ditulis pada 11:30, 11/01/2023
Cover REFLEKSI AKHIR TAHUN, PEMUDA MUHAMMADIYAH DAN LAZISMU GELAR BAKTI SOSIAL UNTUK MUALAF PEDALAMAN MERATUS
KABUPATEN HULU SUNGAI SELATAN -- Akhir tahun 2022 ditandai oleh Pimpinan Wilayah Pemuda Muhammadiyah (PWPM) Kalimantan Selatan dengan kegiatan betajuk "Bakti Sosial dan Refleksi Akhir Tahun" bersama Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan. Kegiatan ini berpusat di Masjid Istiqamah, Dusun Bumbuyanin, Desa Kamawakan, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Masjid yang diresmikan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mahli Zainuddin pada Maret 2022 lalu ini menjadi pusat dakwah dan program Kampung Berkemajuan Lazismu di pedalaman Pegunungan Meratus.

Puluhan peserta yang terdiri Pemuda Muhammadiyah yang datang dari berbagai kabupaten/kota di Kalimantan Selatan beserta amil Lazismu tampak antusias mengikuti kegiatan yang berlangsung pada Ahad-Senin (25/26-12) ini. Meski lokasi yang dituju harus melewati medan yang berbahaya dan umumnya hanya bisa ditempuh kendaraan roda dua, kegiatan ini berjalan dengan lancar. Para peserta berdatangan sejak Ahad malam dengan cuaca hujan dan listrik padam. Di tempat ini listrik kerap kali padam, tidak ada jaringan seluler, sarana air bersih PDAM, dan sangat terpencil.

Makan malam bersama warga desa mualaf binaan Lazismu


Pada sesi "Refleksi Akhir Tahun", Ketua PWPM Kalimantan Selatan, H. Meldy Muzada Elfa memberikan tausiyah sebagai refleksi warga Muhammadiyah di penghujung tahun. Ia berpesan agar kegiatan dakwah di Pegunungan Meratus ini harus dilaksanakan secara kontinyu, meski kepemimpinannya akan berakhir pada 2023. "Beberapa desa binaan mualaf seperti Patikalain, Papagaran, dan Kamawakan harus terus dibina secara berkelanjutan agar perjuangan dakwah tidak jalan di tempat. Besar harapan saya kegiatan ini dapat didukung oleh seluruh komponen baik internal Muhammadiyah maupun lembaga eksternal Muhammadiyah," ujarnya.

Pada malam ini, Meldy yang juga merupakan Dokter Spesialis Penyakit Dalam ini mengunjungi salah satu warga mualaf binaan Lazismu. Gutu, dengan nama mualaf Abdullah harus terbaring di rumahnya yang sederhana akibat cedera yang dialaminya saat mendulang. Saat ini ia mengalami kelumpuhan dan harus mendapatkan penanganan medis. Saat melakukan pemeriksaan, Meldy pun menyarankan agar Abdullah menjalani fisioterapi di rumah sakit, di samping harus mendapatkan nutrisi tambahan karena kondisi tubuhnya semakin melemah.

Bantuan gaji untuk dai pedalaman


Selain melakukan pemeriksaan kesehatan, kegiatan ini juga diwarnai dengan gotong royong untuk membangun bronjong di sisi masjid. Bronjong merupakan keranjang dari kawat untuk membungkus batu kali guna mencegah longsor dari hantaman aliran sungai yang mengitari masjid tersebut. Di samping itu, para peserta juga mengikuti makan bersama warga mualaf dan warga sekitar masjid sebagai ajang dakwah. Setelah itu, para warga mualaf dan warga lainnya mendapatkan bantuan paket sembako dari Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan yang berasal dari Unit Pengumpul Zakat (UPZ) Bank Kalsel. Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan juga menyerahkan gaji dai pedalaman yang telah mengabdi di tempat tersebut.

Tak hanya warga mualaf, warga sekitar masjid juga mendapatkan bantuan sebagai bentuk syiar


M. Akmal Fadillah, Staf Fundraising Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan menjelaskan, sembako yang dibagikan berjumlah 150 paket. Ia pun berharap agar lebih banyak lagi donatur yang menjadi mitra Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan. "Kegiatan ini didukung oleh UPZ Bank Kalsel yang membantu menyediakan 150 peket sembako untuk masyarakat kampung mualaf Kamawakan, Hulu Sungai Selatan. Semoga kegiatan ini dapat berjalan secara terus menerus dan kami berharap lebih banyak lagi donatur yang menjadi mitra Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan dalam berdakwah serta membantu orang lain. Semoga ini menjadi amal jariah untuk kita semua," harapnya.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Johansyah]