RUMAH SANG HW
Rumah Sudiyat
Bangunan rumah selebar 4x7 meter, dengan rangka utama dan dinding kayu. Rangka atap cukup menggunakan bambu dengan atap dari genteng. Bangunan itu sudah cukup wah bagi Sudiyat saat itu. Lantai menggunakan tanah liat yang di padatkan. Itulah gambaran awal saat rumah Sudiyat di Banjardowo RT 6/VI, Genuk, Kota Semarang, yang dibangun tahun 1992.
Ketika tahun 1998 TK ABA 57 yang sudah berdiri tidak punya tempat belajar. Sudiyat secara pribadi meminjam dana Simapan untuk membangun rumahnya. Dindingnya dibangun tembok, Lantainya dari keramik warna putih. Meski atapnya tidak berubah. “Keramik kok warna putih kaya sekolahan saja” komentar isterinya. “Memang betul bu, rumah ini saya bangun untuk sekolah TK, mereka kan belum punya gedung, sementara muridnya bertambah terus” kata Sudiyat kala itu. Isterinya terdiam, dia sadar akan niat baik suaminya.
21 tahun sudah berlalu, sekolah TK ABA 57 telah lama mendapatkan gedungnya, namun rumah Sudiyat masih beretahan sebagaimana semula. Atap gentengnya sudah pada pecah, rangka bambu yang dulu kokoh sekarang banyak lapuk dan mengkhawatirkan.
“Kalau hujan datang air masuk, bocor di sana sini” ujar Sudiyat.
Meskipun hidup dalam keterbatasan Sudiyat tidak pernah mengeluh, dia jalani profesinya sebagai guru SD dengan tekun. Selain itu dia adalah aktivis Hizbul Wathan, pramukanya Muhammadiyah. Semua aktifis persyarikatan mengenal dirinya seorang militan HW, kemanapun acara persyarikatan dia tampil dengan seragam HW. Kebiasaan itu dia lakukan sejak tahun 1999 hingga sekarang menjabat wakil ketua bidang organesasi kwarda HW kota Semarang. Serta pelatih nasional HW, dan juga sebagai pengurus HW Jateng.
“Nggak nyangka mas, semua teman membantu proses renovasi rumah saya, Saya ucapkan terimakasih kepada Lazismu, dan semua muzaki.. “ ucap Sudiyat terharu saat dilakukan pembongkaran rumahnya (13/09/20).