Menemukan Jalan Berderma

Ditulis oleh
Lazismu Pusat
Ditulis pada
5 November 2021
Kategori :
Bangun tidur pagi tadi, sebagaimana biasa dilakukan oleh anak muda, saya langsung mengambil HP. Setelah cek notifikasi WA, IG, dan FB, saya spontan membuka YouTube. Jadwal saya hari ini agak longgar. Jadi saya bisa mengambil waktu barang 10-20 menit untuk bersantai sambil nonton YouTube.

Sialnya, jempol saya tak mau diajak bersantai. Ia bersekongkol dengan otak saya untuk memikirkan pekerjaan. Sehingga, tiba-tiba ia mengetik kata "Lazismu" di kotak pencarian YouTube.

Sialnya lagi, di hasil pencarian, ada thumbnail perempuan cantik dengan rompi Lazismu tengah tersenyum di tengah sawah. Kali ini jempol saya bisa diajak kompromi. Ia saya perintahkan untuk segera memencet thumbnail tersebut.

Sedetik kemudian, saya sadar bahwa itu adalah video lagu tentang ajakan berderma dari Lazismu DIY. Suara perempuan di video tersebut menjadi suara pertama yang saya dengar setelah bangun tidur.

Ketika mengetahui bahwa lagu tersebut diproduksi oleh sebuah lembaga semacam Lazismu, saya membayangkan bahwa lagu yang muncul adalah dengan suara-suara tinggi dan berat ala mars yang biasa kita dengar. Namun, tebakan itu jauh meleset.

Saya disuguhi sebuah lagu pop yang layaknya dinyanyikan oleh remaja yang tengah jatuh cinta. Iya, lagu Jalan Berderma produksi Lazismu DIY tersebut sangat milenial. Jika kita mendengar sekilas, mungkin kita akan menyangka bahwa lagu itu dinyanyikan oleh grup band Armada dengan vokalis baru seorang perempuan.

Lagu tidak dibuka dengan biasa. Lagu itu dibuka dengan seorang amil perempuan muda yang duduk di sebelah ibu-ibu yang tengah sakit. "Mari, kami bantu ya ibu," ujar amil tersebut.

Setelah senyum ibu yang sakit itu merekah karena mendengar kabar baik, musik baru disenandungkan. Dimulai dengan instruksi beberapa ketukan drum. Terlihat Kenzie Vallisha Friyadi dan Naura Syauqi Athaya (semoga saya tidak typo) berjoget ringan di tengah hamparan luas sawah. Mereka berdua adalah vokalis yang menyanyikan lagu Jalan Berderma.

Lagu Jalan Berderma tersebut setidaknya memiliki 2 pesan utama. Pertama, setiap manusia tak boleh lupa terhadap Tuhannya, baik ketika senang atau susah, ketika kaya atau miskin, ketika makan di McD atau makan di angkringan, ketika liburan di luar negeri atau liburan di rumah saja sambil nonton TV karna nggak punya duit, ketika nonton film di bioskop atau nonton film di web bajakan yang penuh gangguan iklan.

Biasanya, manusia akan ingat Tuhan waktu dia dikejar-kejar utang, diomongin orang, kepalanya pening, perutnya mual, istrinya marah karna dia nggak bisa cari duit, dan seterusnya. Sebaliknya, manusia relatif lupa kepada Tuhan ketika waktu senggangnya saja bisa ia isi dengan liburan ke Raja Ampat atau lihat-lihat mobil mewah ke showroom.

Manusia relatif lupa kepada Tuhan ketika ia tak lagi mempersoalkan biaya transfer uang ke lain bank yang hanya 6500 itu, ketika ia beli baju tanpa pernah melirik harga yang ada di label, ketika ia bisa cek out barang di marketplace sesuai dengan bisikan modernitas, atau ketika dia lagi jauh dari rumah dan waktu sudah malam, dia bisa cek in kamar hotel bintang 4 tanpa bingung besok pagi mau sarapan apa.

Singkatnya, sasaran tembak lagu ini adalah orang-orang yang punya rezeki berlebih.

Lagu ini mengajak orang-orang yang berada di kelas tersebut untuk tidak lupa, bahwa kesuksesan yang tengah ia nikmati sejatinya berasal dari Tuhan. Di sisi lain, dalam kesuksesan yang ia nikmati, ada hak orang lain yang harus ia tunaikan.

Lagu tersebut seolah berkata: "Jangan sombong. Sukses itu datang dari Tuhan. Hemat dikit lah, masih banyak orang yang nggak bisa makan nih," kira-kira begitu kalau saya terjemahkan. Namun, tentu bait-bait lirik itu disampaikan dengan sopan dan anggun.

Kedua, ajakan untuk berderma. Beda dengan poin pertama di atas, poin kedua ini lebih tegas, terbuka, dan berani. Maklum, ia disampaikan di reff. Reff langsung dibuka dengan kalimat perintah: "Berikan sebagian yang kita punya untuk jalan berderma."

Selanjutnya, mbak-mbak penyanyi melirikkan bait-bait lagu yang menjelaskan bahwa berderma itu tidak membuat harta menjadi berkurang, namun justru sebaliknya.

Memberikan harta kepada orang lain juga tidak perlu menunggu waktu luang. Artinya, di waktu sempit pun, ketika kita pusing karena dompet terasa begitu tipis, kita juga harus tetap berderma. Karena, menurut si penulis lagu, Hasanudin, berderma tidak membuat harta kita berkurang, melainkan bertambah.

Ketika memutar lagu apik tersebut untuk kedua kalinya, tiba-tiba sayup-sayup terdengar suara adzan dari masjid kampung sebelah.

(Yusuf) 

Tag :
Bagikan Tulisan Ini :
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross