

Di NTB, melalui program tersebut, Lazismu bersama BPKH melakukan penyembelihan terhadap delapan ekor sapi yang tersebar di delapan titik, di lima kabupaten/kota. Delapan ekor sapi ini terdiri dari lima ekor bantuan kemitraan dari BPKH dan tiga ekor amanah dari donatur (sohibul qurban) yang ada di wilayah NTB.
Mengikuti Surat Edaran Menteri Agama No 16 Tahun 2021 agar tidak melakukan pemotongan hewan pada 10 Dzulhijjah, maka pemotongan dilaksanakan di hari tasyrik dan di beberapa Rumah Potong Hewan (RPH).
Daging qurban di NTB tersebut diolah menjadi berbagai jenis produk seperti kornet, rendang siap santap, dan abon yang dikemas dalam toples ukuran 1 kg dan akan disebar ke lokasi-lokasi yang berada di wilayah terpencil, terluar, tertinggal, terdampak bencana dan berada di zona merah Covid-19.
Pembagian daging akan dilakukan dengan menerapkan protokol kesehatan yang ketat. Pengantaran dilakukan langsung ke rumah penerima manfaat akhir dalam bentuk kemasan ukuran minimal 1 kg/penerima manfaat.
Menurut keterangan resmi melalui media sosial Lazismu NTB, semua amil maupun relawan Muhammadiyah yang berpartisipasi dibekali dengan APD lengkap ketika akan mendistribusikan daging di lapangan. Sementara itu, untuk semua hewan yang akan dipotong oleh Lazismu sudah mengantongi ijin dari petugas terkait (satgas covid-19 setempat).
Kemitraan dengan BPKH ini sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan Nilai manfaat Dana Abadi Umat (DAU) melalui bidang kemaslahatan sebagaimana diatur dalam PP No 5 tahun 2018 Tentang pelaksanaan Undang-Undang No 34 tahun 2014 mengenai pengelolaan keuangan haji dan PBPKH No 7 Tentang prioritas kegiatan kemaslahatan.
Ketua Lazismu NTB Wiryadinata bersyukur karena partisipasi masyarakat untuk berqurban melalui Lazismu meningkat. Ia menyebut sedikitnya ada 8 ekor sapi dan 4 ekor kambing yang akan disebar di pedesaan NTB.
“Semoga daging qurban ini nantinya bisa membantu ketahanan pangan masyarakat di tengah pandemi Covid-19 yang belum mereda. Terimakasih BPKH, terimakasih jamaah haji Indonesia,” ujarnya.
Reporter: Yusuf

