

MAGELANG - Pak Bambang, seorang warga Magelang mendatangi Kantor Lazismu Kota Magelang. Kepada amil Lazismu ia menceritakan kejadian saat reuni bersama teman-teman SMA nya puluhan tahun lalu. Setelah penutupan kegiatan reuni, ada temannya yang meminta banner bekas kegiatan. Orang tersebut adalah Sarjono, peserta reuni yang berprofesi sebagai tukang jahit dan guru ngaji. Pak Sarjono mengatakan bahwa banner tersebut akan ia gunakan untuk menutupi atap rumahnya yang bocor.
Karena penasaran, Pak Bambang mengajak beberapa orang untuk silaturahmi ke rumah Pak Sarjono. Ternyata, apa yang ada di benak Pak Bambang dan teman-temannya benar. Rumah Sarjono jauh dari kata layak. Atapnya banyak yang bocor, dinding kayunya penuh tambalan banner bekas. Selain itu, ia juga dikagetkan dengan fakta bahwa rumah itu bukan milik Pak Sarjono, namun rumah kontrakan.
"Saya kira itu rumah miliknya. Ternyata masih ngontrak," ceritanya kepada amil Lazismu Kota Magelang.
Hal itu membuat hati Pak Bambang menangis. Sang guru ngaji ini bercerita dan menyampaikan keinginan yang sudah menjadi mimpinya bertahun-tahun.
"Saya pengen punya rumah sendiri. Tapi apalah daya, saya hanya tukang jahit dan guru ngaji", ucapnya dengan wajah berkaca-kaca kepada Pak Bambang.
Memiliki tempat tinggal sendiri dan layak menjadi mimpi setiap orang. Pun sama seperti salah satu guru ngaji yang selama ini menempati rumah kontrakan bersama keluarganya. Selain sebagai tempat tinggal, rumah yang selama ini bertahun-tahun dikontraknya menjadi tempat belajar ilmu ngaji bagi anak-anak dilingkungan sekitarnya. Orang disekitarnya akrab memanggil dengan sapaan pak Sarjono.
Lelaki yang kemana-mana menggunakan sepeda ontel ini adalah salah satu orang yang mewakafkan jiwanya sebagai guru ngaji dikampung Paten Rejowinangun Selatan Magelang Selatan Kota Magelang.
Tidak lama kemudian, Abdul Qodir, amil Lazismu, diundang oleh Kiai Abu Ubaidah, Tokoh Muhammadiyah Kota Magelang yang setiap warga persyarikatan pasti mengenalnya. Kiai Abu Ubaidah menceritakan kiprah pak Sarjono yang dulu pernah menjadi guru wiyata disalah satu sekolah swasta di Kota Magelang.
Setelah melakukan survey dan persiapan lain, akhirnya Lazismu bersama Pak Bambang dan teman-teman SMA Pak Sarjono bertekad untuk membangun rumah untuk Pak Sarjono.
Pak Sarjono seakan tak percaya, pasalnya mimpinya memiliki tempat tinggal sendiri yang selama ini menjadi doa telah terwujud. Salah satu teman seangkatan SMA dulu telah memberikan hadiah tanah agar dibangun rumah untuknya.
"Kami bantingan dan gotong royong untuk sahabat saya. Selain itu, Lazismu juga membantu", ujar Bambang sebagaimana dikutip dari pwmjateng.com.
Kebahagiaan keluarga pak Sarjono seakan tak terbendung. Dirinya merasa mimpi. Padahal ini adalah kenyataan.
"Terimakasih Lazismu yang telah turut membantu mewujudkan rumah sebagai tempat tinggal keluarga saya. Semoga kebaikan yang Lazismu berikan menjadi berkah dan Insya Allah sangat bermanfaat," ucap Pak Sarjono penuh haru.
Abdul Qodir mengatakan bahwa pembangunan rumah guru ngaji ini ditopang oleh Lazismu dan para donatur teman sejawatnya.
"Terimakasih para muzakki yang sudah selalu mensupport dan mengamanahkan zakat, infaq, dan shodaqoh melalui Lazismu. Semoga menjadi jariyah yang mengalir tanpa henti," pungkasnya.

