

NUSA TENGGARA BARAT - Lazismu NTB memberikan Beasiswa Mentari kepada siswa-siswi di daerah tertinggal, terbelakang, dan terluar yaitu Dangiang, Sembalun, dan Sekotong. Beasiswa ini dilaksanakan atas kerjasama antara Lazismu Pusat dengan Wardah. Beasiswa ini juga sekaligus menjadi kado Ulang Tahun ke-62 Provinsi NTB.
Setiap siswa mendapat bantuan subsidi pendidikan dalam bentuk paket sekolah dan sejumlah uang tunai. Jumlah siswa yang mendapat bantuan sejumlah 20 orang siswa. Mereka terdiri dari tingkat SD dan SMP.
Dilansir dari Penamu, rata – rata para penerima beasiswa berasal dari keluarga yang memang layak untuk dibantu dengan penghasilan orang tua atau walinya sekitar Rp. 30.000, – Rp.50.000, per hari. Lazismu bertanggungjawab secara profesional untuk menentukan kelayakan seseorang untuk mendapat bantuan.
Misalnya keluarga Fathul Huda, siswa kelas lima SD 2 Batu Putih Sekotong yang merupakan anak dari Bapak Muktaman (Almarhum) dan Ibu Nurhidayati. Nurhayati berprofesi sebagai Ibu rumah tangga skaligus menyempatkan diri sebagai buruh nelayan dengan penghasilan rata-rata Rp. 30.000, per hari.
Karena kondisi ekonomi yang kurang baik maka orang tuanya mengajukan biaya pendidikan anaknya lewat relawan Muhammadiyah yang berdomisili di sekitar Sekotong dengan harapan dapat bantuan dari Lazismu Kantor Wilayah Nusa Tenggara Barat.
Hal yang sama juga dialami oleh Ainul Al-Akbar. Ia duduk di kelas satu SMP Boarding School Mu’allimin Muhammadiyah Narmada. Anak dari bapak Samsudin dan ibu Sumarni merupakan anak ke tiga dari empat bersaudara.
Orangtua Ainul hanya seorang buruh tani bawang di desa Ndano, Kecamatan Madapangga Kabupaten Bima dengan penghasilan yang tidak tetap tiap harinya rata-rata Rp. 40.000, - Rp. 50.000,-. Saat ini Ainul hidup di Boarding School Mu’allimin Muhammadiyah dengan pengasuhan penuh dari pihak sekolah.

BANJARMASIN - Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) 4 Banjarmasin menggelar peresmian Kantor Layanan (KL) Lazismu Masjid Al Jihad Kota Banjarmasin pada Jum’at (18/12) di Halaman SD Muhammadiyah 8 dan 10 Kota Banjarmasin.
Kegiatan ini dihadiri oleh beberapa jama’ah Masjid Al Jihad, para guru SD Muhammadiyah 8 dan 10, Lazismu se-Kota Banjarmasin, Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, dan tamu undangan. Mereka yang hadir tetap melaksanakan protokol kesehatan seperti mencuci tangan terlebih dahulu, menggunakan masker, serta menjaga jarak.
Dilansir dari menara62, secara khusus KL Lazismu Masjid Al Jihad ini diresmikan oleh Walikota Banjarmasin Ibnu Sina, S.Pi., M.Si. ditandai dengan penandatanganan prasasti pendirian.
Walikota dalam sambutannya menyampaikan atas nama pemerintah Kota Banjarmasin penghargaan dan apresiasi setinggi-setingginya atas pergerakan Lazismu di Kota Banjarmasin.
“Pemerintah sangat terbantu apalagi alhamdulillah kali ini diresmikan pula Kantor Layanan Lazismu Al Jihad. Semoga nilai-nilai kebaikan yang ada pada lingkungan Masjid Al Jihad ini terus dan mampu membawa kebaikan di Kota Banjarmasin,” ujarnya.
Sementara itu, Taufik Hidayat, Ketua PCM 4 Banjarmasin menjelaskan bahwa sudah lama menginginkan pendirian Kantor Layanan Lazismu di Masjid Al Jihad dan hari ini dapat terealisasi.
Ia menyebut bahwa Masjid Al Jihad sebelumnya sudah banyak melakukan kegiatan-kegiatan sosial yang penerimanya sudah sampai luar Kota Banjarmasin. Misalnya memberikan sumbangan untuk kebakaran di Kotabaru yang disalurkan melalui Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan.
“Selain itu ada pula dalam penyelenggaraan kematian di sini kami menyediakan pemandian hingga penguburan jenazah secara gratis kepada masyarakat yang memerlukan. Masjid ini juga sudah memiliki ambulan, beberapa buah mobil, bahkan baru saja menerima hibah Toyota Alphard,” jelas Taufik.
Umransyah Alie, M.H., Ketua Badan Pengurus Lazismu Kalimantan Selatan juga mengapresiasi terbentuknya KL Lazismu Al Jihad di PCM Kota Banjarmasin. Ia berharap agar Kantor Layanan ini mampu menyelesaikan isu-isu kemanusiaan.
Selain dilaksanakan penandatangan prasasti peresmian Kantor Layanan, pada akhir acara juga dilaksanakan penyerahan bantuan dari Lazismu kepada Ahmad Rifani, guru SD Muhammadiyah 8 dan 10 yang mengalami musibah kebakaran. Bantuan ini dihimpun oleh Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan serta berasal dari jama’ah Masjid Al Jihad dan siswa SD Muhammadiyah 8 dan 10.
Pembentukan KL Lazismu Masjid Al Jihad Kota Banjarmasin ini dalam rangka optimalisasi penghimpunan zakat, infaq, dan sedekah (ZIS) di Kota Banjarmasin, khususnya untuk Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) berupa masjid serta penguatan kelembagaan di Muhammadiyah. Selain itu, KL Lazismu Masjid Al Jihad Kota Banjarmasin diharapkan dapat menjadi percontohan pengelolaan dana ZIS untuk AUM masjid di Kalimantan Selatan.

YOGYAKARTA - PT Bank BRISyariah Kantor Cabang Yogyakarta bersama Lazismu DI Yogyakarta menandatangani Memorandum of Understanding (MoU) di kantor Cabang BRISyariah Yogyakarta.
MoU tersebut ditandatangani oleh Kurniawan, Pimpinan Cabang Bank BRISyariah KC Yogyakarta dan Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah D.I. Yogyakarta Cahyono, S.Ag. Jum’at (18/12).
Dilansir dari laman resmi Lazismu DIY, Kurniawan berharap agar Lazismu DIY bersama BRISyariah dapat menjalin kerja sama dalam memaksimalkan penghimpunan zakat, infaq, dan shodaqoh melalui media dan jejaring yang dimiliki oleh Bank BRISyariah.
"Kita punya mobile banking, pemasangan nomor rekening atau QRIS di seluruh ATM BRISyariah, memasang standing banner Lazismu di kantor dan lain-lain. Semoga kerja sama ini terjalin melalui MoU," jelasnya.
Selain itu, Lazismu juga bisa melakukan kerja sama dalam penyaluran CSR Bank BRISyariah, kerjasama penyaluran zakat, Infaq karyawan BRISyariah, atau Lazismu bisa mengisi pengajian-pengajian di BRISyariah.
Kurniawam mengaku akan menjadi donatur pertama dari BRISyariah, sehingga bisa menjadi contoh bagi karyawan-karyawan BRISyariah lainnya..
Melihat hal tersebut, Cahyono mengucapkan terima kasih atas kepercayaan BRISyariah kepada Lazismu DIY. Ia juga menyampaikan penghormata dan penghargaan kepada BRISyariah.
Ia menyebut 6 Pilar Program Lazismu akan menjadi program unggulan yang disinergikan antara BRISyariah KC Yogyakarta dengan Lazismu DI. Keenam pilar tersebut adalah Ekonomi, Kesehatan, Pendidikan, Dakwah, Sosial Kemanusiaan, dan Lingkungan.
"Terimakasih Bapak Kurniawan, selaku Pimpinan dan Keluarga Besar BRISyariah KC Yogyakarta, atas amanat dan kepercayaanya, semoga kerjasama ini mendatangkan kemaslahatan dan keberkahan untuk BRISyariah dan ummat," tutupnya.

PACITAN - Kebakaran rumah menimpa Mbah Tuminah, warga Dusun Sriten, Desa Gembuk, Kecamatan Kebonagung, Kabupaten Pacitan pada Ahad (15/11). Mendengar kabar berikut, Lazismu dan Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pacitan membantu merehabilitasi rumah Mbah Tuminah.
Ketua Muhammmadiyah Disaster Management Center (MDMC) Pacitan, Agus Hadi Prabowo menyampaikan sebenarnya kebakaran rumah ini bersamaan dengan kejadian longsor di Desa Gembuk. Baru pada hari Minggu (20/12) relawan MDMC Pacitan bersama masyarakat bisa memperbaiki rumah yang terbakar tersebut.
“Rumah Mbah Tuminah ini hampir luput dari perhatian kita. Karena awalnya kita fokus pada bencana longsor yang menghancurkan beberapa rumah dan tempat usaha. Apalagi lokasi kebakaran jauh dan cukup terpencil,” ujarnya sebagaimana dilansir dari pwmu.
Sementara itu Mbah Tuminah menyampaikan rumah yang terbakar ini sebenarnya milik keponakannya Andi Susanto. Mbah Tuminah (65) diminta untuk tinggal dan menjaga rumah tersebut.
“Anak saya Sogiman dan keponakan saya pergi merantau ke Sumatera dan Kalimantan,” tutur Mbah Tuminah kepada pwmu.
Sebelumnya Mbah Tuminah tinggal di rumahnya sendiri di Desa Sanggrahan yang berbatasan langsung dengan Desa Gembuk ini. “Sebenarnya beliau punya rumah sendiri di Desa Sanggrahan yang berbatasan dengan Desa Gembuk. Tetapi karena rumah ini kasihan kalau dikosongkan, maka kemudian beliau pindah kesini,” kata Gunarto, anggota Kokam yang tinggal tidak jauh dari lokasi.
Kebakaran ini, lanjut Gunarto, sebenarnya bersamaan dengan hujan deras yang terjadi pada Ahad sore (15/11/20). Karena takut longsor, maka Mbah Tuminah mengungsi ke rumah tetangganya yang lebih aman.
“Mungkin karena tergesa-gesa saat mengungsi, api di tungku dapur rumahnya belum dimatikan dengan sempurna. Sehingga tidak lama kemudian tetangga yang lain berteriak-teriak melihat asap yang membumbung dari dapur dan sebagian ruang keluarga,” paparnya
“Masyarakat yang mencoba memadamkan api, bisa menyelamatkan bagian rumah yang lain dengan menghancurkan atap dan kayu penghubung antara ruang keluarga dengan dapur,” tambahnya.
Agus Hadi Prabowo menambahkan setelah MDMC melakukan koordinasi dengan Kepala Desa Gembuk dan dibantu penggalangan dana oleh Lazismu Pacitan, kami mencoba merehab rumah ini meskipun sekadar bisa tertutup dan bisa ditinggali dahulu.
“Hal ini dilakukan karena MDMC dan Lazismu juga harus berbagi konsentrasi membantu penanganan rehab/rekon korban longsor. Untuk pembangunan hunian sementara (huntara) korban longsor masih berlanjut dengan melibatkan relawan dengan dana dari pemerintah,” jelasnya.
Selengkapnya baca disini.

ACEH UTARA - Lazismu Kabupaten Bireuen menyalurkan bantuan berupa rendangmu sejumlah 2 dus dan 15 paket sembako untuk korban banjir di Kabupaten Aceh Utara, Rabu (23/12).
Beberapa hari lalu, Kecamatan Lhoksukon, Kabupaten Aceh Utara dilanda banjir. Lhoksukon merupakan tempat pemukiman padat perkotaan sekaligus ibu kota Kabupaten Aceh Utara.
Dilansir dari juangsurya.com, wilayah yang cukup parah terdampak salah satunya adalah area Masjid Agung Lhoksukon. Wilayah ini yang menjadi salah satu lokasi penyaluran bantuan dari Lazismu.
Ketua Lazismu Bireuen, Fajar Ardiansyah, menyebut bahwa selain di area Masjid Agung, penyaluran juga dilakukan di Panti Asuhan Muhammadiyah Lhoksukon dan Kantor Geuchik Lhoksukon. Bantuan ini disalurkan kepada masyarakat yang terdampak.
Spesialnya, paket rendangmu daging korban yang dikemas di Jawa Timur tersebut bisa dimakan siap saji oleh penerima manfaat tanpa harus dimasak terlebih dahulu.
Masyarakat mengaku terharu dan berterima kasih atas bantuan Lazismu. “Kami merasa haru dan sangat terbantu dengan bantuan rendangmu dan sembako yang diberikan oleh Lazismu Bireuen. Bantuan ini bisa kami gunakan untuk pemenuhan kebutuhan sehari-hari anak yatim kami,” ujar salah satu pengurus Panti Asuhan Muhammadiyah Lhoksukon.

BANJAR - Lazismu Kabupaten Banjar menggelar Workshop Amil Dasar (WAD) untuk pertama kalinya. Kegiatan ini diselenggarakan pada Kamis dan Jumat (24-25/12) berbarengan dengan libur nasional di MTs Muhammadiyah Martapura.
Ginanjar, Direktur Lazismu Banjar menyebut bahwa WAD diikuti oleh sekitar 20 orang lebih yang terdiri dari perwakilan KL (Kantor Layanan) yang ada di Kabupaten Banjar maupun perwakilan utusan dari Lazismu daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan.
"Memang kegiatan ini seharusnya sekitar tiga hari lebih dan pesertanya bisa lebih dari ini. Tetapi mengingat adanya pandemi Covid-19 kita harus taat kepada protokol kesehatan yang ada," ujarnya.
Dilansir dari al-ashr.id, pembukaan WAD dihadiri oleh Hasbi Rivani, Ketua Umum Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banjar. Dalam sambutanya ia mengajak peserta untuk tetap waspada mematuhi protokol kesehatan dan menjaga imunitas tubuh pada saat kegiatan.
"Lazismu harus menjadi brand Muhammadiyah pada ranah sosial. hal ini menjadi bermanfaat baik kepada warga Persyarikatan Muhammadiyah maupun masyarakat secara keseluruhan karena hal ini bentuk dari pelayanan sosial masyarakat dari Muhammadiyah," jelasnya.
Selain itu hadir pula Manajer Lazismu Kalimantan Selatan, Hendra Setiawan. Hendra yang membuka acara WAD secara resmi. Melalui sambutanya, ia berpesan agar acara workshop ini menjadi spirit awal untuk bekal dalam bekerja di Lazismu secara baik dan benar.
Tidak hanya pesan untuk peserta, tetapi Hendra Setiawan juga mengatakan bahwa Lazismu Kabupaten Banjar merupakan tolak ukur dan role model untuk Lazismu di daerah lain yang ada di Kalimantan Selatan untuk melaksanakan WAD, agar ada pemerataan legalitas dan profesionalitas amil di dalam tubuh Lazismu.

