

KABUPATEN TASIKMALAYA -- Mengangkat tema "Gerakan Kebaikan untuk Semua", Lazismu Wilayah Jawa Barat menggelar kegiatan Lazismu Goes to Campus. Acara ini menjadi yang ketiga kalinya setelah sebelumnya diadakan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung). Kegiatan yang berlangsung meriah pada Rabu (30/05) ini bertempat di Graha Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS).
Dalam sambutannya, Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Barat, Endang Mahbub mengatakan, tujuan kegiatan ini adalah mengenalkan tentang Lazismu sekaligus memberikan ilmu baru kepada mahasiswa terkait zakat dan ekonomi syariah. "Kita akan memberikan literasi tentang pentingnya bagaimana pengelolaan keuangan syariah. Semoga kegiatan ini bisa memberikan nilai manfaat yang menambah informasi," harapnya.
Endang menambahkan, selain mengenalkan Lazismu, kegiatan ini juga menjadi jalan untuk mengajak kepada kebaikan oleh Lazismu Wilayah Jawa Barat. "Sesuai di Q.S. Ali Imran ayat 104, bahwa jika ingin menjadi umat yang terbaik, maka harus terus tanpa henti mengajak kebaikan. Itulah upaya kita mengajak seluruh civitas akademika terus bergerak membuat kebaikan-kebaikan," imbuhnya.
Sementara itu, Rektor UMTAS, Neni Nuraeni memberikan apresiasi kepada Lazismu Wilayah Jawa Barat yang mau untuk bekerja sama dengan UMTAS. "Mudah-mudahan dengan kerja sama ini bisa membawa kebaikan dan menyelesaikan masalah di dalam masyarakat. Terima kasih sudah memilih kami untuk menjadi mitra," ungkapnya.
Lazismu Goes to Campus ini diisi seminar dengan pemaparan materi menyangkut Zakat dan Ekonomi Syariah. Pemateri pertama adalah Reza Priyana dari Bank Syariah Indonesia (BSI) yang memaparkan materi "Ekonomi Syariah", dilanjutkan oleh Widyani Rochmatin yang membawakan materi "Literasi Zakat Generasi Millenials". Acara ini juga dimeriahkan oleh penampilan Stand Up Comedy dari Zahra Petani yang merupakan komika alumnus pesantren Darul Arqam Garut.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Mohammad Aqbil]

KABUPATEN TASIKMALAYA -- Kegiatan Lazismu Goes to Campus yang digelar oleh Lazismu Wilayah Jawa Barat juga dimeriahkan dengan penyerahan beasiswa. Acara ini berlangsung di Graha Universitas Muhammadiyah Tasikmalaya (UMTAS) pada Rabu (30/05). Tujuannya adalah mengenalkan tentang Lazismu sekaligus memberikan ilmu baru kepada civitas akademika UMTAS terkait zakat dan ekonomi syariah.
Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Barat, Endang Mahbub berharap agar ke depannya pihaknya bisa memberikan lebih banyak manfaat bagi UMTAS. "Doakan kami bisa tumbuh lebih besar lagi, sehingga beasiswa untuk mahasiswa UMTAS juga bisa lebih banyak lagi," ucapnya.
Rektor UMTAS, Neni Nuraeni dalam sambutannya menyambut baik bantuan beasiswa yang diberikan oleh Lazismu Wilayah Jawa Barat kepada para mahasiswanya ini. "Alhamdulillah Ini sangat membantu dan memotivasi bagi mahasiswa kami," ujarnya.
Neni pun berkeinginan agar kerja sama seperti ini dapat terus konsisten dilakukan. "Kita ke depannya semoga bisa terus berkolaborasi untuk kegiatan-kegiatan ke depan bersama UMTAS," tuturnya.
Lazismu Goes to Campus kali ini adalah yang ketiga kalinya, setelah sebelumnya diadakan di Universitas Muhammadiyah Sukabumi (UMMI) dan Universitas Muhammadiyah Bandung (UM Bandung). Tema yang diangkat adalah "Gerakan Kebaikan untuk Semua". Selain menyelenggarakan seminar, pada kegiatan tersebut juga dilakukan penyerahan Beasiswa Sang Surya untuk 10 mahasiswa UMTAS dari Lazismu Wilayah Jawa Barat.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Mohammad Aqbil]

KABUPATEN SIDOARJO -- David Lesmana merupakan seorang penyandang disabilitas. Lelaki berusia 43 tahun ini tidak bisa melihat. Bukan sejak lahir, namun setelah operasi mata yang pernah dijalaninya mengalami jalan buntu.
Amil Lazismu Kabupaten Sidoarjo, Yekti Pitoyo yang telah mengunjungi kediaman David pada Sabtu (25/05) di Jalan Kenongo RT. 05, RW. 02, Desa Kenongo, Kecamatan Tulangan, Kabupaten Sidoarjo menceritakan, penglihatan bapak tiga anak itu mulai berkurang pasca operasi yang dijalani pada tahun 2014. Operasi tersebut dilakukan karena matanya minus 16. Hingga tahun 2016, ia sama sekali tidak bisa melihat dan hanya menangkap cahaya saja.
"Dulu ketika penglihatannya masih normal beberapa kali pindah pekerjaan. Pernah menjadi sopir, kerja di mesin bubut, juga pernah jadi tukang las," terang Yekti.
David hanyalah tamatan SMP. Dengan kondisi tersebut, perkerjaan apapun ia lakoni. Seperti menjadi sopir, tukang las, hingga bekerja menjalankan mesin bubut. Pekerjaan terakhir yang berhenti dijalani akibat kecelakaan kerja, cedera tangan mengakibatkan dua jari tengah dan manis terpotong.
Meski kehilangan penglihatan, ungkap Yekti, David tidak patah arang. Sejak tahun 2017, ia dan istrinya kemudian mengelola usaha makanan di depan rumahnya. Warung bernama Lumintu tersebut buka setelah waktu maghrib hingga subuh. Menu yang dijual adalah masakan khas Warung Tegal (warteg) misal nasi kuning, nasi campur, rawon, aneka lauk pauk seperti ayam goreng, perkedel, tempe, dan lainnya.
"Kelebihan warung makannya dibandingkan yang lain adalah harga terjangkau, pilihan menu yang beraneka, dan pembeli bebas mengambil sendiri lauk pauknya. Warung David tidak pernah menolak pembeli apabila ingin membeli nasi atau lauk saja. Pelanggan pun semakin banyak, bahkan dari luar kota seperti Mojokerto dan Pasuruan," ungkap Yekti.
Warung Lumintu awalnya hanya menghabiskan beras sebanyak 2 kilogram. Seiring dengan berjalannya waktu, warung ini semakin laris sehingga rata-rata sehari menghabiskan beras hingga 15 kilogram. Dengan semakin meningkatnya pelanggan, warung tersebut otomatis membutuhkan tambahan peralatan. David berkeinginan untuk memiliki kompor bros dua tungku. Kompor ini merupakan kompor gas khusus yang digunakan untuk usaha makanan. Api dari kompor tersebut memiliki api yang menyembur sehingga dapat mempercepat proses memasak sehingga mampu menangani pesanan dalam jumlah besar.
Melalui bantuan program Pemberdayaan UMKM Binaan Lazismu Kabupaten Sidoarjo. David mendapatkan bantuan dalam kategori Keluarga Disabilitas. Program ini merupakan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah yang dijalankan oleh Lazismu Kabupaten Sidoarjo.
"Dengan kondisi penglihatannya, David tetap semangat menjalankan bisnisnya. Setiap pukul tiga dini hari bersama anak pertamanya, ia kulakan ke pasar berjalan kaki dengan dituntun. Kebetulan jarak rumah dan pasar sekitar 500 meter," tutup Yekti.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Yekti Pitoyo]

KABUPATEN TASIKMALAYA -- Pesantren Muhammadiyah Al-Furqon yang terletak di Singaparna, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat menggelar Baitul Arqam Purnastudi. Baitul Arqam Purnastudi berlangsung selama tiga hari, terhitung dari tanggal 28-30 Mei 2024 di Gedung Al-Furqon Sport Center (ASC). Acara pembukaan dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Tasikmalaya dan jajarannya serta para pengasuh dan ustadz-ustadzah pesantren Muhammadiyah Al-Furqon.
Berdasarkan surat yang dilayangkan kepada Lazismu, Baitul Arqam Purnastudi untuk para santri tersebut menghadirkan narasumber Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais. Mudir Pesantren Al-Furqon Muhammadiyah, Uum Syarif Usman mengatakan, standar kompetensi santri yang ditetapkan tidak hanya diidentikkan sebagai seseorang yang menuntut ilmu di pesantren dan dianggap sebelah mata.
"Tetapi justru dengan bekal ilmu yang diperolehnya dari pesantren, santri bisa menjadi jauh lebih sukses daripada orang lain yang tidak pernah mengemban ilmu di pesantren," tutur Uum.
Dengan demikian, peserta dapat menghayati bahwa menjadi seorang santri adalah suatu kebanggaan yang bisa membawa kesuksesan di dunia dan akhirat. Indikator keberhasilannya setelah mengikuti Baitul Arqam Purnastudi ini adalah diharapkan santri dapat memahami perannya dalam kehidupan bangsa.
Di samping itu, sebagai indikator lainnya peserta menyadari bahwa sebagai warga negara yang sedang menjalankan misi menuntut ilmu adalah individu yang perannya sebagai aset berharga dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Oleh karena itu, peserta dapat menjadi teladan sekaligus bisa mengisahkan kisah-kisah suksesnya yang dapat memberi inspirasi dalam kehidupan.
Yang paling penting adalah sambung Syarif Usman, setelah tamat dari pesantren dapat memanfaatkan keilmuannya. Tradisi yang pernah dilakukan di pesantren pun dapat menjadi keteladanan di dalam keluarga dan masyarakat.
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais yang menyampaikan materi Diaspora Santri dalam Kehidupan Bangsa, mengingatkan bahwa fungsi dan peran santri dalam kehidupan bangsa adalah penting. "Sebagai santri sejatinya harus bangga. Banyak kisah yang sudah ditorehkan oleh para santri sehingga menjadi teladan sukses, khususnya di lingkungan Muhammadiyah," paparnya.
Dalam pesannya, Rais juga mengajak para santri jika lulus dari pesantren dapat melanjutkan ke jenjang pendidikan yang lebih tinggi. "Santri bisa berdiapsora menuntut ilmu, baik di dalam dan di luar negeri, dan bisa memberikan sumbangsihnya terhadap Muhammadiyah," kata peraih gelar master Hubungan Internasional University of Melbourne ini.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

KABUPATEN CILACAP -- Hijrah untuk kembali ke jalan yang benar bukan perkara mudah. Dibutuhkan niat yang tulus dan konsistensi dalam melakukannya. Namun hal itu bukan halangan bagi empat orang narapidana terorisme (napiter) Nusakambangan saat akan menjalani kehidupan normal kembali.
Menyongsong hari kebebasannya, empat orang napiter tersebut menghapus tatonya pada Kamis (19/05) sebagai ikhtiar untuk kembali kepada keluarga dalam kondisi terbaik. Program Hapus Tato ini terlaksana berkat sinergi antara Lapas High Risk Pasir Putih, Direktorat Idensos Densus 88 AT Polri, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Cilacap, Lazismu Kabupaten Cilacap, dan Indonesian Islamic Business Forum (IIBF) Cilacap.
Kegiatan yang diinisiasi oleh Direktorat Idensos Densus 88 AT Polri ini adalah bagian dari deradikalisasi napiter. Deradikalisasi sendiri merupakan upaya mengembalikan pemahaman yang salah, membangun keharmonisan bangsa dengan mereduksi paham kekerasan. Tiga orang dari empat napiter tersebut adalah penghuni Lapas Pasir Putih, sementara satu orang lainnya merupakan penghuni Lapas Kembangkuning.
Menurut Katim II Idensos Nusakambangan Densus 88 AT Polri, Iwan Zuli, pihaknya melakukan berbagai pendekatan dalam program deradikalisasi napiter. Di antaranya adalah pendekatan ideologi, psikososial, serta ekonomi. Salah satu pendekatan ideologi yang disebutkan adalah dengan menggandeng PDM Cilacap.
"Selain menyiapkan napiter untuk kembali ke masyarakat, kami juga melakukan intervensi terhadap lingkungan tempat tinggal napiter agar bisa menerima mereka kembali," ungkap Iwan.
Sementara itu, Habib Ghozali selaku Ketua PDM Cilacap yang ikut dalam rombongan tersebut menyambut baik kerja sama antara PDM dan Densus 88 AT Polri dalam rangka deradikalisasi napiter ini. Ia juga diminta untuk bertemu langsung dengan beberapa napiter yang akan bebas. "Ini menjadi bagian dari dakwah kita," tegasnya.
Dukungan terhadap program Hapus Tato ini disampaikan oleh Manajer Lazismu Kabupaten Cilacap, Budi Santoso. "Lazismu berupaya sebaik mungkin untuk bekerja sama dengan Densus 88 sebagai bentuk tanggung jawab sosial Lazismu," tutupnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

JAKARTA -- Majelis Telkomsel Taqwa (MTT) dan Lazismu menandatangani perjanjian kerja sama dalam penyaluran hewan kurban. Penandatanganan perjanjian kerja sama itu diwakili oleh Ketua Umum MTT, Herdin Hasibuan dan Ibnu Tsani selaku Direktur Utama Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah. Acara ini berlangsung di Gedung Telkomsel Smart Office, Jakarta (27/05).
Herdin Hasibuan selaku Ketua Umum MTT mengatakan bahwa ini adalah program rutin yang dilakukan setiap tahun, terutama memasuki momen Idul Adha. "Kami sangat bahagia dapat berkolaborasi dan terima kasih atas kedatangannya," ujarnya.
Lebih lanjut, Herdin mengatakan dari amanah jamaah yang dititipkan kepada kita semua, berharap jamaah senang bisa disalurkan secara tepat sasaran. "Semoga program kali ini bisa lebih baik dari tahun sebelumnya, dan berjalan lancar sesuai rencana di awal," paparnya.
Sebagai perusahaan teknologi digital MTT adalah organisasi kerohanian Islam di lingkungan Telkomsel yang bersifat terbuka dan independen. Sejak tahun 1997, kegiatan-kegiatan dakwah karyawan dilakukan di seluruh Indonesia. Termasuk di dalamnya kegiatan pengadaan dan penyaluran hewan kurban yang dihimpun dananya dari seluruh karyawan Telkomsel dan dikelola oleh MTT secara modern dan profesional.
Sementara itu, Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Ibnu Tsani mengucapkan terima kasih atas kolaborasi yang dilakukan ini. Program tahunan bersama dengan MTT terutama program penyaluran kurban akan dilakukan Lazismu dalam program Qurbanmu.
Program Qurbanmu sendiri merupakan program pengadaan dan penyaluran hewan kurban yang dilakukan oleh Lazismu secara nasional. Sebagai brand, Qurbanmu dikemas dalam makanan siap saji berupa Rendangmu dan daging segarnya dibagikan di kantong-kantong kemiskinan baik di desa dan di kota secara tepat sasaran.
Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Direktur Penghimpunan dan Kerja Sama Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Muktiono. Selain Lazismu juga terdapat lembaga filantropi lainnya seperti Rumah Zakat, LazisNU, BMM, dan BAZNAS yang hadir dalam penandatanganan kerjasama tersebut.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

