

KABUPATEN SLEMAN -- Lazismu Kabupaten Sleman menggelar Rapat Kerja Daerah (Rakerda) yang bertempat di Pondok Pesantren Modern Muhammadiyah Boarding School (PPM MBS) Yogyakarta. Agenda ini diikuti oleh 80 peserta yang berasal dari Kantor Layanan (KL) Lazismu se-Kabupaten Sleman. Tema yang diangkat adalah "Kontribusi Ekonomi Sirkular dalam Pencapaian SDGs".
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Sleman, Sinta Brata menyampaikan bahwa kegiatan Rakerda kali ini diikuti oleh para mitra terkait. Kehadirannya akan diikuti dengan presentasi dan ditindaklanjuti dengan kerja sama. Ia pun mengingatkan kepada amil Lazismu agar berpegang pada dua hal. "Lazismu harus senantiasa berpegang pada dua hal yakni proses dan progress," sebutnya.
Mewakili Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Sleman, H. Irfan Harris yang hadir dalam acara pembukaan memberikan amanat kepada ami Lazismu se-Kabupaten Sleman. "Sebelum berangkat ke sini, saya membaca topik ekonomi sirkular. Kalau melihat Muhammadiyah itu cukup berat. Apakah bisa Muhammadiyah menjalanlan ekonomi seperti itu. Mempertahankan nilai produk itu bersirkulasi tidak merusak sistem, tidak merusak alam dan berkelanjutan," ujarnya.
Dalam sambutannya, Harris mengangkat sebuah kisah. "Di zaman Rasullah dulu, Baitul Maal benar-benar memperhatikan orang-orang yang membutuhkan saat itu. Kita ini di Lazismu baik di tingkat wilayah sampai dengan tingkat cabang. Rasullah kala itu bisa mencukupi fakir miskin sampai satu tahun. Sanggupkah Lazismu mencukupi selama satu tahun? Kalau sanggup ini akan menjadi luar biasa, kita bisa terus menyantuni fakir miskin dengan beras dan sembako per bulan," ungkap Harris pada acara yang berlangsung Sabtu (17/02) tersebut.
Dalam amanatnya, Harris berpesan bahwa ada 3 hal yang harus dikelola dan terus diperbaiki. Pertama tata kelola organisasi. Artinya, Lazismu tidak boleh bergerak sendiri, harus bersinergi bersama PDM. Kedua, Lazismu harus terus bergerak dan memperbaiki tata kelola usaha. Artinya, dalam penggalian dana dan pentasarufan harus sesuai syariah. Ketiga, Lazismu harus terus maju dan memperbaiki tata kelola keuangan dengan memperoleh predikat Wajar Tanpa Pengecualian (WTP) dengan menjalani audit keuangan.
"Kita wajib WTP karena setiap transaksi kita harus dipertanggungjawabkan dan tidak boleh lupa dalam pencatatan," pungkas Harris.
Sementara itu, Ustadz Rahmat selaku Wakil Direktur PPM MBS Yogyakarta mengucapkan selamat atas terlaksananya kegiatan ini. Ia juga menceritakan perkembangan KL Lazismu MBS yang saat ini tidak hanya berkembang dari sisi pendidikan, tetapi juga berkembang ke layanan yang lain dan semakin bermanfaat untuk umat. Ia pun berharap agar acara ini dapat menghasilkan rumusan yang menginspirasi dan bermanfaat bagi umat.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

KABUPATEN PURWOREJO -- Perubahan iklim ekstrem dan kepedulian terharap lingkungan untuk ekosistem yang berkelanjutan menjadi fokus utama dalam kegiatan penanaman pohon yang dilakukan oleh Lazismu Kabupaten Purworejo. Bertempat di pesisir Pantai Keburuhan, Desa Keburuhan, Kecamatan Ngombol, Kabupaten Purworejo. Melalui Pilar Lingkungan Lazismu, 100 bibit pohon Cemara Laut ditanam secara bersama-sama oleh semua peserta dan masyarakat setempat.
Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Purworejo, H. Pudjiono dalam sambutannya menyampaikan, penanaman pohon ini sebagai upaya dalam menjaga lingkungan alam dan menyelamatkan generasi yang akan datang. Kegiatan ini pun sekaligus mewujudkan Risalah Islam Berkemajuan dalam rangka mewujudkan masyarakat yang sebenar-benarnya menuju Islam yang rahmatan lil 'alamin. Ia juga menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah mendukung kegiatan yang berlangsung pada Ahad (18/02) ini.
"Alhamdulillah atas nikmat dan karunia Allah SWT, Lazismu PDM Purworejo melaksanakan Gerakan Penanaman Pohon sebagai mana instruksi Lazismu PWM Jawa Tengah. Setidaknya kita memberikan, membela dan memahami, bahwa yang harus menjaga lingkungan kita adalah kita. Sekalipun tanaman yang kita tanam bukan tanaman yang produktif, tapi setidaknya akan meningkatkan suhu dan iklim yang bagus, terutama untuk kejernihan udara," ujar Pudjiono.
Selain itu, Pudjiono juga menyampaikan bahwa dengan adanya gerakan ini Muhammadiyah menjadi pelopor dan inisiator atas kepeduliannya terhadap lingkungan. Harapannya, gerakan ini akan diikuti oleh kelompok atau komunitas lainnya.
Sementara itu, Wiyoto Hardjono selaku Kepala Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan Kabupaten Purworejo sangat mengapresiasi kegiatan tersebut. Menurutnya, ada tiga alasan. Pertama, kegiatan tersebut sangat mendukung indeks tutupan lahan Kabupaten Purworejo yang semakin lama cenderung semakin turun. Kedua, kegiatan ini sangat bermanfaat untuk antisipasi perubahan iklim karena setiap penanaman pohon akan menurunkan suhu bumi. Ketiga, kegiatan ini sebagai edukasi kepada masyarakat untuk mencintai alam.
"Indeks Kualitas Lingkungan Hidup (IKLH) terdiri dari 3 indikator yaitu indeks kualitas air, indeks kualitas udara, dan indeks tutupan lahan. Artinya, adanya program Penanaman Pohon ini mempunyai 2 keuntungan sekaligus yang kita dapatkan, yaitu meningkatkan indeks kualitas udara dan indeks tutupan lahan," terang Wiyoto Hardjono.
Lebih lanjut, Wiyoto Hardjono menuturkan, di Kabupaten Purworejo indeks tutupan lahan mencapai 45 sehingga kegiatan ini sangat bagus untuk kelanjutan lingkungan. "Kegiatan ini tidak hanya dinikmati kita, tapi juga anak cucu kita dan juga sebagai upaya kita untuk menjaga lingkungan alam yang kita tempati," ungkapnya.
Pada kegiatan ini, selain menggandeng PDM Purworejo, Lazismu Kabupaten Purworejo bekerja sama dengan Dinas Lingkungan Hidup dan Perikanan Kabupaten Purworejo, dan Pemerintah Desa Keburuhan. Untuk internal persyarikatan, Lazismu Kabupaten Purworejo juga berkolaborasi dengan Lembaga Resiliensi Bencana (LRB) atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Purworejo, serta Majelis Pemberdayaan Masyarakat dan Lingkungan Hidup (MPM-LH) Muhammadiyah Purworejo.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

KOTA TANGERANG SELATAN -- Lazismu resmi meluncurkan program Ramadhan 1445 H. Acara ini juga dikemas dengan "Kick Off" kampanye program Back to Masjid Lazismu seluruh Indonesia yang dilaksanakan pada Sabtu (02/03) di Saung Jingga Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten. Kegiatan ini diikuti secara daring oleh Lazismu Kantor Wilayah dan Daerah se-Indonesia serta perwakilan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Lazismu Wilayah Banten, Lazismu Kota Tangerang Selatan, Lembaga Dakwah Khusus (LDK) PP Muhammadiyah, dan para penerima manfaat program yang hadir langsung di lokasi.
Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Arif Jamali Muis menyampaikan, Ramadhan adalah bulan penyejuk kepada umat Islam, terlebih setelah bangsa ini melewati pesta demokrasi beberapa waktu lalu dengan berbagai macam dinamika di dalamnya. Ramadhan juga akan meningkatkan spiritualitas seorang hamba dalam hubungan dengan Tuhannya.
"Lazismu sebagai lembaga filantropi dan LAZ (Lembaga Amil Zakat) memiliki banyak kepentingan untuk menyemarakkan Ramadhan ini," tegas Arif Jamali Muis.
Pada acara ini, Lazismu PP Muhammadiyah juga memulai kampanye Back to Masjid sebagai salah satu program unggulan Ramadhan. Arif Jamali Muis pun mengingatkan, program ini penting bagi persyarikatan sebagai sarana pemberdayaan yang dimulai dari masjid. "Masjid sebagai pusat peradaban. Kegiatan-kegiatan pemberdayaan masyarakat berangkat dari masjid, termasuk berbagai kegiatan pendukung lainnya," ungkapnya.
Lazismu, lanjut Arif Jamali Muis, harus berkolaborasi dengan bergandengan tangan bersama majelis, lembaga, dan ortom di persyarikatan. Pihaknya pun mengajak kepada majelis, lembaga, dan ortom tersebut untuk turut terlibat dalam menyukseskan program Ramadhan 1445 H yang dijalankan oleh Lazismu.
"Ketika Ramadhan, potensi masyarakat untuk menunaikan zakat, infak, dan sedekah tentu menjadi sangat tinggi. Ini menjadi peluang bagi Lazismu seluruh Indonesia untuk menangkap kesempatan itu agar hasilnya dapat kita pergunakan dengan sebaik-baiknya bagi kemakmuran umat Islam," pesan Arif Jamali Muis.
Direktur Penghimpunan dan Kerja Sama Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Muktiono menjelaskan, pada Ramadhan 1445 H, beragam kegiatan Lazismu se-Indonesia akan dititikberatkan pada 6 program khusus, yaitu Tebar Takjil, Back to Masjid, Pesantren Mualaf, Pesantren Lansia, Kado Ramadhan, dan MudikMu Aman. Terkait kampanye program Back to Masjid yang dimulai secara nasional hari ini, Lazismu memberikan bantuan untuk persiapan kepada masjid dan mushola dalam menyambut bulan suci Ramadhan.
"Program ini menyentuh para penerima manfaat secara langsung yaitu masjid dan mushola yang perlu mendapatkan perhatian, seperti perbaikan-perbaikan minor. Misal perbaikan toilet, pengecatan, atau fasilitas lainnya seperti sajadah, pengeras suara, dan lain sebagainya," sebut Edi.
Program Ramadhan 1445 H Lazismu, harap Edi yang menjadi Ketua Pelaksana Ramadhan 1445 H Lazismu, dapat diterima dengan baik oleh para penerima program sehingga dapat mendatangkan manfaat dengan maksimal. Dengan demikian, pelaksanaan ibadah Ramadhan tahun ini juga dapat berjalan dengan maksimal, termasuk ibadah sosialnya. Pada Ramadhan kali ini, Lazismu mematok kenaikan target penghimpunan dari tahun sebelum yaitu Rp. 136.379.338.237,20 menjadi Rp. 105.882.937.804,00 atau sebesar 20 persen.
Sementara itu, Yunus Anis selaku Ketua Saung Jingga menyambut baik bantuan yang diberikan Lazismu. Ia berharap agar program-program Lazismu dapat makin diperluas dari tahun ke tahun agar makin banyak memberikan manfaat untuk umat. Bantuan program Back to Masjid Lazismu sangat berarti, mengingat kondisi Saung Jingga tidak layak digunakan saat hujan tiba akibat atap bocor dan keramik lantai sudah banyak yang pecah.
"Kami merasa sangat bersyukur sekali sebagai tuan rumah dan penerima program bantuan Lazismu yang bekerja sama dengan LDK PP Muhammadiyah. Ini menjadi dukungan yang luar biasa bagi kami sebagai penggiat di Saung Jingga. Mudah-mudahan ini menjadi penyemangat untuk lebih berbuat banyak kepada masyarakat, terutama komunitas pemulung di Saung Jingga," ujar Yunus.
Pada Kick Off Program Back to Masjid ini, Lazismu PP Muhammadiyah menyerahkan bantuan secara simbolis kepada Saung Jingga. Saung Jingga merupakan tempat praktek ibadah seperti salat, belajar Al-Qur'an, serta kajian yang terletak di Kampung Pemulung, Kelurahan Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan. Berdiri sejak 2014 di atas tanah wakaf Muhammadiyah dengan ukuran 6x12 meter, Saung Jingga dikelilingi 60 Kepala Keluarga (30 gubuk) pemulung yang dibangun dari bambu dan triplek.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Fathin Robbani Sukmana]

KABUPATEN SLEMAN -- "Lazismu menggandeng seluruh komunitas untuk hidup berdigdaya," demikian disampaikan oleh Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Muarawati Nur Malinda saat acara Kick Off Program Peningkatan Ekonomi Difabel Melalui Ternak Ayam Petelur Fungsional "Telurmoe" pada Kamis (29/02). Kegiatan ini merupakan bentuk kerja sama Lazismu PP Muhammadiyah dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) PP Muhammadiyah sebagai bentuk kepedulian terhadap para difabel.
Konsep ternak ayam mengedepankan kesejahteraan hewan yang dilakukan oleh MPM PP Muhammadiyah juga mendapatkan apresiasi dari Muarawati. Menurutnya, hal tersebut bagian dari inovasi. Ia pun berharap agar model ini dapat direplikasi di daerah-daerah lainnya.
Muarawati juga mengungkapkan bahwa 70 persen dari dana yang masuk melalui Lazismu PP Muhammadiyah akan digunakan untuk mendukung program pemberdayaan masyarakat dalam jangka waktu yang panjang. "Artinya masyarakat dapat menikmati keuntungan dari program tersebut secara kontinyu," ujarnya.
Selain itu, Lazismu dan MPM memiliki pemahaman yang sama bahwa bantuan yang diberikan tidak karitatif. Muhammadiyah, sambung Muarawati, percaya bahwa bantuan yang diberikan dalam bentuk atau model pemberdayaan akan memberikan daya ungkit dan daya angkat lebih besar untuk meningkatkan kesejahteraan kelompok difabel dan kelompok rentan lainnya.
Dalam sambutannya, Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin mengatakan, pemberdayaan yang dilakukan Muhammadiyah menjangkau seluruh komunitas, tak terkecuali komunitas difabel. Prinsip pemberdayaan tersebut adalah menjadikan mereka sebagai subjek dalam aktivitas pemberdayaan. "Prinsip utama dalam pemberdayaan masyarakat adalah menjadikan masyarakat itu sendiri sebagai subjek dalam setiap aktivitas pemberdayaan," ungkapnya.
Dalam konteks pemberdayaan difabel, sambung Yamin, jalan utama yang dapat ditempuh adalah dengan memberikan mereka ruang gerak serta fasilitas memadai yang mampu menunjang kemandirian. Dengan demikian, komunitas difabel dapat berdaya di atas kaki mereka. Dalam proyek ternak ayam telur fungsional ini, Yamin menjelaskan bahwa kandang didesain oleh MPM PP Muhammadiyah dengan mengedepankan welfare animal atau kesejahteraan hewan. Ayam dipelihara tidak dalam kandang sistem baterai, melainkan diumbar supaya tidak stres dan menjaga metabolisme ayam.
Setiap penyandang disabilitas mempunyai hak dan kesempatan yang sama untuk mendapatkan pekerjaan atau melakukan pekerjaan yang layak. Program ini merupakan langkah Lazismu dan MPM dalam membantu penyandang disabilitas dalam meningkatkan kesejahteraan ekonomi mereka melalui usaha mandiri.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

KABUPATEN BANTUL -- Kolaborasi merupakan faktor penting dalam gerakan kebaikan. Di Kabupaten Bantul, Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluncurkan Rumah Produksi Pengolahan Sampah. Aksi bersama dengan Majelis Pemberdayaan Masyarakat (MPM) ini sebagai bentuk perbaikan lingkungan dan kesehatan, khususnya bagi para pemulung. Kegiatan yang berlangsung pada Kamis (29/02) ini berlangsung di TPA Piyungan, Kabupaten Bantul.
Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Muarawati Nur Malinda dalam sambutannya menjelaskan bahwa Lazismu merupakan satu-satunya Lembaga Amil Zakat (LAZ) yang meletakkan Pilar Lingkungan sebagai sasaran gerakan. Lazismu menganggap lingkungan menjadi masalah mendasar yang dihadapi oleh manusia. "Ini yang menjadi masalah, dan bencana kalau diam saja, kalau Muhammadiyah diam saja. Perilaku kita memilah sampah sejak dari rumah akan membantu menyelamatkan lingkungan," ungkapnya.
Muaramati secara lebih spesifik berharap agar MPM PP Muhammadiyah dapat terus melakukan inovasi untuk menyejahterakan masyarakat. Salah satunya adalah dengan membangun wisata berbasis lingkungan, khususnya pengolahan sampah. Hal ini pun sejalan dengan program pada Pilar Lingkungan Lazismu.
Kelompok Pemulung Mardiko di lokasi ini menjadi penerima manfaat program Lazismu. Nama Mardiko berasal dari Makaryo Adi Ngayogyakarta. Dengan penutupan TPA Piyungan saat ini mengakibatkan hilangnya sumber pekerjaan utama mereka dari hasil pengelolaan sampah dan kondisi tersebut akan menyebabkan masalah sosial ekonomi.
Ketua MPM PP Muhammadiyah, M. Nurul Yamin menuturkan, program ini merupakan usaha transformasi mata pencaharian dari pemulung menjadi pengelola sampah melalui Rumah Produksi Pengolahan Sampah. Usaha tersebut masih memerlukan proses, oleh karena itu sinergi terus dibutuhkan. "Ini sinergi semua pihak yang masih bisa saling melengkapi. Kami berharap Rumah Produksi bukan hanya untuk pengelolaan sampah, tetapi juga edukasi, transformasi dan wisata," ujarnya.
Yamin pun berharap, melalui program ini Muhammadiyah dapat menjadi menjadi pemangku kepentingan yang konsisten dalam memajukan Indonesia. Di antaranya dalam menyehatkan rakyatnya, serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi, khususnya bagi para pelaku usaha pengelolaan sampah.
Sustainable Development Director Danone Indonesia, Karyanto Wibowo mengatakan bahwa kemitraan yang dibangun ini bisa memberikan dampak positif lebih luas kepada Masyarakat. "Melihat dan memahami tantangan yang dihadapi Komunitas Mardiko di TPA Piyungan ini, kami bermitra dengan MPM PP Muhammadiyah untuk berupaya menjadi bagian dari solusi, khususnya pada pengelolaan persampahan di Yogyakarta," sebutnya.
Program ini mendapatkan dukungan dari Danone Indonesia dengan tujuan untuk menjadikan kelompok pemulung jadi bagian yang membangun dan membantu budaya bersih di Yogyakarta. Acara tersebut juga dihadiri oleh perwakilan Dinas Lingkungan Hidup DI Yogyakarta Kusno Wibowo yang juga mendukung program peningkatan kesejahteraan ini.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

JAKARTA -- Tahun 2024 ditandai dengan pelaksanaan pemilihan legislatif dan presiden pada bulan Februari. Ketegangan yang dirasakan mewarnai perjalanan politik negeri ini. Tantangan terbesar adalah isu perpecahan yang terus mengintai.
Semangat bulan suci sebagai pemersatu umat harus dimanfaatkan sebaik mungkin oleh setiap elemen bangsa. Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional memiliki peran penting dalam mewujudkan kebersamaan dalam momentum Ramadhan kali ini. Selain memperkuat inovasi sosial berbasis SDGs, sebagai bentuk kepedulian kepada mereka yang membutuhkan, seluruh kaum muslimin diajak untuk berpartisipasi dalam berbagai program Ramadhan 1445 H yang mengusung tema "Zakat untuk Negeri" dengan menyalurkan zakat, infak, dan sedekah melalui Lazismu.
Pada Ramadhan 1445 H, beragam kegiatan Lazismu se-Indonesia akan dititikberatkan pada 6 program khusus, yaitu Tebar Takjil, Back to Masjid, Pesantren Mualaf, Pesantren Lansia, Kado Ramadhan, dan MudikMu Aman. Melalui keenam program ini diharapkan dapat mengenalkan Lazismu kepada masyarakat luas serta mengajak untuk turut serta terlibat dalam penghimpunan dan penyaluran zakat, infak, dan sedekah. Semarak Ramadhan bersama Lazismu pada tahun politik ini juga diharapkan dapat meredam tensi di tengah masyarakat luas.
Sehubungan dengan itu, Lazismu akan melaksanakan "Event Launching" program Ramadhan 1445 H. Kegiatan ini dirangkai dengan "Kick Off" kampanye program Back to Masjid Lazismu seluruh Indonesia yang rencananya akan dilaksanakan pada Sabtu, 2 Maret 2024 pukul 13.00-15.00 WIB di Saung Jingga Pondok Benda, Kecamatan Pamulang, Kota Tangerang Selatan, Banten dan diikuti secara daring oleh Lazismu Kantor Wilayah dan Daerah se-Indonesia. Acara ini akan dihadiri oleh perwakilan Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Eksekutif, serta para penerima manfaat program.
Back to Masjid merupakan program yang dilaksanakan dalam rangka menyambut datangnya bulan suci Ramadhan dan menyemarakkan kegiatan masjid sebagai pusat dakwah. Ada dua kegiatan yang dilaksanakan dalam program ini, pertama yaitu bersih-bersih masjid dan mushola, termasuk di dalamnya adalah penyediaan perlengkapan sarana ibadah mulai dari mukena, karpet sajadah, pengeras suara, dan lain-lain. Kedua adalah renovasi ringan fasilitas masjid dan mushola yang digunakan sebagai tempat ibadah sehari-hari oleh masyarakat. Renovasi ringan ini meliputi pengecatan tembok masjid dan mushola, tempat wudhu, serta kamar mandi.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

