

Kondisi ini mendorong Lazismu berkolaborasi dengan organisasi Jaga Ginjal Indonesia (JGI), sebuah lembaga beranggotakan pasien gagal ginjal dengan beragam kondisi sosial ekonomi dan status kesehatan. Salah satu bentuk dukungan yang diberikan adalah modal usaha untuk pasien gagal ginjal yang menjadi anggota organisasi tersebut.
Ahad (19/03), Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah mengunjungi booth pameran produk UMKM dari pasien gagal ginjal binaan Lazismu. Acara ini berlangsung di Aula Gedung FKIP UHAMKA, Jalan Tanah Merdeka No.20 Kecamatan Ciracas, Kota Jakarta Timur. Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais beserta Wakil Ketua Barry Aditya didampingi Manajer Retail dan Corporate Fundraising Adi Rosadi hadir dalam pameran yang dirangkai dengan Talk Show dengan tema "Jaga Ginjal Tubuh Sehat Hidup Produktif - Mencegah Gagal Ginjal Dengan Pola Hidup Sehat" ini.
Ahmad Imam Mujadid Rais dan Barry Aditya berbincang langsung dengan para pelaku UMKM dari pasien gagal ginjal, yaitu Suheni dan Stefanus. Kedua mitra binaan Lazismu ini menceritakan tentang kondisi usaha yang sedang dijalaninya. Suheni dengan semangat menjelaskan dan menawarkan produk makanan siap saji hingga makanan beku atau frozen food. Begitu juga dengan Stefanus, ia menjelaskan produksi kaos dengan sablon yang mulai mendapatkan pesanan dalam kegiatan warga dan jaringan pertemanan.
"Semoga dengan adanya kerja sama ini, rekan-rekan penderita gagal ginjal, khususnya anggota JGI bisa terus bersemangat dalam menjalankan aktivitas sehari-hari. Selain itu, semoga dengan adanya praktik baik yang penuh semangat ini bisa menularkan kepada para penderita gagal ginjal lainnya sehingga mereka bisa lebih semangat dalam menjalani kehidupannya," pesan Rais.
Dengan dikelola oleh organisasi, dana dukungan modal usaha dari Lazismu sejak 2 tahun lalu mulai bergulir kepada pasien lainnya. Para penerima modal usaha berkomitmen untuk mengembalikan dana mulai dari 50 ribu rupiah per bulan agar pasien lainnya juga dapat menerima bantuan secara bergantian. Program dana bergulir ini merupakan wujud terima kasih penerima bantuan kepada para muzakki, dengan cara menyalurkan kembali dana yang terkumpul kepada pasien lain sehingga diharapkan menjadi amal yang terus bergulir.
Bukan tanpa tantangan, usaha yang dibangun secara bervariasi ini masih membutuhkan dukungan pendampingan seperti teknis jenis usaha hingga pemasaran digital. Lazismu pun membuka kesempatan untuk membantu mereka dan berbagai program lainnya, dengan menyalurkan infak melalui rekening BSI 9153941100 atau Mega Syariah 1000006764. Selain itu, dalam rangka menyambut bulan suci Ramadhan, menu berbuka puasa dan sahur juga dapat dipesan melalui mitra UMKM dari pasien gagal ginjal binaan Lazismu dengan menghubungi Suheni 087885006600 (makanan dan minuman), Stefanus 081238803426 (sablon kaos), dan Indira Donna 081932733510 (makanan).
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Diskusi ini berlangsung secara daring pada Jumat (17/03) pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai melalui aplikasi Zoom Meeting dan kanal Youtube Lazismu Pusat. Acara ini menghadirkan Sita Rahmi BS (Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah), Amelia Fauzia (Peneliti Filantropi Islam/Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah), Beta Pujangga Mukti (Dai Muda/Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Barry Aditya (Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah), dan Kusuma Dyah Sekararum (Youth Leaders Ashoka Indonesia), serta sambutan dari Ahmad Imam Mujadid Rais (Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah).
Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais saat membuka acara ini menyampaikan pentingnya riset atau data sebagai elemen dalam suatu gerakan, dalam hal ini gerakan filantropi. Hasil dari riset tersebut dapat menjadi rujukan dalam mengambil langkah-langkah pada gerakan filantropi. "Harapannya tentu hasil riset ini menjadi terobosan untuk lebih memasifkan gerakan zakat pada generasi Z dan Milenial, tentunya dengan berkolaborasi bersama angkatan muda Muhammadiyah," ujarnya.
Lebih jauh Rais mencontohkan bahwa gerakan zakat di kalangan muda kini telah menjadi kontekstual. Hal ini bisa dilihat dengan munculnya berbagai gerakan 'crowdfunding' atau penghimpunan dana dalam membantu penyelesaikan permasalahan sosial. Hal ini kontras dengan maraknya media sosial yang pada sisi lain menjadi wadah untuk memamerkan gaya hidup kaum muda di tengah masih banyaknya kemiskinan. Ia pun berharap agar referensi zakat yang dimiliki generasi muda dapat mendorong gerakan atau inovasi sosial dalam rangka ikut serta mengentaskan kemiskinan dan menegakkan keadilan sebagaimana perintah Al-Qur'an.
"Setelah sholat tentu zakat. Kita melihat bagaimana satu rangkaian ibadah ini yang vertikal harus ada tanggung jawab sosial, harus memiliki satu bentuk horizontal dalam mendorong adanya solidaritas sosial di tengah masyarakat," harap Rais.
Terakhir, kepercayaan harus dibangun di lembaga filantropi. Kepercayaan tersebut berupa keyakinan di tengah masyarakat bahwa harta yang dititipkan dapat didistribusikan dan memberikan manfaat yang nyata. "Ini bisa digali, bagaimana generasi Z memiliki suatu pendekatan yang bisa disentuh lewat sisi humanistik. Pengemasan gerakan zakat bisa menggunakan media sosial yang efektif tentu akan bisa menyentuh bagaimana mereka bisa berpartisipasi dalam gerakan zakat yang diinisiasi oleh Lazismu," pungkasnya.
Hasil Laporan Survei Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah 2022 dipaparkan oleh Sita Rahmi BS selaku Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah. Riset ini menjadi penting berdasarkan 4 hal. Pertama, potensi zakat di Indonesia cukup besar namun capaian belum optimal. Kedua, literasi atau pengetahuan berpengaruh kepada kesadaran, intensi dan perilaku (Theory of Planned Behavior). Termasuk perilaku berzakat atau berderma. Ketiga, jumlah penduduk generasi Z dan Milenial sebagai kelompok mayoritas di Indonesia berdasarkan data BPS 2020. Generasi muda adalah generasi kunci yang akan menjadi Muzakki dan penggerak masa depan. Keempat, perlu dirumuskan peran generasi muda dalam gerakan zakat baik sebagai objek atau subjek dakwah. Strategi lintas Majelis, Lembaga, dan Ortom (MLO) di Muhammadiyah berdasarkan amanah Muktamar 48.
Sita kemudian mengungkapkan beberapa temuan dalam survei yang digagas oleh R&D Lazismu PP Muhammadiyah, di antaranya yaitu generasi muda Muhammadiyah memiliki pemahaman mengenai zakat yang cukup baik. Sementara itu, materi tentang penghitungan dan objek zakat masih perlu diperkuat. Dalam sosialisasi zakat, pendekatan humanistik lebih cocok untuk generasi Z dan pendekatan transaksional lebih cocok untuk generasi Milenial. Terkait sumber informasi zakat, infak, dan sedekah di kalangan anak muda, media sosial menjadi yang utama.
Selain itu, lanjut Sita, gerakan berinfak lebih sering dilakukan daripada berzakat dan disalurkan melalui masjid atau mustahik. "Era sudah digital tapi membayar zakat tetap dalam bentuk tunaik karena masih banyak yang belum menunaikan zakat di lembaga zakat. Program pendidikan dan ekonomi pun menjadi yang paling banyak diminati oleh responden pada semua generasi," ungkap Sita.
Ada beberapa hal yang kemudian menjadi rekomendasi dari hasil survei ini, di antaranya adalah pengukuran Indeks Literasi Zakat (ILZ) di Muhammadiyah perlu
dilakukan secara berkala untuk memantau perkembangan pemahaman zakat warga persyarikatan secara umum atau spesifik generasi muda. Strategi edukasi zakat yang melibatkan generasi muda sebagai sasaran dakwah sekaligus penggerak juga perlu dirumuskan. Selain itu juga perlu disusun kurikulum zakat yang menyenangkan bagi terutama prioritas materi yang kurang dikuasai generasi muda serta perlu diperhatikan psikologi komunikasi dakwah zakat berdasarkan karakteristik tiap segmen generasi.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Nuryadi Wijihardjono menegaskan, sesuai dengan instruksi PP Muhammadiyah beberapa waktu, penghimpunan zakat, infak, dan sedekah di lingkungan Muhammadiyah dilakukan oleh dan melalui Lazismu. "Legalitas penghimpunan dan pendistribusian melalui Lazismu," tegasnya.
Menurutnya, program-program yang dijalankan oleh Lazismu sesuai dengan Rencana Strategis (Renstra) Lazismu. Jika ada program-program yang berada di luar Renstra Lazismu maka akan disinkronkan, sehingga dapat tertata dengan baik. Berbagai program ini pun sejalan dengan IKU (Indikator Kinerja Utama) dan IKAL (Indikator Kinerja Aksi Layanan) yang tertera di dalam Renstra Lazismu.
Dengan kick off ini, tambah Nuryadi, laporan seluruh penghimpunan dan penyaluran dana ZIS dapat konsolidasikan. Pendistribusiannya dilakukan oleh masing-masing tingkatan. "Inilah cara untuk tertib dalam laporan keuangan, karena kita harus mempertanggungjawabkan, bukan hanya kepada umat, melainkan juga kepada Allah," pungkasnya.
Bendahara Umum PP Muhammadiyah, Hilman Latief dalam sambutannya mengingatkan kepada para amil Lazismu untuk terus menjaga hubungan baik dengan para donatur. Selain itu, hubungan dengan masyarakat juga perlu terus dijaga dengan baik, karena Lazismu tidak semata-mata menghimpun dana, namun juga memberikan edukasi tentang zakat, infak, sedekah, dan kebaikan, serta berkontribusi untuk negeri ini bersama-sama, sesuai dengan jargon Lazismu yaitu memberi untuk negeri.
"Misi Lazismu semakin berat, tidak hanya tentang uang tapi juga tentang amal kebajikan. Kita perkuat narasi kita, pertajam program-program kita dan mudah-mudahan kita lebih siap menghadapi berbagai tantangan," pesan Hilman.
Dalam menjalankan program-program jangka panjang, lanjut Hilman, kapasitas Lazismu juga perlu diuji. Kapasitas tersebut berupa komitmen dan profesionalitas dari para amil. Dengan banyaknya mitra yang ingin menjalin kerja sama, tata kelola di dalam tubuh Lazismu harus terus diperkuat. Demikian pula dengan mitigasi risiko, sehingga tata kelola Lazismu sebagai lembaga pengelola dana umat dapat terjaga dengan baik.
"Mudah-mudahan upaya kita semua diridhai Allah. InsyaAllah Lazismu bisa bersinergi dengan majelis dan lembaga dalam menjalankan program-program unggulannya," harap Hilman sambil membuka "Kick Off Program Ramadhan 1444 H".
Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) Nasional milik Muhammadiyah menjadikan Ramadhan sebagai wadah untuk menguatkan berbagai lini, seperti ekonomi masyarakat lemah, pendidikan dhuafa, dan kesehatan masyarakat pasca pandemi. Untuk itu, Ramadhan kali ini Lazismu mengangkat tema "Zakat Kuatkan Indonesia" untuk mendorong masyarakat tetap optimis meski dalam bayang-bayang resesi ekonomi yang mengkhawatirkan, selaras dengan program pemerintah yang berfokus pada program produktif untuk pemberdayaan dan pemulihan ekonomi.
Adapun program-program khusus yang akan dilaksanakan pada Ramadhan ini di antaranya adalah Tebar Takjil, Kado Ramadhan, Back to Masjid, Pemberdayaan UMKM, serta MudikMu Aman. Selain itu juga ada EduZIS dan Kampanye Ramadhan. Program-program tersebut akan disalurkan untuk mendukung program-program inovasi sosial yang menjadi tema besar pada tahun 2023 ini.
Ramadhan 1444 H menjadi lebih istimewa karena ada tiga pilar program utama yang akan dijalankan oleh Lazismu, yaitu Pilar Ekonomi, Pilar Pendidikan, dan Pilar Sosial Dakwah. Secara langsung, ketiganya memenuhi syarat sebagai program inovasi sosial serta mendukung Tujuan Pembangunan Berkelanjutan (TPB)/Sustainable Development Goals (SDGs) yang sedang dijalankan oleh pemerintah saat ini. Oleh karena itu Lazismu mengajak seluruh komponen masyarakat untuk dapat menyukseskan program Ramadhan tahun ini.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

The Theory of Planned Behavior (Ajzen, 2000) mengungkap bahwa salah satu faktor yang menentukan keputusan perilaku seseorang diantaranya adalah "pengetahuan" atas suatu tindakan tertentu. Tingkat literasi yang baik akan berpengaruh pada intensi seseorang untuk melakukan tindakan tersebut. Oleh karena itu pengukuran dan pemetaan tingkat literasi zakat masyarakat berdasarkan segmen penting untuk dilakukan guna memprediksi perilaku dalam menunaikan zakat.
Segmen generasi milenial dan generasi Z harus menjadi prioritas objek dakwah (Amanah Muktamar 48). Data Badan Pusat Statistik (BPS) tahun 2020 merilis angka mayoritas penduduk Indonesia berada pada rentang usia 10-25 tahun atau generasi Z (27,94%) dan usia 26-41 tahun atau generasi Milenial (25,87%). Dengan demikian, generasi muda berpeluang tinggi untuk menjadi menjadi objek sekaligus subjek dakwah.
Direktur Utama Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Suryanto menyebutkan, Lazismu saat ini menjadikan generasi Milenial dan generasi Z sebagai bagian dari dakwah. Hal ini sejalan dengan agenda Muhammadiyah yang diputuskan melalui Muktamar 48 di Surakarta beberapa waktu yang lalu. "Lazismu sebagai salah satu Unit Pembantu Pimpinan Muhammadiyah telah melakukan survei kepada generasi Milenial untuk melihat sejauh mana pemahaman mereka tentang kewajiban menjalankan rukun zakat. Survei tersebut telah memberikan beberapa rekomendasi dan masukan strategi penguatan literasi yang akan ditindaklanjuti dan dirumuskan dalam program kerja Lazismu mendatang," terang Edi.
Tak hanya itu, lanjut Edi, jajaran manajemen Lazismu pun sudah diwarnai oleh amil-amil muda. Hal ini dilakukan untuk mengimbangi komunikasi dalam merangkul generasi muda melalui gerakan filantropi. "Era ini khususnya dalam jajaran manajemen Lazismu dan gerakan filantropi pada umumnya juga mulai diwarnai oleh amil-amil muda sebagai penggerak dakwah zakat dan filantropi untuk membangun kesadaran berbagi pada Generasi Z dan millenial melalui penyesuaian gaya komunikasi, digitalisasi, dan optimalisasi berbagai media sosial," ujarnya.
Dalam mengukur tingkat kepahaman masyarakat mengenai zakat, Lazismu menggunakan instrumen yaitu Indeks Literasi Zakat (ILZ) berdasarkan kajian dari Pusat Kajian Strategis Badan Amil Zakat Nasional (PUSKAS BAZNAS). ILZ ini bertujuan untuk mengevaluasi sejauh mana program-program edukasi zakat yang dilaksanakan lembaga zakat berhasil dijalankan, sehingga ke depan program yang disusun akan lebih efektif. Saat ini, Lazismu PP Muhammadiyah telah selesai menjalankan Survei Indeks Literasi Zakat Generasi Muda Muhammadiyah. Upaya di atas dilakukan dengan tujuan untuk mendapatkan gambaran mendalam tingkat literasi zakat generasi Z dan generasi milenial di persyarikatan serta strategi edukasi yang tepat guna meningkatkan kesadaran berzakat di tengah masyarakat. Harapannya, kesadaran generasi muda dalam berzakat semakin tinggi sehingga zakat mampu menjadi solusi dalam mengurai permasalahan bangsa.
Sita Rahmi BS selaku Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah menjelaskan, pihaknya telah 2 kali melakukan Survei Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah, yaitu pada tahun 2020 dan 2022. Secara umum, Nilai Indeks Literasi Zakat di Muhammadiyah mengalami kenaikan. Meskipun begitu perlu penguatan edukasi di beberapa materi dasar. "Kajian literasi zakat tahun 2022 lebih menitikberatkan pada keterlibatan generasi muda Muhammadiyah dalam gerakan literasi dan aksi zakat nasional," ungkapnya.
Tahun 2020 Lazismu PP Muhammadiyah berhasil merilis Hasil Indeks Literasi Zakat Warga Muhammadiyah pada angka rata-rata 76,58 (menengah). Tahun 2022 hasil nilai Indeks Literasi Zakat berdasarkan hasil survei di angka 77,37 (menengah) atau naik sekitar 0,79 poin. Kajian Indeks Literasi Zakat tahun ini akan menitikberatkan pada segmen generasi muda Muhammadiyah. Tujuannya untuk mendapatkan gambaran mendalam tingkat literasi zakat generasi Milenial dan generasi Z di lingkungan persyarikatan serta strategi edukasi yang tepat guna meningkatkan kesadaran berzakat di tengah masyarakat.
Dalam rangka menyemarakkan Ramadhan 1444 H, Lazismu PP Muhammadiyah menggelar EDUZISKA, salah satunya adalah "Diskusi Hasil Survei Indeks Literasi Zakat Generasi Muda Muhammadiyah 2022" yang dirancang sebagai alat sosialisasi dan edukasi pentingnya meningkatkan literasi zakat Generasi Muda Muhammadiyah. Diskusi dengan tema "Yang Muda Yang Beraksi!" ini akan berlangsung secara daring pada Jumat, 17 Maret 2023 pukul 13.00 WIB sampai dengan selesai melalui aplikasi Zoom Meeting dan kanal Youtube Lazismu Pusat. Acara ini akan menghadirkan Sita Rahmi BS (Manajer R&D Lazismu PP Muhammadiyah), Amelia Fauzia (Peneliti Filantropi Islam/Guru Besar UIN Syarif Hidayatullah), Beta Pujangga Mukti (Dai Muda/Anggota Majelis Tabligh PP Muhammadiyah), Barry Aditya (Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah), dan Kusuma Dyah Sekararum (Youth Leaders Ashoka Indonesia), serta sambutan dari Ahmad Imam Mujadid Rais (Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah).
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Dalam sambutannya, Riyanto juga menyampaikan bahwa pada Ramadhan tahun lalu, Lazismu Kabupaten Pekalongan berhasil menghimpun dana ZISKA hingga mencapai 3,2 miliar rupiah. "Pentingnya sinergi antar lembaga di Muhammadiyah juga ditekankan agar dapat lebih optimal dalam melaksanakan program," ujarnya.
Riyanto juga berpesan kepada para mubaligh Muhammadiyah yang tergabung dalam Majelis Tabligh untuk senantiasa menebarkan himbauan kepada masyarakat agar gemar menunaikan zakat dan infak melalui Lazismu. "Keberhasilan Lazismu dalam penghimpunan maupun pendayagunaan, hakikatnya adalah untuk kebesaran persyarikatan," pesannya.
Rakorsus Ramadhan tahun ini yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kabupaten Pekalongan, Jalan Pahlawan No. 10 Gejlik, Kajen, Kabupaten Pekalongan cukup istimewa karena dilaksanakan bersama dengan Majelis Tabligh Daerah dan PCM se-Kabupaten Pekalongan. Kedua pihak pun bisa saling memahami fungsi, tugas serta harapan masing-masing. Para amil Lazismu dapat memahami tuntunan ibadah Ramadhan sebagaimana yang dikeluarkan oleh Majelis Tarjih, sehingga dapat ikut membantu Majelis Tabligh sesuai dengan kemampuannya. Di sisi lain, para mubaligh juga dapat memahami program kerja dan target yang ditetapkan Lazismu, sehingga dapat pula membantu menyosialisasikan hal tersebut kepada masyarakat.
Dalam kesempatan Rakorsus tersebut, Lazismu Kabupaten Pekalongan juga membagikan Jadwal Imsakiyah Ramadhan 1444 H dan Buku Risalah Ramadhan yang merupakan kumpulan kultum Ramadhan karya Dewan Syariah Lazismu yang merupakan Mudir IMBS Miftahul Ulum Pekajangan, Sumarno. Pada bulan Ramadhan 1444 H ini Lazismu Kabupaten Pekalongan telah menyiapkan beberapa program seperti Kado Ramadhan bagi yatim dan dhuafa, Tebar Takjil, Pemberdayaan UMKM, Back to Masjid, hingga membuka posko MudikMu aman.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Fakhrudin]

Acara ini dihadiri oleh Anggota Badan Pelaksana BPKH Amri Yusuf, Kepala Divisi Registrasi dan Analisa Kemaslahatan Agung Sri Hendarsa, Wakil Bupati H. Riduan, Ketua Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Agus Taufiqurrahman, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Merauke H. Muhammad Jufri Thamrin. Peresmian ditandai dengan penyerahan mockup secara simbolis dari Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah.
Ahmad Imam Mujadid Rais selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah menyampaikan harapannya agar klinik ini dapat mendatangkan manfaat bagi warga Merauke. Klinik ini pun merupakan yang pertama di Papua. "Semoga kebermanfaatan dana kemaslahatan BPKH yang bekerja sama dengan Lazismu bisa dirasakan oleh seluruh warga masyarakat di Merauke lintas suku dan lintas agama untuk meningkatkan kesejahteraan dan kesehatan masyarakat. Terlebih, klinik ini merupakan klinik pertama Muhammadiyah di Tanah Papua," harapnya.
Pembangunan Klinik Muhammadiyah Merauke sudah dimulai sejak Januari tahun 2020. Dengan adanya bantuan dari BPKH pada tahun 2022 yang disalurkan melalui Lazismu, klinik ini pun dapat berdiri. Pembangunan yang dilakukan meliputi pekerjaan pembuatan tangga ramp, Pembuatan partisi, dan pemasangan ipal. Klinik Muhammadiyah Merauke diharapkan mampu menjadi ikon keberhasilan program kemaslahatan BPKH berkolaborasi dengan Lazismu dalam memberikan dampak besar bagi masyarakat sekitar, terutama dalam pelayanan Kesehatan.
Kiprah kepercayaan BPKH kepada Lazismu sebagai mitra kemaslahatan telah dimulai sejak tahun 2018 pada program Kemanusiaan Gempa Palu di Sulawesi Tengah. Hingga saat ini total program kemaslahatan antara BPKH bersama dengan Lazismu berjumlah lebih dari 150 yang terdiri dari beberapa pilar, yaitu pendidikan, sosial dakwah, kemanusiaan, kesehatan, serta sarana dan prasarana ibadah. Salah satunya adalah Klinik Muhammadiyah Merauke.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

