

Gubernur DI Yogyakarta Sri Sultan Hamengku Buwono X saat menyampaikan sambutan secara virtual pada Event Jogja Berwakaf Tahun 2021, Selasa (16/11) menyampaikan bahwa wakaf, bersama dengan zakat, infak, dan sedekah dapat berperan sebagai pembiayaan baru untuk pengembangan ekonomi daerah. Selama ini pelaksanaan dan pengelolaan wakaf masih kurang optimal, serta seringkali dikaitkan dengan benda tidak bergerak seperti tanah atau bangunan. Hal ini disebabkan masih rendahnya literasi wakaf dan minimnya partisipasi wakaf oleh masyarakat. Pemanfaatan masih terpaku pada pemahaman lama, yakni untuk wakaf untuk madrasah, masjid, dan makam. Namun kini wakaf mulai dikembangkan dalam bentuk lain, yakni wakaf uang untuk mengembangkan harta produktif untuk generasi yang akan datang. Hal ini relevan dengan tujuan wakaf, baik dari aspek manfaat, pelayanan, dan pendayagunaannya.
"Pemda DI Yogyakarta mengapresiasi program pengembangan ekonomi syariah yang telah digagas Bank Indonesia dalam Jogja Berwakaf dan mendukung sepenuhnya serta siap bersinergi dengan stakeholders terkait dalam pengoptimalan pemanfaatan wakaf," ucap Sultan. Ekonomi syariah menurut Sri Sultan tidak lagi sekadar menjadi pilihan bagi komunitas muslim, namun juga telah menjadi salah satu penopang kekuatan ekonomi.
Sementara itu, Plt. Kepala Perwakilan BI Wilayah DI Yogyakarta, Miyono mengatakan, melalui gelaran berbagai rangkaian kegiatan diharapkan akan terbentuk ekosistem pengembangan ekonomi dan keuangan syariah di DI Yogyakarta yang terkoordinasi dan berkelanjutan serta meningkatkan literasi ekonomi syariah masyarakat DI Yogyakarta. "Tidak hanya pada sisi keuangan, Jogja Berwakaf juga berfokus pada pengembangan usaha syariah pada sektor riil untuk mendukung akselerasi pertumbuhan sehingga dapat menjadi sumber pertumbuhan ekonomi baru yang inklusif," katanya.
Deputi Gubernur Bank Indonesia Sugeng dalam keynote speech juga menyampaikan komitmen Bank Indonesia dalam pengembangan ekonomi dan syariah nasional yang dilakukan secara komprehensif melalui pendekatan ekosistem. Sesuai Blueprint Kebijakan Pengembangan Ekonomi dan Keuangan Syariah Bank Indonesia, terdapat tiga strategi utama dalam pengembangan ekonomi dan keuangan syariah, yakni melalui pemberdayaan ekonomi syariah, pendalaman pasar keuangan syariah, dan penguatan riset.
Dalam kesempatan tersbut Bank Indonesia juga memberikan program sosial kepada 12 LAZ cabang DI Yogyakarta yang salah satunya adalah Lazismu Wilayah DI Yogyakarta yang menerima program sosial Vaksinasi Jogja Berwakaf. Marzuki, Manajer Regional Lazismu Wilayah DI Yogyakarta mengatakan, program kolaborasi Bank Indonesia bersama Lazismu dalam kegiatan vaksinasi adalah salah satu program dalam mendukung pemerintah untuk menciptakan herd immunity guna mencegah penyebaran Covid-19. "Kami Lazismu DI Yogyakarta mengucapkan terima kasih kepada Bank Indonesia karena telah dipercaya untuk menyalurkan program sosial Bank Indonesia, juga menjadi bagian dari 12 LAZ yang berkolaborasi dalam Aplikasi Jogjaberbagi.id. Harapannya 12 LAZ ini bisa saling bekerjasama untuk menanggulangi kemiskinan di Yogyakarta." terangnya.
Dalam acara tersebut Bank Indonesia bersama Pemerintah Kabupaten Sleman dan 12 LAZ cabang DI Yogyakarta juga meresmikan aplikasi LAZ Terpadu – jogjaberbagi.id. Sistem ini merupakan sistem penggalangan dan penyaluran dana ZISWAF yang dikelola oleh LAZ yang diintegrasikan dengan sistem informasi manajemen penanggulangan kemiskinan Kabupaten Sleman, sehingga penyaluran dana lebih terarah, terkoordinasi, dan terdata dengan baik.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Marzuki]

Sosialiasi yang diselenggarakan pada pagi hingga siang tersebut mengundang banyak pihak, mulai dari perwakilan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA), Organisasi Otonom (Ortom) tingkat daerah serta Kantor Layanan (KL) Lazismu se-Kabupaten Hulu Sungai Utara. Kegiatan ini diisi Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, yaitu Ustadz Mairijani selaku Dewan Syariah dan Abdullah Sani selaku Manajer Regional.
Khairin Fuadi, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Hulu Sungai Utara menyampaikan, pelaksanaan kegiatan sosialiasi ini bertujuan untuk memberikan pemahaman terkait Lazismu kepada warga Muhammadiyah di daerah tersebut. Menurutnya, hal ini penting dilakukan agar warga Muhammadiyah mengetahui kedudukan Lazismu selaku lembaga penghimpun dan penyalur dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) di lingkungan persyarikatan Muhammadiyah. "Adanya kegiatan ini kami rancang untuk warga Muhammadiyah di Hulu Sungai Utara agar mengetahui mengenai Lazismu yang merupakan lembaga penghimpun dana zakat, infak, dan sedekah di Muhammadiyah," terangnya.
Khairin mengharapkan, adanya sosialisasi ini dapat disampaikan kepada warga yang lainnya, apalagi mengingat banyak sekali perwakilan elemen di Muhammadiyah yang ikut berhadir. "Mudah-mudahan apa yang disampaikan nantinya mampu diteruskan ke warga lain, tentunya melalui perwakilan PCM, PCA maupun Ortom yang hadir kali ini," harapnya.
Dalam sosialisasi tersebut, Dewan Syariah Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan yang diwakili oleh Ustadz Mairijani menyampaikan beberapa hal terkait fiqih zakat. Ia mengawali dengan membeberkan data potensi zakat yang ada di Indonesia. Menurutnya, potensi zakat di Indonesia sangat besar, namun tidak berimbang dengan kemampuan para amil dalam menghimpun. "Perlu kita ketahui sebelumnya, berbicara zakat di Indonesia sendiri menurut survei BAZNAS tahun 2019 potensi zakat di Indonesia sangat besar yang berasal dari zakat rumah tangga, zakat industri maupun zakat tabungan. Namun saat ini kemampuan amil di Lembaga Amil Zakat untuk menghimpun masih rendah," ungkapnya.
Ustad Mairijani menambahkan, ada beberapa hal yang mendasari belum optimalnya penghimpunan zakat. Salah satu hal penting yang mempengaruhi penghimpunan zakat adalah pemahaman tentang fiqih zakat. Pemahaman ini penting, tidak hanya bagi para amil namun juga bagi umat Islam. Tugas para amil adalah memberikan edukasi kepada masyarakat terkait kewajiban berzakat. "Masih rendahnya penghimpunan zakat bisa jadi karena rendahnya pemahaman tentang fiqih zakat, kurangnya edukasi, serta terbatasnya informasi. Maka tugas kita bersama di Lazismu untuk mengatasi hal tersebut agar nantinya dana yang terhimpun bisa disalukan ke delapan asnaf yang telah tertuang di dalam surah At-Taubah ayat 60," terangnya.
Terakhir, ia menjelaskan bahwa Muhammadiyah melalui Majelis Tarjih dan Tajdid pada Musyawarah Nasional ke-31 tahun 2020 yang lalu telah memutuskan terkait zakat kontemporer. "Fiqih zakat kontemporer yang telah disusun guna mengarahkan umat Islam memaksimalkan potensi zakat untuk kesejahteraan sosial. Dalam fiqih ini diputuskan bahwa pada prinsipnya harta yang dizakati adalah harta simpanan dan penghasilan. Berkaitan dengan itu pula ada beberapa objek dan subjek zakat yang saat ini berkembang misalnya dari zakat profesi, ada pula tabungan berupa obligasi, saham atau usaha-usaha lain yang halal. Tentunya tidak terbatas hanya perdagangan, pertanian, dan peternakan atau zakat tabungan berupa emas dan perak seperti zaman dulu," tutupnya.
Kegiatan sosialisasi tersebut diakhiri dengan tanya jawab dari peserta kepada narasumber. Warga Muhammadiyah Kabupaten Hulu Sungai Utara tampak antusias mengikuti kegiatan ini, terlihat dari banyaknya pertanyaan yang diajukan. Dengan adanya sosialisasi ini diharapkan juga dapat meningkatkan penghimpunan dan pengelolaan dana ZIS melalui Lazismu.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Pelaksanaan kegiatan ini sedikit berbeda dengan kegiatan sosialisasi yang dilaksanakan sebelumnya. Jika sosialisasi mengundang banyak pihak seperti Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM), Pimpinan Cabang Aisyiyah (PCA), Organisasi Otonom (Ortom) tingkat daerah, Bimtek Lazismu ini diikuti secara terbatas, yaitu hanya untuk para amil di Kantor Layanan (KL) Lazismu se-Kabupaten Hulu Sungai Utara.
Bertindak sebagai narasumber pada Bimtek tersebut adalah Abdullah Sani selaku Manajer Regional Lazismu Kalimantan Selatan yang menyampaikan mengenai tugas pokok dan fungsi KL Lazismu. Selain itu juga hadir Staf Keuangan Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, Dewi Indah Astuti yang memberikan materi mengenai pelaporan keuangan yang ada di Lazismu.
Manajer Regional Lazismu Kalimantan Selatan, Abdullah Sani saat menyampaikan mengenai tata kelola KL menegaskan bahwa posisi Kantor Layanan merupakan perpanjangan tangan Lazismu daerah. "Perlu diketahui keberadaan Kantor Layanan walaupun dalam pembentukannya berasal dari rekomendasi Pimpinan Cabang atau Amal Usaha Muhammadiyah, namun dalam koordinasinya tetap sebagai bagian dari Lazismu Daerah, bisa dikatakan pula perpanjangan tangan Lazismu Daerah dalam menghimpun zakat, infak, dan sedekah (ZIS). Begitupun dalam hal penyaluran dana harus terus terlebih dahulu berkoordinasi dengan Lazismu Daerah maupun pimpinan setempat," tegasnya.
Sani menambahkan, meski amil Lazismu yang ada di Kantor Layanan lebih mengetahui keadaan para muzakki atau mustahik di sekitarnya, kerjasama dan koordinasi harus terus dilakukan kepada Lazismu Daerah dan PDM atau PCM. "Bagaimanapun kita sadar para amil di Kantor Layanan serta pimpinan setempat tentu mengetahui kondisi di sekitar. Maka dari itu sebagai satu kesatuan di persyarikatan Muhammadiyah, mari saling bahu membahu menyelesaikan masalah umat yang memerlukan," tambahnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Hulu Sungai Utara, Khairin Fuadi menyampaikan, alasan dilaksanakannya Bimtek ini kepada seluruh KL Lazismu yang ada di Kabupaten Hulu Sungai Utara adalah untuk memberikan pemahaman tentang tata kelola Lazismu di lingkungan Kantor Layanan. "Kegiatan Bimtek ini kami laksanakan guna memberi pemahaman mendasar mengenai kedudukan, wewenang, dan fungsi dari KL itu sendiri karena selain kami sendiri di Badan Pengurus masih terbilang baru, mereka yang hadir pun baru pula dibentuk," jelasnya.
Ia juga mengharapkan, setelah dilangsungkannya kegiatan ini akan terus dilaksanakan koordinasi agar pelaksanaan penghimpunan dan penyaluran dana ZIS menjadi semakin optimal di daerahnya. Warga Muhammadiyah di Kabupaten Hulu Sungai Utara dikenal gemar untuk berinfaq, sehingga keberadaan Lazismu sangat dibutuhkan sebagai wadah penghimpunan dan penyaluran dana ZIS.
Sementara itu Sahlipani, perwakilan KL Lazismu Pondok Pesantren Nurul Amin mengungkapkan, ia bersyukur bisa berhadir serta merasa banyak sekali mendapatkan pencerahan melalui Bimtek ini. "Kami bersyukur sekali bisa berhadir pada Bimtek kali ini karena sangat banyak mendapatkan pencerahan. Tak lupa terima kasih kepada para narasumber serta panitia yang telah memfasilitasi kegiatan ini. Semoga kegiatan seperti ini akan dilaksanakan kembali di waktu yang akan datang," harapnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Acara pelepasan pelaksanaan SPI berlangsung pada Jum’at (5/11) dan diikuti oleh tujuh orang mahasiswa. Mereka ditugaskan untuk membuat program layanan berbasis digital sebagai pengembangan teknologi dan informasi di Lazismu DI Yogyakarta. Pelepasan ini dihadiri pula oleh perwakilan Lazismu Wilayah DI Yogyakarta serta pihak UAD.
Ketua Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Cahyono menyampaikan bahwa program yang dikembangkan ini dapat mendatangkan manfaat, khususnya bagi Lazismu Wilayah DI Yogyakarta. "Kegiatan ini sangat positif yang insyaallah nilai kebermanfaatan dengan latar belakang mahasiswa bisa diaplikasikan di lapangan. Bagi mahasiswa untuk pembuatan aplikasi mungkin dibilang sederhana, namun bila diterapkan oleh Kantor Layanan Lazismu yang ada di DIY sangat bermanfaat luar biasa" ujarnya.
Cahyono kemudian menambahkan, perancangan program digitalisasi filantropi bisa memberikan kreativitas mahasiswa dalam pengembangan media layanan berbasis digital. Ia juga berharap, adanya pengalaman ini bisa menjadi pola penyelesaian problematika di masyarakat sekitar dan memberikan manfaat banyak dengan adanya tenaga ahli bidang IT.
Senada dengan Cahyono, Sekretaris Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Jefree Fahana menerangkan, selain penerapan ilmu akademik ke dalam dunia realita harapannya bisa bermanfaat oleh masyarakat dengan kemampuan yang dimiliki mahasiswa. "Pengalaman ini bisa diterapkan di daerah setempat dengan pengembangan media alternatif layanan sosial basis digital," terang Jefree.
Sementara itu, Guntur Maulana selaku Koordinator SPI UAD menjelaskan, program ini diharapkan dapat memberikan pengalaman kepada para mahasiswa yang terlibat. Selain itu, ia berharap agar Lazismu juga dapat menyelesaikan masalah layanan berbasis digital dengan adanya kolaborasi ini. "Program yang dijalankan Kampus Merdeka oleh Prodi Teknik Informatika UAD bernama SPI (Studi Proyek Independen) bertujuan memberikan pengalaman kepada mahasiswa untuk belajar diluar kampus. Harapannya bisa membantu Lazismu dalam menyelesaikan masalah layanan basis digital," ujarnya.
Pembimbing mahasiswa program SPI UAD, Arfiani menyebutkan, ilmu yang didapatkan dari program ini dapat diterapkan di Lazismu. Ia pun berharap, kerjasama yang dilakukan dapat terus berlanjut. "Ilmu di Prodi Teknik Informatika UAD bisa diterapkan di Lazismu DI Yogyakarta dengan memberikan pengalaman yang sangat berharga sekali bisa bertemu banyak pihak. Positif dari program ini mahasiswa diminta membuat program/proyek untuk bisa dijalankan oleh lembaga (Lazismu). Harapannya kerjasama ini terus berkelanjutan," pungkas Arfiani.
Mahasiswa selama menjalankan program SPI di Lazismu DI Yogyakarta mengembangkan beberapa aplikasi layanan berbasis digital dengan menerapkan standar layanan sosial yang sudah diterapkan oleh lembaga. Dengan demikian, mahasiswa bisa lebih kreatif dalam mengembangkan media yang dibutuhkan oleh Lazismu. Pembelajaran program Kampus Merdeka juga akan memberikan tantangan dan kesempatan kepada mahasiswa untuk lebih produktif, inovatif, kreatif, serta dapat menerapkan ilmu akademik ke dalam layanan masyarakat.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Sebagai bentuk dukungan terhadap generasi muda penerus bangsa, Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan memberikan bantuan terhadap pelaksanaan kegiatan tersebut. Bantuan tersebut diserahkan oleh Manajer Regional Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, Abdullah Sani kepada Ketua BEM KM Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Alpiannor pada Kamis (11/11) di kantor Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan.
Abdullah Sani selaku Manajer Regional Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan menyampaikan bahwa bantuan yang diberikan adalah untuk mendukung kegiatan anak muda yang menyambut Hari Pahlawan. "Melalui dukungan yaitu bantuan dana untuk menyukseskan berbagai rangkaian kegiatan, tentunya kami menyambut baik kegiatan dalam rangka Hari Pahlawan yang diselenggarakan oleh BEM Universitas Muhammadiyah Banjarmasin dan STIE Banjarmasin," jelasnya.
Sani juga mengingatkan kepada para donatur untuk mendukung kegiatan semacam ini dengan cara berinfak melalui Lazismu. Menurutnya, infak yang diberikan akan dipergunakan untuk kemaslahatan umat, tak terkecuali dalam mendukung kegiatan para generasi muda. Ia pun berharap, bantuan yang diberikan dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk kegiatan tersebut. "Semoga dana infak yang kami serahkan bisa dimanfaatkan sebaik mungkin untuk kelancaran kegiatan nanti," ujarnya.
Sementara itu, Ketua BEM KM Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, Alpiannor menyampaikan rasa syukur atas dukungan yang diberikan oleh Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan. "Alhamdulillah sangat luar biasa dukungan dari Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan dalam membantu dan menyukseskan serangkaian agenda kami dalam rangka merefleksikan Hari Pahlawan di zaman sekarang. Adanya dukungan secara langsung dari persyarikatan melalui Lazismu merupakan kebanggaan kami. Sekali lagi secara kelembagaan saya mengucapkan terimakasih banyak kepada Lazismu," ujarnya.
Alpiannor juga menambahkan, semoga bantuan ini dapat menjadi kebaikan bagi para donatur di Lazismu. "Mudah-mudahan bantuan yang kami terima nantinya menjadi amal kebaikan bagi para donatur di Lazismu. Begitupun juga untuk panitia dan peserta menjadi pembangkit semangat kami dalam melakukan kegiatan dengan asa kebermanfaatan," tutupnya.
Rangkaian kegiatan yang dilakukan antara lain ziarah makam pahlawan, nonton bersama film pahlawan, kunjungan rumah veteran, dan seminar Hari Pahlawan. Kegiatan ini berlangsung mulai tanggal 9 hingga 11 November 2021, bertempat di Kota Banjarmasin dan Kota Banjarbaru.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Manajer Ekonomi dan Kesehatan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Falhan Nian Akbar menceritakan, Lazismu memilih Kampung Nyalindung setelah melihat kenyataan bahwa keberadaan MCK di lokasi tersebut sangat minim. "Kampung Nyalindung yang terletak di Desa Pabuaran, Kecamatan Sukamakmur, Kabupaten Bogor dipilih sebagai program perdana Kampung Sehat Berdaya berdasarkan hasil assessment yang dilakukan oleh Lazismu. Dari 105 jumlah KK, baru ada 40 KK yang memiliki fasilitas MCK. Itu pun semua tidak memiliki septic tank," tuturnya.
Falhan kemudian menerangkan, program yang dijalankan ini mengintegrasikan aspek kesehatan dan ekonomi. Tujuannya agar kesadaran masyarakat dalam perilaku hidup sehat dapat ditingkatkan, di samping sebagai motivasi dan implementasi kepada masyarakat dari sisi ekonomi, berupa Badan Usaha Milik Kampung (BUMK). "Kampung Sehat Berdaya merupakan program pemberdayaan kampung yang mengintegrasikan aspek kesehatan dan ekonomi, melalui pemberdayaan masyarakat agar terwujud masyarakat kampung yang sehat dan berdaya," terangnya.
Falhan menambahkan, "Tujuan dari program Kampung Sehat Berdaya adalah terbentuknya gerakan kemasyarakatan untuk peningkatan kesadaran masyarakat akan perilaku hidup sehat dan peningkatan pengetahuan, motivasi dan implementasi usaha masyarakat berupa BUMK."
Dari sisi ekonomi, Falhan menyoroti banyaknya komoditas tanaman yang bisa dikembangkan. Inilah yang menjadi sasaran program Lazismu guna meningkatkan perekonomian warga. "Dari potensi alam yang ada di sana sebetulnya memiliki nilai ekonomi yang seharusnya bisa dibangkitkan dan dikembangkan seperti kopi. Sementara vegetasi terdiri dari kebun buah nangka, durian, cengkeh, pala, alpukat, mangga, jambu biji, sirsak, dan pisang," ujarnya.
"Dengan berbagai problem dan potensi ekonomi tersebut," jelas Falhan, "Lazismu kemudian hadir untuk memberikan dukungan bagi masyarakat pada pilar ekonomi dan kesehatan seperti layanan pemeriksaan kesehatan gratis, bantuan makanan bergizi bagi balita, bantuan alat kesehatan untuk posyandu, bantuan sanitasi masyarakat berupa toilet/WC komunal, bantuan dukungan renovasi masjid, memberikan dukungan Bedah Warung (renovasi), modal usaha, dan pelatihan potensi ekonomi masyarakat."
Kegiatan yang dilaksanakan selama 2 hari ditutup dengan kegiatan kunjungan keliling kampung sekaligus berkomunikasi dengan penerima manfaat. Warga Kampung Nyalindung sangat antusias dengan adanya program Kampung Sehat Berdaya di lingkungan tempat tinggal mereka. Kini mereka dapat menerapkan perilaku hidup sehat dengan lebih baik lagi serta meningkatkan perekonomian setelah mengikuti pelatihan yang diadakan oleh Lazismu.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

