Cegah Sampah Plastik Sekali Pakai, Aisyiyah Yogyakarta Kemas Dakwah Lingkungan Lewat Program Edukatif  

Ditulis oleh
Author
Ditulis pada
22 Juli 2025
Kategori :

YOGYAKARTA – Salah satu masalah yang dihadapi di keseharian kita adalah limbah plastik sekali pakai. Sampah non-organik yang sulit diurai karena plastik mengandung zat berbahaya jika digunakan dalam jangka waktu yang lama. Kantong “kresek” selama ini seperti tidak tergantikan. Padahal masih ada alternatif selain penggunaan kantong kresek yang ramah lingkungan.

“Bayangkan, setiap hari kita belanja dan membawa pulang lima plastik sekali pakai, maka dalam seminggu sudah 35 plastik yang menjadi sampah. Jika itu bisa dikurangi hanya dengan membawa dua kotak kecil dan satu tas kain maka kita telah menyelamatkan lingkungan sekitar kita”.

Demikian Hening Parlan, Wakil Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) ‘Aisyiyah mengungkapkan dalam acara ‘Sosialisasi Program Peningkatan Kesadaran untuk Menciptakan Pelestarian Lingkungan melalui Pendekatan Keagamaan di Pasar Tradisional’ yang digelar di Aula SD Muhammadiyah Demangan, Yogyakarta, pada 14 Juli 2025, pekan lalu.

Kegiatan ini merupakan bagian dari inisiatif “Pasar Bebas Plastik” yang telah dijalankan LLHPB ‘Aisyiyah sejak tahun 2022 di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, bekerja sama dengan organisasi masyarakat sipil Diet Plastik Indonesia. Hasil awal menunjukkan adanya peningkatan kesadaran dan praktik penggunaan kantong belanja ulang pakai di kalangan konsumen, terutama ibu-ibu kader ‘Aisyiyah.

Melalui kolaborasi antara LLHPB PP ‘Aisyiyah dan Lembaga Amil Zakat, Infak, dan Shadaqah (LAZISMU) PP Muhammadiyah, serta dukungan LLHPB PWA DIY dan PDA Kota Yogyakarta, inisiatif ini diperluas ke wilayah Yogyakarta, di Pasar Demangan.

Pelaksanaan program ini dikemas dengan pendekatan keagamaan sebagai strategi kunci dalam mendorong perubahan perilaku konsumen dan pedagang pasar tradisional agar mengurangi penggunaan kantong plastik sekali pakai. Praktik sederhana seperti membawa wadah guna ulang saat berbelanja menjadi kunci utama dalam program kelestarian lingkungan ini.

Hening Parlan menceritakan, di Pasar Tebet Barat, Jakarta Selatan, pada 2022, LLHPB ‘Aisyiyah melakukan simulasi dengan mengajak ibu-ibu berbelanja sambil membawa tas kain dan kotak atau wadah guna ulang untuk menaruh bahan dapur seperti bawang, cabai, dan bumbu-bumbu lainnya. Hasilnya, penggunaan plastik sekali pakai menjadi berkurang drastis.

Di pintu masuk pasar tersebut, ungkap Hening, terpampang tulisan “Masuk ke dalam Pasar Bebas Plastik” sebagai tanda pengingat bagi pengunjung untuk membawa tas belanja ramah lingkungan. Selama berbulan-bulan, pemantauan yang dilakukan oleh pemerintah daerah menemukan bahwa pengunjung yang tidak sadar membawa plastik biasanya warga pendatang, mengingat pasar Tebet yang besar juga dikunjungi warga dari luar daerah.

Merespons hal itu, sebagai solusinya di pasar Tebet Barat, disediakan fasilitas wadah khusus (dropbox) untuk peminjaman, pengembalian, dan donasi tas guna ulang.

Sejalan dengan edukasi itu, sambung Hening, Pasar Tebet Barat juga mengintegrasikan pola edukasi lingkungan lewat musala yang biasa digunakan untuk salat Jum’at. Di sana, khutbah Jum’at dan mading informasi tentang pengurangan sampah plastik rutin disampaikan, dan digelar pertemuan serta kajian tafsir setiap Selasa oleh ibu-ibu bersama ranting setempat.

“Kami berharap praktik baik ini bisa diterapkan di Pasar Demangan, agar menjadi pasar yang ramah lingkungan, bebas plastik, dan tempat edukasi yang hidup. Aktivitas berbelanja pun bisa menjadi bagian dari ladang dakwah,” pungkasnya.

Ketua Pimpinan Daerah ‘Aisyiyah (PDA) Kota Yogyakarta, Rowiyah, menegaskan pentingnya menjaga kelestarian lingkungan sebagai bagian dari ketakwaan umat Islam. “Masalah lingkungan bukan hanya persoalan kebersihan, tapi bagian dari ketakwaan. Program ini mengajak kita semua untuk menjadi agen perubahan, mulai dari rumah, pasar, hingga komunitas yang lebih luas,” ujarnya.

Ia mendorong para ibu dan komunitas sekitar pasar untuk memulai perubahan dari hal-hal kecil. “Mari kita buktikan perempuan berkemajuan mampu menjadi pelopor gaya hidup yang lebih ramah lingkungan. Kita jadikan pasar, ranting, dan cabang kita sebagai teladan,” ajaknya. Mulailah dari rumah, ajak tetangga, manfaatkan sarana pengelolaan sampah yang sudah ada, tanamkan pada anak-anak bahwa menjaga alam adalah bagian dari ibadah, tegasnya.

Rowiyah berharap program ini dapat direplikasi ke ranting dan cabang lain sehingga ‘Aisyiyah dapat bergerak bersama menjadi agen atau duta perubahan untuk lingkungan, mengingat daerah Jogja darurat sampah masih belum selesai.

Dalam kegiatan sosialisasi ini, sebanyak 56 peserta yang terdiri dari kader ‘Aisyiyah, Anggota Pimpinan LLHPB PWA Daerah Istimewa Yogyakarta, LLHPB PDA Kota Yogyakarta, dan anggota Pimpinan Cabang ‘Aisyiyah (PCA) Gondokusuman yang menjadi peserta utama program ini.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/LLPHB PP Aisyiyah]

Bagikan Tulisan Ini :
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross