

Alhamdulillah Lazismu dalam penghimpunan dan pendistribusian secara nasional mengalami peningkatan yang signifikan. Hilman mendukung ikhtiar Lazismu mengejar target penghimpunan berikutnya sebesar Rp 1 triliun dan muktamar muhammadiyah tinggal dua tahun lagi.
Ia mengenang saat memimpin Lazismu bisa mengumpulkan dana sekitar Rp 30 miliar. Setelah meninggalkan Lazismu, ternyata dana terkumpul meningkat mencapai Rp 300 miliar. Inilah yang disebut sebagai keberlanjutan.
“Setelah saya tinggalkan, saya ingin beri apresiasi. Tidak pernah saya merasa tidak percaya dengan pengganti saya, dan baru tiga tahun. Sekarang sudah naik lagi hampir 500 persen, mencapai Rp 582 miliar,” ujarnya gembira.
Menurutnya, menghimpun dana sebesar Rp 1 triliun tidaklah mustahil bagi Lazismu. Ia pernah riset 10 tahun lalu di UMY (Universitas Muhammadiyah Yogyakarta). Pada 2015, Ia melakukan perhitungan berapa besaran dana yang diperoleh Lazismu. Ia menaksir di angka Rp 540 miliar. Sekarang capaian itu baru terealisasikan pada 2025.
“Artinya butuh 10 tahun baru bisa tercapai. Saya mengapresiasi, akhirnya angka yang diprediksi itu tercapai oleh teman-teman Lazismu Pusat,” ujarnya. Berkaca dari pengalaman ini, Hilman yakin bahwa angka Rp 1 triliun bukanlah sesuatu yang mustahil.
Jika target itu dirumuskan, Ia meyakini dengan sebuah konsep area bisa membangun pemberdayaan bukan hanya tentang manusianya tapi wujud konkretnya bisa dibuktikan bagi pihak lain melihatnya untuk berkolaborasi. Ketika konsep program yang bagus itu ada setidaknya sampai muktamar 2027.
Hilman menginstruksikan setiap provinsi sudah punya satu program Kampung Berkemajuan. “Konsep programnya harus jelas ada indikatornya, lebih terlihat dan beberapa wilayah sudah melakukan,” pungkasnya. Sejalan dengan tema kali yang luar biasa. Suatu tema yang diharapkan Lazismu hadir di suatu tempat dan bisa hadir menjadi solusi masyarakat.
Ia menambahkan untuk memperkuat literasi amil Lazismu dapat membaca program Asta Cita, dalam program itu ada keterkaitan program-program Lazismu dengan Asta Cita pada butir ketiga yaitu penciptaan lapangan kerja berkualitas dan pengembangan kewirausahaan serta butir keenam, pembangunan dari desa untuk pemerataan ekonomi.
“Hal itu, sangat relevan dengan visi dan misi Lazismu dan sudah bertahun-tahun integrasikan formula ide dan aksinya ke dalam SDGs yang upaya ini menempatkan Lazismu melengkapi program-program pemerintah,” tandasnya.
Apa kaitanya Asta Cita dengan Lazismu, Hilman menuturkan terbuka bagi Lazismu memperkuat ekosistem dampingan pemberdayaan masyarakat seperti di peternakan, pertanian dan perikanan. “Harus sudah mulai dirancang, diperkuat serta diintegrasikan dengan program saat ini. Tidak sekadar bangga tapi berdampak dan bermanfaat luas,” ujarnya.
Pimpinan Wilayah Muhammadiyah Kalimantan Selatan, Ridhahani Fidzi selaku tuan rumah turut mengucapkan terima kasih kepada Lazismu Pusat yang memberikan amanah dan kesempatan kepada Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan untuk menyelenggarakan rakernas.
Ada rangkaian kegiatan Rakernas yang sebelumnya dilaksanakan berupa Lazismu Expo 2025 selama satu pekan dari awal November dan Soft Opening pada Jum’at Siang (7/10/2025). Melibatkan banyak pelaku usaha kecil yang menjadi bagian komitmen muhammadiyah untuk pemberdayaan dan menggerakan roda ekonomi.
Ridhahani Fidzi berharap dari rakernas ini dapat memperkuat komitmen Lazismu untuk kepeduliannya kepada umat. Di Kalimantan Selastan sendiri, kata dia, potensi zakatnya mencapai Rp 1,4 triliun, sementara yang tersentuh baru sekian persennya. Masing – masing wilayah pada momen ini dapat terus memperkuat jaringan dan kualitas. Semoga rakernas berjalan lancar.
Turut hadir dalam acara pembukaan Grand Opnening, Fajar Riza Ulhaq Wakil Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Gubernur Kalimantan Selatan, Walikota Banjarbaru, Pimpinan Wilayah Aisyiyah Kalimantan Selatan dan para tamu undangan lainnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

