

SUMBAR --- Banjir bandang di Sumatera Barat mengakibatkan aliran litrik terputus. Suasana malam hari gelap gulita tanpa litrik dan sinyal tak menyurutkan relawan Muhammadiyah yang tergabung dalam One Muhammadiyah One Response (OMOR) untuk membantu warga terdampak.
Menurut Ketua MDMC Sumatera Barat, Portito, sinyal di lokasi terdampak kadang hilang dan timbul lagi. Tim OMOR yang terdiri dari MDMC, Lazismu, LLHPB Aisyiyah masih melakukan respons darurat untuk mendampingi warga terdampak banjir dan mendatangi rumahnya untuk menyalurkan bantuan makanan.
“Kolaborasi OMOR dan Wardah Foundation serta Irman Gusman Center yang menerjunkan relawan langsung memberikan layanan kepada warga”, jelasnya saat dikonfirmasi pada Selasa, (2/12/2025). Pendampingan dan pelayanan kepada masyarakat dilakuikan di Jorong Salareh Aie dan Jorong Sabarang Aie, Kecamatan Palembayan Kabupaten Agam.
Alhamdulillah layanan dapur umum telah berdiri, menyiapkan 500 bungkus makanan siap saji untuk makan malam yang diantarkan lansung kepada penerima manfaat yang terdampak bencana banjir.
Dalam koordinasi ini Bersama komunitas Ardi Santoso, relawan meninjau pembangunan jembatan darurat yang dibangun oleh relawan bersama masyarakat setempat. “Relawan juga mengunjungi masyarakat yang masih terisolasi dan sekaligus memastikan bantuan yang diberikan sampai kepada penerima manfaat,” ungkapnya.
Sementara itu, Pos Pelayanan OMOR di Sumatera Barat, terutama di Nagari Salareh Aie Kecamatan Palembayan kabupaten Agam, telah melayani untuk menyalurkan bantuan respons darurat. Layanan itu meliputi : Dapur umum dengan penerima manfaat kurang lebih 500 jiwa/hari dengan kebutuhan 1000 paket nasi bungkus/hari makan siang dan makan malam.
Layanan lainnya adalah pemeriksaan kesehatan bagi masyarakat terdampak korban banjir Bandang dan Galodo. Sambil melihat perkembangan yang ada, pendampingan psikososial bagi para korban akan dialkukan dengan memperkuat relawan di lapangan.
Informasi perkembangan bencana di Sumatera Barat menurut Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB), tercatat ada 11.000 lebih jiwa di Kota Padang yang terdampak. Adapun sebaran pengungsi terdapat di Padang Pariaman: 562 KK, Padang Panjang: 216 KK, Kabupaten Agam: 208 KK dan Kabupaten Pasaman: 336 KK.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/MDMC Sumbar]

