

JAKARTA – Lazismu di usianya yang ke -22 tahun memiliki capaian dan tantangan. Sesuai dengan visi dan misinya, Lazismu juga akan mendukung Muhammadiyah untuk unggul dan berkemajuan. Hal itu bisa dilakukan dengan bersinergi untuk menuju inovasi sosial.
Seperti pada tema milad Lazismu tahun ini, Sinergi Kebajikan untuk Inovasi Sosial, keunggulan dan kemajuannya hanya bisa dilakukan dengan bersama – sama, kata Ketua Badan Pengurus Lazismu, Ahmad Imam Mujadid Rais dalam resepsi milad Lazismu ke -22 di Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Jakarta, pada Selasa, 30 Juli 2024.
Tantangan di Lazismu, menurut Mujadid Rais, kalau saya amati dari pergerakan lembaga amil zakat di tanah air tidak lepas dari isu tata kelola. “Di internal Lazismu sendiri terkait isu digitalisasi, SOP, kemudian peningkatan sumber daya manusia masih terus untuk dikejar pencapaiannya. Lazismu akan memperbaiki dari hari ke hari sesuai dengan visi dan misinya sebagai lembaga amil zakat yang terpercaya, amanah dan profesional,” jelasnya.
Namun itu semua, tidak bisa dilakukan sendiri, Lazismu harus membuka diri bahkan lintas agama, suku, majelis di internal dan lintas sektor baik di pemerintahan dan di kalangan masyarakat sipil (civil society).
Mujadid Rais mewakili Lazismu bersyukur, di tahun ini mendapat apresiasi dan penghargaan dari FOZ, berupa zakat awards melalui program Edutabmu dalam kategori Gold. Kami berkolaborasi dengan The Head Foundation Indonesia untuk melakukan inovasi sosial pembelajaran digital nir internet sehingga bisa membuka akses proses belajar mengajar di sekolah-sekolah yang terbatas dari sarana dan prasarana di daerah yang terpencil.
“Kami dalam perjalanannya bahwa semua program Lazismu mendukung program persyarikatan, ini penting untuk saling berkolaborasi. Tidak jalan sendiri. Baru kemarin Lazismu meluncurkan program beasiswa kader yang berkolaborasi dengan MPKSDI PP Muhammadiyah, serta lembaga lainnya seperti Baznas,” paparnya.
Ini perjalanan panjang, Mujadid rais menegaskan, Lazismu berharap bisa menjadi satu lembaga yang mendukung visi Muhammadiyah tahun 2027 agar unggul dan berkemajuan.
Selain itu, sambung Mujadid Rais, Lazismu sebagai lembaga amil zakat harus aman syariah karena ada dewan pengawas syariah dengan panduan yang ketat, aman regulasi yang tunduk pada undang-undang zakat, aman NKRI karena beberapa waktu belakangan ada lembaga yang kirim donasi dikhawatirkan berbeda dari garis republik Indonesia,” pungkasnya.
Tambahnya satu lagi, Lazismu harus aman sosial dan ekonomi. Lazismu ingin memberikan satu dampak positif dan memberikan nilai manfaat terhadap masyarakat. “Mulai dari isu kemiskinan ekstrem yang masih ada di tengah kita, isu pinjol, dan pengangguran yang juga masih menjadi masalah bersama, ungkapnya dengan harapan bisa memberikan manfaat kepada masyarakat,” tandasnya.
Maka dalam suasana yang berbahagia ini saya mengucapkan selamat milad untuk Lazismu yang ke-22, semoga bisa bersinergi dalam memberikan kebaikan dalam inovasi sosial. Hadir dalam acara itu, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nasir, Majelis, Lembaga dan Ortom Muhammadiyah, mitra korporat dan perbankan Lazismu, BPKH, donatur, dan rekan – rekan lembaga filantropi lainnya yang selama ini menjadi bagian mitra kolaborasi Lazismu.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

YOGYAKARTA -- Kader muhammadiyah adalah kader yang siap berkiprah untuk kemajuan persyarikatan. Muhammadiyah mencari kader yang mumpuni untuk mengisi estafet kepemimpinan agar roda organisasi dan amal usaha dapat terus maju. Untuk menciptakan kader mumpuni dibutuhkan pelatihan dan pendampingan, salah satunya melalui beasiswa kader.
Meski kader persyarikatan tersebar di seluruh Indonesia, menjaring kader potensial adalah agenda penting dengan memberikan perhatian khusus dalam bentuk peningkatan kapasitas dan kesempatan melanjutkan pendidikan. Lazismu dan Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insani (MPKSDI) Pimpinan Pusat Muhammadiyah berkolaborasi menjembatani hal itu dengan meluncurkan program pilar pendidikan berupa beasiswa kader.
Peluncuran program beasiswa kader diresmikan oleh Ketua Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Agung Danarto secara daring, di Yogyakarta, pada Senin, 29 Juli Agustus 2024, yang disaksikan langsung oleh Bachtiar Dwi Kurniawan Ketua MPKSDI PP Muhammadiyah dan Ahmad Imam Mujadid Rais Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat.
Dihadapan kader muhammadiyah seluruh Indonesia, Bachtiar Dwi Kurniawan dalam sambutannya mengatakan rasa syukurnya atas inisiasi program ini. MPKSDI mendapatkan amanah untuk melakukan proses peningkatan dan pengembangan kapasitas kader muhammadiyah.
“Inisiasi yang kami niatkan untuk kader-kader muhammadiyah agar memperoleh akses pendidikan, semoga beasiswa ini juga bisa diakses oleh kader-kader yang ada di luar negeri dalam menyelesaikan studinya,” pungkasnya.
Bachtiar menuturkan bahwa MPKSDI diamanahi program pendidikan dalam muktamar muhammadiyah sebagai wujud penanaman dan peneguhan ideologi muhammadiyah. Rangkaian kegiatannya antara lain, ideopolitor dan baitul arqam yang dilakukan di tingkat struktur pimpinan persyarikatan muhammadiyah.
“Seiring dengan kemajuan infrastruktur dan pembangunan fisik muhammadiyah jangan sampai kader-kader kita tertinggal di aspek kejiwaan, etos dan ideologi. Sehingga proses-proses ini seiring dengan perkembangan jiwa dan spirit ideologi muhammadiyah dapat memberikan nilai manfaat untuk kader,” jelasnya.
Dalam kesempatan yang lain, kami juga ada program diaspora kader yang sedang dirintis dan diinisiasi yang bentuknya nanti bisa dilihat dalam kurun waktu tiga sampai dengan empat tahun ke depan. Sementara itu, internasionalisasi muhammadiyah bukan sekadar fenomena lokal tapi global. Kader di luar negeri, kata dia, merupakan penyambung lidah muhammadiyah dan juru bicara dalam menyebarkan pemahamanan islam berkemajuan.
Karena itu, mewakili MPKSDI, kami mengucapkan terima kasih kepada Lazismu atas sinergi program ini. Semoga program ini untuk kader berjalan lancar dan membantu kader persyarikatan di mana pun berada dalam studinya.
Selaras dengan sambutan itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais, mengungkapkan bahwa dirinya dan Lazismu sering mendapat pertanyaan dari kader persyarikatan tentang beasiswa. Kader-kader itu tersebar di ortom dan AUM yang membesarkan persyarikatan di daerahnya masing – masing.
Maka dengan diluncurkannya program beasiswa kader, sambung Mujadid Rais, ada tantangan di depan mata bahwa kita menghadapi bonus demografi dan memerlukan peningkatan sumber daya manusia. “Dengan adanya beasiswa ini dapat mendukung generasi emas. Mudah-mudahan beasiswa kader bisa diakses oleh semua dan mendapatkan informasi yang layak,” katanya.
Dalam kolaborasi program kali ini, selain dengan MPKSDI, Lazismu juga menggandeng Majelis Dikti PP Muhammadiyah yang sudah berpengalaman menyeleksi. Lazismu mengucapkan terima kasih kepada kawan-kawan yang hadir dalam peluncuran ini. Kami memohon dukungan bapak ibu yang sama-sama menghidupkan Lazismu di mana pun berada.
“Supaya dampaknya bisa dirasakan bersama baik di lingkungan internal dan eksternal persyarikatan. Sekali lagi terima kasih kepada tim adhoc dan MPKSDI yang tak kenal lelah untuk duduk bersama agar program ini bisa berjalan,” ucapnya.
Di tengah antusias kader yang hadir, Ketua Pimpinan Pusat Muhamamdiyah Agung Danarto dalam amanahnya mengatakan peluncuran program beasiswa kader sebagai upaya memberikan perhatian serius kepada kader dan angkatan muda muhammadiyah yang sedang menyelesaikan studinya.
“Muhammadiyah relatif terbuka secara organisasi dan kader yang berkiprah di muhammadiyah sejak dini tersalip dengan yang datang belakangan,” tandasnya.
Hal itu disebabkan oleh komptensi formal yang tidak dimiliki oleh kader yang aktif sejak lama. Karena muhammadiyah semakin berkembang, maka membutuhkan kompetensi kader yang semakin tinggi juga, bukan hanya tingkat sarjana tapi magister dan doktor dari hasil pendidikan formal yang ada di tanah air.
Kondisi ini jadi seleksi awal dalam hal kompetensi misalnya jadi dosen syaratnya lulusan strata dua. Sekarang saja, kata Agung Danarto menceritakan, banyak kader-kader yang belum bisa menyelesaikan pendidikannya. Hal itu tidak cukup dengan kekaderan bagi alumni atau pimpinan ortom tingkat pusat sekalipun karena dibutuhkan pendidikan yang formal.
“Ini strategis sekali bukan hanya dalam rangka memberikan kesempatan lebih lanjut tapi juga untuk menjaga muhammadiyah di masa yang akan datang,” tandasnya.
Karena itu harus ada kesempatan untuk kader-kader dalam memanfaatkan kesempatan ini dalam studi atau bisa juga dibantu dalam SPP dan biaya buku supaya semangat dan mau belajar dengan giat dan rajin.
Setelah strata satu, diberi wawasan dan informasi untuk lanjut ke jenjang berikutnya. Ini tentu apa yang dilakukan MPKDSI dan Lazismu sebagai langkah awal. Saya dengar program beasiswa kader sudah memberikan porsi untuk S1 250 orang dan S2 150 orang.
“Langkah awal yang bagus, ke depan itu tidak cukup kita tahu hampir semua AUM semuanya menawarkan beasiswa. MPKSDI harus memiliki data sebagai pusat informasi perguruan tinggi yang punya program beasiswa. Apa syaratnya dan yang dicover apa sehingga memberikan informasi yang luas bagi kader untuk bisa akses ke program beasiswa tersebut,” tegasnya.
Alhamdulillah Lazismu sudah bisa menyiapkan program beasiswa dari penggalangan dana dan kita doakan Lazismu agar lebih banyak muzaki dan donatur yang berinfak sehingga ada keberkelanjutan dan lebih besar untuk penerima manfaatnya.
“Mudah-mudahan para pemangku kepentingan mendapat keberkahan dan dimudahkan. Terutama untuk Lazismu dan yang mendapatkan beasiswa seteleh diseleksi. Ini keren sekali. Semoga kader yang terseleksi nanti lulus dan selesai studinya bisa ke jenjang pendidikan berikutnya,” tutupnya dengan nada semangat.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

TURKI – Filantropi Islam berkomitmen memperluas jangkauan penerima manfaatnya. Kiprah Lazismu dengan jejaringnya di seluruh Indonesia peran strategisnya telah banyak dirasakan masyarakat. Melalui pimpinan Muhammadiyah di luar negeri diharapkan Lazismu turut mengoptimalkan nilai manfaat zakat, infak dan sedekah serta dana sosial lainnya yang sejalan dengan spirit dakwah berkemajuan yaitu internasionalisasi Muhammadiyah.
Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki periode 2024-2026 resmi dikukuhkan pada Sabtu (20/7/2024) di kota Konya, Turki.
Pengukuhan itu dihadiri Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Abdul Mu’ti, Duta Besar Republik Indonesia (RI) untuk Turki, Achmad Rizal Purnama, serta Ketua Program Studi Ilmu Politik dan Kebijakan Publik Necmettin Erbakan University, Önder Kutlu.
Pada periode kepemimpinan Tri Julia Wulandari, Lazismu Turki diharapkan mampu mengoptimalkan segala usaha untuk menjadi lembaga filantropi islam berkemajuan di Turki. Hal ini sejalan dengan semangat Muhammadiyah yang tertuang dalam Muktamar ke-48 di Surakarta tentang semangat internasionalisasi Muhammadiyah.
Pada acara pengukuhan tersebut, Ketua Lazismu Turki, Tri Julia Wulandari nenyampaikan arah kebijakan program Lazismu Turki ke depannya. Selain itu, ia mengatakan bahwa program-program yang telah berjalan harapannya tidak hanya dirasakan oleh warga negara Indonesia saja, tapi juga warga Turki atau warga negara asing secara umum.
Lazismu Turki akan berkomitmen penuh untuk membantu mereka yang ingin menyalurkan zakatnya. Tanpa memandang kewarganegaraan, Lazismu Turki percaya, dakwah yang disebarkan melalui program utamanya akan membawa keberkahan dan kemaslahatan bagi sesama, sesuai dengan tagline Lazismu di Turki "Memberi Untuk Negeri".
Di samping itu, tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Lazismu Turki semakin meningkat. Banyak dari mereka yang telah menyalurkan zakatnya melalui Lazismu. Nantinya, Lazismu Turki akan berupaya untuk mengesahkan legalitas dan menjadi salah satu lembaga filantropi terpercaya yang ada di Turki.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Kelana Wakil Sekretaris Lazismu Turki]

JAKARTA – Ketika berbicara pemberdayaan dan pengembangan program selama ini yang dianggap perlu adalah programnya. Padahal dalam aspek pemberdayaan dan pengembangan, infrastruktur merupakan bagian yang penting. Seperti fasilitas pemberdayaan antara lain kolam, air dan lain sebagainya.
Pada kondisi tertentu, dengan modal sedikit, infrastruktur ada, dan ada tempat berkumpul untuk produktivitas warga. Maka infrastruktur harus menjadi perhatian program Kampung Berkemajuan. Melalui infrastruktur eskpresi kegiatan di dalamnya bisa melengkapi suatu program, kata peneliti filantropi Islam, Hilman Latief dalam sambutannya di acara Workshop Panduan, Pelatihan LFA dan Asesmen Program Kampung Berkemajuan Inovasi Sosial Berbasis Kawasan, di Jakarta pada Kamis, 25 Juli 2024.
“Saya apresiasi workshop ini dengan program yang sejak lama dilakukan, bahwa saat ini kita perlu masuk ke satu proyek sosial secara lebih terpola, sistemik. Memang saya sedang menguji Lazismu dan majelis terkait, bisakah kita melakukan proyek berkelanjutan dan konsisten selama 2-3 tahun,” ungkap Hilman Latief yang juga Bendahara Umum PP Muhammadiyah.
Hilman mengungkapkan, pada tahun 2019, saya berkomunikasi dengan salah satu perusahaan Korea berdiskusi tentang transformasi digital. Saya ingat mungkin bulan Desember beberapa tahun lalu, bagaimana kemudian agar satu program ada literasi untuk guru, siswa ada proses pembelajaran dengan mudah namanya Enuma.
Sebagai informasi, lanjut Hilman Latief, mereka sukses menerapkan program tersebut di kawasan gurun, Afrika, karena tidak memerlukan koneksi internet. Di sana, ada proses pembelajaran Enuma yang saat itu Covid, karena lebih relevan dan memberikan kemudahan bagi bantuan guru dalam mengajar.
Mereka adalah orang terpelajar, memiliki martabat, tapi hal itu kurang bermartabat. Kenapa demikian karena sekolah tidak mendapatkan income karena banyak siswa yang kesulitan juga. Hilman mengisahkan, akan lihat dahulu kerja tim kami, kita menyumbang Rp 2 milyar. Selanjutnya kita jalankan dan Enuma dukung dari sisi teknologi.
“Kita butuh tim, dari dikdasmen kita libatkan, ambil dari yang muda lalu membuat tim dan merancang peta jalannya (roadmap), lima tahun akan berhasil atau tidak,” ungkapnya.
Maksud dari apa yang saya sampaikan, saya ingin menguji, bisakah kita, tiga tahun minimal mengerjakan satu proyek inovasi sosial selama tiga tahun. Dan bagi mereka itu suatu kesuksesan yang merupakan bagian dari kemitraan (partnership).
Selanjutnya, saya juga pamit dari Lazismu dan membuat satu platform program dari 2018. Pada kondisi ini, ingin menerjemahkan hasil muktamar dengan pemberdayaan kawasan, ada pemerataan kawasan. Bahwa ada daerah tertentu yang harus disentuh secara khusus agar masyarakat lebih hidup untuk meningkatkan berbagai aspek kehidupan.
Saya juga melihat suatu desa, dan tidak ada perubahan, dan kita lihat potensi, infrastruktur yang dibutuhkan. Kemudian saya inisiatif membuat ecovillages yang didukung dengan farm culture, yang selanjutnya kita kenalkan ke masyarakat.
Ternyata itu tidak mudah, tantangannya soal dana, di tempat yang saya kelola hampir 400 ekor kambing yang berasal dari 40 ekor di tahun 2020. “Keberlanjutan menjadi tantangan, sekaligus saya menguji teori pemberdayan sebagai peneliti filantropi,” tandasnya.
Masalah perencanaan waktu, juga perlu dipikirkan untuk berapa tahun dikerjakan program itu. Maksud saya, Lazismu bisa merancang suatu program sampai tahun 2027. Di periode 2,5 tahun, kita intensifkan dari sesuatu yang level A menjadi level C dengan model seperti ini. Lantas berapa budget yang akan diinvestasikan, karena itu Lazismu butuh ekspert yang bisa menguji untuk kampung berkemajuan ini.
Saya pikir yang menjadi poin penting akhirnya adalah bagaimana Lazismu bisa terkoneksi dengan wakaf. Agar lahan wakaf bisa diberikan perspektif baru dari Lazismu, mulai dari isu berkelanjutan, isu food friendly, sampai dengan tanaman, perikanan.
Semoga apa yang disampaikan kali ini, hemat saya, bisa memberikan pencerahan agar tanah wakaf bisa memberikan benefit untuk masyarakat sehingga tidak melulu dibangun masjid, sekolah dan lainnya. Sekali lagi, saya apresiasi langkah ini, dengan adanya tim fasilitator, bisa membuat hasil yang bermanfaat, pungkasnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

PALEMBANG -- Musibah kebakaran yang melanda Perguruan Pendidikan Muhammadiyah Cabang Seri Kembang, Kabupaten Ogan Ilir, Sumatera Selatan, menyentuh hati banyak pihak. Salah satunya adalah Lazismu Kota Palembang yang dengan sigap menyalurkan bantuan sebesar Rp 11.216.800 untuk meringankan beban warga sekolah.
Penyerahan bantuan secara simbolis dilakukan oleh Ketua Lazismu Kota Palembang, Kgs Muhammad Fahmi, didampingi pengurus kepada Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Seri Kembang, Laily Mubarok, berlokasi di sekolah Muhammadiyah setempat pada Rabu, 24 Juli 2024.
"Bantuan ini merupakan wujud kepedulian dari para donatur, baik dari warga Muhammadiyah maupun masyarakat umum yang telah mempercayakan Lazismu sebagai jembatan untuk menyalurkan kebaikannya," ujar Muhammad Fahmi.
Lebih lanjut, Fahmi menyampaikan bahwa Lazismu masih membuka pintu bagi siapa saja yang ingin berdonasi untuk membantu pembangunan kembali Perguruan Muhammadiyah Seri Kembang. "Donasi dapat disalurkan langsung ke kantor Lazismu Kota Palembang," imbuhnya.
Laily Mubarok mewakili PCM Seri Kembang, menyampaikan ucapan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada Lazismu Kota Palembang dan seluruh donatur. "Bantuan ini sangat berarti bagi kami. Semoga Allah SWT membalas semua kebaikan yang telah diberikan," ungkapnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Andi Wijaya]

SIDOARJO -- Ririn Hariani (59), di usia senjanya masih semangat meracik minuman tradisional khas Madura. Bakatnya itu warisan ibunya yang diberikan kepada Ririn ketika usianya masih muda.
Dulu ibunya membuat minuman jamu godokan, ramuan yang berkhasiat untuk para perempuan dan pasangan muda. Ramuan berkhasiat yang diperolehnya secara turun temurun.
Sejak menikah, ia ikut suaminya pindah ke Sidoarjo. Di tengah usahanya meracik minuman berkhasiat, Ririn juga merawat anaknya yang disabilitas (tuna tungu). Usahanya tidak berjalan maksimal karena harus merawat anaknya, sampai akhirnya berhenti total.
Seiring waktu, anaknya yang disabilitas sudah berumah tangga. Ia sudah memiliki cucu yang sekolah di TK, tugas sehari-hari Ririn mengantar ke sekolah dan seringnya bertemu dengan ibu-ibu pasangan muda itu memberikan ide untuk memulai kembali usaha membuat minuman tradisional ini.
Di usianya yang sudah lansia, Ririn harus tetap produktif. Ide berjualan jamu kembali diyakini dapat memberikan manfaat. Namun kendalanya, kata Ririn tidak ada modal untuk membeli alat-alat dan bahannya.
Ririn beruntung, Lazismu Sidoarjo mendukung ide cemerlangnya itu. Melalui pilar ekonomi program UMKM bantuan Lazismu diterima Ririn. Ia mengaku sangat bahagia menerima bantuan alat usaha dan modal kerja dari Lazismu Sidoarjo untuk usaha minuman berkhasiat, katanya, Sabtu (20/7/2024).
Ketua Lazismu Sidoarjo, Hifni Solikhin menjelaskan bahwa pemberian bantuan usaha untuk lansia dalam program Pemberdayaan UMKM, berupa alat usaha minuman tradisional. “Wujud kepedulian Lazismu untuk mendukung usaha mikro yang memberikan dampak positif bagi perempuan yang memiliki bakat atau kemampuan usaha tapi terkendala modal usaha,” imbuhnya.
Dengan memberikan bantuan sesuai kebutuhan penerima manfaat, Lazismu Sidoarjo berupaya untuk terus mendukung pengembangan usahanya, tentu sesuai dengan kebutuhan mustahik dan kententuan asnaf yang ada, paparnya.
Meracik Jamu
Dalam meracik minuman itu, kualitas dan rasa harus tetap terjaga. Ririn mempertahankan proses membuat munuman ini dengan alat tradisonal. Alat tumbuk berupa lumpang dan alu adalah andalannya.
Rasa dan aroma khas yang menyengat dari rempah-rempah menjadi minuman yang berbeda dari minuman sejenis. Karena saya masih menjaga proses dengan menumbuk, pakai lumpang dan alu. “Agak lama prosesnya karena tidak diblender, kalau ditumbuk minyak astiri dari bahan-bahan minuman itu keluar aroma dan khasiatnya berbeda," ungkapnya
Proses pembuatannya sederhana, setelah semua bahan ditumbuk, dimasukan ke air mendidih di panci, kemudin ditambah gula aren dan gula putih, setelah dingin dikemas ke dalam botol. Ramuan ini diperoleh dari ibu saya dan sangat disukai karena khasiatnya sudah terbukti khusus bagi ibu rumah tangga muda agar keset.
Resep minuman herbal ini merupakan ramuan dari kunyit, sirih, jahe, kunci pepet, majaan jambe muda, kulit delima putih, daun sirih, asem matang, gula aren dan gula putih, tukasnya. Ririn menjual minuman berkhasiatnya seharga Rp 10.000 per botol plastik.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Yekti]

