

JAKARTA -- Setiap profesi mensyaratkan keahlian dan keterampilan. Begitu juga dengan guru yang memiliki tanggung jawab mendidik dan membina peserta didik agar menjadi pribadi yang berkarakter. Guru dalam pengabdiannya bersandar pada paggilan jiwa dan hati nurani. Karena itu, kesehatan jasmani dan rohaninya harus terpenuhi untuk memperkuat kualitasnya. Tantangan guru sangat kompleks termasuk tantangan yang dialami dalam kehidupannya sebagai orang tua di rumah. Adapun yang paling menohok adalah tantangan ekonomi bagi seorang guru terlebih jika statusnya sebagai honorer.
Dalam catatan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) pada bulan Februari 2023, ada banyak profesi yang terjerat pinjaman online, salah satunya adalah guru. Karena persoalan ekonomi dan kebutuhan mendesak maka tidak ada pilihan selain memanfaatkan akses pinjaman online. Masalahnya, guru honorer dengan penghasilan yang terbatas tak cukup kuat untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarganya. Namun tidak semua guru terjerat pinjaman online, ada banyak faktor yang melatarbelakanginya sehingga untuk memperoleh akses kesehatan saja mengalami kendala keuangan.
Sejauh ini, Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat Nasional bersama Majelis Pendidikan Dasar Menengah (Dikdasmen) dan Pendidikan Non Formal (PNF) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, melakukan kajian terhadap guru honorer di lingkungan pendidikan Muhammadiyah. Diperoleh informasi bahwa masih ada sebagian guru honorer tidak mampu melanjutkan membayar iuran BPJS Kesehatan.
Sebagai intervensi untuk memberikan solusi terhadap perlindungan kesehatan guru, ikhtiar Lazismu adalah berkolaborasi dengan banyak pihak antara lain BPJS Kesehatan, Kemenko PMK dan USAID CATALYZE untuk memberikan bantuan berupa melunasi iuaran BPJS Kesehatan yang tertunggak. Langkah terobosan ini menurut Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nunung Nuryartono, merupakan inovasi program yang berani untuk menjadi role model. Dia menilai kolaborasi Lazismu dan BPJS Kesehatan merupakan keberhasilan membaca realitas sosial dan pendidikan untuk menghadirkan project boosting yang komitmennya harus diaperesiasi.
"Satu prinsip yang perlu digarisbawahi dalam jaminan sosial dan kesehatan, ada spirit nilai-nilai Pancasila yaitu gotong royong. Masyarakat saling membantu untuk membayar iuran jaminan kesehatan secara berkelanjutan," jelas Nunung.
Implementasi program ini akan dimulai dengan membayarkan 20 keluarga guru honorer Muhammadiyah di Jakarta dengan jumlah 67 jiwa dan total iuran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang tertunggak dan dibantu dibayarkan oleh Lazismu sekitar Rp. 48.137.000 dan akan terus bergerak dan bertambah baik dari sisi jumlah maupun locusnya. Project Piloting ini diharapkan dapat menjadi boosting bagi Pemerintah Daerah lain dalam meningkatkan kepesertaan aktifnya melalui CSR dan lembaga amil zakat seperti dilakukan Lazismu.
Hal senada disampaikan Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putro, bahwa kolaborasi dengan Lazismu tak perlu diragukan lagi. Kiprah Muhammadiyah dalam membangun bangsa dan negara sudah teruji. "Kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan satu dekade yang lalu merupakan wujud hadirnya negara dalam melindungi dan menyejahterakan warga negaranya," ujarnya.
Kolaborasi BPJS Kesehatan dengan Muhammadiyah bukan hanya kali ini. Arief menegaskan, sebelumnya 115 jejaring rumah sakit PKU Muhammadiyah telah melayani peserta JKN di seluruh Indonesia. "Tentunya kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Lazismu akan semakin melengkapi kemanfaatan kepada masyarakat Indonesia," tandasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais yang menyaksikan langsung penandatanganan kerja sama antara Lazismu dan BPJS Kesehatan (13/05) di Aula Masjid At-Tanwir Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah mengatakan, implementasi program Lazismu yang difokuskan kepada guru honorer ini merupakan perwujudan dari pengkhidmatan kepada umat dan bangsa sebagaimana terpancar dalam Risalah Islam Berkemajuan. Signifikansinya dalam konteks capaian SDGs, Lazismu memperioritaskan mustahik yang memang layak dibantu untuk pemberdayaan seperti guru honorer ini.
"Alhamdulillah, kami menyambut baik adanya inisiasi ini. Komitmen persyarikatan Muhammadiyah dalam hal ini melalui Lazismu dapat langsung mempraktikkan pengkhidmatan secara nasional dan global seperti yang telah dilakukan pendiri Muhammadiyah di Yogyakarta," kata Mujadid Rais.
Profesi guru adalah panggilan jiwa, sambung Rais, karena itu jasmani dan rohaninya harus sehat untuk memperkuat kapasitasnya. Pihaknya memastikan juga sebelum guru-guru honorer memperoleh bantuan, tentu di internal kami juga memastikan amil-amil kami sudah ikut BPJS Kesehatan.
Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Enilda Martin dalam agenda yang sama mengungkapkan, setiap orang dan dalam status sosial ekonomi apa pun punya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas. Melalui USAID Catalyze, pihaknya mendukung upaya Indonesia untuk mencapai cakupan kesehatan semesta.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

JAKARTA -- Lazismu dan BPJS Kesehatan resmi melakukan perjanjian kerja sama di Aula Masjid At Tanwir Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Menteng, Jakarta pada Senin (13/05). Kerja sama kedua belah pihak ditandai dengan penandatanganan perjanjian antara Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah yang diwakili oleh Ibnu Tsani selaku Direktur Utama bersama Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan Arief Witjaksono Juwono Putro. Penandatanganan ini disaksikan langsung oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK Nunung Nuryartono, dan Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Enilda Martin. Tampak anggota Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah juga turut berhadir antara lain Muarawati Nurmalinda dan Erni Juliana serta jajaran direksi Lazismu.
“Kami menyambut baik adanya inisiasi ini. Bagaimana komitmen persyarikatan Muhammadiyah dalam hal ini melalui Lazismu dapat langsung mempraktikkan pengkhidmatan secara nasional dan global seperti yang telah dilakukan pendiri Muhammadiyah di Yogyakarta," kata Mujadid Rais.
Kolaborasi ini sepengelaman kami sudah didiskusikan hampir setahun bersama BPJS Kesehatan dan USAID Catalyze. Prinsipnya, sambung Rais, Lazismu mengapresiasi kolaborasi ini. Kami memastikan juga sebelum guru-guru honorer memperoleh bantuan, tentu di internal kami juga memastikan amil-amil kami sudah ikut BPJS Kesehatan.
"Pada hari ini akhirnya program kolaborasi dengan BPJS Kesehatan dapat terlaksana dan resmi ditandatangani. BPJS Kesehatan merupakan salah satu sistem jaringan sosial terbaik dan terluas di dunia. Kalau ada kekurangan, itu wajar. Sama-sama kita perbaiki dan tingkatkan," tutur Rais.
Harapannya ke depan tentu BPJS Kesehatan bisa lebih maju, sehingga bisa berkolaborasi dengan lembaga lain. Rais menambahkan bahwa Lazismu terstruktur, di setiap provinsi ada. "Ada di luar provinsi dan ada daerah tingkat kota/kabupaten. Jika bicara proyeksi ke depan, mudah-mudahan program ini bisa kita kembangkan hingga tingkat akar rumput," jelasnya.
Ini bisa menjadi warna yang menggambarkan program-program yang dapat dikembangkan pada masa mendatang. Terakhir, Rais juga mangajak kepada masyarakat untuk tidak lupa berzakat ke Lazismu karena manfaatnya akan kembali ke program ini pula.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Investasi BPJS Kesehatan, Arief Witjaksono Juwono Putro, mengemukakan kiprah Muhammadiyah dalam membangun bangsa dan negara yang tidak perlu diragukan lagi. "Kehadiran Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) yang dilaksanakan oleh BPJS Kesehatan satu dekade yang lalu merupakan wujud hadirnya negara dalam melindungi dan menyejahterakan warga negaranya," ujarnya.
Dengan adanya program JKN ini, kata Arief, warga negara Indonesia memiliki hak dan akses layanan kesehatan yang mudah, cepat, dan sah sehingga terbebas dari risiko sadikin (sakit sedikit miskin) sebagaimana stigma yang ada saat ini. Hingga kuartal pertama 2024, Arief melaporkan bahwa cakupan kepesertaan JKN telah mencapai 299,9 juta jiwa atau 96 persen dari total penduduk Indonesia dengan total kunjungan berobat atau tingkat kemanfaatan layanan kesehatan ini mencapai 606 juta kunjungan pada 2023 dengan biaya jaminan kesehatan yang telah dibayarkan mencapai 158,85 triliun rupiah.
Kolaborasi BPJS Kesehatan dengan Muhammadiyah bukan hanya kali ini. Arief menegaskan, sebelumnya 115 jejaring rumah sakit PKU Muhammadiyah telah melayani peserta JKN di seluruh Indonesia. "Tentunya kerja sama antara BPJS Kesehatan dengan Lazismu akan semakin melengkapi kemanfaatan kepada masyarakat Indonesia," tandasnya.
Merespons kolaborasi tersebut, Deputi Bidang Koordinasi Peningkatan Kesejahteraan Sosial Kemenko PMK, Nunung Nuryartono mengatakan bahwa satu prinsip yang perlu digarisbawahi adalah dalam jaminan sosial dan kesehatan, ada spirit nilai-nilai Pancasila yaitu gotong royong. "Masyarakat saling membantu untuk membayar iuran jaminan kesehatan secara berkelanjutan," jelas Nunung.
Setelah dicermati, sambung Nunung, ternyata masih ada saudara-saudara kita yang belum memperoleh akses jaminan perlindungan kesehatan yang perlu dibantu karena persoalan ekonomi, jadi tidak sanggup membayar. Kita harus bersyukur Indonesia di tahun 2024 ini menargetkan Universal Healthcare Coverage (UCH) minimal 98 persen penduduk Indonesia harus menjadi program JKN.
"Mewakili Kemenko PMK, kami mengapresiasi kolaborasi antara Lazismu dan BPJS Kesehatan. Jangan melihat jumlah jiwanya, tapi lihat terobosan ini bisa menjadi role model untuk melakukan banyak hal dalam inovasi program. Lazismu berhasil melihat persoalan ini di internal Muhammadiyah, terutama untuk guru honorer yang karena kendala ekonomi tidak bisa melanjutkan iuran BPJS Kesehatan. Ini adalah project boosting yang komitmennya harus diaperesiasi," sambung Nunung.
Sementara itu, Direktur Kantor Kesehatan USAID Indonesia, Enilda Martin dalam agenda yang sama mengungkapkan, setiap orang dan dalam status sosial ekonomi apa pun punya akses terhadap layanan kesehatan berkualitas. Melalui USAID Catalyze, pihaknya mendukung upaya Indonesia untuk mencapai cakupan kesehatan semesta. "Pendekatan strategis kami, manfaatkan dengan mekanisme mendorong masyarakat supaya sadar bahwa perlindungan sosial penting. Tujuan kami tidak hanya memasukkan peserta baru ke dalam JKN, tapi kami juga fasilitasi cara supaya premi bisa dibayar berkelanjutan untuk pastikan akses layanan kesehatan ke depan," paparnya.
Penandatanganan perjanjian kerja sama antara Lazismu dan BPJS Kesehatan merupakan langkah awal perjalanan bersama. Menurut Enilda, ini menjadi upaya kemitraan di masa depan yang menunjukkan dampak positif. Langkah ini bisa dorong perubahan di tingkat akar rumput. USAID tetap teguh pada komitmen untuk meningkatkan cakupan jaminan sosial dan akses layanan kesehatan bagi masyarakat. "Mari terus lakukan inovasi, kolaborasi, dan adaptasi karena kebutuhan masyarakat yang terus berkembang. Bersama-sama kita bangun Indonesia yang lebih sehat," tutupnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

KABUPATEN TANAH DATAR -- Korban jiwa yang meninggal dunia akibat banjir lahar dingin dan longsor yang menerjang enam kabupaten/kota di Sumatra Barat terus bertambah. Menurut data BNPB per Selasa (14/05), tercatat 50 orang meninggal dunia, 27 orang hilang, 37 orang luka-luka, serta 3.396 jiwa mengungsi. Adapun rincian dengan korban meninggal dunia di antaranya Kota Padang Panjang 2 orang, Kabupaten Agam 20 orang, Kabupaten Tanah Datar 19 orang, Kota Padang 1 orang, Kabupaten Padang Pariaman 8 orang,
Muhammadiyah melalui Lembaga Resiliensi Bencana atau Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) dengan dukungan Lazismu merespons bencana banjir dan tanah longsor di Sumatra Barat dengan mengerahkan segenap sumber daya yang ada. Seperti di Kabupaten Tanah Datar yang terdampak banjir dan longsor, Muhammadiyah hadir memberikan bantuan dan layanan. Di daerah ini, enam kecamatan terdampak bencana yaitu Rambatan, Batipuh, Sungai Tarab, Pariangan, Lima Kaum, dan X Koto.
Berdasarkan laporan MDMC Sumatra Barat, di Kabupaten Tanah Datar 11 orang dinyatakan meninggal dunia dan 14 lainnya hilang. Kerusakan juga menimpa bangunan seperti rumah warga, jembatan, sekolah, rumah ibadah, dan irigasi. Lebih dari 2 ribu jiwa mengungsi di 6 kecamatan.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Sumatra Barat, H. Rifki Abror Ananda menjelaskan, pihaknya saat ini bersama MDMC sedang menyusun program untuk membantu warga terdampak. Muhammadiyah juga telah menginisiasi berdirinya 3 Pos Pelayanan yaitu di Parambahan Limo Kaum Tanah Datar, Bukit Batabuah Agam, serta Baruah Pandai Sikek. "Tim MDMC dan Lazismu baik wilayah atau daerah kabupaten/kota sudah bekerja di lapangan membantu masyarakat. Saat ini sedang pemenuhan kebutuhan posko," ujarnya.
Prioritas bantuan saat ini, ungkap Rifki, adalah bantuan bahan pangan untuk dapur umum serta kebutuhan sandang atau pakaian. Hal ini mengingat banyak rumah yang hanyut oleh banjir, sementara warga tidak sempat menyelamatkan pakaian maupun harta benda lainnya. Di samping itu, para penyintas juga membutuhkan bantuan seperti family kit dan hygiene kit.
Selain membuka Pos Pelayanan, Muhammadiyah juga telah menyalurkan 242 porsi makanan siap saji, air mineral untuk 624 jiwa, pembagian sarung tangan untuk 200 jiwa, serta membersihkan 2 rumah warga yang dihuni oleh 4 Kepala Keluarga. Data tersebut tercatat per tanggal 13 Mei 2024.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

KABUPATEN DEMAK -- Peran perempuan terhadap perubahan iklim terus didorong sebagai bentuk penguatan komunitas jika sumber-sumber ekonomi mengalami kelesuan. Untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif itu penguatan kapasitas dalam bentuk ketangguhan Bemcana penting diterapkan. Aksi inilah yang dilakukan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Pimpinan Pusat (PP) Aisyiyah, bekerja sama dengan Lazismu.
Di hari ini, Ahad 12 Mei 2024, program ketangguhan BEMCANA (Bencana dan Masyarakat) dengan fokus pada perempuan di kawasan pesisir dihelat ibu-ibu Aisyiyah. Kegiatan berlangsung di Kecamatan Sayung, Demak, Jawa Tengah, dan dihadiri oleh berbagai pihak, termasuk Ketua PP Aisyiyah Siti Orbayinah, Ketua LLHPB Rahmawati Husein, dan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu PP Muhammadiyah, Ardhi Lutfi Kautsar.
Ketua LLHPB Aisyiyah, Rahmawati Husein, mengatakan bahwa program ini berorientasi untuk mendorong masyarakat yang terkena dampak perubahan alam di kawasan pesisir dengan mengadopsi metode pola asuh dalam penanaman mangrove. "Penanaman mangrove tidak hanya bertujuan untuk memperlambat perubahan iklim tetapi juga untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat yang sebelumnya menggantungkan diri pada pertanian," jelasnya.
Dua agenda utama dalam agenda itu disuguhkan dalam satu tarikan aksi pelestarian lingkungan. Pertama penanaman mangrove dan kedua, sosialisasi yang dilaksanakan di SMK Muhammadiyah Sayung. Ketua PP Aisyiyah, dalam sambutannya, menyampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi dan mendukung program ini. Dia juga menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dalam pengawasan penanaman mangrove agar hasilnya dapat maksimal.
Program ini juga merupakan implementasi dari hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo tentang pelestarian lingkungan. Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu Pusat, Ardhi Lutfi Kautsar menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program ini. Komitmen Lazismu terhadap isu lingkungan dan kolaborasi dengan semua MLO untuk merespons isu-isu straregis yang digalakkan Muhammadiyah adalah wujud nyata salah satunya penanaman mangrove.
"Mangrove bukan hanya pohon biasa, ini jenis tanaman penjaga alam yang berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem pesisir dan mengurangi dampak bencana alam," tandas Ardhi.
Penanaman mangrove tidak hanya sekadar menanam pohon, ujarnya, juga ikut membangun keberlanjutan lingkungan yang kokoh. Mangrove adalah benteng pertama dalam melindungi pesisir dari badai, gelombang, dan bahkan banjir dari laut. Selain itu, mangrove berfungsi sebagai tempat perlindungan dan habitat bagi berbagai spesies laut dan pesisir yang penting untuk ekosistem laut yang sehat. Lazismu berkomitmen untuk terus berkolaborasi dengan berbagai pihak dalam upaya menjaga dan melestarikan lingkungan hidup untuk generasi mendatang.
"Dengan mendukung program-program lingkungan, Lazismu berupaya mengambil peran aktif dalam menjaga kelestarian alam dan menyumbangkan kontribusi yang berarti dalam menghadapi perubahan iklim," pungkasnya.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

KABUPATEN DEMAK -- Berdasarkan peta Indeks Risiko Bencana (2023), hampir sebagian besar wilayah Indonesia memiliki ancaman bencana tinggi dan beragam. Ancaman bencana tersebut meliputi tsunami, abrasi, banjir, longsor, gempa bumi, cuaca ekstrim akibat perubahan iklim, kebakaran, kekeringan, wabah penyakit, dan sebagainya. Oleh karena itu perlu diperbanyak kegiatan penguatan kapasitas dalam membangun kesiapsiagaan bencana. Kelompok rentan (usia tua, anak dan balita, ibu hamil, kaum difabel) harus menjadi perhatian bersama agar mendapat prioritas untuk diberikan penguatan kapasitas dalam kesiapsiagaan bencana disesuaikan dengan karakteristik masing-masing.
Kesiapsiagaan bencana merupakan bagian dari keterampilan untuk kelangsungan hidup bersama. Oleh karena itu, pemberdayaan kelompok rentan dalam kesiapsiagaan bencana merupakan langkah awal untuk membangun masyarakat sadar bencana dengan memanfaatkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang disesuaikan dengan kondisi lokal masing-masing. Perempuan pun memiliki potensi untuk mengambil peran penting dalam upaya penanggulangan bencana yang dapat dijalankan dalam setiap tahapan manajemen penanggulangan bencana, mulai dari prabencana, pada saat tanggap darurat, hingga pada masa pasca bencana.
Dengan dukungan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) PP Aisyiyah menggagas program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir. Program ini merupakan implementasi dari program Kesiapsiagaan Bencana bagi Kelompok Rentan di Wilayah Rawan Bencana Indonesia. Bertempat Kecamatan Sayung, Kabupaten Demak, aksi ini menyasar 10 desa yang ada di kawasan tersebut yaitu Bedono, Sri Wulan, Purwosari, Gemulak, Sido Gemah, Tugu, Timbulsloko, dan Surodadi yang notabene merupakan kawasan multihazard.
Kegiatan yang berlangsung pada Ahad (12/05) ini dihadiri oleh Ketua Umum PP Aisyiyah Siti Orbayinah, Ketua LLHPB PP Aisyiyah Rahmawati Husein, dan Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan Lazismu PP Muhammadiyah, Ardhi Lutfi Kautsar. Ada dua agenda utama yang diusung, yaitu penanaman mangrove dan sosialisasi yang bertempat di SMK Muhammadiyah Sayung.
Dalam sambutannya, Ketua Umum PP Aisyiyah, Siti Orbayinah menekankan pentingnya kolaborasi yang berkelanjutan dalam pengawasan penanaman mangrove agar hasilnya dapat maksimal. Ia turut mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah berkolaborasi serta mendukung program ini.
Sementara itu, Ketua LLHPB PP Aisyiyah, Rahmawati Husein menjelaskan, program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir memiliki tujuan untuk memberikan dorongan kepada masyarakat yang terkena dampak perubahan alam di kawasan pesisir. Caranya adalah dengan mengadopsi metode pola asuh dalam penanaman mangrove. "Penanaman mangrove tidak hanya bertujuan untuk memperlambat perubahan iklim tetapi juga untuk menciptakan sumber ekonomi alternatif bagi masyarakat yang sebelumnya menggantungkan diri pada pertanian," jelasnya.
Sebagai mitra yang mendukung program ini, Lazismu PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Ardhi Lutfi Kautsar selaku Direktur Pendistribusian dan Pendayagunaan menyampaikan apresiasi atas terlaksananya program Ketangguhan Bencana untuk Perempuan di Kawasan Pesisir tersebut. "Program ini sebagai bagian dari komitmen Lazismu terhadap isu lingkungan," terangnya.
Untuk mencapai tujuan-tujuan Muhammadiyah, lanjut Ardhi, kolaborasi pun dijalin dengan semua majelis, lembaga, dan ortom yang ada di lingkungan persyarikatan. Selain itu, program ini juga merupakan bentuk implementasi dari hasil Muktamar Muhammadiyah di Solo tentang lingkungan.
Program ini bertujuan meningkatkan pengetahuan, sikap, dan keterampilan dalam kesiapsiagaan bencana bagi kelompok rentan di wilayah rawan bencana. Selain itu, program ini juga dapat meminimalisir dampak bencana bagi kelompok rentan di wilayah tersebut.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

KABUPATEN LAMPUNG TENGAH -- Taman Pendidikan Al-Qur'an (TPA) Al Falah Muhammadiyah Tanjung Jaya mengalami krisis air bersih. Dengan adanya keterbatasan sarana dan prasarana yang dimiliki menyebabkan lembaga pendidikan milik persyarikatan di Lampung ini kesulitan untuk memenuhi kebutuhan air. Keterbatasan air bersih semakin dirasakan saat musim kemarau tiba, apalagi sumur yang dimiliki tidak mampu mencukupinya. Padahal, air sangat dibutuhkan dalam kebutuhan harian santri, para pengasuh, dan lingkungan sekitar untuk berbagai aktivitas, seperti mandi, mencuci, berwudhu, dan sebagainya.
Merespons keadaan tersebut, Lazismu Wilayah Lampung bergerak menyalurkan bantuan melalui program Sumur Wakaf. Pengeboran Sumur Wakaf untuk TPA Al Falah Muhammadiyah Tanjung Jaya yang terletak di Kecamatan Bangun Rejo, Kabupaten Lampung Tengahini dilaksanakan pada Senin (06/05) ini sebagai upaya untuk mengantisipasi kebutuhan air bersih dan musim kemarau. Kegiatan ini dihadiri oleh Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bangun Rejo, Kepala TPA Al Falah Muhammadiyah Tanjung Jaya, Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Bangun Rejo, dan Pimpinan Cabang Nasyiatul 'Aisyiyah Bangun Rejo.
Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah Bangun Rejo, Nurholis, menyampaikan terima kasih kepada Lazismu Wilayah Lampung atas bantuan Sumur Wakaf tersebut. "Sumur wakaf ini sangat bermanfaat bagi TPA Al Falah dan lingkungan sekitarnya. Kami berharap program ini dapat terus berlanjut sehingga lebih banyak pondok pesantren yang dapat terbantu," ujarnya.
Bantuan ini pun disambut dengan sukacita oleh Kepala TPA Al Falah Muhammadiyah Tanjung Jaya, Aminudin. Ia turut menyampaikan apresiasinya kepada Lazismu Wilayah Lampung. "Alhamdulillah, dengan adanya sumur wakaf ini kebutuhan air bersih di TPA Al Falah akan terpenuhi. Terima kasih kepada Lazismu Lampung atas kepeduliannya," tuturnya.
Pengeboran sumur wakaf di TPA Al Falah berjalan lancar dan tidak memakan waktu lama. Sumur bor pun berhasil mencapai kedalaman hingga 26 meter. Proses pengurasan hingga air menjadi jernih diperkirakan akan memakan waktu kurang lebih 6 hari.
Pimpinan Cabang Pemuda Muhammadiyah Bangun Rejo dan Pimpinan Cabang Nasyiatul Aisyiyah Bangun Rejo juga menyatakan bahwa sumur bor ini akan memberikan manfaat yang luas bagi santri dan warga sekitar. "Sumur wakaf ini akan memberi manfaat yang luas terutama bagi santri TPA Al Falah dan warga sekitar TPA Al Falah," ungkap mereka.
Program Sumur Wakaf adalah bentuk kepedulian Lazismu terhadap pendidikan. Dengan adanya program ini diharapkan dapat membantu meningkatkan kualitas pendidikan. Keberadaan Sumur Wakaf Lazismu untuk TPA Al Falah juga akan membantu memenuhi kebutuhan air bersih untuk kebutuhan harian di TPA Al Falah dan lingkungan sekitarnya. Selain itu, sumur ini juga akan meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan pada pengasuh serta santri.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

