

Manajer Lazismu Kota Pekanbaru, Agung Pramuryantyo menjelaskan, bantuan yang diberikan ini berupa paket sembako. Ia berharap agar kegiatan ini juga dapat ditiru oleh daerah yang lain. "Alhamdulillah hari ini Lazismu Pekanbaru menyalurkan bantuan berupa paket sembako yang berisi beras, gula, mie instan, dan juga sarden. Kami berharap semoga bantuan ini bisa meringankan beban mereka di bulan Ramadhan, dan semoga ini bisa menyebar di daerah lain," jelasnya.
Agung kemudian mengucapkan terima kasih banyak kepada para muzakki yang telah memilih Lazismu Kota Pekanbaru sebagai wadah untuk menunaikan ibadah zakat, infak, dan sedekah. "Terima kasih kepada seluruh muzakki-muzakki Lazismu Pekanbaru yang telah memercayakan Lazismu Pekanbaru sebagai wadah penyaluran zakat, infak, dan sedekah. InsyaAllah Lazismu Pekanbaru menyalurkan bantuan secara tepat sasaran kepada mustahik-mustahik yang benar-benar membutuhkan," ujarnya.
Aswin Riadi selaku Ketua RW 10 Kelurahan Tangkerang Utara turut bersyukur atas bantuan yang diberikan untuk warganya karena 98% warganya dikategorikan miskin atau tidak mampu. "Ini merupakan bantuan yang ketiga kali di RW kami terima dan setiap tahunya ada peningkatan. Alhamdulillah kami sangat bersyukur sekali karena warga kami boleh dikatakan masyarakatnya 98% itu tidak mampu, pada umumnya mereka bekerja sebagai pemulung dan serabutan," jelasnya.
Sementara itu, Erwin Yantos selaku Ketua RW 09 Kelurahan Tangkerang Utara sangat bersyukur warganya diberikan sembako. "Terima kasih banyak, ini bisa bantu-bantu mereka yang saat ini tentu bantuan tersebut sangat diharapkan mereka. Kami juga berharap tentu bantuan ini terus berlanjut," ungkapnya.
Salah satu penerima manfaat program yang dinamakan Paket Bahagia Berbagi Sembako untuk Dhuafa dan Lansia yaitu Madluni mengatakan, bantuan paket yang ia terima tersebut sangat membantu untuk memenuhi kebutuhannya selama sepuluh hari ke depan. "Terima kasih atas bantuan ini, sangat bermanfaat sekali bagi kami apalagi di kondisi saat ini semua (harga) naik. Alhamdulillah ini bisa memenuhi kebutuhan kami ya kurang lebih sekitar sepuluh harian. Kami hanya bisa mendoakan semoga Lazismu Pekanbaru dan juga donatur dilapangkan rezeki serta dimudahkan urusannya, aamiin," tutupnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

Kepala KL Lazismu PCM Karang Intan, Muhammad Noval menyampaikan bahwa pelaksanaan pembagian Kado Ramdhan ini merupakan hasil pembicaraan bersama pihak PCM Karang Intan. "Kegiatan yang termasuk dalam program Ramadhan Lazismu di Karang Intan ini hasil dari diskusi bersama Pimpinan Cabang Muhammadiyah Karang Intan awal tahun 2022," jelasnya.
Noval kemudian menerangkan sebab digelarnya kegiatan ini. Menurutnya, bulan Ramadhan menjadi momentum untuk meningkatkan semangat berbagi. "Ramadhan ini menjadi salah satu memontum untuk meningkatkan semangat untuk berbagi. Kami berupaya untuk itu dengan berbagi Kado Ramadhan ini," tambahnya.
Sementara itu, Masfuroh, salah seorang penerima manfaat yang juga mengabdi di salah satu Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan di Karang Intan menyampaikan bahwa ia sangat terbantu atas Kado Ramadhan yang diberikan ini. "Saya sangat merasa terbantu dengan Kado Ramadhan ini karena saat menjelang Ramadhan kemarin tidak sedikit barang-barang mengalami kenaikan harga," ujarnya.
Setelah melakukan penyerahan secara simbolis di Perguruan Muhammadiyah Karang Intan, Lazismu yang dibantu para relawan Angkatan Muda Muhammadiyah tersebut mulai menyebar ke berbagai lokasi untuk menyerahkan langsung kepada para penerima manfaat. Penyerahan Kado Ramadhan kali ini merupakan tahap kedua dengan total 200 paket. Sebelumnya pada (01/04) Kado Ramadhan juga telah dibagikan ke Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Karang Intan, Pasar Lama, Loktangga, dan Sungai Besar.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Bantuan untuk Rumah Qur'an Aisyiyah ini disalurkan pada Rabu (30/03) oleh amil Lazismu Wilayah Lampung. Manajer Area Lazismu Wilayah Lampung, Deni Fransiska menyampaikan, program ini dijalankan untuk pondok pesantren dan panti asuhan. "Kami tiba di lokasi, disambut hangat oleh adik-adik santri dan ibu pengurus Rumah Qur’an 'Aisyiyah. Program ini insyaAllah akan kami lakukan untuk ponpes ataupun panti asuhan yang perlu di bantu," ujarnya.
Sementara itu, Pengurus Rumah Qur'an 'Asiyiyah Panjang, Maryati Nasution menjelaskan, santri disini tidak dikenakan biaya sepeser pun. "Semuanya gratis, alhamdulillah sudah ada yang memiliki hafalan 15 juz. Targetnya dalam waktu satu tahun mereka sudah mampu menghafal 30 juz. Musrifah disini ada 2 orang yang memiliki hafalan 30 juz, kami datangkan dari Jambi," jelasnya.
Maryati kemudian melanjutkan, "Semalam anak-anak bilang sama bunda pengen madu dan kurma. Alhamdulillah keinginannya langsung diijabah oleh Allah SWT, Lazismu Lampung memberikan bantuan sesuai dengan yang anak-anak inginkan."
Salah satu santri Rumah Qur'an Aisyiyah, Lilis mengungkapkan terima kasihnya kepada Lazismu. Bantuan tersebut sangat dirasakan manfaatnya. "Terima kasih buat kakak-kakak Lazismu Lampung. Kami bahagia sekali karena dapat rendang. Jadi untuk buka dan sahur kami tidak perlu kebingungan lagi. Kami jadi semangat untuk hafalannya," ucapnya.
Amil Lazismu Wilayah Lampung, Alaudin Faris Afif juga turut menambahkan, "Sempat terharu melihat perjuangan pengurus dan adik-adik, cerita mereka membuat kami terharu. Lazismu selalu berupaya untuk memberikan bantuan tepat sasaran. Terima kasih sekali lagi kepada para muzakki yang mempercayakan ZISKA kepada Lazismu."
Berdasarkan penjelasan pengurus, Rumah Qur’an ini baru berdiri sejak bulan Januari 2022. Jumlah santri saat ini sebanyak sepuluh anak yang berasal dari Bangka Belitung, Aceh, Panjang, dan Sukarame. Untuk gelombang pertama, Rumah Qur'an ini hanya menerima sepuluh santriwati.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Jeni Rahmawati]

Penyaluran paket program Peduli Guru ini dilaksanakan di Aula PDM Ponorogo pada Jumat (01/04) yang dihadiri oleh 50 Kepala Sekolah Muhammadiyah di Kabupaten Ponorogo. Paket program Peduli Guru kemudian disalurkan kepada guru SD/SMP/SMK (sederajat) yang berada di bawah Majelis Dikdasmen PDM Ponorogo. Penyaluran akan dilakukan secara bertahap sebanyak tiga kali selama periode penerimaan enam bulan, dengan total penyaluran sejumlah 135 juta rupiah.
Kriteria penerima manfaat program ini di antaranya adalah guru non sertifikasi, dengan lama masa pengabdian dan guru pra sejahtera yang dianggap layak menerima bantuan. Voucher belanja yang disalurkan dapat ditukarkan di seluruh Swalayan Surya di bawah naungan PT DSS Ponorogo untuk dibelanjakan kebutuhan pokok dengan nilai tukar 150.000 rupiah per paket.
Zulkarnain Asyahifa, M.Hum. selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Ponorogo dalam sambutannya mengungkapkan alur program Peduli Guru tersebut. "Program Peduli Guru merupakan breakdown dari Lazismu Pusat yang sifatnya mengikat dan dijalankan di seluruh Lazismu Daerah di setiap Kabupaten. Sebelumnya Lazismu Ponorogo menyalurkan paket Peduli Guru secara parsial, namun di tahun ini sengaja kami lakukan secara kolektif dengan bekerja sama dengan PDM, DIKDASMEN dan PT DSS Ponorogo," ujarnya.
Sementara itu, Drs. Muhammad Syafrudin, M.A. selaku Ketua PDM Ponorogo juga menyampaikan pentingnya sinergi agar dapat menumbuhkan manfaat. "Kita harus selalu bersinergi antar bagian satu dengan yang lain sehingga tercipta kolaborasi yang menumbuhkan kebermanfaatan bagi sesama. Untuk para guru di lingkup Muhammadiyah diharapkan untuk senantiasa menjaga keikhlasan dalam mendidik para siswa disekolahnya," pungkasnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Rahmat Fandi Yusup]

Menjelang subuh kami kembali ke Masjid Istiqamah. Aku harus kuliah subuh. Meskipun lumayan jauh dari kota propinsi, jamaah masjid Muhammadiyah Kandangan ini sangat meng-Indonesia. Baru saja turun mimbar aku didekati Pak Sugiarto yang berasal dari Jogja. Kamipun akrab berbicara dalam bahasa Jawa. Beliau pensiunan guru PNS alumni PGSLP Jogja era 1970-an. Lalu ada Bang Ucok kelahiran Brandan Sumut tetapi masih berdarah Banjar. Setamat SMA di Brandan beliau diterima di Universitas Lambung Mangkurat di Banjarmasin. Kini beliau pegawai Pemda di Kandangan. Lalu ada Uda Syafrul yang berasal dari Muara Labuh-Sumbar, tetangga Kerinci kampungku. Setamat dari UNP Padang beliau menjadi guru PNS di SMK Kandangan. Tentu saja ada dokter Didi, orang Cirebon yang banyak berkiprah membesarkan Lazismu HSS.
Didi Kurniadi alumni FK Unisula Semarang. Saat ikut program PTT enam bulan di daerah sangat terpencil beliau memilih Martapura Kalimantan Selatan. Pada bulan keempat beliau ikut pelatihan di kota propinsi dan bertemu dokter putri alumni FK Maranata Bandung. Maka bujang dan gadis sesama orang Sunda ini pun berjodoh. Dokter Didi kemudian pindah ke Kandangan tempat istrinya bertugas. Di sini Didi bergabung dengan komunitas Muhammadiyah setempat. Beliau rajin keliling ke berbagai pelosok di pegunungan Meratus menjalankan misi kemanusiaan. Kegigihannya berbuah sebuah masjid di Bumbuyanin, Desa Kamakawan, Kecamatan Loksado, HSS. Ada belasan muslim muallaf disini. Mereka hidup damai bersama penganut Kaharingan, Hindu, dan Kristen setempat. Sayangnya kini Didi harus kembali ke Bandung. Orang tuanya membutuhkan perawatan lebih intensif disana.
Hari masih pagi ketika kami bersiap menuju Kamakawan. Di antara rombongan ternyata ada Bang Zain. Lengkapnya Zainuddin MD, kakak kelasku di Pondok Shabran UMS. Dua tahun setelah wisuda pada 1994, Bang Zain mengajak istrinya orang Klaten hijrah ke Barabai, Hulu Sungai Tengah kampung halamannya. Beliau tekun membina masyarakat dengan menjadi muballigh dan guru di sana. Beliau sempat menjadi ketua parpol, anggota DPRD, dan akhirnya memutuskan fokus di dunia pendidikan dan dakwah. Dia menjadi dai pembina banyak muallaf di Pegunungan Meratus. Dua puluh tahun lebih kami tidak bertemu. Maka sepanjang perjalanan Kandangan-Loksado kami satu mobil. Melepas rindu dengan saling berbagi banyak cerita. Semoga nanti aku bisa berkunjung ke Barabai. Menuliskan kisah kiprah Bang Zain yang sangat menarik. Di sisi lain Pegunungan Meratus.
Sekitar pukul 09.00 kami meninggalkan Masjid Istiqamah Kandangan. Kami menuju Desa Kamakawan dengan lebih lima mobil beriringan. Ketika perjalanan mendekati kaki Meratus aku segera terpikat keindahan alamnya. Jalan naik turun dengan kelokan-kelokan tajam. Ini mengingatkan aku pada kampung halaman di Kerinci Hilir. Satu jam kemudian kami sampai di Loksado, ibukota kecamatan. Loksado terkenal dengan wisata rakit rafting. Sayangnya tidak ada cukup waktu untuk menikmatinya. Di depan SDN Loklahung rombongan berhenti. Perjalanan harus diteruskan dengan naik sepeda motor. Di sini sudah menunggu Wakil Bupati dan rombongan Kemenag. Maka beriringan puluhan sepeda motor kami mulai naik dan masuk lebih dalam ke Pegunungan Meratus.
Perjalanan menuju Kamakawan tidak kalah menariknya. Jalan semen selebar dua meter naik turun. Tikungan-tikungannya tajam. Di kiri kanan banyak tebing tinggi, dan jurang yang dalam. Beberapa bahu jalan hilang karena longsor. Dari bagian belakang sepeda motor aku melirik. Jurang yang dalam terlihat menganga dan air yang deras mengalir nampak di bawah sana. Di kejauhan nampak beberapa puncak Meratus nan berlapis-lapis. Gagah memangku kawasan ini. Kami melewati beberapa desa. Sebagian berpenduduk muslim, sebagian Kristen, dan sebagian lagi Kaharingan. Terdapat satu dua masjid dan juga gereja di sepanjang perjalanan. Setelah lebih lima kilometer rally kami pun memasuki Dusun Bumbuyanin, Desa Kamakawan. Sebuah spanduk terpampang jelas di atas jalan masuk desa menyambut kedatangan kami.
Aku terpukau oleh dusun kecil di pedalaman Kalimatan ini. Udaranya sejuk karena lingkungan masih hijau. Pohon-pohon besar dan kecil melingkungi dusun. Kicau burung mengiringi gemericik air. Sungainya jernih dan ikan-ikan berenang terlihat di dalamnya. Sekalipun ketika hujan turun. Alurnya berkelok-kelok dengan aliran yang tidak terlalu deras. Betapa ingin aku mandi di dalamnya. Meski berada di pedalaman dusun ini tidak terbelakang. Rumah-rumah penduduk terlihat bersih. Umumnya berdinding tembok. Satu dua bertiang dan berdinding kayu. Di dekat sebuah jembatan sebuah masjid baru berdiri. Masjid ini berada di kelokan sungai yang jernih tadi. Masjid ini cantik sekali. Menggunakan arsitektur dengan kearifan lokal. Bertiang dan berdinding kayu. Masjid diberi nama Istiqamah, nama yang sama dengan Masjid Muhammadiyah di kota Kandangan.
Sekitar pukul sepuluh diselenggarakan peresmian masjid. Hadir Ketua PDM dan keluarga besar Muhammadiyah. Juga Wakil Bupati Syamsuri Arsyad, KUA setempat, dan Kades Kamakawan yang kebetulan non Muslim. Untuk itu sebuah prasasti disiapkan. Seumur hidup baru sekali ini aku menandatangani prasasti. Suasana makin gembira dengan makan bersama. Ibu-ibu Aisyiah HSS sungguh pandai memasak. Beberapa menu tradisonal terlihat unik dan sangat lezat. Selanjutnya aku ditodong menjadi khatib dan mengimami shalat Jumat perdana. Tema khutbahku adalah keutamaan Al-Qur’an dan meningkatkan kecintaan padanya menyongsong datangnya Ramadhan. Ketika mengimami shalat rasa syahdu mengiringiku. Pengimaman masjid ini berdinding kaca tembus pandang. Di depannya terhampar sungai yang airnya mengalir jernih. Pepohonan dan dedaunan menghijau di kedua dan sisinya. Membuat aku merasa di jannaatun tajri min tahtihal anhaar.
Masjid Istiqamah Kamakawan menjadi bukti sukses dakwah di Hulu Sungai Selatan. Model yang digunakan adalah dakwah bil haal yang melibatkan banyak pihak. Tentu saja ada dokter Didi dan para penekun Lazismu HSS lainnya. Lalu ada program yang fokus pada kesehatan ibu dan anak. Untuk ini ada Bening, Ketua PW NA Kalsel, seorang bidan dan dosen Prodi Kebidanan Universitas Muhammadiyah Banjarmasin. Bersama teman-teman dia berulang kali mengunjungi Kamakawan dan sekitarnya. Gerakan dakwah di sini juga tidak melupakan pengkaderan. Untuk itu mereka dibantu Lazismu Wilayah dan Lazismu Daerah lainnya. Tujuh remaja Kamakawan dikirim ke sekolah favorit Muhammadiyah Boarding School di Banjarbaru. Pembiayaan mereka sepenuhnya ditanggung Lazismu Daerah Banjarbaru.
Menjelang jam dua siang kami bersiap kembali ke Banjarmasin. Tetapi satu kejadian menarik perhatianku. Pak Enjang, pelanjut dokter Didi sebagai Ketua Lazismu HSS, menginisiasi rapat bersama jamaah, para muallaf. Mereka nampak antusias. Bang Saiful tokoh setempat akhirnya terpilih menjadi Ketua Takmir Masjid. Dalam kepengurusan semua muallaf terlibat. Mereka menargetkan masjid harus hidup dengan azan lima waktu. Selama Ramadhan tarawih dan buka bersama diadakan. Aku pun mencuri kesempatan. Aku mendekati seorang ibu yang duduk bersama cucunya di barisan belakang. Tempat aku mengintip rapat ini sambil tiduran. Sambil mengulurkan sejumlah uang aku berbisik, "Untuk buka puasa hari pertama." Inisiatifku segera memancing jamaah lainnya. Mereka juga mendonasikan sejumlah dana. Termasuk beberapa muallaf. Alhamdulillaah.
Sebelum sore kami kembali ke Banjarmasin. Tentu diawali dengan naik sepeda motor menuju Losksado. Dari Loksado kami kembali naik mobil Fortuner Lazismu Kalsel yang gagah yang disopiri Bang Sani yang tidak kalah gagahnya. Ada keinginan untuk sebentar saja menikmati jernih dan sejuknya sungai-sungai di seputar lokasi ini. Sayangnya tidak ada waktu untuk ini. Rakerwil Lazismu Kalsel menunggu kami di Banjarmasin. Di Loksado aku harus berpisah dengan Bang Zain. Beliau bersama rombongan kembali ke Barabai, di sisi lain Pegunungan Meratus. Karena perjalanan pulang ini siang hari aku bisa melihat lebih jelas pemandangan di kiri kanan jalan trans Kalimantan. Selepas dari HSS rupanya dataran Kalsel ini emang lebih banyak didominasi rawa dan sungai.
Bakda Isya kami memasuki sebuah rumah makan, di tepi sungai Martapura yang mengaliri sisi kota Banjarmasin. Ternyata kami sudah ditunggu tuan rumah Ketua Lazismu Kalimantan Selatan, Bapak Haji Nurdin Yusuf. Meski sudah berumur 82 tahun beliau nampak masih sehat dan bersemangat. Tidak ada pantangan makanan baginya. Maka malam ini kami bisa makan enak sambil menikmati suasana malam di tepi sungai. Pagi harinya ketika Rakerwil Lazismu Kalsel berlangsung, aku bertemu Haji Nurdin yang lain. Beliau Ketua Lazismu Kota Banjarmasin. Kebetulan juga beliau berumur 82 tahun. Lazismu di Kalsel rupanya dibesarkan oleh lintas generasi. Generasi kolonial berkolaborasi apik dengan generasi milenial.
Acara Rakerwil Lazismu Kalsel berlangsung sangat bergairah. Pada kesempatan ini aku menyampaikan tiga poin. Pertama tentu mengapresiasi terlaksananya Rakerwil ini. Kedua tentang betapa pentingnya terus memelihara semangat memberi untuk negeri. Ketiga, tentang pentingnya program-program inovatif terutama dalam fundraising dengan memperkuat digital fundrising. Poin-poin itu aku ringkas dalam pantun berikut.
Bunga Sedap malam dan bunga melati
Yang satu mekar malam yang satu mekar pagi
Ke Kalimantan Selatan aku kini
Bertemu amil hebat profesional dalam berorganisasi
Dari Kandangan jalan ke Binuang
Kembali ke belakang menuju Kasarahan
Dengan Lazismu kita nyatakan iman
Tradisi memberi merupakan pembuktian
Dari Pelaihari hendak ke Pematang Durian
Jalan berlanjut sampai Melayu Bangkalan
Dengan inovasi Lazismu makin tajam
Manfaat gerakan terasa makin dalam
Jalan tol Semarang-Solo, Ahad, 3 April 2022. Aku dalam perjalanan kembali ke Jogja dari mengunjungi keluarga di Jepara. Sebuah video pendek dari Dindo Doddy Kalsel muncul di hapeku. Foto Masjid Istiqamah dan kaum muslimin yang siap berbuka puasa terlihat jelas. Suasana Ramadhan sangat terasa. Beberapa kalimat pembuka bertuliskan "Sabtu 2 April 2022. Buka puasa Ramadhan 1443 H perdana di Masjid Istiqamah, Desa Kamawakan, Kecamatan Loksado, Kabupaten Hulu Sungai Selatan. Terima kasih atas donasi untuk berbuka puasa dari ayahanda… 🙏🏻." Aku kehabisan kata-kata. Anganku segera terbang menuju masjid indah di tepi sungai kecil nan jernih. Saudara-saudaraku di Kamakawan sedang bergembira berbuka puasa bersama. Di surga kecil di kaki pegunungan Meratus, Kalimantan. Alhamdulillaah.
Menara 62 Jakarta, 07 April 2022
Mahli Zainuddin Tago
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Mahli Zainuddin Tago]

Program Bakti Guru merupakan agenda rutin tahunan menjelang bulan suci Ramadhan, menyasar para guru honor mulai dari jenjang PAUD hingga SMP yang mengabdi pada Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) bidang pendidikan di lingkungan Muhammadiyah Kabupaten Tapin. Penyerahan bantuan ini dilaksanakan di sela-sela kegiatan silaturahmi para pendidik dan kependidikan.
Mahyudin Noor, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Tapin dalam sambutannya menjelaskan, kerjasama yang terjalin dengan baik ini tentunya dapat terus melahirkan kebaikan di Muhammadiyah Tapin. "Kerjasama di Muhammadiyah Tapin baik itu PDM, Aisyiyah, serta Lazismu tentu menghasilkan banyak kebaikan, misalnya kegiatan Bakti Guru kali ini," ujarnya.
Selain itu, Mahyudin juga mengharapkan agar melalui penyerahan bantuan ini mampu meningkatan semangat pengabdian para pejuang pendidikan. Tak hanya untuk guru-guru, semangat tenaga pendidikan lainnya pun diharapkan dapat terus meningkat.
Senada dengan itu, Noor Halis Majid, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Tapin menyampaikan rasa syukur karena Lazismu dapat terus mendukung kegiatan-kegiatan yang ada di lingkungan Muhammadiyah. "Kami tentunya patut bersyukur terus bisa mendukung kegiatan Muhammadiyah. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari dukungan semua pihak, seperti donatur yang memercayakan zakat, infak, dan sedekahnya melalui Lazismu," imbuhnya.
Noor Halis menjelaskan, bantuan yang diserahkan kali ini berupa paket sembako dan uang tunai. "Dari Lazismu menyiapkan uang tunai senilai tiga ratus ribu rupiah untuk diserahkan ke penerima manfaat yang merupakan guru honor di AUM pendidikan Muhammadiyah dengan jumlah total 60 orang. Selain itu bersama Aisyiyah ada paket sembako yang berjumlah 12 buah untuk guru non-honorer," terangnya.
Kegiatan penyerahan bantuan ini juga diisi dengan tausyiah agama oleh Dewan Syariah Lazismu Wilayah Kalimantan Selatan, Ustadz Dr. H. Karyono Ibnu Ahmad, M.Sc. yang memberikan motivasi dalam menghadapi bulan suci Ramadhan. Di antaranya adalah memelihara hati dan perbuatan, memperbanyak zikir, infak, sedekah dan membaca ayat suci Al-Qur’an.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

