

Penyerahan rumah Jasmuri turut disaksikan oleh berbagai pihak, mulai dari Kepada Desa Karangkemojing, Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Gumelar, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Karangkemojing, Pimpinan Ranting Aisyiyah (PRA) Karangkemojing, dan Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana (LLHPB) Aisyiyah. Manajer Lazismu Kabupaten Banyumas, Sabar Waluyo menyerahkan secara simbolis kepada Jasmuri selaku penerima manfaat program ini.
Dalam sambutannya, Kepala Desa Karangkemojing, Haerudin memberikan apresiasi kepada Lazismu Kabupaten Banyumas yang telah membantu warganya melalui program Bedah Rumah ini. Menurutnya, bantuan yang diberikan tak hanya sekedar perbaikan, namun sudah seperti pemberian rumah baru. "Ini bukan bantuan bedah rumah tapi pemberian rumah, Lazismu luar biasa," sambutnya.
Haerudin pun terkesan dengan proses pelaksanaan program Bedah Rumah yang terbilang singkat. Prosesnya hanya memakan waktu tujuh hari untuk sebuah rumah permanen dengan tiga kamar menggunakan bahan bata ringan atau hebel. Sekali lagi, ia mengucapkan terima kasih kepada Lazismu Kabupaten Banyumas. "Mewakili Pemerintah Desa mengucapkan terimakasih atas bantuan kepada salah satu warga," ujarnya.
Sementara itu, Sabar Waluyo selaku Manajer Lazismu Kabupaten Banyumas berharap, Jasmuri dan keluarga dapat menjadikan rumah tersebut sebagai rumah yang membawa keberkahan. Rumah ini pun dapat mendorong untuk lebih tekun beribadah dan membuat keluarga menjadi makin harmonis. "Semoga dengan rumah baru ini bapak Jasmuri serta keluarga semakin tekun dalam beribadah dan menjadi keluarga yang harmonis," harapnya.
Jasmuri tinggal bersama istrinya, Sini, dan anak cucunya. Ia merupakan warga dhuafa yang mencari nafkah sebagai buruh tani. Kondisi ekonomi menyebabkan Jasmuri tidak mampu untuk memperbaiki tempat tinggalnya menjadi lebih layak. Selain bantuan melalui program Bedah Rumah oleh Lazismu, elemen Muhammadiyah lain seperti PRA dan LLHPB Aisyiyah juga turut memberikan bantuan berupa perabotan rumah tangga untuk dipergunakan Jasmuri dan keluarga. Bantuan tersebut adalah bentuk dukungan dan sinergi dengan Lazismu Kabupaten Banyumas dalam memberikan manfaat kepada masyarakat.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Romi Zarida]

Akreditasi lembaga pengelola zakat merupakan hal yang sangat penting dan harus diikuti oleh BAZNAS dan LAZ. Akreditasi sangat dibutuhkan untuk keberlangsungan lembaga dalam pengelolaan zakat. Salah satunya adalah untuk menjamin kualitas dan mutu pengelolaan zakat yang dilakukan oleh LAZ. Peningkatan kualitas dan mutu pengelolaan zakat oleh LAZ yang terakreditasi akan berakibat baik terhadap kepercayaan masyarakat kepada LAZ yang bersangkutan.
Manajer Area Lazismu Wilayah Lampung, Banun Amariyah mengungkapkan, pihaknya sangat mengapresiasi pelaksanaan akreditasi terhadap LAZ oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Menurutnya, saat ini belum semua Kantor Wilayah Kementerian Agama menjalankan proses akreditasi ini. "Kami sangat mengapresiasi pelaksanaan akreditasi lembaga pengelola zakat yang dilaksanakan oleh Kantor Wilayah Kementerian Agama Provinsi Lampung. Karena, belum semua Kantor Wilayah Kementerian Agama di Indonesia melaksanakannya," ujarnya.
Usai menerima Surat Keputusan Hasil Akreditasi Lembaga Pengelola Zakat pada Senin (03/10), Banun menjelaskan bahwa dalam proses akreditasi, Lazismu harus menyiapkan segala bentuk instrumen pendukung yang diminta. "Kami memiliki waktu sekitar dua minggu untuk mengisi instrumen atau borang akreditasi dan menyiapkan bukti fisiknya. Alhamdulillah hasilnya sangat memuaskan dengan total nilai 93 dan predikat Akreditasi A," lanjutnya.
Banun kemudian berharap, dengan adanya hasil akreditasi ini kepercayaan muzakki untuk menyalurkan dana zakat, infak, sedekah, dan dana sosial keagamaan lainnya atau ZISKA melalui Lazismu akan semakin meningkat. Selain itu, secara administrasi hasil akreditasi ini dapat dijadikan indikator profesionalisme dan akutabilitas Lazismu dalam pengelolaan dana ZISKA yang selama ini diberikan oleh muzakki.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Jeni Rahmawati]

Acara yang bertajuk "Membangun Inovasi Sosial Berbasis Kampus" ini dihadiri oleh Rektor Umsida, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Timur, dan para pengurus Lazismu Wilayah Jawa Timur, serta diikuti puluhan perwakilan PTM dan PTA se-Indonesia. Sementara dari Lazismu PP Muhammadiyah dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus, Sekretaris Badan Pengurus, Ketua Dewan Syariah, Penasehit Ahli, dan anggota Badan Pengurus. Acara ini berlangsung pada Kamis-Jumat (6-7/10) di Aula K.H. Mas Mansyur lantai 7 Kampus Umsida.

Rektor Umsida, Dr. Hidayatulloh, M.Si. menyambut baik dilaksanakannya program Lazismu Goes to Campus ini. Ia pun mengakui, Lazismu memiliki peran yang sangat besar dalam membantu perkembangan Umsida, salah satunya dengan menggelontorkan beasiswa kepada mahasiswa. "Ini menjadi bagian dari ikhtiar kita untuk memberikan penguatan dari sisi keuangan lembaga. Ada sekian ribu mahasiswa yang kami beri beasiswa dan itu sumbernya dari Lazismu Umsida," ungkapnya.
Ketua PWM Jawa Timur. Dr. M. Saad Ibrahim, M.A. menyampaikan bahwa pengelolaan zakat tidak hanya menjadi urusan negara, namun juga menjadi kerja persyarikatan. Oleh karena itu, kegiatan ini dilaksanakan guna memadukan sinergi antara PTM dan PTA dengan Lazismu. "Tentu kita memandang bahwa Muhammadiyah ini juga memiliki kekuasan yang secara substansial sama dengan negara yaitu terkait dengan soal zakat ini. Maka kegiatan ini sebagai upaya untuk memadukan sinergi Perguruan Tinggi Muhammadiyah dengan Lazismu," ujarnya.
Saad Ibrahim menambahkan, kegiatan ini tidak cukup hanya dilakukan di lingkungan kampus, namun dapat membidik AUM yang lainnya. Ia pun mendorong agar Lazismu melebarkan sayap dalam menggerakkan kegiatan zakat ini di rumah sakit dan sekolah. "Kalau di surat At-Taubah ayat 60 itu lebih menyebut untuk beberapa itu bersifat personal, walaupun ada konteks kelembagaan seperti amil, sabilillah dan sebagainya, itu lebih bersifat kelembagaan. Tapi barangkali untuk konteks kita ini prioritas utamanya adalah untuk kelembagaan," imbuhnya.
Ketua Dewan Syariah Lazismu PP Muhammadiyah, Dr. K.H. Hamim Ilyas saat membahas mengenai penghimpunan dan penyaluran zakat menurut Al-Qur'an dan Al-Hadits menyebutkan, landasan filosofis zakat tercantum dalam Al-Qur'an surah Adz-Dzariyat ayat 19 yang mengandung arti bahwa ada hak orang miskin di dalam harta kita. Menurutnya, fungsi komprehensif zakat ialah untuk meningkatkan ketaqwaan kepada Allah SWT. "Dan orang yang paling bertakwa itu adalah orang yang paling mulia dalam agama kita. Siapa orang yang paling bertakwa itu dijelaskan dalam surah Al-Lail ayat 17 dan 18," terangnya.
Hamim Ilyas menambahkan, mengacu pada tafsir Ibnu Katsir, membayar zakat dapat membersihkan diri kita dari kedustaan terhadap agama. "Yang mendustakan agama adalah tidak menganjurkan memberi makan kepada orang miskin, dengan membayar zakat orang bisa membersihkan agamanya dari kedustaannya, sehingga dia memberdayakan anak yatim dan orang-orang miskin," imbuhnya.

Sementara itu Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Nuryadi Wijiharjono menyampaikan pentingnya jalinan sinergi antara Lazismu dengan PTM dan PTA karena saat ini seluruh kampus sudah wajib menerapkan program Merdeka Belajar Kampus Merdeka (MKBM) yang dicanangkan oleh Menteri Pendidikan dan Kebudayaan. Keberadaan Lazismu di lingkungan kampus merupakan jawaban atas program MKBM tersebut. Ia mencontohkan melalui persyaratan lembaga yang bisa menerima mahasiswa program magang, salah satunya adalah harus memiliki perputaran dana di atas lima miliar per tahun dan Lazismu telah memenuhinya. Selain itu mahasiswa akan mendapatkan pengalaman mengenai pengelolaan dana zakat, infak, dan sedekah (ZIS) yang dikelola oleh Lazismu.
"Mahasiswa akan mendapatkan hardskills maupun sotfskill dan membangun inovasi sosial serta pola berpikir sebagai wirausaha sosial. Sementara Lazismu dan PTM PTA akan mendapatkan talenta serta pendanaan dari pendirian Kantor Layanan yang dikelola mahasiswa dengan asistensi tenaga ahli dari Lazismu pengampu di wilayah PTM PTA tersebut. Manfaat jangka pendek, mahasiswa di PTM PTA akan mendapatkan sertifikasi 'Manajemen FilantropI Islam' dari Pimpinan Pusat Muhammadiyah, sedangkan manfaat jangka panjang, mahasiswa akan menginternalisasikan gerakan filantropi Islam sebagai bagian pekerjaan dan akan meningkatkan muzakki untuk mendukung mustahik melalui Lazismu," tutur Nuryadi.

Acara ditutup dengan deklarasi yang menyepakati bahwa seluruh PTM dan PTA yang hadir dalam kegiatan ini akan mendirikan KL Lazismu di kampusnya masing-masing. Selain itu juga akan diberikan rekomendasi kepada pengampu kebijakan Muhammadiyah untuk mewajibkan PTM dan PTA mendirikan KL Lazismu berbasis kampus serta menginstruksikan Rektor untuk mendukung pendirian KL Lazismu di lingkungan kampus.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Bertempat di Dera Ghazi Khan, sebuah kota di bagian barat daya Punjab, Pakistan, Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) dan Pimpinan Cabang Istimewa Aisyiyah (PCIA) Pakistan bekerja sama dengan Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah menyelenggarakan kegiatan sosial untuk membantu masyarakat terdampak bencana tersebut. Aksi merupakan bentuk kepedulian Muhammadiyah dan Aisyiyah kepada korban banjir yang belum terpenuhi kebutuhannya. Menurut keterangan media setempat, korban banjir telah bertambah, banyak di antaranya adalah anak-anak. Merespons hal tersebut, PCIM Pakistan bergerak cepat dengan membentuk tim Muhammadiyah Peduli yang berada di bawah naungan Majelis Pelayanan Sosial (MPS).

Muhammadiyah Peduli merupakan tim yang bertugas untuk menghimpun dan dan menyalurkan bantuan kepada warga terdampak banjir di Pakistan. Tim yang diketuai oleh Aji Amin ini juga menggandeng Lazismu PP Muhammadiyah dalam penggalangan dana. Sebelumnya, PCIM Pakistan berkolaborasi dengan berbagai elemen diaspora Indonesia dan KBRI Islamabad untuk menyalurkan bantuan banjir tahap pertama.
Dalam penyaluran bantuan, tim Muhammadiyah Peduli mengirimkan lima orang personel, yaitu Aji Amin, Zulfikar Audia Pratama, Reza Pahlevi, Arif, dan Fawwas Hamizan. Mereka bertugas untuk terjun langsung mendistribusikan 140 paket logistik dari para donatur yang terdiri dari makanan pokok, sembako, dan 140 paket pakaian yang masih layak pakai ke salah satu titik terdampak banjir. Dalam penyalurannya, tim bekerja sama dengan Masjid Rahmat lil 'Alamin yang berada di Islamabad.

Ketua PCIM Pakistan, Hafidz Adhi saat pemberangkatan bantuan logistik dari Islamabad ke Dera Ghazi Khan mengungkapkan rasa terima kasihnya kepada para donatur yang telah berbagi melalui Muhammadiyah. Ia pun berharap agar bantuan ini dapat meringankan beban mereka yang terdampak banjir. "Kami menyampaikan ribuan terima kasih kepada para muhsinin dan atas terselenggarakannya bantuan kemanusiaan tahap satu dan dua. Semoga apa yang telah diberikan itu dapat meringankan beban para korban, dan semoga PCIM Pakistan dapat terus berkolaborasi dalam penanganan bencana," harapnya.
Hafidz pun melanjutkan, kegiatan ini dapat menjadi ladang dakwah Muhammadiyah pada tingkat internasional, terutama dalam bidang sosial. "Alhamdulillah acara ini berjalan dengan lancar dan sedikit membantu sebagian korban bencana. Mudah-mudahan ini bisa menjadi jalan dan ladang dakwah Muhammadiyah dalam skala Internasional khususnya dalam ranah sosial, seperti halnya yang dikatakan Prof. Haedar Nashir bahwa PCIM luar negeri memiliki peran penting dalam membangun sebuah gagasan dan gerakan yaitu Internasionalisasi Muhammadiyah," pungkasnya.

Sementara itu, Direktur Program Lazismu PP Muhammadiyah, Upik Rahmawati menyambut baik kolaborasi yang dilakukan oleh Lazismu dan PCIM Pakistan ini. Ia pun mengungkapkan bahwa selain menerjunkan EMT, Muhammadiyah berencana untuk membantu pengadaan fasilitas water purifier atau penjernih/pemurni air. Kondisi banjir mengakibatkan sumber air menjadi kotor dan tidak layak untuk dipergunakan, terutama untuk dikonsumsi.
"Untuk ke depan setelah ada tim EMT diharapkan Muhammadiyah dapat membantu pengadaan water purifier yang direncanakan sebesar Rp. 100 juta per unit. Lokasi menungggu hasil asesement PCIM," terang Upik.
Lazismu mengajak para donatur untuk menyisihkan sebagian dari hartanya guna membantu saudara-saudara kita yang terdampak banjir di Pakistan. Caranya adalah dengan menyalurkan infak melalui https://lazismu.org/banjirpakistan. Setiap tetes air untuk mereka yang terdampak bencana di sana adalah pahala jariyah yang akan mengalir kepada kita.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Zulfikar Audia Pratama]

Ketua MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Budi Setiawan mengungkapkan, keberangkatan EMT Muhammadiyah ke Pakistan adalah bukti kepercayaan, maka tim harus maksimal dalam pelayanan. Ia berharap agar tim ini dapat bertugas dengan sebaik-baiknya serta membawa nama baik Muhammadiyah di kancah internasional. "Semoga EMT Muhammadiyah yang dipimpin oleh dokter Eva dapat menjalankan tugas dengan sebaik-baiknya, membawa nama baik EMT Muhammadiyah yang sudah teruji," ungkapnya.
Budi kemudian menambahkan, kesempatan ini dapat digunakan untuk menambah pengalaman dan ilmu dalam penanggulangan bencana. Aksi internasional memiliki tantangan sendiri yang kadang belum pernah dialami ketika memberikan pelayanan di Indonesia. "Saya berharap, tim ini akan bisa memberikan evaluasi, catatan yang nantinya akan sangat bermanfaat bagi EMT Muhammadiyah sendiri," imbuhnya.
Tim yang diberangkatkan oleh Pemerintah RI ke Pakistan terdiri atas personel gabungan yaitu Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Universitas Andalas, dan MDMC melalui EMT. Para tenaga medis ini memiliki kompetensi berbeda, seperti dokter spesialis, perawat, bidan, dan apoteker. EMT Muhammadiyah yang diberangkatkan kali ini merupakan satu-satunya tim kesehatan yang berasal dari organisasi non-pemerintah. Menariknya, seluruh personel EMT kali ini merupakan perempuan tangguh.
Hal ini mendapatkan perhatian dan apresiasi dari Ketua Umum PP 'Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini saat memberikan pengarahan secara daring kepada personel EMT. Ia menuturkan bahwa Muhammadiyah memiliki pandangan yang sangat maju dalam konteks perempuan, bagaimana pandangan tentang perempuan, dan bagaimana memberikan kesempatan untuk perempuan sebagaimana yang diberikan kepada laki-laki.
"Tentu dalam menjalankan tugas kemanusiaan ini nampaknya kita sangat maju dan jika hal tersebut tidak didasari keyakinan, rasanya tentu tidak mudah, khususnya bagi orang terdekat dan keluarga. Namun karena ini misi kemanusiaan yang mulia, tentu dilandasi oleh nilai-nilai yang kita yakini bersama bahwa misi kemanusiaan itu begitu mulia," ujar Noordjannah.
Noordjannah juga menekankan bahwa misi kemanusiaan yang akan diemban srikandi persyarikatan ini merupakan bagian dari jihad. "Tim ini pastinya terlatih, memiliki kapasitas, pengalaman, dan keyakinan yang kuat. Dan keyakinan ini yang menjadikan masing-masing anggota tim menjadi kuat untuk membawa nama harum Indonesia dalam misi kemanusiaan di Pakistan," tegasnya.
Tim ini diberangkatkan pada Jumat (07/10) dini hari. Sehari sebelumnya, Kamis (6/10), Kepala BNPB Letnan Jenderal Suharyanto melepas rombongan tim di Graha BNPB, Jakarta. Pelepasan dilakukan secara simbolis melalui penyematan rompi kepada setiap perwakilan Kementerian kesehatan, TNI, Polri, Universitas Andalas, dan MDMC. Dalam keterangan resmi BNPB, Suharyanto menyampaikan ucapan terima kasih kepada para tenaga medis dari berbagai institusi, Kementerian Kesehatan, TNI, Polri, Univeristas Andalas, dan MDMC untuk mulai tugas kemanusiaan di Pakistan.

Suharyanto kemudian menjelaskan, pengiriman tim medis sebanyak 29 personel itu sebagai upaya kolaborasi untuk mewujudkan solidaritas kemanusiaan dunia, khususnya rakyat Pakistan yang tertimpa bencana banjir besar sejak pertengahan Juni 2022 lalu. Melalui tim medis yang akan dikirimkan ke Pakistan, Suharyanto berharap bahwa mereka mampu memberikan yang terbaik bagi saudara-saudara yang membutuhkan dan membawa nama baik Indonesia di mata dunia. "Jaga nama Merah Putih di sana. Kita punya budaya yang selalu menyatu dengan masyarakat di mana kita bertugas. Kami yakin tim kesehatan ini bisa bersatu dengan masyarakat," pesannya.
Perwakilan MDMC PP Muhammadiyah dan juga merupakan National Program Coordinator EMT Muhammadiyah International, Abdoel Malik menerangkan, tim ini akan bertugas lebih kurang antara 14 hingga 30 hari. Ia pun menyebutkan, anggota tim ini berasal dari berbagai rumah sakit milik Muhammadiyah. Pengiriman personel EMT ini menjadi bagian dalam pengiriman bantuan tim medis ke Pakistan oleh Pemerintah RI.
"Seluruh tim akan diberangkatkan ke Pakistan untuk pelayanan kesehatan di Karachi, dengan masa tugas 14-30 hari, tergantung situasi di lapangan. Tim ini dipimpin oleh dr. Eva Delsi Djohar, Sp.EM. dari Rumah Sakit PKU Gombong. Ada dr. Aslinar, Ketua Lembaga Lingkungan Hidup dan Penanggulangan Bencana Pimpinan Wilayah Aisyiyah Aceh, turut pula sebagai personil medis pendukung yaitu dua tenaga medis dari Rumah Sakit Islam Jakarta Pondok Kopi, Siti Suryani dan Titiek Ambarsari serta satu orang dari Rumah Sakit PKU Aisyiyah Boyolali, Purwani," jelas Malik.

Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Suryanto menyebutkan, pihaknya memberikan dukungan atas misi kemanusiaan yang diemban oleh EMT ini. Dukungan tersebut diberikan melalui program Muhammadiyah Aid Lazismu. Dengan demikian, ikhtiar dalam rangka internasionalisasi gerakan Lazismu dapat terlaksana sehingga mewujudkan penyaluran zakat, infak, dan sedekah yang sesuai dengan aturan.
"Sebagai bagian dari One Muhammadiyah One Response (OMOR), Lazismu memberikan dukungan pendanaan dari dana yang terhimpun untuk disalurkan melalui program Muhammadiyah Aid seperti pengiriman EMT melalui Pemerintah RI, dalam hal ini BNPB sebagai respons kemanusiaan atau kebencanaan di luar negeri. Hal ini merupakan salah satu upaya dalam internasionalisasi gerakan Lazismu dan mewujudkan penyaluran amanah zakat, infak, serta sedekah yang aman syar'i, aman regulasi, dan aman NKRI," sebut Edi.
Edi menambahkan, selain memberikan bantuan berupa pengiriman tim medis yang dijembatani oleh Pemerintah RI, Lazismu juga berkoordinasi dengan elemen Muhammadiyah yang ada di negara terdampak bencana. Tujuannya adalah agar bantuan yang diberikan dapat tepat sasaran kepada penerima manfaat. "Lazismu juga berkoordinasi dengan Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Pakistan untuk memastikan bahwa amanah tertunaikan kepada yang berhak menerimanya," pungkasnya.
Muhammadiyah Aid merupakan bentuk penyaluran bantuan yang dihimpun oleh Lazismu saat terjadi bencana di luar negeri. Tujuannya adalah untuk membantu korban maupun penyintas bencana sehingga dapat terlayani secara manusiawi. Pada perjalanannya, Lazismu telah menyalurkan bantuan kepada beberapa negara terdampak bencana, baik bencana alam maupun konflik kemanusiaan seperti etnis Rohingya di Bangladesh, gempabumi di Nepal, topan Haiyan di Filipina, dan saudara-saudara kita di Palestina.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Bekerja sama dengan Bank Syariah Indonesia (BSI), Lazismu menggelar "Penyerahan Bantuan Modal Pemberdayaan UMKM" kepada sebelas penerima manfaat. Program yang berada di bawah Pilar Ekonomi Lazismu ini menyalurkan kupon CWLS atau Cash Waqf Linked Sukuk. Tujuannya adalah untuk menjadi solusi bagi permasalahan ekonomi yang dihadapi oleh para pelaku UMKM terdampak krisis pandemi Covid-19 di Kecamatan Lembang, Kabupaten Bandung Barat.
Direktur Fundraising Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Muktiono yang hadir dalam penyerahan bantuan secara simbolis pada Sabtu (01/10) menyebutkan, sebelas penerima manfaat tersebut akan mendapatkan pendampingan oleh Lazismu dan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Lembang. Diharapkan, para penerima manfaat akan mampu berdaya, bertahan dan berkembang dalam menjalankan usahanya. "Jadi ada sebelas penerima manfaat yang akan mendapatkan bantuan modal usaha untuk UMKM ini. Harapannya UMKM yang kita bantu itu dapat berdaya, dapat bertahan, kemudian dapat mengembangkan dengan sedikit dana yang kita berikan itu untuk perkembangan usaha mereka," ujarnya.

Edi Muktiono menambahkan, dengan pendampingan yang akan diberikan oleh Lazismu serta PCM Lembang, usaha yang dijalankan diharapkan akan terus berkembang. "Dengan pendampingan-pendampingan tadi yang secara profesional dibantu dan didampingi terus menerus dari sisi manajemennya, dari sisi pemasarannya, dan lain sebagainya sehingga masyarakat yang menerima bantuan modal usaha yang bersumber dari dana Kupon Cash Waqf Linked Sukuk nasabah BSI dapat bermanfaat, dapat meningkatkan ekonomi UMKM," terangnya.
Sudirman, salah satu penerima manfaat yang berjualan es pisang ijo sangat merasa terbantu dengan adanya bantuan dari Lazismu untuk pengembangan usaha. Ia menceritakan, usaha yang sudah dimulai sejak Ramadhan lalu merupakan rintisan keponakannya. Keuntungan pun didapat dari hasil penjualan dengan bahan baku yang masih diambil dari keponakannya. "Usaha saya di Jalan Grand Hotel, kebetulan dari pihak PCM memberi saya tempat untuk berjualan di situ," terangnya.
Sementara itu Abdul Gofur, pedagang nasi kuning yang juga menjadi penerima manfaat merasa termotivasi dengan adanya bantuan dari Lazismu ini. Ia menuturkan, saat pandemi menghantam, semangatnya sempat menurun dalam menjalankan usaha karena terpengaruh situasi saat itu. "Saya merasa terharu, termotivasi, menambah kepercayaan. Saya semangat, termotivasi lagi dalam segala aktivitas itu. InsyaAllah 50 persen sudah mulai tergugah, beda dengan sebelumnya waktu Covid. Kadang-kadang waktu Covid itu antara semangat dengan keadaan pada umumnya merasa terpengaruh juga," ungkapnya.
CWLS adalah program wakaf uang untuk membiayai program sosial dan pemberdayaan. Pada penyaluran ini, Lazismu bertindak sebagai nazhir, sementara BSI sebagai mitra distribusi yang ditunjuk oleh Kementerian Keuangan. Penyerahan bantuan berlangsung di lingkungan PCM Lembang, Jalan Grand Hotel, Cihideung, Lembang, Kabupaten Bandung Barat, Jawa Barat.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

