

Keadaan ini mendapatkan respons dari Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Kintap, Kabupaten Tanah Laut. Amil KL Lazismu PCM Kintap memberikan bantuan melalui program Pemberdayaan UMKM kepada Marzuki. Program Pemberdayaan UMKM merupakan program yang berada di bawah Pilar Ekonomi Lazismu, bentuknya adalah pemberian modal usaha dan penguatan usaha dengan skema kemitraan kepada individu atau kelompok usaha.
Kepala KL Lazismu PCM Kintap, Bambang Sutarjo menyampaikan bahwa pihaknya merasa perlu untuk mendukung usaha Marzuki mengingat sudah lebih kurang lima tahun berjalan dan belum mengalami peningkatan. "Kami melihat dengan sudah lamanya bapak Marzuki berjualan namun belum mengalami peningkatan, kami mencoba membantu dengan memberikan tambahan modal senilai enam ratus ribu rupiah," ujarnya.
Bambang menambahkan, pihaknya berharap akan ada lebih banyak lagi UMKM yang dapat dibantu oleh Lazismu. "Mudah-mudahan bantuan UMKM tidak hanya berhenti pada beberapa orang melainkan terus bertambah penerima manfaatnya. Hal tersebut tentu tidak terlepas dari dukungan para donatur," imbuhnya saat penyerahan bantuan pada Selasa (21/06) di depan Warung Pak De.
Senada dengan itu, Marzuki selaku penerima manfaat mengungkapkan rasa syukur atas bantuan yang diberikan. Pemilik warung makanan ini rencananya akan menggunakan bantuan yang diberikan untuk menambah jenis dan ragam makanan yang dijual. "Sangat berterima kasih atas bantuan ini. Bantuan yang diterima dapat menambah jenis dan macam barang untuk selanjutnya dijual lagi," pungkasnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Ahmad Riyadhie, Staf Administrasi dan Keuangan Lazismu Kabupaten Banjar menyampaikan rasa syukur karena pihaknya bisa kembali melaksanakan kegiatan distribusi qurban. "Alhamdulillah kami kembali bisa melaksanakan program ini. Untuk tahun ini menyasar tiga desa di tiga kecamatan berbeda. Pertama Desa Tungkaran Martapura, kedua Padang Panjang Karang Intan, dan terakhir Handil Purai Beruntung," terangnya.
Masing-masing lokasi, menurut Riyadhie, mendapatkan alokasi satu ekor sapi. "Untuk jumlah pequrban pada tahun ini 21 orang. Jadi setiap lokasi masing-masing satu ekor sapi. Seperti biasanya untuk teknis pelaksanaan diserahkan ke masing-masing lokasi," ujarnya.
Riyadhie kemudian menambahkan, ibadah qurban yang diselenggarakan oleh Lazismu menggunakan pendekatan sedekah. Artinya, pequrban tidak akan mendapatkan hak atas daging qurban, melainkan disedekahkan kepada warga di lokasi pelaksanaan ibadah qurban. Tentunya sesuai namanya sedekah qurban, para pequrban ketika mengikuti program ini sudah paham bahwa mereka tidak menerima daging melainkan seluruh daging akan dibagikan ke warga di sekitar lokasi pelaksanaan," tambahnya.

Sementara itu, Sabriannor mewakili panitia penyelenggaraan qurban di Handil Purai menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah dalam hal ini Lazismu dalam memfasilitasi penyelenggaraan qurban di tempatnya. "Saya mewakili seluruh warga Desa Handil Purai mengucapkan terima kasih yang setulus tulusnya kepada Lazismu Kabupaten Banjar yang sudah memfasilitasi bantuan berupa hewan qurban," ucapnya.
Sabriannor juga memberikan apresiasi dan terima kasih kepada seluruh pequrban yang telah menyisihkan hartanya sehingga pelaksanaan ibadah kurban di tempatnya terasa lebih bermakna dengan adanya seekor hewan qurban berupa sapi. "Semoga apa yang telah diberikan bernilai ibadah dan diridhai Allah SWT. Aamiin," tutupnya.
Program qurban ini merupakan turunan dari tema besar Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah, yaitu "QurbanMu Inovasi untuk Ketahanan Pangan" sebagai bentuk dukungan untuk menggembirakan syiar Qurban 1443 H. Tujuannya adalah untuk memfasilitasi semangat masyarakat dalam membantu sesama manusia yang belum mampu untuk melaksanakan ibadah qurban.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Bantuan biaya pendidikan dalam program Beasiswa Mentari ini diberikan kepada ananda Ayu yang menempuh pendidikan di Muhammadiyah Boarding Schol (MBS) Nurul Amin Alabio, Hulu Sungai Utara. Bantuan berupa uang tunai ini diberikan melalui kakak kandung Ayu. Beasiswa Mentari merupakan salah satu program di bawah Pilar Pendidikan Lazismu, dengan menyasar para penerima manfaat dari jenjang SD hingga SMA atau sederajat.
Kepala KL Lazismu PCM Kintap, Bambang Sutaji saat penyerahan bantuan pada Selasa (21/06) menyampaikan bahwa melalui program ini pihaknya berkomitmen dalam mendukung warga sekitar dalam menempuh pendidikan. "Melalui program pada Pilar Pendidikan ini tentunya bentuk dukungan untuk warga sekitar," ungkapnya.
Bambang juga mengharapkan, penyaluran bantuan ini bisa meringankan beban dalam menempuh pendidikan dan agar ananda Ayu lebih giat belajar. "Mudah-mudahan bantuan yang kami salurkan dapat meringankan beban biaya orang tuanya yang tergolong kurang mampu. Yang terpenting ananda Ayu harus terus semangat dalam menempuh pendidikan," harapnya.
Kakak kandung Ayu yang mewakili pihak keluarga dalam menerima bantuan pendidikan ini menyampaikan terima kasih kepada Muhammadiyah di Kintap atas kepedulian yang telah diberikan. "Kami selaku keluarga penerima manfaat menyampaikan banyak terima kasih untuk Muhammadiyah melalui Lazismu Kintap atas kepedulian serta bantuan untuk biaya pendidikan adik kami," ujarnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Hal ini mendorong Lazismu untuk memberikan bantuan sebanyak 210 paket kepada keluarga anak yatim piatu pada hari Selasa (2/11) melalui acara Bantuan Paket Sembako untuk Yatim Piatu Terdampak Covid-19 yang dilakukan secara hybrid di Aula Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) DI Yogyakarta. Acara ini dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Mahli Zainuddin Tago, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta Cahyono, serta Ketua Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PWM DI Yogyakarta Ridwan Furqoni.
MPS PWM DI Yogyakarta mendata bahwa terdapat lebih kurang seribu anak menjadi yatim piatu baru yang tersebar pada lima daerah di wilayah DI Yogyakarta akibat ditinggal orang tua yang meninggal karena terpapar Covid-19. Pendataan anak yatim piatu baru akibat pandemi dilaksanakan secara terbuka dengan menggunakan form digital kemudian disebarluaskan melalui berbagai sarana, seperti halnya media sosial, organisasi, dan masyarakat umum. Setelah dilakukan pemilihan data kemudian dilakukan survei oleh relawan Muhammadiyah dengan mendatangi rumah masing-masing. Survei ini dilakukan berbasis cabang dengan pertimbangan lebih dekat terhadap domisili anak tersebut. Hasil dari pelaksanaan survei yang dilakukan untuk masa anak usia 0-18 tahun ini akan dilanjutkan ke tahap bantuan pengasuhan berkelanjutan berbasis cabang dengan memberikan santunan layak selama masih berada di usia anak.
Ketua MPS PWM DI Yogyakarta, Ridwan Furqoni menuturkan, pihaknya berharap agar anak-anak tersebut mendapatkan pengasuhan namun kenyataannya masih banyak yang belum mendapat perhatian. Meski demikian, masih ada banyak pihak yang membantu. "Data yang terkumpul di MPS mencapai kurang lebih seribu anak yatim piatu baru akibat pandemi. Berharap anak mendapatkan pengasuhan dari orang tua namun takdir Allah berbeda. Namun ada banyak pihak untuk terus membantu agar optimal dalam pengasuhan kepada anak sehingga tumbuh dewasa menjadi kader keumatan," ungkap Ridwan.
Senada dengan Ridwan, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago menegaskan bahwa anak-anak yang kehilangan orang tuanya harus didampingi. "Dalam proses tumbuh, anak harus kehilangan figur orang penting. Insyaallah anak akan menjadi tangguh dan kita harus mendampingi. Secara nasional anak kehilangan orang tua sebanyak tiga puluh ribu dan khusus DI Yogyakarta sebanyak seribuan anak," tegasnya.
Mahli juga mengungkapkan apresiasinya terhadap Lazismu Wilayah DI Yogyakarta serta MPS PWM DI Yogyakarta atas kerja keras yang telah dilakukan. "Apresiasi kepada Lazismu DIY dan MPS DIY yang sudah koordinasi dengan PCM (Pimpinan Cabang Muhammadiyah) dan PCA (Pimpinan Cabang Aisyiyah) sehingga pekerjaannya menjadi ringan," ungkapnya.
Sementara itu, Cahyono selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta berharap agar anak-anak yang terdampak pandemi kelak dapat mandiri, sejahtera, dan menunai prestasi. "Wabah Corona lebih banyak dirasakan oleh anak-anak dengan menerima ujian dari Allah. Insyaallah Allah akan menyayangi, membangun kemandirian, memberikan kesejahteraan dan prestasi di kemudian hari. Program yang direncanakan oleh MPS dan Lazismu akan terus dilanjutkan dan digerakkan," harap Cahyono.
Program pendampingan anak-anak yatim piatu sudah lama dilakukan oleh Muhammadiyah, namun masih banyak masyarakat yang sering salah paham bahwa ketika menemukan anak yatim piatu, hal yang perlu dilakukan adalah dengan memasukkannya ke lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan, sementara di dalam regulasi dan fiqih anak menyebut bahwa pengasuhan terbaik adalah keluarga. Bilamana ada keluarga kurang memahami pengasuhan maka yang harus dilakukan adalah dengan memberikan motivasi penguatan atau pembekalan serta memberikan santunan awal terlebih dahulu. Apabila masih belum mampu maka sebaiknya dicarikan pengasuh pengganti dan jika masih mengalami kesulitan maka jalan terakhir yang dapat dilakukan adalah dengan memasukkan anak ke dalam lembaga pengasuhan anak atau panti asuhan.
Permasalahan anak-anak yatim piatu akibat terdampak Covid-19 ini perlu terus didorong dengan mengedepankan pengasuhan yang dilakukan oleh pihak keluarga sehingga mendapatkan fasilitas terbaik. Program pendampingan ini dilakukan bersama PCM, PCA dan Kantor Layanan Lazismu se-DI Yogyakarta. Ke depannya direncanakan akan dibentuk sebuah lembaga khusus yang fokus dalam pendampingan anak dengan bekerjasama melalui lembaga atau mitra lain.
Program Bantuan Paket Sembako untuk Yatim Piatu Terdampak Covid-19 ini merupakan kerjasama Lazismu dengan Alfamart yang berisi bantuan berupa makanan pokok, Al-Qur'an, dan daging kurban kemasan RendangMu. Program bantuan ini direncanakan akan terus dilakukan hingga mencapai seribu paket atau sebanyak jumlah anak-anak yang menjadi yatim piatu akibat pandemi Covid-19.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Rizal Firdaus]

MALANG - Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan magnitudo 6,7 pada Sabtu (10/7), pukul 14.00 WIB. Gempa bumi terjadi di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang, dengan kedalaman 25 kilometer.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki magnitudo M=6,7. Informasi itu kemudian diperbarui bahwa magnitudo gempa adalah M=6,1.
Gempa terjadi pada koordinat 8.95 Lintang Selatan (LS), 112.48 Bujur Timur (BT), tersebut terjadi selama 37 detik. BMKG menyatakan bahwa gempa bumi yang juga dirasakan di beberapa wilayah lain di Jawa Timur tersebut, tidak berpotensi tsunami.
Di wilayah Kabupaten Malang, BPBD Kabupaten Malang tengah melakukan pendataan kerusakan akibat gempa tersebut. Tercatat, beberapa wilayah yang mengalami kerusakan diantaranya adalah Kecamatan Wajak, Kecamatan Dampit, Kecamatan Bantur, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Merespon bencana tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center kemudian melakukan asesmen aset-aset Amal Usaha Muhammadiyah yang terdampak gempa, dan memberikan paket bantuan sembako kepada warga yang terdampak.
Hasil asesmen MDMC adalah ada beberapa Amal Usaha Muhammadiyah yang mengalami kerusakan, antara lain SMK Muhamamdiyah 6 Donomulyo (Rusak Sedang), SMK Muhammadiyah 2 Pagak (Rusak Berat), SMP Muhammadiyah 10 Turen (Rusak Ringan), SMP Muhammadiyah 5 Pagak (Rusak Ringan), dan SD Muhammadiyah 10 Pagak (Rusak Ringan).
Sedangkan hingga saat ini masih dilakukan assesment untuk daerah lain.
Dalam Laporan Situasi yang dikeluarkan oleh MDMC, para relawan Muhammadiyah tersebut membutuhkan alat transportasi double cabin, makanan siap saji, bahan bangunan, baksos untuk membersihkan dan merenovasi puing-puing bangunan, dan alat untuk membersihkan reruntuhan.
Gempa bumi mengguncang wilayah Kabupaten Malang, Jawa Timur, dengan magnitudo 6,7 pada Sabtu (10/7), pukul 14.00 WIB. Gempa bumi terjadi di 90 kilometer barat daya Kabupaten Malang, dengan kedalaman 25 kilometer.
Hasil analisis Badan Meteorologi Klimatologi dan Geofisika (BMKG), dalam informasi pendahuluan menunjukkan gempa bumi tersebut memiliki magnitudo M=6,7. Informasi itu kemudian diperbarui bahwa magnitudo gempa adalah M=6,1.
Gempa terjadi pada koordinat 8.95 Lintang Selatan (LS), 112.48 Bujur Timur (BT), tersebut terjadi selama 37 detik. BMKG menyatakan bahwa gempa bumi yang juga dirasakan di beberapa wilayah lain di Jawa Timur tersebut, tidak berpotensi tsunami.
Di wilayah Kabupaten Malang, BPBD Kabupaten Malang tengah melakukan pendataan kerusakan akibat gempa tersebut. Tercatat, beberapa wilayah yang mengalami kerusakan diantaranya adalah Kecamatan Wajak, Kecamatan Dampit, Kecamatan Bantur, dan Kecamatan Sumbermanjing Wetan.
Merespon bencana tersebut, Muhammadiyah Disaster Management Center kemudian melakukan asesmen aset-aset Amal Usaha Muhammadiyah yang terdampak gempa, dan memberikan paket bantuan sembako kepada warga yang terdampak.
Hasil asesmen MDMC adalah ada beberapa Amal Usaha Muhammadiyah yang mengalami kerusakan, antara lain SMK Muhamamdiyah 6 Donomulyo (Rusak Sedang), SMK Muhammadiyah 2 Pagak (Rusak Berat), SMP Muhammadiyah 10 Turen (Rusak Ringan), SMP Muhammadiyah 5 Pagak (Rusak Ringan), dan SD Muhammadiyah 10 Pagak (Rusak Ringan).
Sedangkan hingga saat ini masih dilakukan assesment untuk daerah lain.
Dalam Laporan Situasi yang dikeluarkan oleh MDMC, para relawan Muhammadiyah tersebut membutuhkan alat transportasi double cabin, makanan siap saji, bahan bangunan, baksos untuk membersihkan dan merenovasi puing-puing bangunan, dan alat untuk membersihkan reruntuhan.
Reporter: Yusuf

