

Ketua PDM Kota Serang Hamsyin Sarbini mengungkapkan acara ini menunjukkan salah satu bukti bahwa Muhammadiyah turut membantu program Pemerintah untuk mempercepat vaksinasi dan juga menekan angka penularan Covid-19. Ia pun juga mengucapkan terima kasih kepada semua pihak yang telah memberikan dukungan penuh untuk kesuksesan vaksinasi tersebut.
Senada dengan Hasyim, dr. H. Nur Avenzoar selaku penanggungjawab MCCC Banten mengemukakan, kegiatan vaksinasi massal ini dapat menjadi wadah promosi kesehatan, informasi serta edukasi yang tepat bagi masyarakat dalam memutus mata rantai dan menekan angka kematian akibat virus Covid-19 di Wilayah Banten. "Kami MCCC-Banten bersama MPKU Banten menyiapkan 3000 dosis vaksin sebagai pencegahan dan tindakan secara sunggung-sungguh, masif dan terkoordinasi dengan baik. Sebagai informasi, data terkahir yang sudah terinput ke link MPKU sebanyak 1.376 dosis dan 1.624 yang belum terinput," ungkapnya.
Ketua Distrik Manager Program Vaksinasi, Mulya Dewi mengatakan bahwa kegiatan vaksinasi tersebut adalah hasil kerja sama dari beberapa unsur internal Muhammadiyah dan juga unsur yang ada di Kota Serang, seperti Dinas Kesehatan Kota Serang, BPBD Kota Serang dan Gabungan Organisasi Wanita Kota Serang (GOW). "Kami menargetkan sebanyak 3.000 dosis khususnya bagi Kota Serang, umumnya bagi masyarakat Banten. Secara teknis, untuk tercapainya target tersebut kami bekerjasama dengan Kodim Serang melakukan 'penjemputan bola' ke kabupaten-kabupaten di wilayah Banten," ujarnya.
Pimpinan Wilayah Nasyiatul Aisyiyah (PWNA) Banten, Sukaesih juga menyambut baik amanah yang dipercayakan kepada pihaknya oleh MCCC-Banten sebagai pelaksana kegiatan tersebut. Dengan kepercayaan ini, Nasyiatul Aisyiyah turut hadir dalam membantu program pemerintah melakukan percepatan vaksinasi agar mengurangi resiko penularan virus dan menekan angka kematian lansia akibat Covid-19. "Sehingga segera mencapai herd immunity di Provinsi Banten," imbuhnya.
Menyambung Sukaesih, Sekretaris Umum PWNA Banten, Unaimah Sanaya yang akrab dipanggil Uun ini menambahkan, rendahnya capaian vaksinasi kategori Lansia dan Remaja di wilayah Banten menjadi perhatian bagi Nasyiatul Aisyiyah. "Sebagai organisasi perempuan yang fokus pada keberlangsungan hidup perempuan dan anak. Adanya penyebaran Virus Covid-19 menjadi perhatian penting bagi kami. Melihat rendahnya capaian vaksinasi kategori Lansia dan Remaja di wilayah Banten, hal ini menjadi target utama kami. Dari target 3000 dosis yang kami siapkan, rencannya 40% untuk Remaja, 40% untuk Lansia dan sisnya kami arahkan untuk masyarakat umum," ujar Uun yang juga menjadi amil Lazismu PP Muhammadiyah.
Lazismu Wilayah Banten juga mendukung terlaksananya kegiatan ini. Bambang R. Hadhy selaku Badan Pengurus Lazismu Wilayah Banten mengapresiasi kerja bersama yang dilakukan berbagai pihak demi kesuksesan vaksinasi. "Alhamdulillah, Lazismu Banten mengucapkan puji syukur atas sukses penyelenggaraan vaksinasi dan mengapresiasi PWNA Banten yang kadernya bekerjasama dengan MPKU, MDMC, MCCC, AUM dan Ortom lain di Kota Serang, yang dalam melaksanakan kegiatan berjalan sesuai dengan rencana. Semoga pada vaksinasi selanjutnya akan lebih sukses lagi, aamiin," terangnya. Bambang juga menjelaskan bahwa pihaknya turut serta mendukung acara ini dari segi pendanaan dan dukungan lainnya, agar operasional kegiatan dapat berjalan lancar. Ia pun berharap ke depannya kegiatan semacam ini dapat bersinergi sehingga bisa mempromosikan program-program yang telah dicanangkan Lazismu Wilayah Banten.
Selama lima hari sebelumnya, panitia bersama Kodim sudah menyelenggarakan vaksinasi dengan mekanisme mobile ke beberapa lokasi yang ada di wilayah Serang. Hingga saat ini peserta yang sudah tervaksin sebanyak 3.043 dari 3000 peserta yang ditargetkan.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Unaimah Sanaya]

Pada hari Senin (1/11), lima santri Dayah Modern Ihyaaussunnah Muhammadiyah Lhokseumawe menerima Beasiswa Mentari dari Lazismu Kota Lhokseumawe di lokasi dayah yang berada di Jalan Listrik, Kampung Jawa Baru, Banda Sakti, Kota Lhokseumawe ini. Ketua Lazismu Kota Lhokseumawe, Farhan Zuhri Baihaqi menyerahkan langsung bantuan tersebut kepada Mudir Dayah Modern Ihyaaussunnah Muhammadiyah Lhokseumawe, Ustadz Saefuddin.
Usai seremoni serah terima, Ketua Lazismu Lhokseumawe, Farhan Zuhri Baihaqi menyampaikan bahwa beasiswa ini merupakan program yang telah berjalan selama dua tahun. "Beasiswa ini telah kita wacanakan sebelumnya. Dan pada dasarnya Lazismu telah mengalokasikan beasiswa dalam kurun dua tahun terakhir. Tapi untuk kali ini, bentuk program beasiswa bagi dayah ini kita update," ungkapnya.
Farhan kemudian melanjutkan, pihaknya juga meminta komitmen dari lima nama yang telah diajukan oleh pihak dayah untuk menjadi kader Persyarikatan Muhammadiyah. "Artinya kita fokus pada lima nama yang telah disediakan oleh pihak dayah untuk kita bantu SPP-nya hingga akhir studi serta semua orang tua wali telah berkomitmen menjadikan santri pilihan ini sebagai kader Persyarikatan ke depan dengan catatan evaluasi terhadap santri setiap akhir tahun ajaran dari pihak dayah," sebutnya.
Sementara itu, Mudir Dayah Modern Ihyaaussunnah Muhammadiyah Lhokseumawe Mudir Dayah Modern Ihyaaussunnah Muhammadiyah Lhokseumawe, Ustadz Saefuddin menerangkan bahwa kerjasama Lazismu dengan pihaknya akan terus berlanjut sampai beberapa waktu ke depan. "Alhamdulillah kami sampaikan atas keberlanjutan kerjasama antara Lazismu dan dayah untuk beberapa saat kedepan," terangnya.
Saefuddin juga menyatakan kesiapan dari orang tua/wali agar anak-anak mereka dapat menjadi kader Muhammadiyah. "Semua orang tua/wali siap anak-anak mereka dijadikan kader yang nantinya bisa mengabdi di persyarikatan. Dan ketika mereka selesai studi disini, tidak menutup kemungkinan untuk bisa lanjut ke jenjang Perguruan Tinggi dengan jalur Beasiswa yang disediakan Persyarikatan Muhammadiyah juga melalui Lazismu." kata Saefuddin.
Salah satu orang tua penerima beasiswa menyatakan rasa syukur dengan adanya beasiswa ini. Sebelumnya, ia berencana untuk membawa pulang anaknya karena tidak punya biaya untuk melanjutkan pendidikan. "Alhamdulillah kami ucapkan terima kasih atas bantuan beasiswa dari Lazismu ini. Anak saya yang tadinya ingin saya bawa pulang dari dayah, kini sudah bisa melanjutkan studi lagi di dayah tercinta ini," ungkapnya.
Beasiswa Mentari merupakan program prioritas Lazismu Lhokseumawe yang telah diagendakan sejak awak tahun 2021 pasca penerimaan Anugerah Award sebagai Lazismu Terbaik Program Pendidikan pada tahun 2020. Dengan semangat memberi untuk negeri, Lazismu Kota Lhokseumawe menjawab tantangan di dunia pendidikan melalui program ini.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Farhan Zuhri Baihaqi]

Pada ajang Indonesia Fundraising Award (IFA) 2021 di Hotel Arosa, Jakarta, Lazismu kembali menorehkan prestasi dengan meraih penghargaan "Fundraising Kemanusiaan Terbaik". Penghargaan itu disampaikan langsung oleh Direktur Institut Fundraising Indonesia (IFI), Arlina F. Saliman dan diterima oleh Lazismu yang diwakili oleh Direktur Fundraising Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Muktiono. Acara yang digelar pada Kamis (04/11) ini merupakan gelaran yang kedua kalinya, setelah tahun lalu sukses menggelar IFA 2020 yang pertama secara online.
Penjurian IFA 2021 dilakukan oleh Direktur Keuangan Sosial Syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS) Ahmad Juwaini, Direktur IFI Arlina F. Saliman dan Direktur Eksekutif Forum Zakat (FOZ) Agus Budiyanto. 29 kategori nominasi dianugerahkan kepada berbagai lembaga yang sudah berjibaku dalam kemanusiaan.
Direktur IFI, Arlina F. Saliman menyatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk apresiasi IFI kepada lembaga-lembaga yang telah menggerakkan kepercayaan publik untuk terus berbagi. "Lembaga-lembaga ini sangat harus diapresiasi keberadaannya karena telah menggerakkan kepercayaan publik untuk terus berbagi terhadap sesama. IFI merasa wajib untuk memberikan penghargaan kepada lembaga sosial kemanusiaan ini," ungkap Arlina.
Dengan adanya penghargaan ini diharapkan dapat menjadi motivasi bagi lembaga sosial kemanusiaan untuk terus melakukan fundraising. "Karena tujuan fundraising sendiri adalah untuk kemandirian organisasi atau lembaga," lanjutnya. Arlina juga berharap agar IFA 2021 dapat mendorong ketertarikan anak-anak muda untuk masuk ke dalam dunia sosial kemanusiaan. Hal ini dapat menciptakan kaderisasi sumber daya manusia.
Terakhir, Arlina berharap agar penghargaan ini mampu mendorong lembaga sosial kemanusiaan untuk mengelola lembaganya secara profesional dan transparan. "Dengan begitu, lembaga zakat dapat dipercaya publik dalam setiap program yang dikampanyekannya," tutupnya.
Sementara itu, Direktur Keuangan Sosial Syariah, Komite Nasional Keuangan Syariah (KNKS), Ahmad Juwaini menegaskan, saat ini sudah banyak lembaga fundraising yang telah mendapatkan kepercayaan dari masyarakat. "Ini membuktikan bahwa banyak lembaga fundraising yang dipercaya masyarakat," tegasnya.
Direktur Fundraising Lazismu PP Muhammadiyah, Edi Muktiono yang menerima penghargaan mengungkapkan rasa syukurnya. Menurutnya, ini adalah amanah yang harus dijaga dan menjadi motivasi bagi seluruh amil Lazismu untuk terus berkarya. "Alhamdulillah, siang ini Lazismu mendapat penghargaan dari Institute Fundraising Indonesia sebagai Fundraiser Kemanusiaan Terbaik 2021. Ini adalah amanah yang harus dijaga dan ini juga bagian dari motivasi buat kita semua Lazismu Nasional untuk terus berkarya semaksimal mungkin," tuturnya.
Edi pun menyampaikan ucapan terima kasih, baik kepada IFI maupun kepada seluruh amil Lazismu se-Indonesia. Tak lupa pula ia mengucapkan terima kasih kepada para donatur Lazismu. "Terima kasih kepada IFI yang telah menyelenggarakan Indonesia Fundraising Award. Terima kasih kepada Amil Lazismu seluruh Indonesia atas dedikasinya, terima kasih kepada seluruh donatur Lazismu yang telah menyalurkan ziskanya kepada kami. Semoga keberkahan menyelimuti kita semua, aamiin," ucapnya.
Kategori yang dianugerahkan dalam IFA 2021 di antaranya Fundraising Zakat Terbaik, Fundraising Kemanusiaan Terbaik, Fundraising CSR Terbaik, Fundraising Digital Terbaik dan lainnya. Berbagai lembaga seperti Dompet Dhuafa, Baznas Bazis DKI, Lazismu, BMM, YBM BRI, Gerak Bareng, Kitabisa dan lembaga-lembaga besar lainnya masuk di dalam nominasi IFA 2021 yang digelar oleh IFI ini. IFI adalah lembaga training, consulting dan publishing yang bergerak di bidang fundraising. Gagasan adanya IFI ini timbul karena keresahan terhadap minimnya kaderisasi sumber daya manusia di bidang fundraising. IFI juga lahir karena masih banyak lembaga sosial yang tidak berkembang karena tidak melakukan strategi fundraising dengan baik.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Sebelum para panelis menyampaikan gagasannya, Ketua PSIPP ITBAD Jakarta Yulianti Muthmainnah membuka acara dengan menjelaskan tentang kaitan zakat dengan HeForShe Campaign. Yuli mengatakan, Komite CEDAW sejak 2007 telah menyadari betul pentingnya peran serta keterlibatan laki-laki dalam upaya penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak. "Komite CEDAW PBB itu sudah menyerukan pentingnya keterlibatan laki-laki di seluruh dunia untuk pengarusutamaan isu perempuan dan upaya penghapusan diskriminasi, kekerasan berbasis gender dalam segala lini kehidupan termasuk dalam penafsiran agama, budaya, tradisi, politik, dan semua hal," ungkapnya. Yuli melanjutkan bahwa di Indonesia yang menjadi ikon HeForShe Campaign ini adalah Presiden Joko Widodo.
Suhairi (Lektor Kepala Bidang Hukum Islam IAIN Metro) pada kesempatan ini menyampaikan dengan tegas bahwa Islam sangat menjunjung tinggi kesetaraan antara laki-laki dan perempuan. Ia pun menelusuri posisi perempuan sebelum Islam datang. "Pra-Islam itu posisi perempuan itu sangat ironis," ungkapnya.
Menurut Suhairi, perempuan dan anak korban kekerasan bisa menjadi sebagai mustahik melalui empat alternatif. Pertama, fakir. "Orang yang tidak berharta dan tidak mempunyai pekerjaan atau usaha tetap guna mencukupi kebutuhan hidupnya, sedang orang yang menanggungnya atau menjamin tidak ada," tutur Suhairi.
Kedua, miskin. Yaitu mereka yang masih memiliki pekerjaan, namun hasil dari pekerjaan tersebut tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari serta tidak ada yang menjamin atau menanggungnya. "Ini sangat mungkin dialami dan terjadi pada perempuan, demikian pula mungkin anak yang korban kekerasan itu," lanjut Suhairi.
Ketiga, gharim, yaitu orang yang mempunyai hutang yang bukan untuk maksiat dan tidak mampu melunasinya. Dan yang keempat adalah Ibnu Sabil. "Jika ada perempuan dan anak korban kekerasan yang memenuhi kualifikasi empat alternatif sebagai mustahik tadi, maka menurut saya sesuai ajaran agama Islam. Perempuan dan anak harus diprioritaskan dan diutamakan dalam penyaluran zakat," tegasnya.
Suhairi kemudian melanjutkan, "Memang ini 'terlupakan' oleh sebagian besar atau mungkin saat ini masih secara keseluruhan organisasi ataupun lembaga pengelolaan zakat kaitannya dengan keberadaan perempuan dan anak korban kekerasan tadi yang memungkinkan kemudian sebagai mustahik, tapi selama ini kemudian masih abai, masih diabaikan, masih terabaikan, terlupakan. Maka menurut saya, buku Zakat untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang ditulis oleh Bu Yulianti Muthmainnah ini adalah mengingatkan kita semua akan hal tersebut."
Sementara itu, Dani Setiawan (Ketua KNTI dan Dosen FISIP UIN Jakarta) secara lebih spesifik mengamati peristiwa-peristiwa yang dialami oleh perempuan-perempuan di pesisir atau komunitas nelayan yang juga tak luput dari tindak kekerasan. "Dalam beberapa tahun terakhir, saya memimpin suatu organisasi nelayan tradisional, Kesatuan Nelayan Tradisional Indonesia, yang sebenarnya problem-problem yang disampaikan di dalam buku ini itu juga terjadi dalam keseharian kehidupan keluarga nelayan ataupun perempuan-perempuan pesisir di Indonesia," bebernya.
Dani menyimpulkan, harus ada reinterpretasi terhadap orang-orang yang berhak menerima zakat. Lebih lanjut ia memberikan contoh tentang perempuan-perempuan pesisir yang mengalami beban ganda, terlebih pada masa pandemi saat ini. "Jadi, beban yang sangat berat itu mestinya juga harus dibaca sebagai satu upaya yang bisa kita diskusikan dan kita dalami bagaimana doktrin-doktrin keagamaan, dalam hal ini bagaimana kewajiban zakat itu juga bisa ditunaikan atau bisa disalurkan kepada kelompok-kelompok perempuan yang memiliki posisi yang rentan semacam ini, seperti perempuan-perempuan di kawasan pesisir atau di komunitas masyarakat pesisir," terangnya. Terakhir, Dani juga memberikan apresiasi atas terbitnya buku Zakat untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak yang menurutnya telah memberikan satu potret, satu gambaran tentang kondisi dari kehidupan korban, khususnya adalah perempuan-perempuan korban kekerasan.
Berbeda dengan Imal Isti'mal (Wakil Rektor ITB Ahmad Dahlan Jakarta) yang menyampaikan bahwa selain upaya jangka pendek yang berbentuk charity termasuk zakat di dalamnya, juga harus ada upaya jangka panjang terhadap perempuan dan anak korban kekerasan itu. "Korban kekerasan itu tanggung jawab kita memang untuk membantunya. Bentuk bantuan bukan saja jangka pendek, akan tetapi jangka panjang. Jangka pendek mungkin tadi itu, charity kemudian kita bagi sandang, pangan, papan," ucapnya. Ia menyambung, "Sebetulnya ada upaya lain selain kita membantu jangka pendek, yaitu jangka panjang supaya para korban bisa bangkit, tidak semakin terpuruk, dan berdaya, yakni meningkatkan life skill."
Berdasarkan studi kasus di kampusnya, Imal mengatakan bahwa banyak mahasiswa yang terbantu oleh beasiswa sehingga mereka tidak jadi putus kuliah. Di samping itu, terdapat pula berbagai penyebab kenapa mahasiswa itu akhirnya memilih untuk berhenti studi dan akhirnya memilih untuk bekerja, salah satunya yaitu karena orang tua mereka melakukan poligami. "Bagi saya, kalau ada bapak-bapak dengan pemahaman poligami, misalnya yang mengabaikan keadilan itu sama saja dengan kekerasan. Kemudian anak-anaknya ini ada yang stres, tidak semangat lagi kuliah, dan sebagainya," tegas Imal.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Hasbi Rivani, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banjar yang hadir pembukaan Khitanan Ceria tersebut menyampaikan bahwa kegiatan seperti ini merupakan komitmen Muhammadiyah Kabupaten Banjar di bidang Sosial dan Kemanusiaan. "Kegiatan khitanan massal secara gratis bahkan mendapatkan hadiah ini merupakan bukti bahwa Persyarikatan Muhammadiyah di Kabupaten Banjar terus berkomitmen dalam menjalankan berbagai kegiatan di bidang sosial dan kemanusiaan, bahkan di awal tahun lalu ketika terjadi bencana banjir di tempat ini pula didirikan pos koordinasi penanggulangan banjir berupa dapur umum yang melayani masyarakat yang terdampak banjir kala itu," ungkapnya.
Senada dengan itu Rudiansyah, Koordinator Tim Medis Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Polda Kalimantan Selatan menyampaikan kegembiraannya dengan kerjasama yang dilakukan bersama dengan Muhammadiyah. "Tentunya kami senang bisa bekerjasama dengan Muhammadiyah khususnya Lazismu dalam kegiatan sosial berupa khitanan massal ini. Bisa dikatakan kegiatan ini sebagai bentuk pengayoman kepada masyarakat," ucap Rudiansyah.
Rudiansyah kemudian menambahkan bahwa kegiatan khitanan massal ini telah lama direncanakan, namun terhalang pandemi Covid-19 yang juga melanda Kalimantan Selatan. "Sebenarnya khitanan massal ini telah direncanakan jauh-jauh hari semenjak Lazismu Kabupaten Banjar mengajukan program kemitraan ini. Namun karena terkendala tingginya kasus Covid-19 serta adanya kebijakan PPKM, kegiatan ini menjadi tertunda," tambahnya.
Sebagai penyelenggara kegiatan, Kepala KL Lazismu Darul Arqam, Firman Hadi menyampaikan rasa terima kasih kepada Lazismu Kabupaten Banjar maupun Rumah Sakit Bhayangkara Tingkat III Polda Kalimantan Selatan yang telah memercayakan lokasi kegiatan di SD Alam Muhammadiyah Martapura. "Kami ucapkan terima kasih atas kepercayaan seluruh pihak atas pelaksanaan khitanan massal yang berlokasi di tempat kami, yaitu SD Alam Muhammadiyah Martapura. Tentunya dengan adanya kegiatan ini dapat membantu masyarakat yang akan mengkhitan anak-anak mereka," tuturnya.
Program khitanan massal ini merupakan bagian dari komitmen Lazismu Kabupaten Banjar dalam Pilar Sosial Kemanusiaan. Pelaksanaan khitanan massal kali ini merupakan tahap pertama, sementara tahap kedua direncanakan akan berlangsung pada Senin (15/11) di Masjid At Taqwa Martapura yang akan ditambah pelayanan vaksinasi Covid-19 dengan menyasar warga Persyarikatan Muhammadiyah.
Lazismu Kabupaten Banjar bukan pertama kali melaksanakan program khitanan massal bekerjasama dengan mitra di luar Persyarikatan Muhammadiyah. Sebelumnya pada tahun 2018 lalu di tempat yang sama Lazismu Kabupaten Banjar juga melaksanakan khitanan massal bekerjasama dengan Yayasan Baitul Maal (YBM) PLN UIP Kalbagteng.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Ketua PDM Kota Surabaya, H. Hamri Al Jauhari dalam sambutannya mengajak generasi muda untuk terus berusaha dengan sungguh-sungguh. "Kalau usahanya sungguh-sungguh maka hasilnya juga sangat luar biasa, jadi mari mencari yang utama jangan hanya yang biasa-biasa saja, jadilah yang luar biasa," ajaknya.
Hamri juga menambahkan agar para pelajar dan mahasiswa dapat terus meningkatkan nilainya seiring dengan meningkatnya semangat belajar. "Jangan hanya sekedar belajar yang biasa. Semangat belajarnya harus ditingkatkan, nilainya harus cum laude, nilainya harus meningkat tidak biasa-biasa saja karena itu adalah nafas Islam. Hari ini harus lebih baik dari hari sebelumnya, selalu optimis ingin meningkat untuk mencari yang utama," tegasnya.
Sementara itu Aditio Yudono selaku Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Timur memberikan motivasi kepada amil Lazismu Kota Surabaya untuk terus meningkatkan kinerjanya. "Inovasi sosial untuk mencapai pembangunan yang berkelanjutan, Lazismu Surabaya bisa meningkatkan kinerja, bagi yang kurang mampu menjadi mampu, tidak hanya membantu tetapi lebih kepada pemberdayaan sehingga mereka yang awalnya mustahik menjadi muzakki," ungkapnya.
Terakhir Aditio berharap agar bantuan yang diterima dapat bermanfaat dan mengangkat kehidupan masyarakat. "Mudah-mudahan masyarakat biasa terangkat kehidupan menjadi lebih baik. Saya berharap semoga bapak ibu yang mendapatkan manfaat bisa lebih meningkat, anak kita menjadi anak yang memiliki karakter Islam yang kuat, berbakti kepada orang tua," pungkasnya.
Saat penyerahan bantuan Peduli Guru, Ketua Lazismu Kota Surabaya, Sunarko menyebut bahwa ada sembilan guru yang dibantu kali ini. "Bantuan Peduli Guru Lazismu Kota Surabaya belum seberapa banyak, hanya ada sembilan guru yang sudah dibantu Lazismu," tuturnya. Ia menambahkan, "Dari data yang ada di Lazismu Kota Surabaya penerima manfaat Peduli Guru yakni Ibu Ernawati dari TK Aisyiyah 19, Ibu Nuril Musyahidatul dari TK Aisyiyah 34, Siti Masyitho dari SDM 09, Wiwit Novianti dari SDM 21, Budi Hariyati dari SMPM 11, Isna Muflihatun Nikmah dari SMAM 07, Shohifah dari SMAM 09, Ummi Salamah dari SDM 08."
Salah satu penerima manfaat program Peduli Guru, Ernawati mengucapkan rasa terima kasihnya atas bantuan yang diberikan. "Alhamdulillah sebagai guru TK Aisyiyah 19 kami diperhatikan oleh Lazismu Kota Surabaya dalam program Peduli Guru, terima kasih kami sampaikan kepada Lazismu Kota Surabaya," ucapnya. Baginya, program ini dapat memberikan motivasi kepada para guru di Kota Surabaya. "Program Peduli Guru Lazismu Kota Surabaya ini setidaknya memberi motivasi penyemangat kepada pahlawan tanpa tanda jasa di Kota Pahlawan Surabaya," tutupnya.
Pentasyarufan Program Lima Pilar Lazismu Kota Surabaya tersebut di antaranya adalah Pilar Lingkungan yaitu Urban Farming dengan menanam 500 benih ikan gurami yang dialokasikan untuk tambahan gizi dhuafa, Pilar Sosial yaitu bantuan 10 unit kursi roda kepada sahabat disabilitas dan bantuan operasional Taman Pendidikan Al-Qur'an (BOT), serta pada Pilar Ekonomi berupa bantuan modal usaha hibah, pinjaman usaha tanpa bunga dan penyerahan tiga unit RombongMu. Sedangkan untuk Pilar Pendidikan, Lazismu Kota Surabaya memberikan bantuan beasiswa dalam program Beasiswa Mentari Ayo Sekolah Rek untuk siswa SD, SMP, dan SMA, kemudian Beasiswa Sang Surya Ayo Kuliah Rek untuk mahasiswa, serta bantuan Peduli Guru dan Sepeda Prestasi untuk Dhuafa.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

