

Menyongsong tahun 2022 dengan mengusung tema "Bakti Memberi Inspirasi", Lazismu Kota Magelang meresmikan kantor barunya yang berada di Jalan Tidar No. 21, Komplek Perguruan Muhammadiyah Kota Magelang. Peresmian ini berlangsung pada Ahad (31/10) lalu dengan dihadiri langsung oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Tengah Dodok Sartono, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Magelang Andi Triyanto, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Magelang, Pimpinan Amal Usaha Muhammadiyah Kota Magelang, Ketua BAZNAS Kota Magelang, warga Muhammadiyah Magelang serta tamu undangan. Peresmian ini dilakukan secara simbolis dengan pemotongan pita oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Tengah didampingi Ketua PDM Kota Magelang dan Ketua BAZNAS Kota Magelang.
Dalam peresmiannya, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Jawa Tengah, Dodok Sartono mengatakan, dengan adanya kantor baru Lazismu Kota Magelang dapat menjadi semangat baru, baik bagi para pengurus dan amil Lazismu Kota Magelang untuk menyambut tahun 2022 dengan mencapai target perhimpunan ZIS. Dengan memanfaatkan dua bulan tersisa di tahun 2021 ini, Dodok juga memberikan semangat kepada para amil untuk lebih giat dalam kebermanfaatan umat. Di sisi lain ia juga mengajak kepada para hadirin untuk menunaikan zakat, infak dan sedekahnya melalui Lazismu Kota Magelang yang nantinya akan disalurkan kepada masyarakat di Kota Magelang dan sekitarnya.
Sementara itu, Andi Triyanto selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Magelang menuturkan, keinginan untuk memiliki kantor baru ini sudah lama dicita-citakan. Bahkan, ini menjadi "Grand Design" untuk periode ini. "Memiliki kantor baru menjadi cita-cita kami, Lazismu Kota Magelang dalam Grand Design lima tahunan periode 2017-2021," jelas Andi.
Dalam acara peresmian ini, Lazismu Kota Magelang juga menyalurkan bantuan secara simbolis kepada beberapa mustahik, di antaranya 14 siswa penerima Beasiswa Mentari dari beberapa sekolah yaitu SMA MUTUAL, SMK Muhammadiyah, dan SD MUTUAL Kota Magelang. Selain itu juga dilakukan penyerahan bantuan kepada dua orang penerima manfaat program Pemberdayaan UMKM, pentasyarufan Infak Pembangunan Masjid Taufiqul Huda, dan pentasyarufan Com-Healthy untuk anak penderita lumpuh otak. Nilai keseluruhan bantuan yang diberikan mencapai Rp. 56.705.000,- pada acara yang berkolaborasi dengan Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) se-Kota Magelang dengan tujuan syiar dakwah Persyarikatan Muhammadiyah di Kota Magelang.
Agenda penyerahan bantuan ini disambut baik oleh para penerima manfaat. Salah satunya adalah Taufik, ayah dari penerima manfaat program Com-Healthy. "Terima kasih Lazismu Kota Magelang atas bantuan biaya terapi kepada anak saya yang mengidap kelumpuhan otak. Semoga bantuan ini dapat bermanfaat untuk anak saya agar lebih mudah beraktivitas sehari-hari," ucap Taufik.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Ariq Fikria Niagasi]

Pagi menjelang waktu sholat Jum'at (29/10), Cek Wan bergegas menuju kantor Lazismu Kota Lhokseumawe. Ia menjadi salah satu penerima manfaat bantuan permodalan untuk usaha. Bantuan tersebut disampaikan langsung oleh Ketua Lazismu Lhokseumawe Farhan Zuhri Baihaqi, dengan harapan agar Cek Wan kembali bangkit serta berusaha untuk bisa menghidupkan asap dapur rumahnya.
Farhan menerangkan, modal usaha ini diberikan kepada lima orang penerima manfaat. Para penerima manfaat ini dipilih berdasarkan pengajuan langsung dari calon penerima manfaat maupun melalui beberapa amil Lazismu Kota Lhokseumawe. Sebelum diputuskan, calon penerima manfaat akan dikaji terlebih dahulu melalui survei untuk menentukan kelayakan apakah pantas untuk dibantu atau tidak, termasuk bentuk dan nilai bantuannya.
Farhan kemudian melanjutkan, setiap orang akan mendapatkan bantuan senilai satu juta rupiah yang dapat dipergunakan untuk mengembangkan usaha yang sudah dijalani. "Modal usaha ini berbentuk donasi tunai, masing-masing mendapatkan satu juta rupiah dan semoga bisa bermanfaat," harapnya.
Selain Cek Wan, ada empat orang penerima manfaat lain dari program yang rutin dijalankan oleh Lazismu Kota Lhokseumawe ini. Keempat orang tersebut yaitu Nurbayani dengan usaha berjualan gorengan, Nurainun untuk pemasangan air, Nuraini Saidi Wahid dengan jasa lulur keliling, serta Lisa Handayani yang berjualan kelontong.
Usai menerima bantuan donasi tunai, Cek Wan pun merasa sangat bergembira. Ia pun akan segera menggunakan uang tersebut untuk perbaikan becak miliknya agar dapat digunakan untuk mencari nafkah kembali. "Alhamdulillah, terima kasih kami ucapkan kepada Lazismu atas bantuan ini," tutup Rizwan. Semoga seiring dengan putaran roda becak Rizwan dalam mengais rezeki akan mengalir pula pahala yang tiada henti bagi para muzakki yang menitipkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui Lazismu Kota Lhokseumawe.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Farhan Zuhri Baihaqi]

Melihat kondisi warga terdampak banjir yang sangat memprihatinkan, Lazismu Kota Pekanbaru langsung berkoordinasi dengan Lazismu Kota Dumai untuk terjun langsung membantu masyarakat yang terdampak banjir dengan memberikan sembako untuk kebutuhan konsumsi para pengungsi. Bantuan yang diberikan pada Sabtu (29/10) tersebut berupa KornetMu, mie instan, air mineral, beras, minyak goreng, gula, teh, susu, sayur-sayuran, garam, serta uang tunai untuk kebutuhan warga terdampak banjir.
Agung Pramuryantyo selaku Manajer Lazismu Kota Pekanbaru mengungkapkan rasa syukurnya karena Lazismu Kota Pekanbaru dapat ikut serta menjadi bagian untuk membantu masyarakat Kota Dumai yang terdampak banjir. "Alhamdulillah hari ini kami dari Lazismu Pekanbaru turun ke lokasi bencana banjir di daerah Dumai, tepatnya di daerah Dumai Selatan dan juga Dumai Kota, mendapat kondisi masyarakat yang membutuhkan bantuan terutama untuk bahan-bahan pengadaan di dapur umum," jelasnya.
Ia juga berharap agar bantuan tersebut dapat meringankan beban mereka yang terdampak serta berdoa semoga Allah segera mengangkat bencana tersebut. "Mudah-mudahan ini bisa membantu untuk kebutuhan bahan-bahan makanan di Posko Dapur Umum yang didirikan bekerjasama dengan TAGANA. Mudah-mudahan apa yang diberikan Lazismu Pekanbaru ini bisa membantu meringankan beban mereka, dan mudah-mudahan bencana ini segera diangkat Allah, aamiin," harapnya.
Sementara itu Korda TAGANA Kota Dumai, Khairul Akbar menyambut gembira bantuan yang diberikan oleh Lazismu Kota Pekanbaru. "Saya mengucapkan terima kasih banyak. Alhamdulillah wa syukurillah dengan begini juga bisa meringankan keluarga kita, saudara kita yang terjebak musibah pada saat ini," ungkapnya.
Selanjutnya ia juga berharap agar bantuan yang telah diberikan tersebut dapat digunakan semaksimal mungkin. "Mudah-mudahan bantuan ini bisa kita gunakan semaksimal mungkin dan bisa kita distribusikan ke masyarakat atau warga disini yang membutuhkan," tutupnya.
Berdasarkan data Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Dumai, jumlah warga terdampak banjir kini menjadi 4.384 jiwa. Dari jumlah tersebut, 76 jiwa memilih mengungsi di tempat pengungsian yang terdiri dari 41 orang dewasa dan 35 balita. Warga terdampak banjir tersebut antara lain warga di Kelurahan Bukit Datuk dengan jumlah 884 jiwa, Kelurahan Bumi Ayu 2.332 jiwa, Kelurahan Bintan Kecamatan Dumai Kota 718 jiwa, serta Kelurahan Sukajadi sebanyak 450 jiwa.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

Bertempat di kompleks Masjid Al Ittihad, Dusun Nglempong, Kecamatan Ngemplak, Kabupaten Sleman, DI Yogyakarta, masjid ini diresmikan oleh Lazismu bersama BPKH melalui agenda tasyakuran pada Sabtu (30/10). Acara ini dihadiri oleh Kepala Badan Pelaksana BPKH RI Anggito Abimanyu, Anggota Badan Pelaksana BPKH Rahmat Hidayat, Deputi Kementerian Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Kemenko PMK) R. Agus Sartono, Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama RI Jaja Jaelani, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Mahli Zainuddin Tago, Pengurus Masjid Al Ittihad Abun Nawawi, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta Cahyono, serta Wakil Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta Eka Yuhendri.
Kepala Badan Pelaksana BPKH RI, Anggito Abimanyu menyebutkan bahwa program kemaslahatan ini merupakan wujud komitmen BPKH dengan turut mengambil peran dalam mengatasi problematika umat. Sumber pembiayaan program kemaslahatan berasal dari nilai manfaat pengelolaan investasi dana abadi umat. "Pengelolaan dana program kemaslahatan selama ini telah memberikan kontribusi dalam penanganan Covid, pengadaan mobil jenazah, ratusan pembangunan masjid, pembangunan kelas pendidikan Aliyah tersebar di seluruh wilayah Indonesia dan masih banyak lagi. BPKH tetap istiqomah bangun kemaslahatan umat mencapai 3,5 triliun rupiah," jelasnya.
R. Agus Sartono selaku Deputi Kemenko PMK juga mengajak menjadikan masjid sebagai pusat peradaban. Baginya, hal ini akan memberikan dampak yang cukup luas. "Selain itu kita juga berkomitmen untuk menjadikan masjid sebagai pusat peradaban, berikan contoh termasuk kebersihan yang harus dijaga. Selain kegiatan-kegiatan masjid, ini akan memberikan multiplier effect yang dapat berikan pengaruh secara meluas dalam suatu kegiatan," ungkap Agus.
Sementara itu, Direktur Pengelolaan Dana Haji Kementerian Agama RI Jaja Jaelani menuturkan, pengelolaan atau manajemen masjid hendaknya dapat mencarikan solusi atas gejolak problematika jamaah masjid. Karena itu, dengan manajemen yang baik pengelola dapat memakmurkan masjid dengan beragam kegiatan agar bisa dirasakan oleh masyarakat sekitar. "Masjid sebagai pembinaan sosial. Harapannya ke depan masjid tidak hanya sebagai tempat ibadah, namun juga memberikan solusi persoalan dan membangun tali silaturahmi," tutur Jaja.
Senada dengan Jaja, Pengurus Masjid Al Ittihad, Abun Nawawi menegaskan bahwa kita wajib untuk memakmurkan masjid. Dengan demikian, keberadaan masjid tersebut dapat menghasilkan imbas positif terhadap umat. "Rumah Allah adalah masjid-masjid. Sebagai umat Islam hal yang wajib dilakukan adalah memakmurkan masjid. Keberadaan masjid pun harus berdampak positif terhadap nilai sosial kehidupan masyarakat," ujarnya.
Mewakili Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Eka Yuhendri menyatakan harapannya atas pembangunan Masjid Al Ittihad ini. "Harapan dari pembangunan masjid ini, bisa jadikan sentral pembangunan ekonomi umat melalui program pemberdayaan masjid dengan strategi pembangunan masyarakat agar bisa jadikan contoh kepada masjid lainnya," harap Eka.
Masjid adalah sarana untuk membangun hubungan manusia dengan sang pencipta, tempat ibadah dan memohon, serta pengembangan spiritual, pengetahuan, dan kebudayaan. Beragam kegiatan dan peribadatan yang dilakukan di masjid juga mampu melahirkan ide-ide serta karya kemanusiaan dalam bentuk pemberdayaan umat.
Masjid Al Ittihad dibangun di atas lahan sebesar 1.276 M² yang merupakan tanah wakaf bersertifikat atas kepemilikan tanah wakaf. Masjid ini dibangun selama dua tahun sejak peletakan batu pertama, yaitu pada tanggal 18 November 2018 dan menghabiskan biaya sekitar 4,67 miliar yang diperoleh dari berbagai donatur, termasuk dari pihak BPKH dan Lazismu. Dengan adanya pembangunan serta renovasi ini diharapkan dapat membawa kenyamanan, keleluasaan serta kekhusyukan jamaah dalam melaksanakan ibadah. Selain itu masjid ini dapat menjadi kebanggaan masyarakat, khususnya yang berada di sekitar masjid.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Marzuki]

Majelis Pelayanan Sosial (MPS) Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Bantul menggelar kegiatan Silaturahmi dan Konsolidasi Ambulans Muhammadiyah se-Kabupaten Bantul pada Sabtu (30/10) di Pendopo Manggala Pemda II Manding. Acara ini dihadiri oleh Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih, Ketua PDM Bantul H. Sahari, Wakil Ketua PDM Bantul H. Saebani, Ketua MPS PDM Bantul H. Suwardiman Anwar, Direktur PKU Muhammadiyah Bantul Widiyanto Danang Prabowo MPH serta jajaran Forkopimda Bantul. Tampak sejumlah armada ambulans Muhammadiyah juga turut serta dalam kegiatan ini.
Ketua MPS PDM Bantul H. Suwardiman Anwar Huda dalam laporannya menyebutkan bahwa di Indonesia, jumlah ambulans yang dimiliki oleh Muhammadiyah Kabupaten Bantul adalah yang terbanyak. "AmbulanMu di Bantul tercatat paling banyak di tingkat PDM se-Indonesia," tegas Suwardiman. Ia menerangkan, untuk pengadaan Ambulans Muhammadiyah murni berasal dari donasi warga Muhammadiyah yang dihimpun melalui kantor Lazismu pada setiap cabang. Selain itu, subsidi bantuan juga berasal dari Amal Usaha Muhammadiyah (AUM) seperti PKU Muhammadiyah Bantul dan AUM lainnya, serta dari para donatur lain yang sifatnya tidak mengikat.
Suwardiman menambahkan, ambulans Muhammadiyah berperan dalam pelayanan sosial masyarakat dan umat, sehingga pihaknya bekerjasama dengan banyak pihak seperti puskesmas, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD), Forum Pengurangan Risiko Bencana (FPRB) serta komunitas masyarakat. "Ini bagian dari kiprah Muhammadiyah dalam pelayanan sosial masyarakat dan umat, sehingga AmbulanMu Bantul selalu siap bekerjasama dengan stakeholder dimanapun dan kapanpun, seperti dengan puskesmas, BPBD, FPRB dan komunitas masyarakat," imbuhnya.
Berdasarkan pembaruan data hingga 30 Oktober 2021, Suwardiman memaparkan bahwa AmbulanMu di Kabupaten Bantul tersebar di 17 Kapanewon (Kapanewon setara dengan kecamatan tingkat kabupaten) atau di 23 titik AmbulanMu yang tersebar di Kabupaten Bantul. Jumlah armada aktif saat ini adalah 36 armada AmbulanMu dengan 110 orang pengemudi dan kru ambulans sehingga lebih menjamin adanya layanan terhadap kebutuhan ambulan bagi pasien atau warga yang membutuhkan armada untuk mengantarkan ke rumah sakit atau ke puskesmas. "Layanan AmbulanMu Bantul tidak hanya untuk umat Islam, tetapi diberikan juga kepada mayarakat yang berbeda keyakinan, karena Muhammadiyah untuk umat," pungkas Suwardiman.
Bupati Bantul H. Abdul Halim Muslih mengaspresiasi peran Muhammdiyah dalam hal sosial kemasyarakatan di Kabupaten Bantul, khususnya melalui layanan ambulans. "Pemerintah Daerah memiliki ambulans di puskesmas-puskesmas dan juga rumah sakit. Namun tentu memiliki keterbatasan ketika melayani jumlah penduduk Bantul yang mencapai satu juta jiwa ini," katanya. Ia pun menegaskan bahwa peran Ambulans Muhammadiyah sangat penting dalam rangka memberikan pelayanan bagi masyarakat secara luas. "Saya ucapkan terimakasih kepada Muhammadiyah Bantul dan apresiasi setinggi-tingginya," tutupnya.
Sementara itu, H. Sahari selaku Ketua PDM Bantul menegaskan jika Muhammadiyah memiliki komitmen untuk terus memberikan darmabakti bagi ibu pertiwi. "Muhammadiyah harus terus berperan bagi kepentingan bangsa dan negara yang kita cintai," ungkapnya.
Sejak 1 Januari hingga 30 September 2021, AmbulanMu di Bantul telah memberikan 6.329 layanan. Untuk pasien non Covid-19 sebanyak 3.787 layanan, jenazah non Covid-19 397 layanan, pasien Covid-19 992 layanan, jenazah Covid-19 942 layanan. Sementara untuk layanan sosial sebanyak 221. Layanan tersebut terbagi untuk layanan dalam kota sebanyak 6.140 dan 189 layanan untuk luar kota. Adapun nilai dari 6.329 layanan itu adalah 600 juta rupiah.
Koordinator Ambulans Muhammadiyah se-Bantul, M. Farid Hadiyanto mengatakan, ambulans Muhammadiyah Bantul yang ada saat ini sebanyak 36 unit. Ambulans tersebut siap memberikan layanan kemanusiaan 24 jam. "Termasuk juga kami bersiaga baik armada maupun kru dalam menghadapi pergantian musim dan juga menghadapi kerawanan bencana di Bantul. Hal itu tidak kita harapkan, namun kesiapsiagaan perlu kita lakukan," jelas Farid.
Acara tersebut ditandai dengan penyerahan topi, rompi, dan buku panduan bagi pengemudi serta kru ambulans. Secara simbolis, Bupati Bantul melakukan penempelan stiker nomor urut ambulans dimulai dari ambulans tertua yaitu milik Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Jetis yang berusia 13 tahun dan yang termuda dari PCM Sewon Selatan. 36 unit armada ambulans yang berada dibawah MPS PDM Bantul ini bernilai lima miliar rupiah.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Zaenal Arifin]

Bertempat di Masjid Al Manar Wedung Demak, KL Lazismu Al Manar Wedung Demak diresmikan pada Kamis (28/10). Acara ini dihadiri oleh Tafrekan selaku Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Wedung, sementara dari Lazismu Kabupaten Demak dihadiri oleh Ketua Badan Pengurus H. Ahmad Gufron, Sekretaris Ali Murtadho, dan Manajer Dwi Yulianto.
Mewakili PCM Wedung, Tafrekan menyampaikan ucapan terima kasih atas kehadiran Badan Pengurus dan Eksekutif Lazismu Kabupaten Demak dan rasa syukur kepada Allah atas berdiriya KL Lazismu Al Manar Wedung Demak. Ia juga berharap agar keberadaan KL Lazismu ini dapat melayani masyarakat yang ada di sekitarnya. "Harapannya dengan terbentuknya KL Lazismu Al Manar Wedung disertai bimbingan dari Lazismu Daerah akan menjadi KL Lazismu yang bisa menjadi wadah penyaluran zakat, infak dan shadaqah warga Muhammadiyah yang resmi juga masyarakat Wedung dan sekitarnya dalam melayani ummat," harapnya.
Sementara itu, Manajer Lazismu Kabupaten Demak, Dwi Yulianto menjelaskan bahwa dengan diresmikannya KL Lazismu Al Manar Wedung Demak, jumlah KL yang ada di lingkungan Lazismu Kabupaten Demak saat ini menjadi empat, yaitu KL Mranggen, KL Karanganyar, KL Mijen, dan KL Wedung. Ia pun menjelaskan, keberadaan KL Lazismu di Kabupaten Demak memiliki peran vital guna menghimpun dan menyalurkan dana umat, sehingga layanan harus dilakukan dengan profesional. "Dengan berdirinya KL- KL ini akan mempunyai peran penting bagi penghimpunan serta pendistribusian dana zakat dan juga infak yang diamanahkan melalui Lazismu. Oleh karena itu, pelayanan kepada muzakki maupun mustahik harus dilakukan secara baik dan profesional," jelasnya.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Demak, H. Ahmad Gufron juga menyampaikan bahwa keberadaan KL Lazismu sangat dirasakan oleh penerima manfaat yang cukup banyak. Pada kesempatan yang ini, ia dan Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Demak, Ali Murtadho kemudian melantik jajaran pengelola KL Lazismu Al Manar Wedung Demak yang terdiri dari H. Muqoddas, Tafrekhan, H. Fahrudin, serta Hakim.
Acara peresmian ini diakhiri dengan pembagian RendangMu, yaitu olahan daging qurban melalui kemasan kaleng berukuran 200 gram dengan dengan cita rasa rendang. RendangMu mampu bertahan selama dua tahun sehingga manfaatnya dapat dirasakan, terutama oleh warga terdampak bencana yang kesulitan mendapatkan makanan bergizi.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Hening Wulandari]

