

15 MENIT YANG HARU,
PEDULI DHUAFA’ BERSAMA WARGA DAN LAZISMU
Senin (11/2) bapak-bapak paruh baya datang ke Zakat Center Lazismu di jalan Meduran No. 1 Mojosari. Beliau bermaksud mengusulkan nama-nama mustahik di sekitar tempat tinggalnya yang dirasa membutuhkan perhatian dari Lazismu. Nama bapak tersebut adalah Ar-Rozi. Takmir salah satu masjid di Kec. Pungging meski ia berdomisili di Kelurahan Sawahan, Kec. Mojosari. Kedatangan Rozi disambut langsung oleh manager Lazismu Daerah, Ridho. Pengajuan dilakukan secara singkat dan sederhana, dengan membawa secarik kertas dan nama-nama calon penerima bantuan, Rozi menjelaskan bagaimana kondisi warga samping kanan kiri rumahnya. Setelah itu, tidak perlu waktu lama bagi Ridho segera melakukan proses tindak lanjut laporan usulan tersebut.
Hari ini, Jumat (15/2) sejak pagi Ridho berkoordinasi dengan Pak Rozi terkait proses tasaruf dhuafa tersebut. Hingga akhirnya, sekitar pukul 13.00 WIB, 4 orang petugas Lazismu bersama pak Rozi melakukan tasaruf sembako tersebut kepada para warga yang berhak menerima di Kelurahan Sawahan. Tercatat ada 8 warga yang menerima bantuan sembako tersebut, yang hampir kesemuanya adalah janda dan lansia. Proses tasaruf tersebut berlangsung singkat, khidmat disaksikan tetangga-tetangga sekitar yang ikut merasakan haru.
“mohon doanya Bapak Ibu, insyaAllah tasaruf sembako ini akan kami lakukan rutin setiap bulan kepada penerima kami. Dan mohon doanya juga agar Lazismu diberikan kekuatan untuk bisa berbuat lebih ke depan.”, Ridho menyampaikan pendapatnya. Pak Rozi juga menambahkan, bahwa ini adalah bukti Muhammadiyah hadir ditengah-tengah masyarakat, memberi bukti peduli sosial dan aksi nyata kepada sesama. Salah satu penerima sembako yang paling sepuh, bahkan terlihat berlinang air mata saat menerima bantuan.
Prosesi tasaruf diakhiri sekitar pukul 13.15 WIB, 15 menit yang haru dan momentum untuk terus membekaskan diri dalam kebaikan kepada sesama. Salurkan Zakat, Infak, dan Sedekah anda melalui Lazismu kab. Mojokerto. (kar)

Yogyakarta – LAZISMU. Peran pengawasan secara syariah dalam lembaga pengelola zakat adalah penting untuk mengetahui hal-hal konkret dalam program penyaluran zakat dan audit syariah. Karena itu, tidak hanya pengawasan keuangan saja, dari sisi syariah juga menjadi perhatian penting.
Maka bimbingan teknis bagi amil sebagai upaya meningkatkan kapasitas amil adalah mutlak diberikan melalui berbagai pelatihan zakat untuk para amil. Hal itu terwujud dalam kegiatan yang diselenggarakan Kementrian Agama Wilayah DIY dalam tajuk "Bimbingan Teknis Pengawasan Syariah Organisasi Pengelolaan Zakat yang digelar di Hotel Dhafam.
Kegiatan ini berlangsung selama 3 hari (27 Feb - 1 Maret, 2019), dengan peserta yang terdiri dari Baznas dan LAZ se-DIY. Dalam kegiatan itu pula, Kemenag DIY menyerahkan piagam penghargaan kepada lembaga amil zakat dan badan amil zakat yang dinilai berdasarkan kinerja terbaik di 2018.
Kategori Capaian Kinerja Penghimpunan Terbaik disematkan kepada Lazismu DIY. Dari capaian itu, Lazismu DIY mendapat penghargaan yang langsung diberikan oleh Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag selaku Dirjen Bimas Islam Kemenag RI kepada Ketua Lazismu DIY, Cahyono S.Ag.
Capaian ini menurut Ketua Lazismu DIY, Cahyono, merupakan apresiasi semua pihak dan bukti kepercayaan masyarakat kepada Lazismu. "Masyarakat di DIY sangat percaya kepada Muhammadiyah terutama Lazismu sebagai lembaga pengelola zakat, infak dan sedekah,” kata Cahyono.
Dihubungi secara terpisah, Jefree Fahana, selaku Sekretaris Lazismu DIY, mengatakan, bahwa penghargaan yang diberikan oleh Kemenag DIY kepada Lazismu merupakan motivasi untuk Lazismu se-DIY untuk terus meningkatkan kinerjanya dan seluruh tugas yang ada (1/3/2019).
“Selain menghimpun, Lazismu juga berkewajiban mendistribusikan serta mendayagunakan dana ZIS. Penghargaan ini memotivasi kami dan melecutkan semangat kami bahwa amanah yang kami pikul dapat memberikan yang lebih baik lagi pada aspek distribusi dan pendayagunaan, sehingga slogan memberi untuk negeri semakin mengena.” tutup Jefree. (na)

Sragen – LAZISMU. Setelah mengalami kebakaran
akibat korsleting listrik, pada Rabu (20/2/2019), rumah Giyo mulai dibersihkan pada
Jum'at (22/2/2019). Rumah Giyo terletak di Sidomulyo Gani RT 15 Karanganom,
Sukodono, Sragen.
Kayu-kayu yang hangus sisa bekas rumah Giyo dibersihkan
dan dirapikan. Kayu-kayu itu dijadikan satu di rumah Giyo bagian belakang.
"Walaupun beberapa tetangga kami sudah ada yang
berencana bantu. Kemarin tetangga kami, seorang pengusaha meubel berencana
membantu kami dengan memberikan kursi,” kata Giyo.
Giyo
mengungkapkan, juga mendapat bantuan beberapa material. Tapi dari bantuan yang
ada masih belum cukup. Kami hanya ingin, bisa kembali berteduh di rumah kami
sendiri, terang Giyo.
Lazismu Kantor Layanan (KL) Sukodono, Sragen, mendengar
peristiwa itu langsung mengagendakan untuk bertemu keluarga Giyo.
Pada Selasa, 26 Februari kemarin, Lazismu melihat kondisi
rumah Giyo. Melihat keadaan itu, Lazismu menemui keluarga Giyo.
Ketua Lazismu Kantor Layanan (KL) Sukodono, Arifin, mengatakan,
akan membantu meringankan kleuarga Giyo. Arifin memberikan bantuan dana kepada
Giyo. Nantinya dana itu akan digunakan untuk pembangunan kembali rumahnya. (ls)
.

Sragen – LAZISMU.
Gilang Artiawan, dulu adalah pendiri EO (Event Organizer) Band Punk Muda
Kreatif di Sragen. Selain pernah menjadi EO, Gilang juga aktif menjadi pemain
band dalam event anak punk. Di grup bandnya ia bermain sebagai gitaris
sekaligus vokalis.
Kini dunia Punk telah
ditinggalkannya, Gilang telah hijrah menjalani kehidupan baru bersama Komunitas
Hijrah Sindrom. Seperti dikisahkan Gilang, titik baliknya hijrah ketika ia
bermain band melihat orang-orang tak sadarkan diri karena minuman keras dihadapannya
dengan tingkah laku tak wajar.
Tak kuat dengan kondisi itu, ia
memutuskan untuk membubarkan EO yang dibentuknya dan keluar dari bandnya. Selang
berapa waktu ia melihat teman-teman punk-nya dulu mulai kembali belajar agama.
Melihat pemandangan yang tak biasa itu, Gilang memutuskan bergabung untuk
belajar agama lewat komunitas yang ditemuinya.
"Kalau dihitung-hitung, saya
lebih banyak rasa bersalahnya dibandingkan mereka yang ikut acara punk. Mereka
mungkin hanya ikut acara kemudian mabuk-mabukan. Sedangkan saya sendiri EO-nya.
Saya yang mengajak mereka dan saya juga ikut terbebani dosa mereka semua,"
ungkap Gilang kepada amil Lazismu.
Selain bergiat di EO, Gilang juga
memiliki usaha sablon dan cutting stiker yang bernama Free Youth Screenprinting
di Sidorejo, Sragen Wetan, yang dirintisnya pada 2012. Gilang mengisahkan, saat
menjalankan usaha ini serba tidak tenang. Mungkin karena saya membangun usaha
ini dengan jalan yang keliru.
Walaupun usahanya terlihat agak
besar tapi sebenarnya hutang saya dimana-mana. Setelah tahu ancaman riba setiap
ada penghasilan saya kasihkan untuk pembayaran hutang. “Mungkin karena efek
riba itu saya harus mengeluarkan biaya yang tidak masuk akal seperti beberapa
mesin produksi yang rusak secara bersamaan dan ditambah lagi harus membayar
biaya kontrakan,” pungkasnya.
Gilang tergolong pemuda cekatan, melihat
kondisinya Lazismu Sragen berharap ruang kreativitasnya tidak berhenti begitu
saja. Ia harus diberikan ruang dan tempat untuk membuka usaha baru lainnya.
Karena itu, Staf Program Lazismu
Sragen, Tommy Arisaputra, membantu kelancaran usaha Gilang melalui program QH
dengan bekerjasama dengan BMT Hira pada Senin (4/3/2019). Gilang pun menandatangani
surat persetujuan Progam Qardu Hasan (QH) dari Lazismu Sragen bersama
Baitul Maal wa Tanwil (BMT) Hira.
"QH adalah bantuan modal usaha
berupa pinjaman dengan bunga 0%. Penyaluran bantuan ini adalah sebagai bentuk
kepedulian Lazismu Sragen kepada anak punk yang telah berhijrah sekaligus
memajukan UMKM Sragen. (ls)


Sragen – LAZISMU. Joko, warga Sidomulyo, Sragen Wetan duduk sambil memegang foto putrinya Reni Mustika Sari, Senin (18/2/2019). Putrinya kini terbaring di ranjang ruang ICU Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soehadi Prijonenoro Sragen. Sudah sepekan ini gadis berumur 8 tahun itu menderita infeksi pada ususnya.
Joko mengisahkan, awalnya anak saya mengeluh perutnya
terasa sakit pada Senin (11/2/2019). Saya pun langsung membawanya ke Klinik
Sukarela Aisyiyah-Lazismu Sragen. Setelah cek di laboratorium dokter memvonis
anak saya menderita infeksi usus dan harus segera di operasi.
Kamis (14/2/2019), sekitar pukul sebelas, anak saya masuk
ruang operasi RSUD Sragen. Operasi itu berjalan selama 2 jam. “Operasi berjalan
dengan lancar dan putri saya kini masih menjalani masa pemulihan di ruang
ICU," ucap Joko saat ditemui amil Lazismu.
Esokan harinya setelah operasi, Reni sudah mulai dapat berbicara
walaupun infus masih menempel di tangannya dan selang masih terhubung di hidungnya.
Gadis yang hobi melukis itu berkeinginan nanti ketika dewasa menjadi seorang
dokter.
Karena ketika ia menjadi dokter, Reni bisa membantu orang
lain yang sakit agar bisa sembuh. Ketika dirawat Reni pernah meminta dokter
untuk menyayangnya. "Pak dokter, Reni mau disayang dong, sama nanti saya
minta maem bubur ya?" kata Reni penuh harap.
Untuk mencukupi kebutuhan keluarganya Joko sehari-hari
berjualan rica-rica menthok. Dia harus menawarkan rica-rica menthok ke
kantor-kantor dinas dan kampung-kampung. Satu per satu kantor-kantor dan
rumah-rumah ia datangi.
Penghasilannya sebagai penjual rica-rica pun tidak banyak,
kadang ia juga berhutang untuk mencukupi kebutuhan hidup keluarganya. Sedangkan
istrinya, Darsi adalah seorang ibu rumah tangga.
Joko menjelaskan ia kebingungan membiayai berobat
putrinya. Senin (18/2/2019) Joko mengajukan permohonan ke Lazismu Sragen.
Mendapati permohonan tersebut, Lazismu Sragen melalui Staf divisi Program Rizki
Arif Hernawan membantu pengajuan berobat gratis putri Joko di RSUD dengan kartu
Saraswati Menur.
"Alhamdulillah kini biaya pengobatan Dek Reni Rp 0,-
alias gratis. Mulai dari masuk RSUD, kemudian operasi, lalu pemulihan di ruang ICU
hingga keluar nanti, Dek Reni dibebaskan biaya. Ditambah lagi biaya rawat inap
dan tes Lab, Dik Reni di Klinik Sukarela Aisyiyah-Lazismu Sragen yang harusnya
dibebankan kepadanya kini juga sudah di back up oleh Lazismu," ucap Rizki.
(ls)

