

Jakarta – LAZISMU. Kondisi Sekolah
Dasar Muhammadiyah (SDM) 3 Pontianak sungguh mengkhawatirkan, dari mulai meja
dan kursi yang tidak layak hingga tidak memiliki tempat wudhu. Hal ini ditengarai
oleh minimnya perhatian dari berbagai pihak dalam hal pendidikan.
Kepala
Sekolah SDM 3 Pontianak Maswati mengatakan, pihaknya mengakui SDM yang ia
pimpin masih memiliki banyak kekurangan terurtama pada fasilitas sekolah
seperti meja kursi hingga ketidaktersediaan ruang Usaha Kesehatan Sekolah (UKS)
menambah kekhawatirannya.
“Kondisi
kantin kami berantakan dan tidak terawat, juga cat pagar sudah pudar sehingga
merusak penampilah Sekolah ini. Saya khawatir ini sangat berpengaruh pada minat
masyarakat untuk mendaftarkan anak mereka di sekolah ini,” keluhnya Kepada
Lazismu Ahad, 2/05/2019.
Menurutnya,
dengan kondisi yang seperti ini SDM 3 Pontianak sangat tidak layak jika
disandingakn dengan Kota Pontianak. Untuk itu, melalui program Save Our School
(SOS) yang dimiliki Lazismu bekerja sama dengan Alfamart ini dapat meringankan
kebutuhan guru dan membantu merenovasi SDM 3 Pontianak sehingga menjadi lebih
baik.
Dengan
program SOS yang dikucurkan sebesar Rp 20 Juta dapat memperbaiki tempat Wudhu
yang digunakan untuk salat Dhuha dan salat Dzuhur. Tempat Wudhu tersebut dibuat
dua tempat yakni khusus siswa laki-laki dan perempuan. Lalu, membuat kantin
sekolah sehat dengan memperbaiki kondisi kantin yang tidak layak dan sangat
kumuh.
“Dinding
dan pagar sekolah dicat kembali, dimana tidak pernah dicat sejak tahun 2015.
Taman, tempat sampah, lemari dan gapura sekolah juga kami benahi,” paparnya.
Dia
mengharapkan, Program SOS ini dapat terus dilanjutkan sehingga bisa membantu
sekolah swasta lainnya yang juga masih kekurangan dan membutuhkan dana untuk
perbaikan sekolah.
Sekadar
Informasi, Penyerahan dana dilakan secara simbolis oleh Lazismu Kalimantan
Barat (Kalbar) mewakili Lazismu Pusat kepada SDM 3 Pontianak dengan dihadiri
oleh Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah
Muhammadiyah (PDM) Kota Pontianak, Ketua PDM Kota Pontianak, Ketua Lazismu
Kalbar dan para guru.
Manager
Pemberdayaan dan Distribusi Lazismu, Falhan Nian Akbar mengatakan, selain
wilayah Kalbar terdapat 19 sekolah yang tersebar di seluruh Indonesia dan
mendapatkan program SOS tersebut. Diantaranya Bengkulu, DKI Jakarta, DI
Yogyakarta, Jambi, Jawa Tengah, Jawa Timur, Sulawesi selatan. Dalam hal ini
masing-masing wilayah terdapat dua sekolah yang mendapatkan bantuan renovasi.
Dia
melanjutkan, daerah Lampung, Kalimantan Barat, Medan, Nusa Tenggata Timur
(NTT), Sulawesi Barat, dan Sulawesi Tengah. Masing- masing daerah tersebut
teradpat satu sekolah yang menerima program tersebut.
“Program
SOS ini merupakan saah satu program dari pilar pendidikan, hal ini penting
untuk menunjang belajar murid dan akhirnya dapat mendrong masa depan mereka
menjadi lebih baik lagi,” tutupnya. (ars)

Jayapura – LAZISMU.
Sabtu sore di halaman aula Batalyon 751/Raider Jayapura, telah dilaksanakan
penyerahan bantuan mainan anak anak sebagai salah satu pengungsi Wamena.
Bantuan diserahkan Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Jayapura Tri
Mulyadi yang diterima secara simbolis oleh Pengurus Persit Chandrakirana, diwakili
Ibu Winda isteri Wakil Komandan Batalyon 751/Raider. Hadir dalam penyerahan
bantuan para relawan MDMC sejumlah 10 orang bersama koordinator relawan
Suparman (5/10/2019).
Tri Mulyadi Ketua PDM Jayapura, mengatakan secara khusus bantuan ini diperuntukkan bagi anak-anak karena mereka sangat membutuhkan dukungan psikososial. "MDMC sebagai bagian dari lembaga penanggulangan bencana di Muhammadiyah, mempunyai tugas kemanusiaan dalam peristiwa di Wamena ini.
Tugas
itu berdasarkan kebutuhan dasar salah satunya kebutuhan pemulihan psikologis
terutama anak-anak yang saat ini terpaksa tinggal di tempat pengungsian. Dengan
dukungan dari Muhammadiyah, maka tugas ini akan terus dilakukan dengan
berkolaborasi dengan pihak-pihak lain secara berkelanjutan", katanya.
Dalam kesmepatan itu, Ibu Winda selaku perwakilan Persit Chandrakirana Batalyon 751/Raider mengapresiasi bantuan tersebut. "Kami berterimakasih kepada Muhammadiyah Jayapura yang memberikan bantuan mainan anak anak. Dia berharap relawan MDMC juga bersedia bersama sama kami mendampingi anak anak di sini," terangnya.
Kendati
jumlah pengungsi anak menjadi perhatian khsusus, Winda menegaskan, jumlah
pengungsi anak selalu berubah karena mereka di sini sekedar transit sebelum
kembali ke daerah asal masing masing. Namun demikian pihaknya mengaku ada juga
beberapa anak yang sudah di sini lebih dari 3 hari.
.jpeg?access_token=1d5f3c2e-813d-42eb-9049-4284070c9932)
Selain
bantuan mainan anak-anak, TNI sudah menyiapkan bantuan berupa seperangkat
televisi karena mereka di sini juga butuh informasi dan hiburan lainnya, bahkan
ada juga yang meminta perangkat karaoke,” kata Suparman selaku koordinator
relawan. Dalam waktu dekat, semoga harapan ini dapat segera terealisir. Tim relawan
sudah mempertimbangkan untuk melakukan penjajagan perihal pemasangan televisi
di lokasi pengungsian," sambungnya.
Secara
umum kondisi pengungsi di Aula Batalyon 751/Raider ini relatif bagus. Selain
luas, kompleks ini tersedia banyak ruang-ruang publik yang dapat dimanfaatkan
untuk melepas penat bagi para pengungsi. Prajurit TNI AD yang ikut menangani
pengungsi ini juga terlihat ramah sehingga menambah nyaman suasana.
Selain
relawan MDMC, juga tampak ikut menangani pengungsi dari beberapa relawan lembaga lintas
agama. Para relawan ini saling bahu-membahu dan bergantian mengajak anak anak
bermain di arena bermain yang sudah disediakan. (nu/na)

Jayapura – LAZISMU. Pascaperistiwa yang melumpuhkan aktivitas utama warga Wamena pada Senin 23 September kemarin, berdampak pada ribuan orang yang mengungsi dan eksodus dari wilayah Wamena. Para pengungsi masih berada di lokasi pengungsian di Jayapura, Muhammadiyah melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indonesia yang didukung penuh Lazismu ikut terlibat dalam penanganan pengungsi Wamena.
Di Jayapura sendiri para pengungsi ditampung
di beberapa lokasi pengungsian sebelum mereka kembali ke daerah asal di luar
Provinsi Papua. Koordinator Pos Koordinasi Muhammadiyah, Suparman, mengabarkan,
penanganan pengungsi kali ini dilakukan sejak awal kejadian.
“Muhammadiyah Jayapura telah memberikan bantuan kepada para pengungsi Wamena, yang disalurkan kepada pengelola tempat pengungsian seperti di Aula Lapangan Udara (Lanud) dan Aula Batalyon 751/Raider,” katanya. Selain itu, Muhammadiyah juga memberikan santunan kepada para korban terluka yang saat ini masih di rawat di RSUD Dok II Kota Jayapura”, pungkasnya.
Apa yang dilakukan Muhammadiyah Jayapura ini merupakan bagian dari kepedulian sosial sesama umat manusia. Bantuan untuk para korban bencana tanpa memandang perbedaan etnis dan agama. Hal ini pula yang ditegaskan oleh Tri Mulyadi Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Jayapura, bahwa keberadaan Muhammadiyah selain mengelola pendidikan juga memberikan bantuan kemanusiaan.
“Kehadirannya dalam setiap kejadian bencana memerhatikan
para warga terdampak. Saat banjir bandang tahun lalu di Sentani misalnya, MDMC memberikan
bantuan yang sebagian besar warga asli Papua dan bukan beragama Islam, semua
mendapat bantuan, begitulah ajaran yang kami yakini untuk berbagi dan menolong”,
paparnya.
Muhammadiyah Jayapura memberikan bantuan pada pengungsi, lebih memperhatikan aspek-aspek non-fisik terutama kebutuhan psikologis. Strategi ini dipilih karena sudah banyak lembaga sosial dan masyarakat yang memberikan bantuan dalam bentuk barang sudah banyak.
Naibul Umam dari MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, yang hadir langsung mendampingi mengatakan, Muhammadiyah mengambil peran sesuai kebutuhan pengungsi (5/10/2019). “MDMC telah melakukan kajian kebutuhan dan pilihannya memberikan bantuan dalam bentuk pemulihan kondisi psikologis pengungsi. Sasarannya anak- anak sehingga kami memutuskan untuk memberikan bantuan berupa permainan anak-anak dan buku buku bacaan seperti majalah dan komik”, jelasnya.Tidak hanya itu, relawan MDMC juga merespons para pengungsi yang berada di rumah sakit setempat untuk memberikan dukungan secara psikologis.
Sebagian besar pengungsi, lanjut Umam berasal
dari Sumatera, Sulawesi dan Jawa yang ditampung sementara di lokasi-lokasi
pengungsian sebelum mereka kembali ke daerah asal masing-masing. MDMC juga
memerhatikan betul asupan gizi yang dibutuhkan para pengungsi. Salah satunya
dengan mengirimkan bantyuan berupa buah-buahan. (nu/na)

Parepare - LAZISMU. Tragedi Kemanusiaan yang menyayat hati menimpa perantau yang ada di Wamena Propinsi Papua memantik rasa solidaritas dan empati dari banyak kalangan tidak terkecuali dari warga kota Kelahiran Presiden BJ Habibie ini.
Aksi Simpatik berupa penggalangan donasi untuk Wamena ini dipimpin lansung oleh Erna Rasyid Taufan,SE,M.Pd selaku istri Walikota dengan melibatkan organisasi yang dipimpinnya yakni Tim Penggerak PKK, Dharma Wanita,Dekranasda, FKPPI,FKCA, BKMT,DEKRANASDA,Majelis Anak Saleh dan Lazismu Parepare.
Metode penggalangan donasi dilakukan tidak seperti yang dilakukan khalayak umum ini agak spesial karena dengan Bazar dengan melelang Soto yang racikannya dibuat lansung oleh Ketua Tim penggerak PKK yang dikenal selaku muballighat kondang ini.
Setelah berusaha maksimal galang donasi dalam sekejap terkumpul dana sebesar Rp.... dan diserahkan melalui Lazismu Parepare untuk menyalurkan kepada warga yang menjadi korban konflik yang ada di Wamena.
"Ini adalah bentuk kepedulian masyarakat Parepare yang ada di Wamena Papua, karena disana banyak orang Sulawesi Selatan khususnya orang Parepare yang menjadi korban terdampak dan menjadi pengungsi, Semoga dengan ikhtiar dan partisipasi keluarga besar Parepare bisa menghibur sekaligus meringankan derita saudara kita yang ada disana, terima kasih saya sampaikan kepada seluruh warga parepare yang telah terlibat dalam gerakan kemanusiaan ini semoga berkah Ungkap Erna Rasyid Taufan.
Penyerahan donasi ini dilaksanakan dengan momen serah terima Rumah Berkah Lazismu untuk ibu Nur pada 4 Oktober 2019 oleh ketua Dharma Wanita Parepare Erni Erawati yang tidak lain adalah istri Sekda Parepare dan diterima oleh Sekretaris Lazismu Parepare Saiful Amir.
"Insya Allah donasi ini akan kami teruskan kepada para korban dengan perantara Lazismu Papua bersama kerukunan Keluarga Sulawesi Selatan (KKSS) yang ada di Papua.terima kasih atas amanahnya kepada Lazismu Parepare ungkap Saiful. (sa)

Jayapura –
LAZISMU.
Di sela-sela menggerakan relawan di lokasi pengungsian, MDMC menyempatkan waktu
hadir dalam pengajian rutin Ahad pagi Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota
Jayapura. Dalam kesempatan itu, Naibul Umam dari MDMC Pimpinan Pusat (PP)
Muhammadiyah menyinggung soal peran Muhammadiyah dengan mendirikan lembaga
penanggulangan bencana.
Muhammadiyah
memandang penting urusan penanggulangan bencana sebagai bagian dari mewujudkan
maksud dan tujuan Muhammadiyah. Eksistensi MDMC sangat ditentukan oleh komitmen
warga Muhammadiyah dalam menjalankan kerja-kerja kemanusiaan di manapun berada
karena sejatinya semua adalah relawan Muhammadiyah, demikian Umam mengakatan
dalam pengajian itu.
Muhammadiyah
telah menerbitkan buku Fikih Kebencanaan, isinya menjelaskan konsepsi teologis
dan praksis-implementatif penanggulangan bencana. Umam menjelaskan, buku yang
disahkan oleh Majelis Tarjih ini disusun bersama MDMC dan telah diterjemahkan
dalam bahasa Inggris.
Kehadiran
buku tersebut mendapatkan apresiasi dari berbagai kalangan sebagai buku penting
yang dapat dijadikan pedoman umat Islam dalam memaknai bencana sekaligus
mekanisme mengelola risiko bencana.
"Bencana
bisa menjadi wahana untuk koreksi diri, bahwa masih banyak kesalahan dalam
mengelola hubungan manusia dengan alam. Realitas yang kasat mata bisa kita
deteksi tetapi kerap kita ini abai dengan tanda-tanda alam tersebut dan sering
terlambat mengantisipasinya," papar Umam.
Pengajian
yang dihadiri kurang lebih 100 jamaah warga Muhammadiyah di aula SMP
Muhammadiyah Kota Jayapura (6/10/2019), ini melibatkan semua unsur pimpinan,
majelis/lembaga dan ortom. Sukaryanto, Ketua PDM Kota Jayapura, mengatakan, pengajian
ini diselenggarakan setiap Ahad pagi dan telah berlangsung selama kurang lebih
lima tahun.
.jpeg?access_token=15b474c3-ab9e-4131-ba3e-7a17817731bc)
Pengajian
dimaksudkan untuk menjalin silaturahim dan konsolidasi warga Muhammadiyah di
Kota Jayapura. "Disadari bahwa sekarang ini potensi Muhammadiyah semakin
terlihat ditandai dengan semakin banyaknya jumlah AUM (amal usaha Muhammadiyah)
yang berdiri di Kota Jayapura. Karena itu untuk memupuk komitmen dan sekaligus
peningkatan wawasan keagamaan warga Muhammadiyah maka pengajian ini kami selenggarakan secara
rutin," jelasnya.
Pengajian
kali ini agak istimewa bersamaan dengan momentum kejadian konflik sosial di
Wamena di mana ribuan warga harus menjadi pengungsi di berbagai tempat di
Jayapura. Dalam kesempatan ini, Suparman selaku
Koordinator Poskor Muhammadiyah mengajak jamaah pengajian untuk membantu
kegiatan penanganan pengungsi dengan melakukan penggalangan dana. "Mari
kita gelorakan gerakan infak dan sedekah melalui Lazismu untuk mendukung
program penanganan pengungsi. Kita harus menyadari, situasi dan kondisi yang
tidak menentu ini. Sehingga Muhammadiyah harus bisa mengantisipasi berbagai hal,"
tegasnya.
Selesai
pengajian acara dilanjutkan dengan pelatihan manajemen bencana bagi relawan
Muhammadiyah Jayapura. Diperkirakan 30 peserta akan mengikuti kegiatan ini
sejak pagi hingga sore dan akan dilanjutkan esok hari. (nu/na)

Jayapura – Lazismu. Ribuan
pengungsi Wamena yang ditampung di beberapa lokasi di Jayapura kini kondisinya
berangsur membaik setelah mendapatkan pendampingan dari relawan kebencanaan
yang datang ke lokasi pengungsian. MDMC juga turut memberikan bantuan kepada
para pengungsi tersebut. Relawan MDMC melakukan kegiatan kemanusiaan ini dengan
khidmat serta didukung penuh oleh Lazismu.
Di lapangan mereka berbagi peran dalam menjalankan tugasnya, antara lain melakukan pendataan pengungsi, menyediakan barang bantuan, melakukan koordinasi dengan berbagai pihak, mengunjungi korban yang dirawat di rumah sakit dan mendampingi anak-anak di lokasi pengungsian.
Wahyu Shaqti Ramadhani, misalnya, mahasiswa ini turut ambil bagian dengan tugas melakukan survei kebutuhan pengungsi. “informasi yang kami cari seputar kebutuhan pengungsi, mana yang prioritas kebutuhannya itu yang di data,” katanya saat berada di lokasi pengungsi di Jayapura,”
Kebutuhan paling penting setelah survei adalah pemulihan psikologis bagi anak-anak, maka kami segera keliling Jayapura mencari toko-toko penjual mainan anak anak. Setiap toko kami kunjungi, bila perlu bertemu langsung dengan pemilik toko agar mereka bersedia memberikan harga yang lebih murah karena ini untuk kegiatan sosial kemanusiaan,” tuturnya.
Selain Wahyu, masih ada relawan lain yang mendapatkan peran serupa, yakni Zulkarnain Muslim Asrialdo. Pemuda yang sehari-hari bekerja sebagai staf di KPU Jayapura. Dirinya mengaku mendapatkan tugas untuk mengelola urusan kesekretariatan.
“Saya mendapatkan tugas menyiapkan kebutuhan administrasi dan kesekretariatan, seperti menyediakan spanduk dan lain-lainnya. Termasuk mencari tempat penyedia jasa pembuatan spanduk dengan cepat karena kebutuhan yang darurat dan mendadak,” katanya. Beberapa tempat harus saya datangi, kadang saya harus menunggu agar proses berjalan cepat dengan hasil yang maksimal,” bebernya.
Masih banyak anak-anak muda yang terlibat dalam penanganan pengungsi Wamena di Jayapura ini bersama MDMC. Mereka berasal dari berbagai perguruan tinggi negeri dan swasta, bahkan ada yang masih berstatus sebagai pelajar SMA. Keterlibatan mereka atas keinginan pribadi sebagai bagian dari panggilan kemanusiaan setelah melihat ribuan pengungsi Wamena yang datang ke Jayapura.
Mereka pula yang turut menggerakkan kegiatan Pos Koordinasi Muhammadiyah Jayapura. Suparman selaku Koordinator, mengatakan, keberadaan relawan ini sangat penting sebagai penggerak. Mereka pula yang pernah ikut terlibat dalam penanganan bencana banjir bandang Sentani tahun lalu. Kiprahnya jelas karena tenaga dan pikiran mereka untuk mempercepat proses pengelolaan bantuan dan lain-lain,” katanya.
Di Jayapura ini ratusan relawan dari berbagai organisasi sosial kemasyarakatan turut ambil bagian dalam pendampingan pengungsi. Mereka membantu pengungsi mendapatkan kebutuhan dasar. Sebagian berasal dari Jayapura dan sebagian yang lain berasal dari luar Jayapura. Semuanya bersinergi menjalankan misi kemanusiaan.
Sebagaimana dikatakan Naibul Umam dari MDMC Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah (5/10/2019), selama ini pengelolaan penanganan pengungsi di semua lokasi bencana di Indonesia melibatkan relawan yang berasal dari anak-anak muda Muhammadiyah. Peran mereka sangat penting, seolah tidak tampak, padahal tanpa mereka semua lini tidak akan bergerak. Mobilitasnya tinggi, sehingga kemampuan komunikasi yang baik dengan setiap orang ada dalam diri anak-anak muda ini, sambungnya. (nu/na)

