

Bandung – LAZISMU. Enam
perwakilan Lazismu dari kantor layanan (KL) yang memiliki program dan penghimpunan
terbaik mempresentasikan kegiatannya di sesi acara Best Practice Program & Fundraising, Amil Camp II 2019, pada
Rabu malam (23/10/2019). Acara ini salah satu sesi sharing kegiatan Amil Camp Lazismu II 2019.
Perwakilan
Lazismu dari berbagai daerah di Indonesia yang dilaksanakan di Lembang selama
tiga hari, 23 - 25, Oktober 2019. Enam daerah tersebut antara lain Lamongan,
Depok, Kalimantan Barat, Jembrana, Sulawesi Selatan, dan Kalimantan Barat.
Mealalui
sesi ini, harapannya dapat memberi inspirasi dan semangat untuk amil Lazismu di
daerah lainnya. "Mudah-mudahan teman-teman bisa ATM, amati tiru, dan
modifikasi. Nanti setelah acara, di tenda juga masih bisa saling berbagi ilmu ''
ujar Tatang selaku panitia Amil Camp Lazismu II 2019.
Semuanya
dinilai mampu menjalankan program yang mereka buat dan mampu melewati
hambatan-hambatan baik internal maupun eksternal. Ada banyak program unggulan
dari daerah yang mereka bagikan dalam acara ini.
Kisah
Lazismu Lamongan yang hanya empat orang, tapi mampu bersinergi menjalankan
berbagai program terbaik mereka. ''Amil hanya 4 orang, tapi kita didukung oleh amil
bayangan yang datang, membantu,'' ujar Irfan perwakilan dari Lazismu lamongan.
Selain
Lazismu Lamongan, Lazismu Depok terbilang baru, namun telah mampu menjalan
program dengan baik, program unggulannya pemberian beasiswa. Melalui program
ini, masyarakat bisa lebih mengenal Lazismu depok.
Meski
Lazismu Depok baru 3 tahun, dan diawal sulit mengenalkan Lazismu, tapi sekarang
alhamdulilah Lazismu Depok sudah dikenal masyarakat,'' kata Ruhiyat selaku
perwakilan Lazismu Depok.
Selain
dari pelaksanaan program, enam perwakilan daerah ini juga mempresentasikan
inovasi fundraising mereka. Lazismu Kalimantan Barat, memiliki metode layanan donatur
yang cukup efektif dan membagikannya dalam acara ini. Selanjutnya, Lazismu
Kalimantan Barat juga mengoptimalkan penggunaan media. "Media
untuk merangkum agenda kita agar donatur benar-benar percaya kalau kita ini
kerja dan menyalurkan donasi mereka,'' ujar Andi, perwakilan Lazismu Kalimantan
Barat. (puji)

Lombok – LAZISMU. Bicara hapus
tato, memang tidak ada matinya. Roadshow yang dimulai pertengahan Oktober-November
2019, selalu memiliki sisi-sisi yang unik apalagi terkait peserta yang selalu
punya cerita latar belakang yang unik pula.
Ditengah kesibukan aktivitas yang cukup padat, Bupati Lombok Barat H. Fauzan Khalid, S.Ag, M.Si, hadir dan membuka kegiatan program Hapus Tato secara resmi pada Rabu (30/10/2019) di aula Setda Kabupaten Lombok Barat. Bupati yang baru bertugas 6 bulan itu dalam sambutannya mengaku bahagia dan berterima kasih kepada seluruh tim yang telah memberikan layanan kepada 270 warganya untuk menghapus tato.
Mantan
ketua jaringan radio komunitas itu berharap kegiatan program hapus tato ini
menjadi wasilah untuk kembali mendapatkan hidayah yang telah lama menghilang
akibat persoalan pergaulan dalam lingkungan masyarakat.
M.
Fahrurrozi berterima kasih kepada Pemda Lombok Barat yang telah memberikan izin
kegiatan di kompleks pemerintahan Kabupaten Lombok Barat di Girimenang. Di saat
yang sama, Direktur Utama Yayasan Berdayakan Sesama mengapresiasi Polda NTB
yang terus mengawal keamanan acara di setiap daerah se-pulau Lombok.
"Islamic
Medical Service (IMS) selama 2 bulan memberikan layanan medis selama masa pemulihan
pascagempa yang menimpa Lombok 1 tahun lalu" kenang Imron dihadapan Bupati
Lombok Barat dalam sambutan acara Program Hapus Tato. Direktur IMS itu pun
mengajak Pemda Lombok Barat untuk bersama-sama mewujudkan 1 klinik hapus tato
di setiap kabupaten/kota se-pulau Lombok.

Iskandar (59) orang tua dari 5 anak dan 1 orang cucu, salah satu peserta dari Sumbawa berkomentar, "program yang luar biasa, saya telah menunggu kapan layanan ini sampai di NTB. Saya membuat tato ketika masih kuliah semester 2, keinginan kuat untuk menghapus muncul semenjak berumah tangga,” katanya.
"Biaya
yang mahal dan keterbatasan dana menyebabkan hapus tato urung saya lalukan,
saya berterima kasih kepada IMS yang sudah jauh-jauh dari Jakarta datang ke
pulau Lombok,” papar pensiunan dinas peternakan ini.
Lalu
M. Iqbal Wahid humas BSMI Kota Mataram relawan hapus tato mengaminkan ajakan
direktur IMS tentang klinik hapus tato yang telah dicanangkan IMS dan Yayasan
Berdayakan Sesama, semoga dapat memberikan manfaat bagi masyarakat NTB,
tutupnya disela-sela kesibukannya menganalisa hasil laboratorium peserta hapus
tato.
Roadshow
Program Hapus Tato di pulau Lombok ini mendapat dukungan dari Baitul Maal
Muamalat (BMM), Bank Muamalat Indonesia (BMI), MTT Foundation, LazisMU, JT
Clinik, Baznas provinsi NTB, dan Sabana
Foundation. (ims)

Bandung - LAZISMU. Amil Camp II
Lazismu 2019, berakhir Jum’at, 25 Oktober 2019. Selama tiga hari pelaksanaan
yang dimulai pada Rabu, 23 Oktober 2019, sekitar 200 amil sebagai peserta
mengikuti rangkaian acara dan kegiatan. Mulai dari materi seputar best practice
program, fundraising, dan menjaga trust untuk penguatan lembaga.
PR
Manager Lazismu, Nazhori Author mengatakan, di hari kedua dan ketiga kegiatan
amil lebih pada kegiatan outbond. "Semua amil perlu suasana yang
menggembirakan, kekeluargaan dan edukatif meski sedikit menantang,"
katanya.
Di
malam Jum'at amil mengikuti kegiatan yang lebih menantang, yakni mencari jejak
yang dikemas dengan mengerjakan jawaban-jawaban pengetahuan sosial dan fikih
zakat. Setelah itu, sambung Author, semua amil berkumpul di lapangan dengan
menyalakan api unggun.
"Dengan
api unggun suasana keakraban amil yang datang dari seluruh Indonesia semakin
hangat," bebernya. Di sinilah nilai-nilai kebersamaan sesama amil harus
terus dipupuk. Sehingga setelah acara ini selesai komunikasi dan interaksi
tetap terjaga.
Sekretaris
Badan Pengurus Lazismu, Mahli Zainuddin, secara resmi menutup Amil Camp Lazismu
II 2019. Mahli mengatakan, makna berbagi tidak harus materi. Berbagi dapat
dilakukan dengan pikiran, tenaga dan perasaan. "KH. Ahmad Dahlan, pendiri
Muhammadiyah telah mencontohkan hal ini dengan pengorbanan dan
perjuangan," terangnya.
Keberadaan
amil Lazismu adalah pengejawantahan gagasan dan pelaksanaan Ahmad Dahlan di era
saat ini. Amil adalah Ahmad, Ahmad Ahmad baru yang mewujudkan gagasan besarnya,
kata Mahli.
Rendy
Zulkarnaen, amil dari Lazismu Kota Balikpapan, Kalimantan Timur, merasa senang
bisa hadir di sini. Selama mengikuti kegiatan, Rendy begitu berkesan. "Ada
peningkatan wawasan baru dalam filantropi yang digeluti amil khususnya
“Kegiatan ini di tahun depan harus dilaksanakan lagi agar konsolidasi amil
berjalan sehar dan bisa sharing bersama-sama amil yang lain," pungkasnya.
Dalam
kesempatan yang sama, Desrizal peserta Amil Camp dari Lazismu kota Pekanbaru,
juga menyampaikan kesannya. Kekompakkan tim selama kegiatan bisa dimaknai
sebagai salah satu cara menemukan berbagai permasalahan untuk dicari solusinya.
Ia berharap Lazismu di daerah dapat melaksanakan program yang inovatif meski
dalam pelaksanaannya berbeda.
Hal
yang sama dikatakan M. Faturrohman dari Lazismu Jembarana, Bali. Dengan mengikuti
Amil Camp Ia mendapat pengalaman dan wawasan baru. Apalagi ini baru pertama
kali Faturrohman mengikuti. Banyak hal yang diterimanya selama tiga hari tentu
ilmu yang bermanfaat.
Pelajaran
bermanfaat yang didapat katanya dalam ilmu fundraising serta program-program
yang lainnya. "Terima kasih Lazismu yang telah melaksanakan acara ini yang
berjalan sukses dan lancar," tuturnya.
Hal
senada disampaikan Vindi Larasati Putri dari Lazismu Menteng, Jakarta, semoga
Amil Camp terus menjadi agenda tahunan untuk bertemu dan sharing yang
konstruktif dengan amil-amil camp dari seluruh daerah. Kesan saya yang paling
dalam, Amil Camp seru banget.
Di
tahun depan saya berharap ada persiapan yang matang lagi untuk kegiatan Amil
Camp dengan variasi yang juga tak kalah seru, tutupnya. (na)

Bandung - LAZISMU.
Dalam hal menjaga kepercayaan (trust),
peran lembaga amil zakat menjadi penting dalam optimalisasi layanan pada
donatur. Dengan menjaga kepercayaan, program-program yang berbasis data bisa
dimonetisasi dengan mudah.
Co-Founder dan Program Director Peace Generation, Irfan Amali tentang hal ini berbagi pengalamannya dalam memupuk kepercayaan muzaki terhadap lembaga zakat. Pendekatan layanan ini merupakan strategi lembaga zakat dalam meraup penghimpunan dana lebih banyak lagi.
"Sekali
trust itu hilang, orang tidak mau
menitipkan uangnya lagi," ujarnya saat menyampaikan materi di Amil Camp Lazismu
II 2019, Kamis (24/10/2019).
Dia
melanjutkan, apalagi di zaman yang serba imaterial di mana nilai suatu lembaga
bukan diukur dari banyaknya aset namun dari kepercayaan yang dibangun dan
dimiliki oleh masyarakat. Kepercayaan dapat dibangun melalui banyak hal seperti
salah satunya melalui digital marketing. Menurutnya, hal ini bentuk membangun
kepercayaan dengan donatur.
Kepercayaan
bisa dibangun dalam hal pengelolaan dana. Irfan menjelaskan, porsi penyakuran
donasi lebih banyak dikeluarkan dalam hal operasional dari pada programnya.
Menurutnya, seharusnya porsi dana untuk program lebih banyak daripada porsi
operasional.
"Contohnya
100 ribu yang dititipkan di suatu lembaga lebih dari 50% digunakan untuk gaji,
yang sehat itu 30% ke bawah. Hal ini menurunkan trust dari masyarakat," imbuhnya.
Selain
itu, trust bisa dilihat dari Social Return Of Investment (SROI). Itu
merupakan rumus untuk menghitung kesesuaian produktivitas dengan uang yang
dikelola. Kemudian ada pula aturan seperti Standart
Operational Prosedur (SOP), Key
Performance Index (KPI) yang berguna untuk menilai kinerja SDM yang
dampaknya akan menyehatkan kinerja SDM.
Menurutnya,
jika tidak ada KPI, kinerja karyawannya juga bisa berantakan, ini akan dinilai
oleh donatur. Tidak lupa operasional juga perlu dimatangkan. "Reverse to change execution, programnya
bagus tapi inplementasi dan operasinya acak-acakan itu juga perlu
diperhatikan," jelasnya.
Dari
sisi finansial juga perlu diaudit kesehatan keuangannya, kerapihan laporan,
ketepatan penyerahan laporan. Dari sisi kualitas SDM, menurutnya perlu ditingkatkan
dari sisi wawasannya. (arsy)

Surabaya – LAZISMU. Hampir satu
tahun rumah itu terbengkalai. Sejak ada bagian rumah yang rusak, atap rumah dan
plafon serta talangnya ikut ambruk. Ibu Ningsih selaku pemilik rumah yang
berada di Ketintang Baru IV-B/36 Surabaya, sudah hampir setahun mengungsi ke
ruang tamu karena tiga kamar tidur dan ruang keluarga tidak bisa difungsikan.
Bila musim penghujan tiba, kata Ibu Ningsih, seluruh ruangan banjir, air hujan mengucur bebas dari atap seng yang bocor di sana-sini. Jika musim kemarau, ruangan terasa pengap dan panas sebab rumah sederhana ini minim sirkulasi udaranya.
Keluarga
Istri mantan guru sekolah Islam ini mencoba terus bersabar, berikhtiar dan
berdoa. Ibu ningsih sadar ini ujian hidup yang bisa dialami siapa pun di dunia
ini. Apa pun yang dialaminya pasti ada hikmah dibaliknya.
Ketua
Lazismu Kota Surabaya, Sunarko, melalui sambungan daring menyampaikan, sejak
awal Oktober 2019, Lazismu tergerak untuk membantunya lewat program benah
rumah. Lewat program ini nanti bisa dimulai dengan urunan dana dari berbagai
sumber termasuk donatur.
Dengan
penuh syukur, Sunarko mengatakan, Ibu yang dikaruniai dua anak dan seorang cucu
ini, rumahny dalam tahap perbaikan oleh Lazismu. Ibu Ningsih tidak lupa
menyampaikan ucapan terima kasih kepada segenap donatur, khususnya dari Lazismu
yang telah ikut berkontribusi membantu dana benah rumah ini,"paparnya.
Sejak
awal, Ibu Ningsih sekeluarga memang berharap agar rumah yang telah ditempatinya hampir dua
puluh tahun ini bisa berfungsi sebagai pendidikan keluarga dan nilai-nilai
eduaktif yang dapat ditanamkan kepada
segenap anggota keluarga. Kini sebentar lagi akan segera terwujud, perbaikan
sedang berjalan, kata pria yang suka berkebun itu. (hb)

Mojokerto – LAZISMU.
Realisasi pilar program di bidang kesehatan kembali diwujudkan Lazismu,
khususnya di Kabupaten Mojokerto. Mengedukasi warga dilakukan para amil dan Aisyiyah
melalui TB-HIV Care Aisyiyah kepada para penderita dengan memberikan paket
nutrisi. Pelaksanaan program tersebut dilaksanakan pada Selasa, 29 Oktober 2019.
Sejak pukul 08.15 WIB kader-kader TB Aisyiyah berkumpul di Zakat Center Lazismu di kota Mojosari, mempersiapkan kegiatan tasaruf. Kader TB Aisyiyah yang berjumlah 5 orang yang berasal dari 2 kecamatan, Kecamatan Pungging dan Kecamatan Mojosari. Aksi yang dipimpin 2 Amil Lazismu, Ridho (Manajer) dan Rofita (Admin Media), mendampingi tim Sub-Sub Recipient (SSR) yang berjumlah 2 orang, Bherta (Staf Keuangan) dan Susianto (Koordinator Program).
Tasaruf
program peduli kesehatan bertujuan mengedukasi pasien penderita TB tentang
pentingnya menjalani proses pengobatan secara optimal. Bentuk aktivitas program
berupa edukasi kepada pasien agar menjaga kecukupan nutrisi, menggunakan masker
saat berkegiatan, dan menjaga sirkulasi udara di rumah agar tidak sampai pengap
dan lembab.\

Pasien
penderita TB diperiksa kondisi rumahnya apakah layak huni dari kondisi jendela
dan cahaya matahari yang bisa masuk ke dalam rumah. “Program ini dilaksanakan dengan
pembinaan dan memotivasi penderita TB agar tetap semangat menjalani proses
pengobatan. Juga memastikan lingkungan serta kecukupan nutrisinya sesuai standar
keluarga sehat”, jelas Ridho.
Edukasi
ini berjalan hingga menjelang dzuhur, total penerima bantuan sebagai awal
program ini sebanyak 6 orang pasien penderita aktif TB yang sedang menjalani
pengobatan. Setiap pasien mendapat tambahan suplemen nutrisi berupa susu, telur
ayam, dan beras 5 kg dalam satu paket. Setelah ini program peduli kesehatan ini
akan diperluas sesuai dengan data pasien yang dikelola proses kesembuhannya
oleh SSR ‘Aisyiyah di kabupaten Mojokerto. (kar)

