

Aris Andrianto, Staf Fundraising KL Lazismu Kintap menyampaikan, pihaknya ketika mengetahui musibah tersebut langsung berkeinginan untuk membantu. Koordinasi pun dijalin dengan berbagai pihak. "Setelah diketahui musibah tersebut, kami berkoordinasi dan kali ini alhamdulillah bisa menyerahkan bantuan langsung," ujarnya.
Bantuan yang diserahkan, terang Aris, adalah berupa paket sembako untuk keperluan pangan. Ia pun berharap agar dengan adanya bantuan tersebut bisa meringankan beban mereka yang terkena musibah. "Bantuan yang kami serahkan berupa paket sembako untuk keperluan pangan, seperti beras, telur, mie instan, minyak goreng, gula, teh, susu kental manis, dan biskuit," terangnya saat penyerahan bantuan pada Senin (06/06).
Syamsir, salah seorang korban kebakaran menyampaikan terima kasih bantuan yang diberikan. Rumahnya yang dihuni oleh empat orang ini turut hangus beserta harta benda yang ada di dalamnya. Ia bersyukur atas kepedulian dari Muhammadiyah. "Terima kasih atas kepedulian dan bantuan yang diberikan Muhammadiyah ini. Semoga kebaikan kalian dibalas oleh Allah," tuturnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Dewan Pengawas BPKH RI, Muhammad Akhyar Adnan dalam sambutannya mengingatkan agar masyarakat tidak terpancing adanya informasi yang tidak benar tentang Dana Abadi Umat (DAU) dan Dana Haji. "Dana Abadi Umat tentu saja berbeda dengan Dana Haji. Masih banyak salah kaprah dalam memahami perbedaan kedua dana ini. Akibatnya, timbul banyak hoaks yang beredar di tengah masyarakat. Adanya berita rekaan Dana Haji digunakan untuk pembangunan infrastruktur, membayar hutang, dan berbagai macam berita bohong lainnya. Apalagi di tengah kondisi pandemi Covid-19," tegasnya.
Akhyar melanjutkan, "Dana Abadi Umat yang biasa disingkat DAU merupakan sejumlah dana yang diperoleh dari hasil pengembangan DAU, sisa biaya operasional penyelenggaraan ibadah haji, dan sumber lain yang halal serta tidak mengikat. Seluruhnya harus sesuai dengan ketentuan peraturan perundang-undangan. DAU yang digunakan untuk kemaslahatan umat mencakup enam asnaf, yakni Ibadah Haji, Pendidikan dan Dakwah, Kesehatan, Sosial Keagamaan, Ekonomi Umat serta Sarana dan Prasarana Ibadah. Bantuan disalurkan secara langsung dan tidak langsung atau kerja sama dengan mitra kemasalahatan seperti Lazismu ini. Pemberian manfaat ini dilaksanakan sesuai dengan prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan, dan akuntabel."
Titik Sariyatun Ulfa selaku Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Pasuruan dalam kegiatan yang berlangsung pada Sabtu (06/06) ini mengungkapkan, ada delapan penerima manfaat program ini. Kedelapan lembaga tersebut yaitu Takmir Masjid Al Istighfar Prigen, Ta’mir Masjid Nur Nur Hidayah Prigen, Pengurus Mushola Darut Ta'lim Pandaan, Pengurus TPQ Nurul Falah Winongan, Pengurus TPQ Bahrul Ulum Lekok, Pengurus Masjid Bahrur Rohmah Lekok, Pengurus Pondok Pesantren Al Furqon Muhammadiyah Sukorejo, dan Takmir Masjid Ussisa Alattaqwa Gempol.
Masjid Al Istighfar Prigen menerima bantuan program Renovasi Pembangunan Plafon Masjid senilai 40 juta rupiah. Masjid Nur Hidayah Prigen menerima bantuan program Renovasi Pembangunan Lahan Parkir senilai 40 juta rupiah. Mushola Darut Ta'lim Pandaan menerima program Pembangunan Atap Teras Mushola sebesar 40 juta rupiah.
Sementara itu TPQ Nurul Falah Winongan menerima bantuan berupa Pembangunan Ruang Kelas Lantai 2 senilai 40 juta rupiah. TPQ Bahrul Ulum Lekok menerima bantuan untuk program Pengadaan Meja Kursi Sekolah sebesar 40 juta rupiah. Masjid Bahrur Rohmah Lekok menerima berupa perogram Pembangunan Tempat Wudhu dan Pagar Masjid senilai 70 juta rupiah. Sedangkan Pondok Pesantren Al Furqon Muhammadiyah Sukorejo menerima bantuan program Renovasi Atap Pondok Pesantren senilai 70 juta rupiah dan Masjid Ussisa Alattaqwa Gempol menerima bantuan program Pembangunan Gapura dan Mihrab sebesar 40 juta rupiah.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Dengan mengusung tema "UMKM Berdaya Keluarga Sejahtera", Lazismu Kota Salatiga mengundang Ni'am Al Mumtaz sebagai narasumber. Tercatat ada sembilan orang pelaku UMKM yang menghadiri acara yang berlangsung di Gedung Dakwah Muhammadiyah Kota Salatiga, Jalan Adi Sucipto Nomor 13 Salatiga ini.
Mewakili Badan Pengurus Lazismu Kota Salatiga, Muttaqin mengapresiasi para pelaku UMKM yang menghadiri kegiatan ini. Sambutan hangat dan antusias diberikan kepada pengrajin samir wisuda, jasa cuci pakaian, penjual cilok, kue kering, keripik talas, bolu jadul, dan olahan kering lainnya.
Selaku narasumber pada pembekalan ini, Ni'am Al Mumtaz menyampaikan pentingnya niat dalam berusaha serta hadirnya Allah dalam menjemput rezeki. "Dalam berwirausaha bapak ibu harus memperhatikan niat berusaha yang kuat, melibatkan Allah dalam berusaha menjemput rezeki dan terkait pemasaran gunakan sistem kerjasama seperti koperasi yang mampu menjaga solidaritas sesama pengusaha," ujarnya.
Dosen UIN Salatiga ini juga mengingatkan bahwa strategi dalam menjalankan usaha harus tepat. "Hal yang penting dalam UMKM adalah modal. Modal di sini bukan hanya ditafsirkan sebagai uang saja, melainkan dibutuhkan strategi dan jaringan yang tepat. Di samping itu, mantapkan jenis usaha serta anggarkan dengan baik untuk menekan keinginan berhutang dan manfaatkan sosial media untuk promosi," pungkasnya.
Program Pemberdayaan UMKM merupakan program yang berada di bawah Pilar Ekonomi Lazismu. Program ini merupakan pemberdayaan ekonomi melalui pemberian modal usaha dan penguatan usaha dengan skema kemitraan kepada individu atau kelompok usaha. Bentuknya adalah dengan pemberian modal usaha, pendampingan, pelatihan, dan pembukaan akses pasar.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]


Dewan Pengawas BPKH RI, Muhammad Akhyar Adnan dalam sambutannya pada peresmian yang berlangsung Sabtu (28/05) tersebut berharap agar bantuan dari BPKH berupa bangunan asrama ini dapat dimanfaatkan dengan sebaik-baiknya untuk menjadi tempat para santri menimba ilmu. Menurutnya, kendala prasarana yang selama ini dialami oleh pihak pondok pesantren kini telah diatasi.
Akhyar kemudian menekankan, dana yang dipergunakan dalam pembangunan asrama ini bukanlah berasal dari dana haji, melainkan dana bagi hasil yang sesuai prinsip syariah. "Biaya pembangunan ini tidak menggunakan dana haji melainkan dana bagi hasil yang bermanfaat untuk kebaikan umat sesuai dengan asas prinsip syariah, kehati-hatian, nirlaba, transparan dan akuntabel," tegasnya.

Program Kemaslahatan 2021 BPKH ini disambut baik oleh Lazismu. Melalui Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah yang diwakili oleh Muarawati Nurmalinda, Lazismu mengucapkan terima kasih atas kerja sama yang dijalin antara BPKH dan Lazismu. Ia berharap, keberadaan fasilitas asrama ini dapat membantu melahirkan lulusan terbaik dari Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang.
"Alhamdulillah siang hari ini kita bersyukur dengan diresmikannya asrama santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang yang berada di bawah pengelolaan Pimpinan Daerah Muhammadiyah Padang Panjang, Batipuh, dan Sepuluh Koto, atas kolaborasi BPKH RI bersama Lazismu yang menjadi jalan washilah terbangunnya asrama ini. Semoga semakin memudahkan pondok pesantren dalam mendidik dan melahirkan lulusan terbaik untuk membangun bangsa Indonesia ini," harapnya.
Mewakili PWM Sumatra Barat, Bachtiar mengungkapkan rasa syukur atas program yang dilaksanakan oleh BPKH yang dikelola oleh Lazismu PP Muhammadiyah ini, sehingga berhasil mewujudkan hadirnya Asrama Putra Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang. "Pembangunan asrama masuk ke dalam pendidikan dan dakwah. Pembangunan asrama santri Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah sebagai bentuk dukungan sarana prasarana untuk kemajuan proses belajar mengajar Pondok Pesantren. Kolaborasi ini merupakan mitra yang sangat strategis dan kami atas nama Pimpinan Muhammadiyah Sumatra Barat sangat berterimakasih sekali atas program ini. Semoga dapat bermanfaat dan istiqomah," ungkapnya.
Ucapan terima kasih juga disampaikan oleh Mudir Pondok Pesantren Kauman Muhammadiyah Padang Panjang, Derliana. Ia menyampaikan, asrama putra ini juga akan dimanfaatkan untuk tempat belajar santri pada malam hari, di samping tempat untuk beristirahat. "Atas nama Pondok Pesantren, kami mengucapkan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada semua pihak yang memiliki prakarsa hingga pembangunan asrama santri dapat diwujudkan. Kami akan manfaatkan asrama ini tidak hanya sebagai tempat istirahat santri, tapi juga sebagai tempat belajarnya santri pada malam hari. Semoga segala yang telah dicurahkan untuk pembangunan asrama ini menjadi amal jariyah bagi bapak ibu sekalian," pungkasnya.
Bantuan yang diberikan ini sesuai dengan komitmen BPKH dalam menyalurkan nilai manfaat dari hasil Dana Abadi Umat (DAU) sebagaimana diatur dalam PP Nomor 5 tahun 2018 Tentang Pelaksanaan Undang-Undang Nomor 34 tahun 2014 mengenai Pengelolaan Keuangan Haji. Selain itu, program ini juga sejalan dengan PBPKH Nomor 7 Tentang Prioritas Kegiatan Kemaslahatan, salah satunya dalam bidang pembangunan sarana pendidikan.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Penerima manfaat bantuan kali ini adalah Ahmad Syahrian Anwar. Warga yang memiliki usaha di Jalan Pasar Baru Haruyan, Kecamatan Haruyan, Kabupaten Hulu Sungai Tengah ini menggeluti usaha bidang jasa parut kelapa, penggilingan tepung dan sambal, serta katering makanan dan cemilan. Bantuan yang diberikan oleh Lazismu adalah berupa penambahan modal untuk mengembangkan usaha yang telah berjalan.
Ahmad Syahrian Anwar yang akrab disapa Rian ini mengaku sangat bersyukur atas kepedulian Muhammadiyah, apalagi saat ini ia memang sangat memerlukan penambahan modal untuk usaha yang sedang dijalaninya. "Kami sangat bersyukur sekali karena Muhammadiyah melalui Lazismu telah membantu saat momen yang pas, yaitu saat kami sangat memerlukan modal usaha," ungkapnya.
Rian pun juga mengharapkan agar dengan adanya bantuan ini, usahanya dapat berkembang menjadi lebih baik dan menjadi lebih berkah. Selain itu, usahanya mampu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. "Semoga dengan adanya bantuan ini usaha kami bisa menjadi lebih baik dan berkah sehingga mampu memenuhi kebutuhan sehari hari," harapnya.

Fikri Cahyadi, Kepala KL Lazismu Ash Shalihin Haruyan menyampaikan bahwa bantuan yang diserahkan kepada Rian berupa uang tunai. Bantuan modal usaha ini diharapkan dapat menopang usaha yang telah dilakoni selama sekitar lima tahun oleh penerima manfaat tersebut. "Kami menyerahkan uang tunai sebagi bantuan. Hal tersebut mengingat beliau merasa modal yang minim dan kondisi ekonomi yang kurang baik sehingga sangat memerlukan modal dalam pengembangan usaha yang telah dijalani selama lebih kurang lima tahun terakhir," imbuhnya.
Menurut Fikri, pihaknya berkomitmen untuk terus membantu warga yang ada di sekitar kantor Lazismu, termasuk usaha Rian yang lokasinya sangat berdekatan. "Kami terus berupaya melalui program dalam Pilar Ekonomi yaitu Pemberdayaan UMKM untuk bisa membantu warga sekitar seperti bapak Rian yang bisa dikatakan sangat dekat dengan kantor kami, bahkan berseberangan," tutupnya.
Pemberdayaan UMKM merupakan program yang diinisiasi dan didedikasikan oleh Lazismu untuk mengembangkan potensi ekonomi keluarga dan masyarakat dalam meningkatkan produktivitas dalam upaya mengentaskan kemiskinan. Bentuknya adalah pemberian modal usaha dan penguatan usaha dengan skema kemitraan kepada individu maupun kelompok usaha.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

