

LAZISMU.ORG - Saat ini gerakan filantropi tidak hanya menjadi bagian dari masyarakat lokal, namun juga menjadi wacana bagi masyarakat kelas menengah bahkan kelas menengah atas. Keterlibatan warga Indonesia dalam mendukung gerakan filantropi Islam belakangan menjadi sangat kuat.
Selain dibingkai dengan regulasi yang semakin baik, ada gairah yang semakin meningkat di masyarakat dalam memsukseskan gerakan filantropi Islam. Gerakan filantropi islam mulai dilirik oleh berbagai elemen baik masyarkat, pemeirntah, maupun dunia internasional
Hal tersebut disampaikan oleh Hilman Latief dalam kanal YouTube Human Initiative pada Rabu (9/12/2020). Ia menghadiri beberapa forum yang memiliki upaya untuk mengoptimalkan dana sosial Islam dalam membiayai kegiatan-kegiatan kemanusiaan.
“Ada gairah dalam masyarakat Indonesia yang dimotori oleh para pelaku kemanusiaan secara umum dan organisasi filantropi secara khusus dalam berkontribusi kepada bangsa dan masyarakat internasional,” jelasnya.
Menurut Hilman, Indonesia tidak lagi hanya menjadi negara penerima donor. Lembaga-lembaga kemanusiaan di Indonesia sudah berperan aktif untuk merubah wajah Indonesia dari penerima donor menjadi pemberi donor.
Semakin solidnya lembaga filantropi Islam ini, imbuh Hilman, akan memperbaiki citra ini. Menurutnya, di Indonesia ada aktor-aktor kemanusiaan yang luar biasa yang dimotori oleh gerakan filantropi Islam. Seperti Muhammadiyah Aid, Humanitarian Initiative, dan organisasi-organisasi lain yang sudah melakukan proses internationalizing Islamic aid.
"Artinya gerakan filantropi tidak hanya dirasakan manfaatnya oleh masyarakat Indonesia, tapi juga sudah mulai dirasakan oleh masyarakat dunia khususnya yang tertimpa bencana atau menghadapi situasi krisis. Baik karena bencana alam maupun karena konflik," imbuh Hilman.
Alumni Utrecht University itu berharap agar para aktor filantropi dapat terus bahu-membahu, bekerja sama ke depan menyongsong tahun 2021 dalam rangka meningkatkan peran filantropi Islam sebagai bagian dari gerakan kemanusiaan universal. Hal tersebut bukan sesuatu yang utopis melainkan mimpi yang bisa diperjuangkan.
Ia menjelaskan bahwa gerakan filantropi Islam sangat dibutuhkan oleh bangsa Indonesia dan memiliki kontribusi yang semakin besar. Hilman berharap peran mereka semakin kuat di masa yang akan datang, terutama untuk masyarakat internasional.
Menurutnya gerakan filantropi Islam juga harus dibingkai dalam perspektif pembangunan. Geraka filantropi Islam harus memberi kontribusi dalam memperkuat visi pembangunan bangsa dan masyarakat dunia.
"Ini adalah sebuah kemajuan yang luar biasa di Indonesia dan kita patut berbangga. Tapi yang lebih penting adalah bagaimana para pelaku filantropi Islam bisa membingkai gerakan ini menjadi bagian dari ekosistem pembangunan di Indonesia," tutupnya.
Reporter: Yusuf

SUKOHARJO - Kejadian kebakaran yang menimpa keluarga Wibowo pada Selasa (22/12) lalu mengakibatkan hangusnya dua rumah dan satu mini market beserta isinya.
Kejadian bermula pada selasa sore saat Wibowo akan memindahkan bensin dari jerigen ke botol literan yang terletak di depan tokonya. Karena agak terburu-buru, tempat ia menuangkan bensin berdekatan dengan stop kontak listrik yang mengakibatkan terjadinya konsleting listrik dengan sebab uap dari bensin tersebut.
Menurut penuturan Wibowo, ia tidak menyadari ketika percikan api menjalar melalui instalasi listrik dirumahnya dan langsung membakar rumah yang terbuat dari kayu serta bahan mudah terbakar lainnya. Selain itu, cuaca sedang cukup panas sehingga mempermudah api menjalar.
Tak banyak barang yang bisa ia selamatkan. Pakaian dinas serta barang berharga lainnya ludes. Saat itu yang bisa ia selamatkan hanya surat berharga serta kendaraan pribadinya.
Wibowo bekerja sebagai Babinsa Desa Karakan weru yang memiliki empat orang anak. Anak pertama sedang menempuh pendidikan di SMP Ahmad Dahlan Boarding School, anak kedua dan anak ketiga sedang menempuh pendidikan di MIM Sidowayah Weru, dan anak keempat masih berumur kurang lebih dua tahun.
Mendengar kejadian tersebut, Kepala Sekolah SMP Ahmad Dahlan Boarding School Sukoharjo Anugroho menghubungi Lazismu Kabupaten Sukoharjo untuk melakukan koordinasi. Lazismu Sukoharjo bersama SMP Ahmad Dahlan Boarding School Sukoharjo memutuskan untuk membuka penggalangan donasi. Dalam waktu sepekan telah terkumpul donasi 19 juta rupiah. Melalui Lazismu Kabupaten Sukoharjo donasi tersebut disalurkan dalam bentuk tiga program. Yaitu Beasiswa Pendidikan, Modal Usaha, serta Biaya Renovasi Rumah.
Donasi tersebut diserahkan pada Jumat (8/1) di kediaman Wibowo. Hadir dalam kesempatan tersebut Lurah Desa Karakan, Plt Ketua PD Muhammadiyah Sukoharjo Jumari, Ketua Lazismu Kabupaten Sukoharjo Safrudin, Kepala Sekolah SMP Ahmad Dahlan Anugroho, Perwakilan MIM Sidowayah, serta tokoh masyarakat setempat dengan mengikuti protokol kesehatan.
Dalam acara penyerahan tersebut Ketua PD Muhammadiyah Sukoharjo menyampaikan bahwa Lazismu adalah lembaga nasional dan baru saja mendapatkan penghargaan dari Baznas dalam hal pertumbuhan ZIS.
“Lazismu adalah pelaksana tugas dari Muhammadiyah. Kalau kita ingin donasi, bisa dititipkan ke panitia zakat atau amil. Nanti amil yang akan menyalurkan ke mustahik. Kalau kita langsung berikan sendiri ke mustahik, akan muncul rasa pekewuh (tidak enak, canggung), sungkan, dan lain-lain. Tapi kalau dikasihkan ke LAZ atau Lazismu nanti enak, tidak ada pekewuh dan sungkan. Ini tugas amil,” ujarnya.
Anugroho dalam sambutannya menyampaikan bahwa ia beserta guru dan karyawan Ahmad Dahlan Boarding School Sukoharjo turut berduka cita ketika dua pekan lalu mendengar kabar kebakaran di rumah Wibowo.
"Perlu kami informasikan bahwa Ananda Balqis, putri Bapak Wibowo ini adalah santri terbaik di ADBS. Hafalan Alqurannya juga lebih baik jika dibandingkan dengan teman yang lain. Maka, kami putuskan untuk memberikan beasiswa kepada Balqis secara penuh. Sekarang ananda kelas 8, sehingga masih satu setengah tahun lagi. Tidak kami tarik biaya," ucapnya dalam sambutannya.
Sementara itu, Ketua Lazismu Sukoharjo Safrudin menyebut pihaknya turut berbela sungkawa atas terbakarnya tiga bangunan rumah milik Wibowo yang terletak di Jetis, Karakan, Weru, Sukoharjo
"Kami hanya ikut memberikan sedikit sebagai bentuk kepedulian sosial. Semoga bisa meringankan beban Pak Wibowo beserta keluarga," jelasnya.
Wibowo sebagai penerima manfaat mengucapkan terima kasih atas bantuan moril maupun materil sehingga bisa meringankan bebannya.
"Terima Kasih atas bantuan baik moril maupun materil, semoga Allah membalas perbuatan bapak-bapak semua. Bantuan ini sangat bermanfaat bagi saya dan keluarga saya," ucapnya sambil menitikkan air mata.
Reporter: Muslih/Yusuf

INDRAMAYU - Sebanyak 3 kecamatan di Kabupaten Indramayu ditetapkan berstatus tanggap darurat bencana banjir selama 14 hari.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Indramayu Yusron menyebut bahwa MDMC melakukan respon berupa pembagian obat penyakit ringan dan gatal-gatal, pembagian sembako bantuan dari Bupati Indramayu, dan juga menggalang dana bersama Lazismu Indramayu.
Adapun kebutuhan MDMC saat ini adalah air mineral, makanan, popok bayi, makanan bayi, selimut, dan obat-obatan. "Kondisi umumnya saat ini sudah kembali normal. Hampir sudah tidak ada genangan. Hanya saja kebanyakan merasa gatal-gatal," ujarnya melalui pesan tertulis.
Ke-3 kecamatan yang ditetapkan berstatus tanggap darurat antara lain Bangodua, Tukdana, dan Widasari, yang terendam air akibat Sungai Cibuaya meluap di tengah tingginya curah hujan, sejak Senin (4/1/2021). Status atas ke-3 kecamatan tersebut berlaku selama 5-19 Januari 2021 yang dituangkan melalui SK Bupati Indramayu Nomor : 366/Kep.3-BPBD/2021.
"Kami tetapkan tanggap darurat untuk 3 kecamatan, yakni Tukdana, Bangodua, dan Widasari selama 14 hari," kata Plt. Bupati Indramayu, Taufik Hidayat, Rabu (6/1/2021).
Keputusan itu sendiri dikeluarkan sebagai upaya untuk menggerakkan berbagai sumber daya dalam mengatasi banjir di 3 wilayah tersebut.
Banjir tersebut juga mengakibatkan debit air cukup besar hingga membuat Tanggul Rawa Bacin jebol. Aliran Sungai Cibuaya pun bertambah besar setelah mendapat limpahan air dari tanggul tersebut. Air sungai kemudian meluap dan menggenangi permukiman warga.
Dilansir dari ayocirebon.com, pemerintah Kabupaten Indramayu sejauh ini telah mendirikan posko dan dapur umum untuk memenuhi kebutuhan para korban banjir. Pos kesehatan hingga pos relawan pun didirikan untuk membantu.
"Kami juga meminta Balai Besar Wilayah Sungai (BBWS) menormalisasi saluran dan peninggian tanggul di beberapa lokasi yang kritis," pintanya.
Diketahui, selain pemukiman penduduk, banjir pula merendam ratusan rumah warga, jalan raya, hingga areal persawahan. Situasi itu sendiri telah membuat sejumlah korban banjir terserang penyakit, salah satunya di Kecamatan Widarasari.
Penyakit pasca banjir setidaknya menyerang warga asal 2 desa, yakni Kongsijaya dan Widasari. Mereka terutama mengeluhkan gangguan pencernaan. Kepala Puskesmas Widasari, Juhaeriah menyebutkan, setidaknya 5 orang telah mendatangi posko kesehatan akibat gangguan pencernaan. Kondisi itu terjadi akibat mereka berada di atas genangan air sepanjang malam.
"Tapi semua bisa kami tangani di posko kesehatan," ungkapnya.
Reporter: Yusuf

BOJONEGORO - Lazismu Bojonegoro bersama dengan Komando Kesiapsiagaan Angkatan Muda Muhammadiyah (KOKAM) Bojonegoro, Jawa Timur melakukan ekspedisi ke daerah 3T (tertinggal, terdepan, terluar), Minggu (10/1).
Ekspedisi ini dilakukan dalam rangka mengetahui perkembangan Taman Pendidikan Alquran (TPA) di Dusun Bunten, Desa Tondomulo, Kecamatan Kedungadem, Kabupaten Bojonegoro. Ekspedisi ini menghabiskan waktu 1 jam perjalanan dengan jalan kaki menuju lokasi.
Dalam keterangan yang ditulis melalui akun Facebook Lazismu Bojonegoro disebutkan bahwa Lazismu dan KOKAM Bojonegoro harus melewati medan yang sulit dengan berjalan kaki, karena sepeda motor tidak dapat digunakan untuk melewati medan tersebut.
"Desa ini belum banyak yang mengetahui dikarenakan letaknya yang jauh dan sangat terpencil. Akses menuju Dusun Bunten sangat sulit, kondisi jalan masih berupa tanah sehingga ketika musim hujan sangat sulit digunakan untuk beraktivitas," tulis Lazismu Bojonegoro di laman Facebook.
Lazismu beserta KOKAM Bojonegoro menyalurkan bantuan berupa makanan kaleng Rendangmu dan Kornetmu untuk menunjang kebutuhan gizi dari pengurus dan satriwan-santriwati TPA di Bunten.
Di dusun ini terdapat satu TPA, yaitu TPA Jabal Nur denan pengasuh Ustadz Nasta'in dan Ustadz Wawan. TPA ini memiliki 28 santri.
Ustadz Nasta'in berharap agar TPA tersebut dapat terus memberikan pendidikan Islam kepada santri-santrinya.
"Tetapi yang menjadi salah satu penghambat kami adalah kurangnya fasilitas perlengkapan belajar yang belum memadai. Seperti alat tulis, buku, dan Alquran," jelas Ustadz Nasta'in.
Namun, meskipun di tengah keterbatasan, santri-santri TPA Jabal Nur tetap semangat mengikuti pembelajaran di TPA tersebut.
Tim Media Lazismu Bojonegoro, Sartono menyebut bahwa pihaknya akan melakukan pengalangan donasi agar bisa membantu kegiatan dakwah di daerah Tondomulo. Ia menyebut bahwa ekspedisi ini penting mengingat Dusun Bunten merupakan daerah terpencil yang kurang mendapatkan perhatian dari pemerintah.
"Dari sana kita hanya bisa mengambil peranan kecil yaitu dakwah, agar perkembangan Islam di dusun tersebut bisa berjalan dengan baik," ujarnya melalui pesan tertulis kepada lazismu.org.
Ia berharap agar TPA Jabal Nur tetap istiqomah melakukan syiar Islam dan bisa menghasilkan insan-insan yang baik.
Reporter: Yusuf

ENREKANG - Lazismu Enrekang menggelar Rapat Kerja Daerah di Aula Kafe Latimojong, Enrekang, Sulawesi Selatan, Minggu (10/1).
Rakerda kali ini mengusung tema "Mewujudkan Lazismu Enrekang yang Handal dan Terpercaya".
Dilansir dari Tribun Enrekang, dalam Rakerda tersebut disampaikan bahwa Lazismu Enrekang cukup berhasil dalam membangun kepercayaan kepada para muzakki dan munfik.
Hal ini dibuktikan dengan kemampuannya mengumpulkan zakat, infak, sedekah dan dana sosial keagamaan lainnya (ZIS) hingga mencapai Rp 2 miliar di tahun 2020.
"Kita harap agar Lazismu tren pengumpulannya terus meningkat dari tahun ke tahun," ujar Ketua Lazismu Enrekang, Nurdin Rauf, Minggu (10/1).
Sementara itu, Pimpinan Baznas Enrekang, Ilham Kadir yang menjadi pemateri utama dalam Rekerda Lazismu Enrekang memberi arahan agar para amil bisa bekerja cerdas dan optimal.
"Menjadi amil itu sama dengan menjadi dai yang mengajak umat Islam menjalankan syariat zakat, infak, dan sedekah," ujarnya.
Karena itu, imbuhnya, sebagai dai harus totalitas dalam bekerja dan didahului dengan penguasaan ilmu dan managemen pengelolaan zakat. Menurutnya ada beberapa hal yang harus dipahami sebagai amil.
"Amil di Lazismu harus punya target, program, pengendalian program, program unggulan, strategi marketing, proses yang didukung dengan SDM para amil, infrastruktur yang memadai, dan evaluasi program yang diadakan secara rutin," papar Dewan Pembina Ikatan Beasiswa Baznas RI ini.
Dosen UNIMEN ini juga menyampaikan bahwa Lazismu tidak bisa berjalan sendiri-sendiri tapi harus bersinergi dengan Baznas.
"Banyak program pendistribusian ZIS yang bisa dikerjasamakan dengan Baznas, khususnya di Bulan Ramadhan atau pada masa kurban," Tambahnya.
Lazismu Enrekang diharapkan akan menjadi lembaga zakat yang profesional, akuntabel, dan amanah sehingga para muzakki makin percaya untuk menyisihkan sebagian harta agar didistribusikan dan didayagunakan oleh Lazismu Enrekang.

SUMEDANG - Bencana tanah longsor menimpa Dusun Bojong Kondang, Desa Cihanjuang, Kecamatan Cimanggung, Kabupaten Sumedang, Senin, (9/1).
Tanah longsor ini disebabkan oleh hujan dengan intensitas tinggi pada sekitar pukul 16.00 WIB. Tanah longsor berasal dari tebing setinggi 20 meter dan menimpa 14 rumah.
Longsor susulan pun terjadi sekitar pukul 19.30. Petugas juga dilaporkan ada yang tertimbun serta mengalami luka-luka.
Ketua Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Sumedang Alfitriyanto menyebut bahwa pasca mendengar berita tersebut, MDMC langsung membentuk pos koordinasi dan pos layanan, melakukan asesmen, dan membantu evakuasi korban.
"Luka ringan sebanyak 25 orang, korban yang belum ditemukan ada 27 orang," ujarnya melalui pesan tertulis.
Ia menyebut bahwa MDMC Sumedang membutuhkan bantuan logistik, perlengkapan relawan seperti sepatu, jas hujan, dan lain-lain. MDMC juga membutuhkan obat-obatan, medis, dan sembako untuk membantu korban terdampak tanah longsor.
"Korban yang selamat dan luka ringan mengungsi ke RT 3/6. Tim medis dari relawan Muhammadiyah" imbuhnya.
Selain dilanda tanah longsor, Sumedang juga dilanda banjir. Menurutnya, jumlah korban terdampak banjir di Desa Cihanjuang sebanyak 400 keluarga. Sedangkan di Desa Sukada ada 580 keluarga.
Alfitriyanto menjelaskan bahwa ada 100 pengungsi akibat banjir yang mengunsi di RT 3/6. Para pengungsi tersebut per hari ini pulang ke rumah masing-masing untuk membersihkan bekas banjir di rumah masing-masing. Tidak ada korban jiwa dalam bencana banjir tersebut.
Sementara itu, Staff Program Lazismu Jawa Barat Yosis Salman menyebut bahwa Lazismu Jawa Barat memberikan bantuan medis berupa obat-obatan dan pemberangkatan tim medis gabungan antara MDMC dan Universitas 'Aisyiyah Bandung. Tim medis tiba di lokasi pasca terjadi longsor dan masih akan bertahan hingga besok.
Dilansir dari JPNN, Sebanyak 15 jenazah akibat tanah longsor yang sudah ditemukan antara lain Suhanda (MP Cimanggung), Cahyo Riyadi (Basarnas), Diding (warga Bojong Kondang), Dudung (warga Bojong Kondang), Yedi (Kasi Kedaruratan BPBD Kabupaten Sumedang), Wildan (Babakan Limus), Yani (Babakan Limus), Nardianto (Perum SBG RT 04 / RW 14), Engkus Kuswara, Kapten Inf Setyo Pribadi (Danramil Cimanggung), Beni Heriyanto, Nurdin, Dani, dan dua lainnya yang belum teridentifikasi.
Reporter: Yusuf

