

SUKOHARJO - Siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo melakukan galang dana di Simpang Lima Sukoharjo, Senin (15/2).
Galang dana tersebut diikuti oleh seluruh organisasi intra yang ada di SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, antara lain Ikatan Pelajar Muhammadiyah, Palang Merah Remaja, Pleton Khusus, Hizbul Wathan, dan Tapak Suci Putra Muhammadiyah.
Wakil Kepala Sekolah Bagian Kesiswaan SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Zaenal Arifin menyebut bahwa para siswa tersebut berhasil mengumpulkan dana sebesar Rp. 17.178.300 dan langsung diserahkan kepada Lazismu Sukoharjo pada hari Rabu (17/2).
Ia menyebut galang dana tersebut bertujuan untuk membantu masyarakat yang tertimpa bencana di seluruh Indonesia yang beberapa bulan ini menimpa diberbagai daerah seperti Gempa di Sulbar, banjir Kalimantan, tanah longsor di semarang dan beberapa daerah di Jawa Tengah khususnya.
"Untuk meringankan beban saudara sebangsa dan setanah air yang tertimpa musibah bencana," ujarnya melalui pesan tertulis.
Dana diserahkan secara langsung oleh Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo, Bambang Sahana dan didampingi waka kesiswaan Zaenal, diterima oleh Eksekutif Program dan Media Lazismu Sukoharjo, Muslih Nur.
Saat ditemui disela-sela kesibukannya, Muslih menyampaikan ucapan terimakasih kepada seluruh warga sekolah dan mengapresiasi inisiatif siswanya yang melaksanakan penggalangan dana tersebut.
"Saya sangat mengapresiasi gerakan yang diinisiasi oleh siswa-siswi SMK Muhammadiyah 1 Sukoharjo dalam penggalangan dana tersebut," ujarnya.
Ia juga menambahkan bahwa meskipun masih dalam masa pandemi, respon masyarakat dalam menyalurkan infak untuk kemanusiaan masih cukup tinggi. Hal tersebut dibuktikan dengan total dana yang dikumpulkan relatif tinggi.
"Alhamdulillah pertanggal 18 Februari dana kemanusiaan yang dititipkan melalui Lazismu Sukoharjo mencapai Rp. 369.868.744, kami ucapkan terimakasih kepada seluruh masyarakat Kabupaten Sukoharjo yang sudah mempercayakan melalui Lazismu," pungkasnya.
Reporter: Yusuf

PALEMBANG - Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumatra Selatan meresmikan 12 Kantor Layanan Lazismu yang tersebar di Kota Palembang, di lapangan parkir Gedung dakwah PDM Palembang Balayudha, Jumat (12/2).
Ketua Lazismu Kota Palembang Syarif Ali S.P mengatakan ada tiga program yang akan menjadi fokus Lazismu Kota Palembang kedepannya. Tiga program tersebut adalah pendidikan dan kesehatan; ekonomi; serta dakwah, sosial dan kemanusiaan.
Ia juga berharap agar penyaluran tidak hanya membagikan, namun juga memberdayakan. Dengan demikian, seorang mustahik atau penerima zakat dapat menjadi muzzaki di masa yang akan datang.
"Kita juga punya program beasiswa mentari untuk anak sekolah. Di kesehatan kita ada ambulans. Kita juga menyiapkan 1.000 UMKM dari sisi ekonomi," ujarnya sebagaimana dilansir dari Tribun.
Menurut keterangan Syarif, potensi kehadiran Kantor Layanan Lazismu untuk menampung dan mengelola potensi dana umat seperti zakat, infak, da sedakah cukup besar.
“Potensi dana umat seperti zakat, infaq, dan sedekah sangat besar untuk dapat dihimpun dari masyarakat terutama lingkungan Muhammadiyah di Kota Palembang,” imbuh Syarif.
Pada saat yang sama, Ketua Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Sumsel, Prof. Dr. Romli SA., M.Ag dalam kata sambutan mengapresiasi dan menyambut baik atas terobosan Lazismu untuk upaya penghimpunan dana umat tersebut.
Menurutnya, layanan seperti ini akan berdampak pada manajemen yang lebih tertib. Masyarakat dapat langsung menyampaikan zakat, infaq dan sedekahnya kepada lembaga yang terpercaya.
Romli mengingatkan agar pengurus memberikan wawasan kepada amil tentang zakat infak dan sedekah.
"Selama ini sudah 10 tahun berdiri, Lazismu hanya dikenal oleh masyarakat Muhammadiyah. Kini kita ingin agar dapat lebih berkembang hingga ke masyarakat luas," ujarnya.
Menurut Romli, di lingkungan internal Muhammadiyah ada potensi zakat sekitar Rp.2 Milyar per tahun yang dapat dikumpulkan melalui anggota amal usaha di setiap sekolah.
Dia menambahkan bahwa himpunan dana umat dapat dilakukan melalui kepala sekolah, misalnya satu murid menitipkan Rp. 20.000 pada pembayaran awal per tahun dikalikan sekitar 12.000 siswa Muhammadiyah di Palembang.
"Jadi kepala sekolah itu harus aktif dalam menghimpun dana khusus zakat, agar nantinya semakin banyak orang-orang yang dapat terbantu," ujarnya.

PAREPARE - Bertepatan hari ulang tahun ke 61 kota Parepare yang jatuh pada tanggal 17 Februari 2021, Lazismu Kota Parepare bersama Yatasan Baitul Maal (YBM) UP3 PLN Parepare memberikan kado berupa School Kit (Kelengkapan belajar) kepada puluhan siswa SD se kota Parepare yang masuk dalam keluarga yatim dan dhuafa.
Di Kantor Lazismu Parepare, Jln Jend Ahmad Yani KM 2 Parepare, puluhan siswa didampingi orang tua/wali siswa menerima paket School Kit sebagai kado Ulang Tahun yang ke-61 Kota Kelahiran Presiden Ketiga Prof Bj Habibie ini.
Sekretaris Lazismu Parepare Saeful Amir menyebut program kerjasama antara Lazismu Parepare dengan YBM PLN area Parepare bertujuan untuk mensupport para siswa yatim dan dhuafa agar tetap semangat belajar dalam masa pandemi Covid-19.
"Terima kasih banyak kami haturkan kepada pimpinan YBM PLN atas Zakat yang diberikan melalui Lazismu Parepare," ujarnya.
Hj Erna Rasyid Taufan, SE, M.Pd ketua Lazismu Parepare menyampaikan apresiasi kepada keluarga Besar PLN area Parepare atas kerjasamanya.
"Ini adalah bentuk kepedulian Lazismu Parepare dan YBM PLN kepada anak-anak yang tidak mampu. Maka kami berikan School kit berupa perangkat pembelajaran, agar anak-anak ini tetap semangat belajar yang selama ini belajar walaupun daring dimasa pandemi," ujar Erna.

SIDOARJO - Beberapa Relawan Muhammadiyah yang terdiri dari unsur MDMC, Lazismu, Hizbul Wathan, dan KOKAM Sidoarjo memberikan nasi bungkus kepada masyarakat terdampak banjir Sidoarjo, Sabtu (20/2).
Koordinator aksi lapangan Zainal Arifin menyebut bahwa nasi bungkus tersebut adalah makan siang dan makan malam masyarakat terdampak di Desa Kedung Banteng, Banjar Asri, dan Banjar Panji, Sidoarjo.
Sejak Senin hingga Rabu (15-17/2), huan deras mendera Sidoarjo. Kondisi saluran pembuangan yang kurang baik dan air laut yang pasang menyebabkan banjir melanda beberapa desa. Banjir yang cukup parah terjadi di Kecamatan Tanggulangin, khususnya di desa Kedung Banteng, Banjar Asri, dan Banjar Panji.
“Sampai Jumat air masih menggenang sehingga banyak yang belum bisa beraktivitas seperti masak dan MCK,” ungkap Zainal Arifin, Komandan KOKAM Sidoarjo sebagaimana dilansir dari pwmu.
Pembagian nasi bungkus berlangsung cukup dramatis. Selain berjalan di atas air—bahkan ada yang setinggi paha orang dewasa—para relawan juga harus menerobos hujan.
“Saat pembagian siang tidak hujan sehingga relatif aman. Tapi saat pembagian sore hujan deras kembali turun sehingga terpaksa kita bagikan sambil menerobos hujan”, papar pria yang juga kader Tapak Suci itu.
Ketua MDMC Sidoarjo Ir Mahfudz menegaskan pihaknya akan melanjutkan pembagian nasi bungkus pada hari Sabtu dan Ahad (20-21/2). Sedangkan pada hari Senin akan dilakukan pembagian sembako.
“Ini untuk tanggap darurat saja. Kami bagikan nasi bungkus siang dan malam di hari Sabtu dan Ahad. Setiap kali membagikan 150 bungkus,” terang ayah tiga anak ini.
Jumlah itu atas masukan dari Pimpinan Ranting Aisyah (PRA) di tiga desa tersebut, berdasarkan data yang mereka himpun dari pelaksanaan program bantuan yang Aisyiyah rutin melakukannya.
“Maka kami memperoleh data tersebut. Kami mengundang PRA tiga desa itu agar tanggap darurat ini tepat sasaran,” lanjutnya.
Mahfudz menerangkan, Lazismu Sidoarjo yang mendukung semua dana untuk kegiatan. Semua angkatan muda Muhammadiyah seperti Pemuda Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah, Hizbul Wathan, Tapak Suci, IPM, dan IMM, juga membantu MDMC di lapangan.

LAZISMU.ORG - Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) bersama dengan Lazismu menyalurkan dana kebencanaan sebesar Rp. 2.988.377.861,-. Selain itu, masih ada dana yang akan digunakan untuk tahap rehabilitasi pasca bencana.
Total penerima manfaat dana kebencanaan yang sudah disalurkan tersebut meliputi 268.210 jiwa sepanjang bulan Januari & Februari 2021. Dana tersebut adalah total bantuan dana dan logistik yang dirupiahkan.
268.210 jiwa penerima manfaat tersebut terbagi menjadi 5.634 penerima manfaat pembersihan dampak bencana, 2.315 jiwa penerima manfaat psikososial, 4.368 penerima manfaat pelayanan kesehatan, 670 jiwa penerima manfaat operasi evakuasi dan penyelamatan, 80 jiwa hunian darurat, 33.869 jiwa penerima manfaat distribusi logistik, 154.439 jiwa penerima manfaat makanan siap saji, 336 jiwa penerima manfaat sosialisasi, 51.630 jiwa penerima manfaat air bersih, 14.842 jiwa penerima manfaat distribusi masker, dan penerima manfaat jembatan darurat yang jumlahnya tak terhitung.
Adapun tim respon bencana Muhammadiyah terdiri dari 2.271 orang. Terbagi menjadi 23 personil psikososial, 3 personil tim asistensi, 75 personil tim kesehatan, 2.061 personil relawan umum, 11 personil manajemen posko, 47 personil dapur umum, 4 personil driver, 21 personil tim sar, 2 personil tim media, dan 24 personil tim logistik.
Sepanjang Januari - Februari 2021, di Indonesia ada 35 titik banjir, 8 titik tanah bergerak, 2 titik tanah longsor, 1 titik gempa, 5 titik erupsi gunung, 1 titik kebakaran, dan 1 titik angin kencang.
Ketua MDMC Budi Setiawan bersyukur karena MDMC dan Lazismu bisa mengumpulkan dan mendistribusikan dana bantuan dengan angka yang cukup besar. Ia menyebut korban bencana tidak hanya mendapatkan bantuan ketika terjadi bencana, tetapi juga pasca bencana.
"Misalnya, di Lombok kita bangun hunian sementara (huntara). Jadi kita tidak hanya memberikan ketika bencana, tetapi juga pasca bencana," ujarnya.
Selain itu, Budi juga menyampaikan bahwa MDMC memiliki alokasi anggaran untuk pelatihan yang bertujuan untuk penguatan kapasitas wilayah bencana. Sehingga masyarakat di berbagai daerah dapat semakin kuat menghadapi bencana.
Menurutnya ini penting mengingat bencana yang sering terjadi tanpa mengenal waktu. MDMC bersama Lazismu menyalurkan dana tidak hanya dalam bentuk bantuan langsung, tetapi juga berupa pelatihan ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
"Lazismu masih harus terus melakukan penggalangan dana agar Lazismu memiliki simpanan untuk menyiapkan kemungkinan bencana yang akan terjadi di berbagai daerah. Tahun ini kita mendapatkan peringatan badai La Nina, peningkatan curah hujan dengan begitu tinggi. Kemarin di Kalsel, sekarang Jawa," imbuhnya.
Maka, MDMC bersama Lazismu harus bisa menggunakan ilmu pengetahuan untuk memprediksi bencana, dan memberikan bantuan kebencanaan secara terprogram sehingga bisa bermanfaat bagi masyarakat.
Reporter: Yusuf

BEKASI - 3 Desa di Kecamatan Pebayuran, Kabupaten Bekasi terdampak banjir dari jebolnya tanggul kali Citarum yaitu Karang Harja, Sumber Urip dan Karang Segar, Minggu (21/2).
Banjir tersebut dirasakan dampaknya oleh sekitar 90.000 jiwa. Di antaranya adalah 6.000 KK di Karang Harja. Menurut keterangan dari Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) Kota Bekasi, warga sementara mengungsi di tanggul Citarum dan tanggul irigasi.
MDMC bersama dengan Tim SAR lain sampai saat ini masih terus mengevakuasi warga. Mereka sedikit terhambat karena kondisi derasnya arus. Pada saat yang sama, ada beberapa warga belum tersentuh logistik.
Dalam rilis resmi MDMC tersebut dijelaskan bahwa yang dibutuhkan segera oleh masyarakat antara lain dapur umum, makanan siap saji, PLP, genset, dan air bersih.
Hal ini juga dikonfirmasi oleh BNPB. Raditya Jati, Kepala Pusat Data Informasi dan Komunikasi Kebencanaan BNPB menyebut banjir tersebut mengakibatkan 5 unit rumah hanyut. Tinggi air dilaporkan mencapai 100-250 cm.
Raditya mengatakan banjir juga terjadi di Kabupaten Kerawang. Menurut Raditya, banjir di Karawang juga disebabkan karena Sungai Citarum jebol dan curah hujan tinggi.
"Berdasarkan pantauan Tim Reaksi Cepat (TRC) BNPB banjir Kabupaten Karawang pada Sabtu (20/2), pukul 22.00 WIB, sebanyak 34 desa di 15 kecamatan terdampak banjir. Banjir disebabkan, antara lain, akibat hujan intensitas tinggi dan luapan Sungai Citarum," ungkapnya sebagaimana diwartakan oleh Detik.
Adapun 15 kecamatan yang terdampak banjir di Karawang ialah Kecamatan Rengasdengklok, Telukjambe Barat, Tirtajaya, Pedes, Cikampek, Purwasari, Ciampel, Pangkalan, Klari, Tempuran, Tirtamulya, Jatisari, Rawamerta, Karawang Barat, dan Cilamaya Wetan. Warga terdampak mencapai 9.331 keluarga atau 28.329 jiwa, sedangkan 1.075 keluarga atau 4.184 jiwa mengungsi.
Reporter: Yusuf

