

SIDOARJO - KL Lazismu SMA Muhammadiyah 2 Sidoarjo (SMAMDA) menyalurkan bantuan untuk korban banjir di Nganjuk dan Jombang, Selasa (23/2).
Sebelumnya, KL Lazismu SMAMDA telah berdonasi Rp 25 juta untuk gempa Sulawesi Barat dan banjir Kalimantan Selatan. Tim tersebut berangkat langsung ke Jombang dan Nganjuk.
Kepala SMAMDA Sidoarjo Wigatiningsih MPd melepas langsung keberangkatan tim. Ia menyebut bahwa hal ini adalah perjalanan muhibah, berbagi dengan saudara di Nganjuk dan Jombang.
Wigati menyebut SMAMDA akan terus berusaha memberikan manfaat dan meringankan beban saudara-saudara sebangsa yang mendapat musibah.
Tim pergi dengan membawa 100 paket sembako. KLL Smamda menghimpun bantuan itu dari warga SMAMDA dan masyarakat umum. Separuh dari jumlah itu untuk ke Nganjuk, separuhnya lagi ke Jombang.
Ketua KL Lazismu SMAMDA Arrida Zulfiah menyampaikan bahwa donasi yang diberikan adalah paket sembako dan bumbu masak siap saji.
“Hal yang tak biasa dalam paket sembako ini adalah paket bumbu masak siap saji yang kami himpun dari produksi bumbu masak rumahan terkenal di Sidoarjo,” ungkapnya sebagaimana diwartakan oleh pwmu.
Tiba di Nganjuk, KL Lazismu SMAMDA Sidaorjo mendapat sambutan hangat dari Lazismu Nganjuk. Ketua Lazismu Jatim Zainul Muslimin yang ikut hadir ikut merasa bangga dengan kiprah KL Lazismu SMAMDA.
“Ini untuk memberi semangat kepada Lazismu daerah agar membentuk KLL di sekolah seperti SMAMDA. Selain untuk menampung ZIS (zakat, infak, dan sedekah) dari wali murid juga bisa membantu untuk beasiswa,” terang dokter hewan lulusan IPB ini.
Dilansir dari PWMU, di Jombang bantuan disalurkan di Dusun Kalipuro Desa Bandar Kedungmulyo, Kecamatan Bandar Kedungmulyo, melalui seberang sungai yang tanggulnya jebol.
“Ini sengaja dilewatkan belakang karena kalau dari depan nanti dicegat dan tidak sampai ke RT paling belakang,” terang Wildan Bakhtiar, satpam SMAMDA yang putra asli desa tersebut.
Jadi, mobil berhenti di seberang sungai. Bantuan kemudian diangkut dengan gerobak dorong ke seberang sungai. Selanjutnya dinaikkan Tossa.
Karena sempitnya jalan, mobil rombongan harus jalan mundur 100 meter agar bisa berputar dan kembali ke jalan.

PEKANBARU - Pada hari Senin (22/02) Himpunan Mahasiswa (Hima) Tadris IPA Fakultas Tarbiyah Universitas Islam Negeri (UIN) Sultan Syarif Kasim Riau (Suska) menyalurkan bantuan untuk korban bencana alam gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Barat melalui Lazismu Pekanbaru.
Ketua Hima Tadris IPM Muhammad Arsyad menyebut bahwa tujuan galang dana tersebut adalah untuk bisa berbagi rasa suka dan duka kepada mereka yang tertimpa bencana alam.
“Galang dana ini dilaksanakan selama tiga hari. Yaitu hari Kamis, Jum’at dan Sabtu dengan total perolehan Rp 3.000.000,-,” jelasnya.
Ia berharap korban terdampak bencana gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan dapat sedikit terbantu dengan donasi tersebut.
Sementara itu, Direktur Lazismu Pekanbaru Agung Pramuryantyo S. Fil juga mengatakan hal yang sama. Menurutnya, donasi tersebut adalah bentuk kepedulian mahasiswa UIN Sultan Syarif Kasim Riau atas bencana yang menimpa beberapa tempat di Indonesia.
“Hari ini kita kembali menerima dana kemanusiaan yang dihimpun oleh mahasiswa dari HIMA IPA UIN Sultan Syarif Kasim yang amanahnya diberikan kepada korban bencana alam gempa di Sulawesi dan banjir di Kalimantan. Ini sebagai bentuk kepedulian teman teman mahasiswa atas kesulitan saudara saudara kita yang berada di daerah lain. Semoga ini akan menguatkan ukhuwah dan persatuan di negeri ini,” ujar Agung.
Ia juga mengucapkan terimakasih telah mempercayakan Lazismu Pekanbaru sebagai wadah penyaluran dana yang telah dihimpun untuk korban bencana alam.
Reporter: Yusuf

YOGYAKARTA - Lazismu Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) melakukan penandatanagan kerja sama dengan Bank BPD Syariah DIY. Penandatanganan dilakukan di acara puncak milad Bank BPD Syariah DIY ke 14 pada jumat, (19/02) di gedung Bank BPD DIY.
Dilansir dari laman resmi Lazismu DIY, Direktur utama PT Bank BPD DIY, Santoso Rohmad menuturkan bahwa dalam rangka melanjutkan dan meningkatkan perkembangan ekosistem ekonomi syariah, masyarakat perlu meningkatkan penghimpunan dari potensi Zakat, Infaq, Shodaqoh (ZIS) bersama lembaga zakat, salah satunya dengan lazismu.
“Kami percaya potensi ZIS cukup besar di masayarakat dan juga dari pengusaha. Dan jika terorganisasi dengan baik, bisa mendorong pertumbuhan ekonomi dari sisi syariah," jelasnya.
Menurut keterangannya Melalui fitur QRIS Ultimate Automated Transaction (QUAT) PT Bank BPD DIY bisa melakukan transaksi non tunai, tidak hanya transaksi niaga atau lainnya, tapi juga bisa digunakan untuk infaq, sedekah, maupun zakat,
Sementara itu, Manager Regional Lazismu DIY, Marzuki mengatakan perjanjian kerjasama ini merupakan salah satu wujud dari pola kerjasama yang di bangun lazismu DIY serta memberikan kemudahan bagi muzaki untuk melakukan donasi, atau membayar zakat.
“Alhamdulillah dan terima kasih kepada bank BPD Syariah DIY atas kepercayaanya sehingga lazismu bisa menjalin kerjasama, semoga kerjasama ini bisa memberikan manfaat selain untuk memudahkan muzaki juga harapannya bisa bermanfaat untuk mustahik," ujar Marzuki.
Ia menambahkan, lingkup kerjasama ini tidak hanya pada sisi peningkatan penghimpunan ZIS, tapi juga pada pendistribusian dan pendayagunaannya baik dari dana ZIS ataupun CSR Bank BPD DIY Syariah yang bisa dikerjasamakan.
“Dalam pendistribusian dan pendayagunaan lazismu memiliki 6 pilar program seperti Ekonomi, Pendidikan, Kesehatan, Keagamaan, Sosial Kemanusiaan, Dakwah dan Lingkungan,” imbuhnya.
Dalam acara tersebut, BPD Syariah dan Lazismu juga melakukan penggalangan dan donasi secara virtual dengan memanfaatkan apliaksi QUAT yang diikuti oleh udangan baik yang langsung maupun via webinar.

JAKARTA - Masyarakat Ekonomi Syariah (MES) menyalurkan dana senilai Rp 50 juta melalui Lazismu untuk disalurkan kepada korban bencana gempa bumi di Sulawesi Barat, Selasa (16/2).
Penyerahan dilakukan di Kantor MES di Jl. Tebet Dalam IV E No.70, RT.20/RW.1, Tebet Bar., Kec. Tebet, Kota Jakarta Selatan. Dana diserahkan secara langsung oleh Sekretaris Jenderal Pengurus Pusat MES Iggi H. Achsien dan diterima oleh Direktur Pendistribusian dan Fundraising Lazismu Pusat Edi Muktiono.
Menurut keterangan Edi, selain menyalurkan melalui Lazismu, MES juga menyalurkan dana melalui Lazisnu dengan jumlah yang sama. Kerja sama antara MES dengan Lazismu ini adalah kerja sama yang pertama kali dilakukan.
Dalam penyalurannya, Lazismu Pusat akan berkoordinasi dengan Lazismu Sulawesi Barat agar dana dapat sampai ke sasaran dengan tepat.
"Kita sedang proses pengiriman ke Lazismu Sulawesi Barat. Nanti Lazismu Sulawesi Barat akan menyalurkan. Kemungkinan akan kita gunakan untuk rehabilitasi dan rekonstruksi masjid dan madrasah yang rusak karena gempa," ujar Edi.
Lazismu Sulawesi Barat juga akan melakukan koordinasi dengan MES Sulawesi Barat untuk bersama-sama menyalurkan ke penerima manfaat. Menurut Edi, pekan ini penyaluran akan segera dilakukan.
"Kita laksanakan segera. Kita juga sedang identifikasi masjid mana dan sekolah mana yang akan kita berikan bantuan," imbuhnya.
Sebagaimana diketahui, Lazismu bersama MDMC telah menyalurkan dana hampir 3 M untuk bencana gempa bumi di Sulawesi Barat dan banjir di Kalimantan Selatan. Ketua MDMC Budi Setiawan bersyukur karena MDMC dan Lazismu bisa mengumpulkan dan mendistribusikan dana bantuan dengan angka yang cukup besar. Ia menyebut korban bencana tidak hanya mendapatkan bantuan ketika terjadi bencana, tetapi juga pasca bencana.
"Misalnya, di Lombok kita bangun hunian sementara (huntara). Jadi kita tidak hanya memberikan ketika bencana, tetapi juga pasca bencana," ujarnya.
Selain itu, Budi juga menyampaikan bahwa MDMC memiliki alokasi anggaran untuk pelatihan yang bertujuan untuk penguatan kapasitas wilayah bencana. Sehingga masyarakat di berbagai daerah dapat semakin kuat menghadapi bencana.
Menurutnya ini penting mengingat bencana yang sering terjadi tanpa mengenal waktu. MDMC bersama Lazismu menyalurkan dana tidak hanya dalam bentuk bantuan langsung, tetapi juga berupa pelatihan ketangguhan masyarakat terhadap bencana.
Reporter: Yusuf

PURBALINGGA - Bencana tanah bergerak dan longsor melanda lima desa di tiga kecamatan di Kabupaten Purbalingga di bulan Desember 2020 dan Januari 2021. Bencana tanah bergerak ini berlansung cukup lama, mulai terjadinya berbeda-beda dan menimbulkan kerusakan pada rumah-rumah warga.
Di Kecamatan Kaligondang ada 3 desa terdampak. Yaitu Desa Sidanegara sejak 12 Desember 2020, Desa Arenan sejak 4 Januari 2021, dan Desa Slinga tanah bergerak disertai longsor sejak 14 Januari 2021. Lalu Kecamatan Karangmoncol di Desa Pepedan, tanah bergerak disertai longsor sejak 5 Desember 2020 dan Kecamatan Pengadegan di Desa Tumanggal tanah bergerak sejak 4 Desember 2020.
Akibat bencana tersebut, 29 rumah rusak berat dengan jumlah terbanyak ada di Desa Tumanggal sebanyak 24 rumah, 1 mushola dan 1 bangunan PAUD juga terdampak. Sebanyak 799 jiwa warga terdampak dengan jumlah terbanyak di Desa Tumanggal yaitu 672 jiwa. Desa Tumanggal memang menjadi wilayah terdampak paling parah.
Menyikapi bencana tersebut, MDMC Purbalingga bertindak dengan mendirikan pos koordinasi di Kantor PDM Purbalingga dan mendampingi warga terdampak di kelima titik lokasi terjadinya bencana.
Dilansir dari pwmjateng, Ketua MDMC Purbalingga, Suprapto menyampaikan pihaknya mulai melaksanakan turun ke lokasi bencana di Desa Tumanggal sejak tanggal awal terjadinya bencana tanggal 4 Desember 2020.
“Tanggal 4 Desember 2020 kami turun membantu evakuasi warga terdampak, tanggal 8 Desember kami putuskan mendirikan pos koordinasi di kantor PDM Purbalingga. Hingga saat ini kami masih mendampingi warga Desa Tumanggal,” katanya.
Suprapto menambahkan sejak Desember 2020 tersebut, pihaknya sudah melaksanakan berbagai layanan untuk warga terdampak.
“Kami melaksanakan layanan-layanan distribusi bantuan logistik, pemeriksaan kesehatan gratis, pendampingan psikososial, pendampingan UMKM, sosialisasi Perilaku Hidup Bersih dan Sehat (PHBS), pembentukan jamaah tangguh bencana dan pendirian hunian sementara,” imbuhnya.
Berdasarkan laporan situasi yang disusun oleh MDMC Purbalingga, pemeriksaan kesehatan gratis melibatkan tenaga medis dari RS PKU Muhammadiyah Purbalingga dan sudah memberi layanan kepada 672 warga. Pendampingan psikososial melibatkan 25 anak, 45 orang mendapatkan pendampingan UMKM, dan 45 orang mendapatkan pendampingan spiritual.
Untuk huntara, ada 9 Kepala Keluarga (66 jiwa) yang membangun huntara secara mandiri. Sementara MDMC Purbalingga didukung penuh oleh Lazismu setempat saat ini sudah hampir merampungkan pembangunan huntara sebanyak 13 unit beserta fasilitas MCK berlokasi di Desa Tumanggal. Suprapto menambahkan huntara tersebut dikerjakan secara bergotong royong bersama warga terdampak.
“Huntara di Tumanggal saat ini sudah dalam proses finishing yaitu pengecatan dan merapikan bagian-bagian yang masih belum selesai. Rencananya huntara ini akan kami resmikan tanggal 28 Februari 2021 nanti,” pungkasnya.
Untuk jangka panjang MDMC Purbalingga masih berencana membangun huntara di 4 titik lokasi lainnya yaitu Sidanegara 4 unit, Pagerandong 5 unit, Arenan 2 unit, Slinga 3 unit. Selain itu juga akan membentuk kelompok pengajian dan terus melaksanakan program bina UMKM.
(Tim Media MDMC/Yusuf)

LAZISMU.ORG - Majelis Pelayanan Sosial (MPS) PP Muhammadiyah bersama dengan Lazismu PP Muhammadiyah menggelar Program Ekonomi Inklusi.
Program Ekonomi Inklusi yang berjalan selama tiga bulan sejak Januari hingga Maret 2021 ini adalah pemberian modal usaha sekaligus pendampingan terhadap penyandang disabilitas dalam hal usaha mikro.
Koordinator Program Ekonomi Inklusi Dedi Warman menyebut bahwa program ini bertujuan untuk membantu penyandang disabilitas yang memiliki usaha agar usahanya semakin berkembang, meningkatkan kapasitas, dan semakin mandiri.
Selain bantuan modal, Majelis Pelayanan Sosial juga melakukan pendampingan teknis kepada pemilik usaha. MPS juga memberikan pelatihan-pelatihan seperti pelatihan wirausaha, marketing, dan lain-lain.
"Tiga bulan ini akan kita monitor secara terus-menerus. Rata-rata mereka sudah punya usaha, dan diajukan ke kita. Lalu kita eksekusi dengan bantuan pendanaan dari Lazismu," ujar Dedi kepada lazismu.org.
Menurut keterangan Dedi, program ini dilaksanakan di berbagai provinsi di Indonesia, antara lain Nangroe Aceh Darussalam, DKI, Jawa Barat, Banten, Jawa Timur, Jawa Tengah, dan DIY.
"Nanti kita lihat outputnya. Kita akan buatkan profil usaha, lalu bisa dijadikan direktori usaha disabilitas binaan Muhammadiyah. Tapi yang jelas, program ini akan terus berlanjut ke depan karena disabilitas ini merupakan tanggung jawab MPS dan Lazismu," imbuhnya.
Sebelumnya, MPS sering melakukan pendampingan terhadap penyandang disabilitas. Namun, program ini adalah program pertama MPS untuk pendampingan disabilitas dalam hal pemberian modal usaha dan pendampingan ekonomi.
Dedi menyebut penyandang disabilitas sudah mandiri dan sudah banyak yang memiliki usaha. Namun, mereka tetap perlu disupport agar semakin berkembang. Hal ini karena banyak bantuan yang diberikan kepada penyandang disabilitas adalah dalam bentuk keperluan pribadi. Sedangkan tidak banyak sumbangan dalam bentuk modal usaha produktif yang dapat dikembangkan.
Menurut Dedi, pemerintah dan masyarakat perlu memenuhi hak-hak penyandang disabilitas terutama di ruang publik. Misalnya, akses kursi roda di berbagai fasilitas publik. Disabilitas tidak boleh dianggap sebagai sebuah bencana. Agar, secara sosial bisa diterima secara lebih luas.
"Negara sedang berproses untuk memenuhi hak-hak mereka. Saya berharap tidak ada ketimpangan dalam hal pelayanan publik. Mereka ini harus diberi ruang oleh pemerintah," imbuh Dedi.
Selama ini, imbuh Dedi, ada kebijakan-kebijakan pemerintah yang cenderung diskriminatif. Misalnya dalam penerimaan karyawan di berbagai lembaga pemerintah. Rata-rata penerimaan karyawan menafikan penyandang disabilitas. Padahal para penyandang disabilitas juga memiliki skill-skill tertentu.
"Ada yang ahli IT, ada yang PhD, ada yang selesai pasca sarjana, orang-orang ini apakah disuruh jual gorengan juga? Kan keahlian mereka harus dimanfaatkan agar semakin berkembang," tegasnya.
Kabar baiknya, PNS sudah memiliki kuota untuk penyandang disabilitas. Selain itu, Polri juga akan memulai membuka peluang untuk penyandang disabilitas. Namun belum ada tanda-tanda positif di lembaga yang lain.
Reporter: Yusuf

