

JAKARTA -- Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah meluncurkan program 1000 Cahaya. Peluncuran program tersebut berangkat dari krisis perubahan iklim yang melanda dunia, termasuk Indonesia. Sementara program Energi Baru Terbarukan (EBT) yang ramah lingkungan dianggap masih jauh dari ideal, maka dibutuhkan aksi nyata untuk menyelamatkan bumi.
Ketua MLH PP Muhammadiyah, Azrul Tanjung dalam acara peluncuran program tersebut di Gedung Pusat Dakwah Muhammadiyah, Jalan Menteng Raya No.62 Jakarta pada Senin (06/05) mengatakan bahwa program ini sudah dicanangkan dalam Rapat Kerja Nasional (Rakernas) MLH. "Dan hari ini diluncurkan, kita semua berharap dapat berdarma bakti agar Muhamamdiyah tetap hadir, jangan sampai kuat di atas dan rapuh di bawah," ungkapnya.
Selanjutnya, kita akan hidupkan apa yang disebut dengan sedekah energi. Azrul menegaskan, peta jalan sedang disusun oleh MLH untuk bisa mengaktivasi gerakan sedekah energi. Program ini akan dilanjutkan secara nasional dan digerakkan sampai ke tingkat ranting.
Melalui program 1000 Cahaya ini, MLH juga akan melibatkan pondok pesantren, sekolah, kampus, masjid, dan amal usaha Muhammadiyah lainnya. Dengan gerakan sedekah energi, Azrul berharap agar tiga tahun ke depan bisa berjalan dengan baik dan bermanfaat untuk masyarakat. "Majelis Lingkungan Hidup telah berkoordinasi dengan Kementerian Lingkungan Hidup untuk pelestarian lingkungan," paparnya.
Sebagai contoh, sambung Azrul, MLH mengawalinya dengan melakukan penanaman 1000 mangrove di Kabupaten Kulon Progo yang sampai akhir tahun bisa bertambah jumlahnya di kawasan yang lain. "Untuk itu, mari bersama-sama menyelamatkan bumi untuk perubahan iklim," ajaknya.
Koordinator Program 1000 Cahaya, Hening Parlan lebih lanjut menjelaskan tentang gerakan 1000 Cahaya pada agenda sosialisasi program yang menjadi salah satu rangkaian kegiatan peluncuran ini. Ia menegaskan bahwa program ini menjadi gerakan besar MLH terhadap misi emisi nol bersih yang digadang-gadang oleh pemerintah pada tahun 2050. Pada tahun pertama, program 1000 Cahaya menyasar pada beberapa segmen khusus yang menjadi sasaran program. Mulai dari sekolah, masjid, Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM), hingga pesantren.
"Beberapa sasaran utama kita dalam program 1000 cahaya adalah sekolah, masjid, ranting Muhammadiyah, dan pesantren. Paling tidak, program ini menjadi titik balik saat banyak amal usaha Muhammadiyah yang mulai berkonsentrasi pada gerakan penghijauan di masing-masing bidang usaha," tegas Hening.
Program 1000 Cahaya merupakan program yang lahir dari hasil kerja sama MLH PP Muhammadiyah dan Yayasan Visi Indonesia Raya yang didukung oleh Lazismu. Kerja sama ini menjadi salah satu bukti keseriusan dari MLH PP Muhammadiyah dalam menyikapi berbagai isu transisi energi hingga pada misi emisi nol bersih di Indonesia.
Direktur Yayasan Visi Indonesia Raya, Susanti Sitorus menyebutkan, pihaknya bertujuan untuk membantu Indonesia terkait energi serta empat sektor yang banyak menggunakan energi dan turut berkontribusi terhadap emisi. "Kami mendukung terhadap kelompok yang punya potensi dalam menggerakkan civil society, termasuk Muhammadiyah. Muhammadiyah seperti yang kita tahu dan sering kami sampaikan kepada mitra kami bahwa ini kelompok masyarakat sipil beragama yang dapat menggerakkan dan akselerasi yang bisa memberikan cahaya," terangnya.
Menurut Susanti, krisis energi menjadi masalah di seluruh dunia dan bahkan di negara-negara maju. Dampak perubahan iklim telah dirasakan secara empiris, bahkan beberapa negara telah merasakan dampak dari gelombang panas, seperti kenaikan suhu dalam sepekan terakhir. Di Asia Tenggara pun telah mengalami kenaikan.
"Urusan perubahan iklim tidak hanya sosial politik tetapi juga urusan ekonomi. Kami sambut gembira dengan Muhammadiyah untuk bermitra. Kami berkomitmen mendukung gerakan ini untuk tiga tahun ke depan. Kecil gerakannya tapi kalau masih di akar rumput diharapkan akan menjadi budaya aksi pelestarian lingkungan dan energi terbarukan serta efisien dengan tenaga surya sebagai penghematan. Kami ucapkan terima kasih atas dukungannya dalam mengembangkan program-program lingkungan seperti 1000 Cahaya ini," tutup Susanti.
Segmentasi gerakan MLH hingga hari ini mencakup banyak aspek lingkungan. Mulai dari sumber daya alam, sampah, hingga energi. Khusus pada program 1000 Cahaya yang diluncurkan ini menjadi gerakan MLH yang berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya kita sebagai manusia untuk secara perlahan mulai menggunakan energi yang bersih.
Kesadaran masyarakat akan pentingnya energi bersih tanpa emisi, terhambat pada ketergantungan pada energi kotor yang selama ini mengelilingi berbagai aktivitas manusia. Hal itu menjadi salah satu dasar dari lahirnya program 1000 Cahaya. Sesuai dengan namanya, diharapkan program ini dapat memberikan penerangan pada masyarakat umum untuk lebih mencintai kelestarian alam dengan memilah dan memilih sumber energi yang jauh lebih baik.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

JAKARTA -- Program 1000 Cahaya yang diluncurkan oleh Majelis Lingkungan Hidup (MLH) Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah pada Senin (06/05) mendapatkan dukungan dari berbagai pihak. Sesuai dengan namanya, program ini pun diharapkan dapat memberikan penerangan pada masyarakat umum untuk lebih mencintai kelestarian alam dengan memilah dan memilih sumber energi yang jauh lebih baik. Program ini juga menjadi gerakan MLH yang berfokus pada peningkatan kesadaran masyarakat akan betapa pentingnya kita sebagai manusia untuk secara perlahan mulai menggunakan energi yang bersih.
Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu'ti menilai gagasan dan aksi yang diusung MLH layak didukung oleh semua pihak. Ia mengucapkan selamat atas peluncuran program ini. Merespons dampak perubahan iklim adalah bagian dari komitmen Muhammadiyah agar dunia semakin cerah.
"Keputusan Muktamar Muhamamdiyah tentang perubahan iklim sebetulnya telah dikaji sejak Muktamar Muhammadiyah di Makassar. Kepedulian Muhammadiyah atas isu itu tidak berhenti pada perubahan iklim saja melainkan tentang energi yang terbarukan," tegas Abdul Mu'ti.
Langkah ini juga harus dilakukan secara lebih serius. Dunia sudah alami situasi mendidih dalam pemanasan global. Menurut Abdul Mu'ti, dampak serius perubahan iklim bukan sekadar krisis energi dan pangan, tetapi juga krisis politik yang mengubah politik kawasan atau geopolitik yang tentu saja berdampak pada Indonesia.
Dampak dari pemanasan global khususnya di Indonesia, lanjut Abdul Mu'ti bisa saja mengurangi wilayah perairan. Jika tidak diatasi, menurut para ahli diperkirakan akan mengubah peta dunia. "Mengapa peta dunia selalu ada perubahan setiap tahunnya, saya mengerti sekarang bahwa bisa jadi dari tahun ke tahun perubahan iklim menjadi salah satu faktor yang tidak hanya disebabkan oleh alam itu sendiri tapi juga termasuk politik," ungkapnya.
Peristiwa alam memang bisa dilihat secara empiris. Di luar itu, sambungnya, perilaku manusia yang merusak alam masih banyak terjadi ketimbang dipicu oleh faktor alam itu sendiri. Misalnya proses industrialisasi yang tidak terkontrol adalah salah satunya.
"Tadi disebutkan ada ide sedekah energi, maka agenda besar Muhammadiyah secara bersama-sama bisa diupayakan agar energi terbarukan bisa dikembangkan dan dimanfaatkan. Dari sisi ketersediaan matahari bisa menjadi sumber energi yang terbarukan. Masjid dan kantor Muhammadiyah sudah menggunakan energi tenaga surya dan akan diteruskan ke amal usaha yang lain," jelas Abdul Mu'ti memberikan penguatan.
Karena itu, imbuh Abdul Mu’ti, Green School sudah sejak dahulu dicanangkan di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. Tidak sebatas tanam pohon, lebih jauh lagi dengan gerakan alternatif lain yang bisa memicu perubahan perilaku untuk mengurangi dampak perubahan iklim dengan aktivitas yang ramah lingkungan. “Mengurangi aktivitas berkendara misalnya, dan membangun gerakan hijau atau green movement yang bisa dimulai dari budaya hidup sehat. Maka saya mengucapkan terima kasih kepada mitra-mitra kolaborasi Muhammadiyah yang selama ini telah bekerja sama untuk mendukung gerakan hijau yang telah dilakukan oleh Muhammadiyah," pungkasnya.
Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Ibnu Tsani mengucapkan selamat dan sukses dengan peluncuran program 1000 Cahaya MLH ini. Pihaknya berkomitmen mendukung program dan gerakan isu lingkungan. Dalam pendistribusian dan pendayagunaan dana zakat, infak, dan sedekah, Lazismu memiliki Pilar Lingkungan. "Ini menjadi salah satu pilar yang cukup strategis dalam rangka mencegah dan menanggulangi dampak krisis iklim," ujarnya.
Lebih jauh, Ibnu Tsani mengungkapkan, sebagai salah satu Unsur Pembantu Pimpinan (UPP), Muktamar telah menetapkan bahwa isu lingkungan menjadi salah satu prioritas yang wajib dikelola oleh seluruh UPP, termasuk Lazismu. Kemudian, dalam Risalah Islam Berkemajuan, salah satunya mencantumkan isu lingkungan sebagai prioritas.
"Selamat, Lazismu tetap berkomitmen mendukung program UPP dalam rangka mewujudkan Muhammadiyah sebagai gerakan ramah lingkungan," tutup Ibnu Tsani.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

JAKARTA -- Kolaborasi Program Kemaslahatan dilakukan kembali oleh Lazismu dan Badan Pengelola Keuangan Haji (BPKH) RI. Bentuknya adalah berupa bantuan renovasi dan Pembangunan Asrama Pondok Pesantren Bina Insani di Kabupaten Tabanan, Bali.
Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Gunawan Hidayat yang turut hadir dalam serah terima di Kantor Bupati Tabanan Bali pada Jumat (03/05) mengatakan, program pelaksanaan renovasi dan pembangunan pondok pesantren ini dilakukan setelah mendapatkan persetujuan perencanaan BPKH RI. Melalui Lazismu Wilayah Bali, dana kemaslahatan bisa dimanfaatkan untuk masyarakat.
“Bersama anggota DPR RI Komisi VIII, Program Kemaslahatan bisa kembali dilanjutkan oleh Lazismu dan BPKH, bertepatan dengan kunjungan kerja anggota DPR di Tabanan, Bali,” ungkap Gunawan.
Dalam kesempatan itu, Gunawan menyebutkan, kunjungan kerja tersebut bagian dari pelaksanaan pengawasan, salah satunya terhadap penyelenggaraan agama dan pendidikan keagamaan, serta penyaluran bantuan sosial. Program bantuan itu berasal dari nilai manfaat Dana Abadi Umat (DAU) yang disalurkan melalui Lazismu dan BPKH.
“Dana kemaslahatan ini harus disampaikan ke masyarakat untuk edukasi bahwa BPKH berkontribusi untuk peningkatan mutu sarana kelembagaan pendidikan Islam. Dengan besarnya nilai manfaat ini yang kembali kepada masyarakat, diharapkan masyarakat mulai mendaftar haji bagi yang belum, akan lebih baik sejak usia muda,” tegas Gunawan.
Dalam acara serah terima renovasi dan pembangunan asrama Pondok Pesantren Bali Bina Insani, Badan Pengurus Lazismu Wilayah Bali yang diwakili oleh Edo mengatakan, dalam pelaksanaan Program Kemaslahatan ini Lazismu Wilayah Bali menjadi mitra pengawas sampai proses renovasi dan pembangunan selesai. Hal ini sejalan dengan apa yang diamanahkan Lazismu PP Muhammadiyah dari BPKH sebagai mitra pelaksana.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

KABUPATEN BANYUWANGI -- Dalam rangka mendukung program Banyuwangi Tanpa Stunting yang dijalankan oleh Pemerintah Kabupaten Banyuwangi, Lazismu turut serta berpartisipasi dalam pelatihan olah makanan cegah stunting. Acara yang berlangsung di Pendopo Kecamatan Wongsorejo, Kabupaten Banyuwangi ini bekerja sama dengan USAID ERAT dan Santika Hotel.
50 orang ibu dari balita stunting dan ibu hamil mengikuti kegiatan yang berlangsung pada Kamis (25/04) ini. Tujuannya adalah untuk meningkatkan kapasitas dan pemahaman tentang pentingnya penyajian dan pengolahan makanan harian dalam pemenuhan gizi seimbang.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Banyuwangi, Shohibul Burhan, kegiatan ini merupakan bentuk program kemitraan Lazismu kepada siapapun, termasuk Pemerintah Kabupaten Banyuwangi. Acara ini juga bagian dari program Lazismu yaitu pendayagunaan di bidang kesehatan dan peningkatan sumber daya manusia, sehingga tidak selalu berupa penanganan korban bencana saja.
"Senang sekali kami bisa diberi kesempatan bergabung dan terlibat, serta bisa memberikan pembelajaran kepada ibu-ibu. Generasi yang sehat dimulai dari pentingnya yang kita konsumsi ada nilai sehatnya pula. Maka dari pelatihan ini mari kita manfaatkan dengan baik," ujar Shohibul dalam sambutannya.
Ucapan terima kasih dilayangkan oleh Kepala Bidang Kesejahteraan Masyarakat Kabupaten Banyuwangi, Hanifan kepada pihak-pihak yang telah ikut terlibat dalam penanganan stunting di daerah tersebut. Aksi ini merupakan ikhtiar untuk menuju zero stunting. "Berbagai cara dilakukan, salah satunya pelatihan cara olah makanan sehat cegah stunting seperti ini. Sebelumnya diupayakan pemberian bantuan paket makanan cegah stunting, namun dalam bentuk mentah. Setelah evaluasi, perlu adanya pola lanjutan cara mengolahnya serta edukasi makanan sehat harian," tuturnya.
Lebih jauh, Hanifan menjelaskan bahwa edukasi seperti ini perlu diterapkan karena masalah utama stunting adalah pola pengasuhan dan asupan makanan bagi penderitanya. Oleh karena itu, Pemerintah Kabupaten Banyuwangi menjalin kerja sama dengan semua sektor untuk menyukseskannya agar dapat menjangkau seluruhnya.
Pada akhir kegiatan ini, Lazismu Kabupaten Banyuwangi menandatangani nota kerja sama dengan USAID ERAT, Dinas Kesehatan dan Santika Hotel dalam pelatihan pengolahan makanan cegah stunting. Ke depannya, pola seperti ini akan dilanjutkan di kecamatan lain dengan angka yang stuntingnya masih tinggi. Pelatihan ini pun tidak hanya untuk daerah dengan skala prioritas angka stunting tertinggi saja, namun dapat diturunkan di semua kecamatan yang ada di Kabupaten Banyuwangi. Selain itu, Dinas Kesehatan akan melakukan monitoring dan evaluasi dengan melibatkan puskesmas setempat.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah]

KABUPATEN SIDOARJO -- Tidak ada pilihan tersisa saat suami Rita Wahyu Enis meninggal pada tahun 2015 lalu akibat tumor paru-paru. Ia harus berjuang sendiri merawat anak bungsunya, Indra yang kini menjadi penyandang disabilitas. Belum lagi Rita harus mencari nafkah sendiri untuk memenuhi kebutuhan hidup keluarga.
Kondisi Indra yang tidak bisa ditinggal pergi membuat Rita mengurungkan niatnya untuk berjualan di pasar. Buah hatinya tersebut tidak bisa berjalan. Rita tidak mengetahui penyebab pastinya, hingga kini Indra sehari-hari hanya tergeletak di kasur meski usianya telah 17 tahun.
"Sejak 100 hari meninggal bapaknya, tiba-tiba Indra sakit lalu tidak bisa berjalan, menurut dokter terkena syarafnya. Setiap bulan untuk biaya pengampon atau pampers sebesar 750 ribu, belum obat untuk syarafnya, ada dua jenis masing-masing seharga 160 dan 58 ribu. Saya harus sabar karena itu amanah buat saya untuk merawatnya sebaik-baiknya dengan kondisi seperti itu," tutur Rita lirih.
Untuk menyambung hidup, ibu berusia 47 tahun ini menjalankan usaha pembuatan jalepak yang sudah dilakoni selama 15 tahun. Jalepak merupakan kudapan yang terbuat dari singkong. Amil Lazismu Kabupaten Sidoarjo, Yekti Pitoyo saat berkunjung ke kediaman Rita mendapatkan penjelasan mengenai usaha tersebut.
Proses pembuatan jalepak diawali dengan mengupas kulit singkong yang telah dibersihkan. Setelah singkong dikupas kemudian diparut lalu dicampur bumbu. Adonan parutan singkong diratakan tipis dengan menggunakan plastik, dikukus dalam dandang dengan air mendidih beberapa lapis sampai matang. Singkong akan terlihat bening, pertanda sudah matang. Setelah matang, singkong kemudian disusun diatas nampan atau tampah, kemudian dijemur di bawah terik matahari hingga kering.
"Setiap hari saya memproduksi sebanyak 2 kg singkong. Hasilnya menjadi 5 bungkus jalepak. Setiap bungkus harga jualnya 10 ribu," ungkap Rita.
Pemasaran jalepak buatan Rita ini berlangsung dari mulut ke mulut, lantaran banyak pelanggan yang sudah mengenal rasanya. Ada yang membeli untuk dikonsumsi sendiri, ada juga yang akan dijual kembali setelah digoreng dan dibungkus. "Alhamdulillah dari hasil usaha jalepak ini bisa untuk memenuhi kebutuhan makan sehari-hari," sambungnya.
Warga Dusun Ciro Wetan, Kelurahan Bakung Temenggunan, Kecamatan Balongbendo, Kabupaten Sidoarjo, Jawa Timur ini menjadi salah satu penerima manfaat program Pemberdayaan UMKM Binaan Lazismu Kabupaten Sidoarjo. Ia mendapatkan bantuan dalam kategori Keluarga Disabilitas. Program ini merupakan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah dengan Bank Mega Syariah yang dijalankan oleh Lazismu Kabupaten Sidoarjo.
[Komunikasi dan Digitalisasi Lazismu PP Muhammadiyah/Yekti Pitoyo]

KOTA PEKANBARU -- Menggandeng Lingga Cargo Pekanbaru, Lazismu Kota Pekanbaru berbagi kebahagiaan kepada masyarakat kurang mampu. Sebanyak 52 paket Santunan Bahagia Lebaran dibagikan. Acara ini berlangsung di Masjid Nurul Ihsan, Jalan Irkab No. A5, Sidomulyo Timur, Marpoyan Damai, Kota Pekanbaru jelang Idul Fitri 1445 H.
Untung Surapati selaku Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Kota Pekanbaru dalam sambutannya pada acara yang berlangsung Rabu (01/04) ini mengucapkan terima kasih kepada PT. Lingga Cargo atas kepercayaanya kepada Lazismu Kota Pekanbaru. Penyaluran bantuan ini pun dipastikan tepat sasaran karena telah melewati survei.
"Terima kasih kepada PT. Lingga Cargo yang telah memercayakan Lazismu Pekanbaru sebagai mitra dalam pengelolaan dana zakat. Tentunya agar Santunan Bahagia lebaran tersebut tersalurkan tepat sasaran, kami bekerja sama dengan pihak RT dan RW setempat untuk melakukan survei agar zakat yang telah dipercaya oleh PT Lingga Cargo kepada Lazismu Pekanbaru bisa tersalurkan tepat sasaran," jelas Untung.
Terkait zakat yang disalurkan melalui Lazismu Kota Pekanbaru, pimpinan Lingga Cargo menjelaskan bahwa santunan tersebut merupakan zakat perusahaan yang akan disalurkan di sekitar kantor Lingga Cargo. "Alhamdulillah ini adalah zakat perusahaan Lingga Cargo yang tentunya dari zakat tersebut disalurkan kepada masyarakat tidak mampu yang berada di sekitar kantor Lingga Cargo. Semoga ini sedikit banyaknya bisa membantu memenuhi kebutuhan mereka ketika lebaran nanti," jelasnya.
Sementara itu, Manajer Lazismu Kota Pekanbaru, Agung Pramuryantyo berharap agar para penerima santunan yang saat ini menjadi mustahik kelak bisa menjadi muzakki. "Kami berharap ke depannya semoga angka kemiskinan di lingkungan Masjid Nurul Ikhsan ini berkurang. Mungkin saat ini mereka termasuk kategori mustahik, semoga ke depannya mereka menjadi muzakki," harap Agung.
Saiful Ikhwan, salah satu warga RT 03, RW 05 Sidomulyo Timur mengucapkan terima kasih atas bantuan yang diberikan kepadanya. "Alhamdulillah kami sangat berterima kasih kepada Lingga Cargo dan Lazismu Pekanbaru yang telah memberikan bantuannya kepada kami ini. Semoga perusahaan Lingga Cargo semakin berkembang dan maju begitu juga dengan Lazismu Pekanbaru," pungkasnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

