

Pengiriman tim kedua KL Lazismu PCIM Turki ini dengan membawa kelengkapan berdirinya Posko Lazismu. Sehari kemudian pada Senin (20/02), Posko Lazismu pun berdiri di antara tenda-tenda Emergency Medical Team (EMT) Muhammadiyah. Tujuan didirikannya posko ini adalah untuk memudahkan penyaluran bantuan berupa logistik kepada warga yang mengungsi di sekitar RSLI, sesuai dengan semangat "Memberi Untuk Negeri" Lazismu yang tidak hanya berbagi pada warga Indonesia, namun juga kepada warga dunia.
Tri Julia Wulandari selaku Staf Administrasi KL Lazismu PCIM Turki yang menjadi relawan di lapangan menyebutkan, selain menyediakan bantuan paket sembako kepada warga terdampak gempa, posko ini juga memberikan layanan psikososial kepada anak-anak penyintas. Untuk paket sembako, para relawan harus berbelanja ke kota terdekat dengan waktu tempuh 3 sampai 4 jam. Sembako ini kemudian dibungkus dan dibagikan keesokan harinya. "Jadi ada selang-seling hari untuk belanja paket sembako dan juga untuk pembagian atau pengadaan paket sembakonya," terangnya.

Posko Lazismu, lanjut Julia, dibuka setiap hari mulai jam 9 pagi hingga 9 malam waktu setempat. Para relawan pun bergantian untuk bertugas di posko dan mengantarkan bantuan langsung kepada warga yang berada di pengungsian. Selain lokasi pengadaan bantuan yang cukup jauh, kendala lain yang dihadapi para relawan adalah kurangnya tenaga penerjemah, armada transportasi, serta sinyal seluler yang sulit didapat.
Keberadaan Posko Lazismu ini disambut baik oleh warga Turki. Seperti yang dituturkan oleh salah satu penyintas, ia pun mendoakan keberkahan bagi para relawan. "'Teşekkürler, Allah Razi olsun' yang artinya 'Terima kasih banyak, semoga Allah memberkati kalian'," ucap satu penyintas yang mengunjungi Posko Lazismu pada Selasa (21/02).
Lazismu terus membuka kesempatan bagi para muzakki untuk menyalurkan infak terbaiknya guna membantu para penyintas gempa di Turki melalui:
BSI 9153 944 400
BCA 8780 171 171
Mandiri 1230 099 008 999
Muamalat 3250 191 211
Mega Syariah 1000 014 800
Rekening atas nama Lazis Muhammadiyah, sertakan Kode Unik "010" pada 3 digit terakhir nominal infak, misal Rp. 50.010,-. Konfirmasi dapat malalui SMS/Whatsapp ke nomor 0856 1626 222.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Direktur Utama Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Edi Suryanto berkesempatan mengunjungi peternakan kambing perah terintegrasi tersebut. Didampingi oleh Manajer Program Divisi Pendayagunaan Ekonomi dan Kesehatan M. Saleh Al-Farabi dan Divisi Program Lazismu Wilayah Jawa Tengah Nasrul Fauzi, Edi mengatakan bahwa ada beberapa sarana baik yang telah berdiri maupun sedang dibangun, seperti kandang, tempat pencacahan pakan ternak, tempat perah susu kambing, bahkan pengolahan kotoran kambing berbasis biogas yang sedang disiapkan di lokasi. "Lazismu berkomitmen untuk mendukung dalam penyediaan hewan ternaknya," ujar Edi.
Kehadiran Lazismu di Hebi Farm, lanjut Edi, sebagai bentuk dukungan atas program sosial Bank Indonesia yang telah memilih MBS Wanayasa sebagai pusat pemberdayaan yang terintegrasi dan Lazismu sebagai mitra pelaksana program pemberdayaannya. "Lazismu akan berkomitmen mendukung program ini sebagai wujud inovasi sosial yang berkelanjutan," terangnya.
Hal tersebut juga disampaikan oleh Deputi Gubernur Bank Indonesia, Juda Agung saat penyerahan "Program Sosial Bank Indonesia: Dedikasi Untuk Negeri" yang selanjutnya akan dilaksanakan oleh MBS Wanayasa dan Lazismu pada Ahad (19/02). Menurutnya, sebagai pilar pemberdayaan ekonomi masyarakat, peternakan kambing perah terintegrasi adalah salah satu implementasinya. "Dengan potensi yang ada di Wanayasa bisa dirasakan manfaatnya oleh masyarakat," ungkapnya.
Juda Agung berharap agar model pemberdayaan ini bisa dikembangkan di tempat yang lain. Selain itu, peternakan kambing perah terintegrasi dapat mendorong kemandirian masyarakat. "Terima kasih atas semua pihak yang telah bersinergi dalam pelaksanaan program ini," ucapnya.
Ucapan terima kasih kepada Bank Indonesia juga disampaikan oleh Mudir Pondok Pesantren MBS Wanayasa, Wahyudin kepada pihak Bank Indonesia dan Lazismu yang telah mendukung program pemberdayaan ekonomi di sini. Ia berharap agar MBS Wanayasa juga bisa mengembangkan pendidikan berbasis kewirausahaan. "Lokasi peternakan kambing terintegrasi yang berada di lingkungan MBS sebagai wujud lembaga pendidikan bisa turut memberikan andil pemberdayaan kepada kader Muhammadiyah dan warga," katanya.
Sementara itu, Pemerintah Kabupaten Banjarnegara yang diwakili oleh Sekretaris Daerah Kabupaten Banjarnegara, Indarto, menyampaikan terima kasih kepada Lazismu dan Bank Indonesia yang telah ikut mendorong pemberdayaan ekonomi di Banjarnegara. "Kehadiran Bank Indonesia telah mengisi keterbatasan pemerintah di kabupaten, apalagi bersama Muhammadiyah menggali potensi ekononi warga," harapnya.
Dalam kesempatan itu, sosiolog UI Imam Prasojo, putra asli Banjarnegara yang hadir bersama Lazismu bermimpi masyarakat dapat secara mandiri memberdayakan potensi ekonominya. Model peternakan kambing terintegrasi ini, imbuhnya, akan dapat turut membuka potensi ekonomi selain bertani. "Pakan ternak seperti rumput bisa diperoleh bibitnya dan ditanam untuk mencegah sedimentasi yang pada akhirnya ikut menjaga lingkungan," pungkasnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

Kemajuan dalam tahap pendirian peternakan terintegrasi ini disaksikan langsung oleh Lazismu Pusat, saat Direktur Utama Lazismu Pusat Edi Suryanto dan M. Saleh Al-Farabi selaku Manager Divisi Pendayagunaan bidang ekonomi dan kesehatan berkunjung ke lokasi pada Sabtu, 19 Februari 2023, yang masih di lingkungan MBS Wanayasa.
Makna peternakan terintegrasi di sini adalah bahwa ada dampak sosial dan ekonomi yang dapat digali dari potensi yang ada di daerah Wanayasa. Diketahui bahwa mayoritas warga di Danayasa adalah bertani, salah satunya budidaya kentang. Di samping persoalan lingkungan yang belakangan terakhir mulai dikhawatirkan oleh pemerintah Kabupaten Banjarnegara perihal sedimentasi di waduk Mrica dan dampaknya bagi masyarakat ketika sungai Serayu ikut terdampak.
Demikian disampaikan oleh Sosiolog Universitas Indonesia, yang juga asli Banjarnegara, yakni Imam Prasojo saat berkunjung ke lokasi kandang ternak kambing di MBS Wanayasa. Latarbelakang berdirinya Hebi Farm, sebetulnya terkait dengan kondisi lingkungan yang sudah tidak ramah. Yaitu sedimentasi di waduk Mrica yang dapat mengancam kehidupan, terutama sektor pertanian. Karena itu, lanjut Imam Prasojo, perlu ada alternatif selain pertanian untuk menggali potensi ekonomi warga salah satunya beternak kambing.
Jadi diperkirakan dampaknya tidak terlalu lama, jika tidak segera direspons untuk mengurangi risiko. Apalagi 5 bupati yang ada di kresidenan Banyumas menyurati Presiden bagaimana caranya, pemerintah pusat juga memberikan perhatian bersama untuk melakukan upaya menahan arus sedimentasi ini agar tidak sebesar sekarang.
"Kita sadar bahwa yang dilakukan adalah dengan alih pertanian misalnya tanam alpukat ras, kopi, jeruk, dan lain sebagainya sebagai permintaan. Probelemnya untuk masa panennya terlau lama dan siapa yang akan menjamijn ekonomi mereka," jelas Imam.
Di sini, lanjutnya, kita mencari solusi pelan-pelan, apa kira-kira penghasilan yang relatif cepat selain pertanian. Cara lain, terang Imam adalah cari usaha yang setiap hari bisa hasilkan uang, solusi itu adalah kambing perah.
Kambing perah yang berkualitas adalah kambing sanen, jika beranak bisa diperah setiap hari, dengan nilai manfaat dari satu ekor kambing yang menghasilkan 2 liter setiap hari. Nah, potensi inilah yang menjadi pilihan relatif kecil risikonya, dan alhamdulillah mendapat dukungan dari Bank Indonesia dan Lazismu yang akan menyediakan hewan ternaknya.
Lantas bagaimana nilai ekonominya, Imam menjelaskan harus ada kemandirian ekonomi dari warga sendiri. Bila dihitung dengan cermat, nilai ekonomi dari kambing sanen yang dikelola dengan benar proyeksinya akan sangat menguntungkan untuk dua tahun pertama.
Dari hal pakan ternaknya, juga ada nilai ekonominya bagi warga. Karena dengan kondisi Wanayasa yang kaya akan tanaman untuk pakan ternak bisa ditambah dengan bibit rumput seperti kaliandra dan rumput lainnya yang direkomendasikan, sehingga secara tidak langsung rumput-rumput tambahan ini bisa untuk mencegah longsor. "Tinggal bagaimana mengelola tanamam ini yang bisa jadi pakan ternak kambing yang berkualitas," tuturnya.
Secara gotong-royong, budidaya pakan ternak ini di desa bisa menjadi kekuatan dalam menggali potensi ekonomi di Wanayasa. Artinya, sambung Imam, kandang kambing ternyata lebih potensial dan kandang kambing ini juga harus sehat dan bersih.
Ini perlu ditindaklanjuti dimulai dari cara perahnya juga ada edukasi dan tata laksananya, sehingga tidak sembarangan. Dan harus ada pakan yang terjamin untuk kambing jenis sanen. Semoga ini menjadi pusat ekonomi yang menggerakan warga di desa, khususnya kecamatan Wanayasa. Jika dikelola dengan baik, tempat ini juga bisa menjadi lokasi gudang pakan ternak, sehingga rumput yg dicacak itu bisa bertahan lama.
Dalam kondisi yang lain, Imam mengatakan bahwa lokasi kandang juga ada di lingkungan sekolah milik Muhammadiyah, secara sosial dari gerakan dakwahnya akan sangat membantu terutama untuk spirit al-maunya. Di dalamnya ada semangat kemandirian dan gerakan saling membantu.
Di samping itu, terlibatnya Lazismu dalam peternakan kambing perah terintegrasi ini akan semakin memperkuat bahwa program ini dari sisi sosial ekonomi dapat beririsan dengan program-program zakat di Lazismu, tutupnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Nazhori Author]

"Saya Duta Besar Republik Indonesia di Ankara sangat bangga Muhammadiyah bahwa bisa ikut hadir dan menjadi komponen utama dari EMT Indonesia di sini. EMT Muhammadiyah menunjukkan solidaritas kepada saudara-saudara bangsa Turki yang sekarang ini sedang menghadapi cobaan gempa bumi yang korbannya begitu banyak," puji Lalu Muhammad Iqbal.
Kehadiran EMT Muhammadiyah di Turki, menurut Lalu Muhammad Iqbal, mendapatkan sambutan yang baik oleh masyarakat. Hal ini terlihat jelas saat mendirikan Rumah Sakit Lapangan Indonesia (RSLI). Masyarakat hingga pemerintah setempat ikut serta bergotong-royong dalam proses pendirian RSLI sampai beroperasi.
"Kemarin pada saat kita membangun rumah sakit lapangan ini hampir semua masyarakat lokal, pemerintah daerah, semua mengulurkan tangan untuk ikut mewujudkan rumah sakit ini agar segera berfungsi. Terima kasih Muhammadiyah, mudah-mudahan apa yang diberikan oleh umat kemudian diterima oleh umat juga di Turki. Mudah-mudahan ini menjadi sesuatu yang bermanfaat dan berkah," ujar Lalu Muhammad Iqbal.
Selain pendirian RSLI, EMT Muhammadiyah dengan dukungan Lazismu juga berhasil membuat sumber air untuk para penyintas pada Jumat (17/02). Tri Julia Wulandari, relawan Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa (PCIM) Turki menuturkan, gempa yang terjadi beberapa waktu lalu mengakibatkan fasilitas air bersih menjadi rusak. Sumber air pun sudah tidak bisa dipergunakan lagi. "Jadi tim relawan Indonesia membuatkan sumber mata air," terangnya.
Julia melanjutkan, hampir 75 persen tempat tinggal warga rata dengan tanah. Saat ini mereka ditempatkan di tenda-tenda pengungsian. Sebelum dibuatkan sumber mata air, warga sekitar mendapatkan air dari sumbangan warga lain. Dengan adanya sumber air tersebut, warga kini tak lagi kesulitan untuk beraktivitas. "Kemaren ada sekitar 140 orang yang datang untuk mendapatkan air. Airnya juga bisa ditampung," pungkasnya.
Mari salurkan infak terbaik untuk membantu saudara-saudara kita yang terdampak gempa bumi di Turki melalui:
BSI 9153 944 400
BCA 8780 171 171
Mandiri 1230 099 008 999
Muamalat 3250 191 211
Mega Syariah 1000 014 800
Rekening atas nama Lazis Muhammadiyah, sertakan Kode Unik "010" pada 3 digit terakhir nominal infak, misal Rp. 50.010,-. Konfirmasi dapat malalui SMS/Whatsapp ke nomor 0856 1626 222.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Tri Julia Wulandari]

Bertempat di kantor Lazismu Kota Pekanbaru, Jalan Tuanku Tambusai No. 72, HIMA SI UMRI menyalurkan bantuan sebesar Rp. 1.476.500,-. Penyerahan bantuan ini berlangsung pada Senin (14/02) yang diserahkan langsung oleh Ketua HIMA SI UMRI kepada pihak Lazismu. Bantuan ini merupakan hasil penghimpunan dana selama dua hari yang dilakukan oleh para mahasiswa.
Ketua HIMA SI UMRI, M. Abi menyampaikan bahwa uang donasi tersebut merupakan aksi galang dana HIMA SI UMRI di Jalan Soekarno Hatta Simpang Durian. "Kita melakukan galang dana selama dua hari di Jalan Soekarno Hatta Simpang Durian. Alhamdulillah terkumpul sebesar Rp. 1.476.500,-," ujarnya.
Abi pun berharap agar dana bantuan tersebut bisa bermanfaat untuk membantu para korban yang terdampak gempa bumi di Turki. "Harapannya semoga dana yang sudah terkumpul dapat bermanfaat dan membantu saudara-saudara kita yang terdampak," ujarnya.
Sementara itu, Agung Pramuryanto selaku Manajer Lazismu Kota Pekanbaru mengungkapkan rasa syukur atas keperdulian yang ditunjukkan oleh HIMA SI UMRI. Dana tersebut akan disalurkan untuk para korban gempa di Turki. "Alhamdulillah, ini merupakan bentuk kepedulian dari teman-teman HIMA SI UMRI terhadap saudara kita di Turki yang sedang mengalami musibah. Dana yang dititipkan melalui Lazismu Kota Pekanbaru ini akan kita salurkan untuk keperluan para korban gempa yang saat ini masih sangat membutuhkan uluran tangan dan kepedulian kita semua," tutupnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

Ketua Pembangunan Posko Tarumini, Purnomo menjelaskan, pembangunan telah dimulai pada Maret 2022. Pembangunan ini sudah menghabiskan dana sekitar 241 juta rupiah. Ia pun mengucapkan terima kasih kepada para donatur yang telah menitipkan infaknya melalui Lazismu Wilayah DI Yogyakarta. "Ini merupakan dana dan dukungan yang luar biasa dari Lazismu DI Yogyakarta," ujarnya pada acara yang berlangsung Senin (13/02) tersebut.
Dalam sambutanya, Ketua PWM DI Yogyakarta H. Gita Danu Pranata mengucapkan terima kasih kepada pihak Wakif. Tempat ini akan berfungsi sebagai gudang untuk kemanusiaan, siaga kebencanaan, pelatihan, diklat, dan kegiatan kemasyarakatan yang diadakan oleh MDMC. Di tempat ini dilengkapi dua pendopo, dapur umum, dan gudang yang berdiri di atas tanah seluas 600 meter persegi yang berada di tengah-tengah perkampungan akan menjadi koneksi antar relawan dan menampung para relawan yang transit untuk kepentingan kemanusiaan. "Kenapa ini diberikan nama Tarumini? Karena ini wakaf dari Ibu Dra. Tarumini," ujarnya.
Sementara itu, Ketua MDMC PP Muhammadiyah, Budi Setiawan mengingatkan, sejak berdiri Muhammadiyah tidak pernah berhenti dari kegiatan kemanusiaan. "Khususnya kegiatan yang bermanfaat bagi masyarakat yang tidak ada batasannya," tegasnya.
Budi melanjutkan, belum selesai respons gempa Cianjur, Muhammadiyah telah mengirimkan relawan sebanyak 23 orang yang merupakan anggota Emergency Medical Team (EMT) di bawah koordinasi MDMC pada Senin (13/02) ke Turki. Mereka tergabung dalam INA-EMT (Indonesian Emergency Medical Team) bersama berbagai elemen lain yang diminta oleh Pemerintah RI.
Dalam misi kemanusiaan ini, EMT Muhammadiyah membawa logistik seberat 5 ton, baik logistik medis maupun non medis sebagai pendukung operasional layanan medis di lokasi. Dukungan operasional EMT Muhammadiyah ini juga didapatkan dari dana masyarakat Indonesia yang dihimpun melalui Lazismu. Selain itu, Lazismu juga memberikan dukungan kepada berbagai macam program yang dikelola oleh Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Turki.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

