

Kegiatan yang berlangsung meriah ini dihadiri oleh Bupati Wajo, Amran Mahmud; Ketua DPRD Wajo, Andi Muhammad Alauddin Palaguna; jajaran Forkopimda; Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago; Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah Sulawesi Selatan, Alimuddin; dan Ketua Lazismu Wajo, Sulaeman Nyampa. Selain itu juga turut berhadir Direktur Lembaga Pengelola Dana Bergulir Koperasi dan UMKM (LPDB KUMKM) Kementerian Koperasi RI, Supomo bersama jajaran; Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Wajo, Syekh Haedar Kadir; Kepala Dinas Perindagkop dan UKM Wajo, Ambo Mai; Camat Tempe, Supardi bersama para lurah; para kader Muhammadiyah serta undangan lainnya.
Bupati Wajo, Amran Mahmud dalam sambutannya menegaskan, dengan luas lahan persawahan yang dimiliki, Kabupaten Wajo jadi salah satu penyangga utama produksi padi terbesar di Sulawesi Selatan. Sektor terkait diharapkan terus berinovasi untuk pengembangan ke depan. Meski luas lahan persawahan di Kabupaten Wajo bukanlah yang terbesar di Sulawesi Selatan, dari segi produksi kabupaten yang memiliki julukan Bumi Lamaddukelleng ini dapat bersaing. "Hal ini disebabkan karena Wajo memiliki lahan persawahan yang beragam. Ada yang tadah hujan, ada semi teknis, dan ada lahan persawahan teknis," tegasnya.
Pujian pun dilontarkan oleh Amran Mahmud kepada Lazismu Kabupaten Wajo. Program Tani Bangkit yang dijalankan oleh Lazismu, menurutnya, telah sejalan dengan program yang digalakkan oleh Pemerintah Kabupaten Wajo berupa pengembangan sektor pertanian. Hal ini merupakan peluang bersama antara pemerintah dan masyarakat untuk mengembangkan sektor tersebut. "Kabupaten Wajo memiliki potensi pertanian yang sangat luas tentu. Tentu hal ini menjadi peluang bagi pemerintah dan masyarakat Wajo untuk terus berinovasi mengembangkan sektor pertanian," terangnya.

Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago pada kesempatan ini menyampaikan, Lazismu mendorong penuh program pemberdayaan petani melalui program Tani Bangkit, termasuk di Kabupaten Wajo. Apa yang dilakukan oleh Lazismu Kabupaten Wajo, tandas Mahli, sangat inspiratif. Sebab mempunyai program inovatif untuk membuka sumber-sumber zakat di bidang pertanian dan hasil bumi lainnya. Mahli pun berpesan agar Lazismu harus lebih meningkatkan program kemitraan dengan para petani sehingga petani akan berdaya karena mendapatkan dukungan dari Lazismu dan Jamaah Tani Muhammadiyah (Jatam) yang siap menampung hasil panen sekaligus pemberdayaan pengolahan padi.
Terakhir, Mahli juga berpesan agar upaya pemberdayaan petani ini dapat diiringi dengan pembenahan pasar. Hal ini penting dilakukan agar hasil panen dapat diserap dengan baik oleh pasar. "Jangan sampai kita sukses memberdayakan petaninya, tetapi kita terkendala oleh pasar. Akhirnya apa yang kita lakukan menjadi sia-sia karena hasil panen petani tidak terserap oleh pasar," pungkasnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, Sulaeman Nyampa menerangkan, kegiatan pemberdayaan petani di daerahnya sudah mengarah kepada kesadaran untuk membayar zakat pertanian. Dengan zakat yang dibayarkan tersebut, hasil pertanian bertambah berkah dan berlipat. Adapun para petani yang terlibat dalam program ini merupakan binaan dari Lazismu bekerja sama dengan MPM Muhammadiyah yang sudah menjalin kemitraan sekitar empat bulan sejak awal tanam hingga panen.
"Menariknya, petani mitra Lazismu ini mendapatkan edukasi spiritual bahwa di dalam Islam ada yang namanya zakat pertanian. Zakat ini harus dikeluarkan. Alhamdulillah dari edukasi ini petani yang sudah mencapai nisab zakat langsung mengeluarkan zakatnya, sementara yang masih belum mencapai nisab memberikan infak atau sedekah ke Lazismu," terang Sulaeman Nyampa.

Sulaeman Nyampa menambahkan, selain padi, pada kegiatan ini juga dilakukan panen raya ikan nila yang dibudidayakan oleh para santri Darul Huffadz Al Muqarrabin Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Sabbangparu. Ikan nila tersebut juga merupakan bentuk pemberdayaan ekonomi dari Lazismu Kabupaten Wajo kepada para santri. Di samping itu juga diserahkan bantuan uang tunai kepada 97 orang guru honorer di lingkungan amal usaha Muhammadiyah. "Semoga bantuan yang sangat terbatas ini dapat meringankan beban para guru honorer di tengah tingginya kebutuhan ekonomi," pungkasnya.
Pada kesempatan yang sama dilakukan pula pengukuhan Jatam Kabupaten Wajo. Dengan terbentuknya Jatam ini, para petani akan terbantu untuk mendapatkan pasokan pupuk yang selama ini sulit didapatkan. Salah satu program Jatam adalah membuat jamu atau penyubur tanaman padi secara organik sehingga petani bisa mendapatkan dan memproduksi sendiri dengan pelatihan dan pemberdayaan oleh Jatam. Sementara padi yang dipanen tersebut adalah padi lokal yang nantinya dikemas dalam produk beras "Tunas Perkasa" dan "Tunas Melati" yang sebelumnya sudah menjadi merek beras Lazismu dan Pemuda Muhammadiyah Kabupaten Wajo.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Mardi selaku perwakilan Kepala Dusun Sigayang menuturkan, sebagian besar rumah di daerahnya belum banyak memiliki jamban secara layak. Mayoritas penduduknya adalah buruh tani sehingga untuk menyambung hidup pun masih kesulitan. Sementara itu, untuk pola hidup sehat termasuk ketersediaan jamban di rumah masih seadanya. Sering kali warga Sigayeng memanfaatkan sungai kecil untuk jadikan tempat pembuangan air. Kepedulian lingkungan sehat pun masih kurang.
"Selama ini belum pernah ada bantuan jamban seperti ini. Di sini masih banyak yang belum memilki jamban, dengan harapan bantuan ini bisa memberikan kesadaran di masyarakat jadi lebih sehat," ungkap Mardi dalam sambutannya saat peresmian jamban.
Wakil Ketua Pengurus BMT UMY, Sriyadi menyampaikan, tantangan selanjutnya adalah merubah perilaku hidup sehat sehingga kesadaran dengan lingkungan sehat menjadi tujuan utama. Ketersediaan jamban bisa memberikan kebiasaan untuk hidup sehat. "Pembuatan jamban itu mudah, yang sulit kebiasaan hidup sehat. Harapannya betul-betul bisa digunakan sebaik mungkin, jadi donatur yang menitipkan bantuan bisa langsung merasakan manfaatnya," ujarnya.
Senada dengan itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Cahyono menyebutkan, ketersediaan jamban dapat memberikan manfaat berupa kemudahan dalam urusan ibadah dengan menjaga kesucian agar terhindar dari najis. Hal ini akan menjadikan ibadah yang dilaksanakan betul-betul khusyuk. "Adanya jamban seperti ini akan meningkatkan kesucian kita. Dalam urusan ibadah terjaga unsur-unsur najis, jadikan lingkungan dan badan yang sehat," tegasnya.
Sukardi, salah satu warga penerima bantuan jamban tersebut mengucapkan terima kasih. Ia pun berharap agar program ini dapat terus berlanjut. "Atas nama dari penerima jamban sehat, dari sebelumnya belum ada sekarang sudah ada, dari yang sebelumnya tidak layak sekarang sudah layak, kami ucapkan terima kasih sebesar-besarnya. Semoga program ini berlanjut," harapnya.
Selain memberikan bantuan berupa jamban sehat, KL Lazismu BMT UMY juga menyerahkan paket sembako kepada keluarga dhufa yang ada di Dusun Sigayang. Paket sembako ini menjadi pelengkap bantuan untuk memberikan manfaat lebih luas dari segi kebersihan dan juga nutrisi pangan. Jamban sehat merupakan salah satu program di Lazismu dalam Pilar Kesehatan, yang merupakan bagian dari program SAUM (Sanitasi Untuk Masyarakat), dengan tujuan terbangunnya sarana sanitasi agar penerima manfaat dapat membuang hajat pada tempat yang layak.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Rizal Firdaus]

Kepala SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah, Faisal Akbar saat kegiatan yang berlangsung Jumat (02/09) menyampaikan, program ini adalah yang pertama kali dilakukan oleh siswa-siswi sekolah tersebut. Menurutnya, para anak didik akan belajar untuk berbagi. "Alhamdulillah kita bersama bisa melaksanakan kegiatan berbagi dengan melibatkan siswa-siswi secara langsung. Selain mereka belajar berbagi, siswa dan siswi juga membantu melayani secara langsung," ucapnya.
Faisal menambahkan, salah satu cara dalam pendidikan karakter adalah melalui sikap kepedulian. "Dengan menumbuhkan sikap kepedulian dengan membantu sesama menjadikan ini merupakan salah satu cara dalam menanamkan pendidikan karakter untuk siswa SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah," imbuhnya.
Sementara itu Ahsanur Rizal, Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Kota Banjarbaru yang turut menyaksikan secara langsung kegiatan ini memberikan apresiasinya atas aksi yang dilakukan oleh SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah. "Kami sangat mengapresiasi sekali atas kegiatan yang dilakukan oleh siswa-siswi SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah dengan program 'Muhayya berbagi' yaitu membagikan makanan kepada jamaah Masjid Hajjah Nuriyah setelah pelaksanaan shalat Jumat," ujarnya.
Ahsanur Rizal melanjutkan, pihaknya berharap agar kegiatan ini terus berlanjut karena memiliki muatan positif berupa syiar atas keberadaan sekolah tersebut. "Kami harapkan kegiatan ini terus berlangsung karena kegiatan ini sangat positif, di samping menyediakan makan siang gratis kepada para jamaah dan syiar atas adanya Masjid Hajjah Nuriyah dan SD Muhammadiyah Hajjah Nuriyah. Tentunya dapat mencerahkan dan membawa kemajuan masyarakat di Kota Banjarbaru," tuturnya.
Sebelumnya, Lazismu Kota Banjarbaru kerap kali mendukung program sejenis yang bekerja sama dengan amal usaha Muhammadiyah (AUM), salah satunya dengan SD Muhayya yang bergerak di bidang pendidikan. Jalinan kerja sama dengan SD Muhayya antara lain telah beberapa kali melaksanakan program seperti santunan kepada anak panti asuhan. Selain itu, Lazismu Kota Banjarbaru juga rutin melakukan penyaluran program Beasiswa Mentari.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Acara peresmian KL Lazismu yang baru ini dilaksanakan pada Jumat (23/09) di Masjid At-Taqwa Samudra Kulon. Sebelum penyerahan SK, acara dimulai dengan pengajian rutin Aisyiyah dengan pembicara Ustadz Samsudin yang merupakan Direktur Pondok Al Mumtazah Cilongok. Penyerahan SK KL diberikan langsung oleh Khaedar Abdussofi selaku Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Banyumas. Khaedar mengungkapkan bahwa ini merupakan Kantor Layanan ke 95 yang di dirikan Lazismu Banyumas
Manajer Lazismu Kabupaten Banyumas, Sabar Waluyo mengharapkan agar dengan dibentuknya KL Lazismu baru di bawah Lazismu Kabupaten Banyumas ini sebagai bukti kebangkitan Kecamatan Gumelar dan Kabupaten Banyumas sehingga potensi ZIS dapat dikelola dengan lebih baik lagi. "Langkah Lazismu Banyumas dengan KL baru juga selaras dengan amanat UU nomor 23 tahun 2011 tentang pengelolaan zakat. Legalitas KL yang ada di seluruh wilayah Banyumas tentu akan semakin membuat Lazismu Banyumas memperluas langkahnya," terang Sabar.
Pembentukan KL Lazismu ini terealisasi dengan diturunkannya SK Pembentukan KL dan Pengangkatan Eksekutif. Pada perjalanannya, proses persiapan pembentukan KL Lazismu ini sudah dilakukan sekitar satu bulan lamanya. Jumlah anggota yang diangkat sebanyak 16 orang anggota eksekutif dipimpin oleh Sudiro. KL Lazismu ini merupakan kantor layanan ke-95 yang di dirikan Lazismu Kabupaten Banyumas.
Pada tahun 2021, Lazismu Kabupaten Banyumas telah mencapai penghimpunan dana ZIS pada angka 17 miliar rupiah. Capaian dana ZIS sebesar ini telah melampaui perencanaan target tahun 2021 yaitu 12 miliar rupiah. Melalui penyaluran dalam berbagai program, dana tersebut telah diserap oleh 22.625 penerima manfaat yang merasakan dampak positif dari pengelolaan ZIS oleh Lazismu Kabupaten Banyumas.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Romi Zarida]

Ketua P2K FAI UAD, Muhammad Fauzi Abdullah saat penyerahan infak tersebut mengatakan, jargon P2K FAI UAD 2022 adalah kaya literasi, melek teknologi, sosial-enterprise. Jargon ini membekali dan menanamkan pada mahasiswa untuk selalu menumbuh kembangkan budaya literasi dengan memanfaatkan teknologi serta menumbuhkan jiwa sosial-enterprise. Bentuk implementasinya adalah dengan berbagi, salah satunya melalui media sedekah.
"Salah satu kegiatan yang harus ada di hari Masta (masa ta'aruf), Fakultas, Prodi selain literasi, tahsinul Qur'an perlu adanya implementasi dalam bentuk berbagi yaitu sedekah pagi," ungkap Fauzi.
Harapannya, menurut Fauzi, infak dapat disalurkan kepada masyarakat yang membutuhkan seperti kelas sosial menengah ke bawah. Contohnya dengan memberikan sembako untuk kebutuhan sehari-hari. "Mahasiswa diminta membawa uang sedekah seikhlasnya, kemudian setiap paginya di hari (masta, prodi, dan fakultas) dikumpulkan kepada pendamping mahasiswa baru masing-masing. Di hari terakhir (prodi) semua dana yang terkumpul kemudian disalurkan di Lazismu DI Yogyakarta untuk disalurkan lagi kepada orang-orang yang berhak dan membutuhkan," imbuhnya.
Sementara itu, Manajer Regional Lazismu Wilayah DI Yogyakarta, Marzuki mengucapkan terima kasih atas kepercayaan panitia P2K FAI UAD yang telah menitipkan dan mengamanahkan sedekah dari para mahasiswa baru melalui Lazismu. Dengan adanya program "Sedekah Pagi" ini diharapkan dapat menumbuhkan semangat berbagi. "Program-program seperti ini sangat luar biasa untuk digalakkan di generasi milenial sehingga generasi milenial bisa memiliki jiwa empati dan berbagi kepada sesama," ungkapnya.
Infak "Sedekah Pagi" tersebut selanjutnya akan disalurkan sesuai dengan peruntukannya, yaitu berbagi sembako untuk yang membutuhkan. Dalam pelaksanaannya nanti akan melibatkan para mahasiswa maupun Panitia P2K FAI UAD. Budaya untuk memberikan manfaat harus ditanamkan sejak para mahasiswa memasuki dunia perkuliahan. Kegiatan kecil ini diharapkan dapat menanamkan nilai manfaat, memberikan dampak terhadap masyarakat mahasiswa itu sendiri.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Acara yang berlangsung khidmat ini menghadirkan para tokoh Muhammadiyah yang ada di Kota Salatiga. Di antaranya yaitu Risda Mila Shanti (Kepala Sekolah SMA Muhammadiyah Plus Salatiga), Yahya Syarif (Ketua Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah Pimpinan Daerah Muhammadiyah Salatiga), Eko Susilo (Ketua Komite SMA Muhammadiyah Plus Salatiga), dan Sutomo (Direktur Perguruan Muhammadiyah Salatiga).
Manajer Lazismu Kota Salatiga, Rifka Anisa mengapresiasi dan mendukung penuh semangat siswa untuk belajar. Ia pun menjelaskan, pihaknya tak hanya menyediakan beasiswa untuk SD hingga SMA atau sederajat, namun juga sampai tingkat pendidikan tinggi. "Lazismu Salatiga berharap siswa penerima Beasiswa Mentari dapat terus bersemangat, bahkan kami juga juga menyediakan Beasiswa Sang Surya jika siswa hendak melanjutkan pendidikan ke jenjang perguruan tinggi," ujarnya.
Pada akhir acara, Sutomo selaku Direktur Perguruan Muhammadiyah Salatiga memberikan Training Motivation berupa sikap-sikap yang harus dimiliki oleh pelajar dan berbagi cerita saat pihaknya berkunjung ke luar negeri. Ia mengingatkan bahwa ilmu dapat dipergunakan untuk meraih berbagai hal. "Semua bisa diraih dengan ilmu. Saya berada disini karena ilmu dan do'a beliau-beliau (sembari menunjuk tokoh-tokoh Muhammadiyah), maka anda harus belajar dengan tekun dan menjadi anak yang berbakti pada orang tua," ungkapnya.
Sesuai IKAL Lazismu Kota Salatiga, program untuk pendidikan yang disalurkan pada tahun ini sebesar 10 juta rupiah. Jumlah tersebut terbagi atas 38 penerima beasiswa, yaitu 28 siswa SMA dan 10 siswa SMK. Perencanaan program dibuat setiap akhir bulan Desember dan diserahkan setiap bulan sesuai anggaran dengan kategori penerima beasiswa yaitu siswa berprestasi, kurang mampu, dan yatim.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

