

Ketua Lazismu Kabupaten Bireuen, Fajar Ardiansyah menegaskan, qurban merupakan ibadah sunnah muakkad bagi mereka yang telah mampu melaksanakannya. "Qurban merupakan ibadah tahunan bagi kaum muslimin yang mampu dari segi finansial. Ibadah qurban merupakan sunnah muakkad untuk mengerjakannya," tegasnya.
Fajar juga menerangkan, pelaksanaan ibadah qurban pada tahun ini sedikit berbeda. Kali ini, pihaknya mengusung tema Tebar Qurban Pelosok Negeri. "Kenapa? Karena saat ini qurban hanya diterima orang perkotaan saja, sedangkan daerah terpelosok, daerah yang tertinggal, mereka tidak pernah merasakan daging qurban," terangnya.
Pada Idul Adha 1443 H ini, tiga ekor sapi yang diamanahkan kepada Lazismu Kabupaten Bireuen disalurkan ke daerah-daerah yang jauh dari perkotaan. Tiga daerah ini berada di dua kecamatan, yaitu Pesangan Siblah Krueng dan Peusangan Selatan. Daerah ini dipilih mengingat minimnya jumlah pequrban karena keterbatasan ekonomi, kebanyakan warga merupakan petani. Selain itu, daerah ini juga minim akses layanan kesehatan.

"Alhamdulillah tahun ini menyembelih tiga ekor sapi, disalurkan ke daerah jauh dari perkotaan Peusangan Siblah Krueng dan Pesangan Selatan. Daerah ini masih jauh dari Bireuen. Daerah terpencil dari Kabupaten Bireuen juga sarana prasana kesehatan yang belum memadai menyebabkan masyarakat sulit untuk mengakses pelayanan kesehatan dan pequrban di sana masih minim sekali dikarenakan warga di sana kebanyakan berprofesi sebagai petani," jelas Fajar.
Pembagian daging qurban ini pun menyasar warga yang berada di dua kecamatan yang termasuk kawasan terdepan, terluar, dan tertinggal atau 3T tersebut. Fajar berharap agar semakin banyak dermawan dan donatus yang konsisten untuk menyalurkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui Lazismu Kabupaten Bireuen agar dapat menjangkau seluruh masyarakat yang berada di daerah kepulauan. Terakhir, ia pun mengucapkan terima kasih kepada semua yang terlibat dalam penyaluran qurban ini. "Semoga berkah dan bermanfaat bagi kita semua. Kami ucapkan terima kasih banyak kepada seluruh donatur dan seluruh elemen telah membantu penyaluran daging qurban," tutupnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Fajar Ardiansyah]

Sudan sudah memasuki musim hujan, pagi hari pun mulai terasa sejuk. Pukul 06.30 waktu Sudan bertepatan tanggal 9 Juli 2022, imam shalat Idul Adha bersigap memulai ibadah yang dilaksanakan setahun sekali itu. Terselip motivasi sang khatib dalam khutbah usai shalat tentang pengorbanan Nabi Ibrahim 'alaihissalam ketika diperintahkan untuk mengorbankan Ismail 'alaihissalam. Dalam peristiwa itu yang diuji bukanlah tentang harta yang dimiliki atau merelakan anak yang sudah dinanti sekian tahun untuk menjadi sembelihan, melainkan ujian ketakwaan dari Allah Subhanahu wata’ala kepada hamba-Nya. Seberapa besar kecintaan Hamba-Nya kepada-Nya, itulah keutamaan dari peristiwa Nabi Ibrahim 'alaihissalam. "Allah tidak menerima daging ataupun darah, tetapi yang Allah terima adalah ketakwaan hamba-Nya", demikian refleksi dari surah Al-Haj ayat 37.
Pukul 07.30, warga Muhammadiyah sudah kembali ke rumah masing-masing setelah menyelesaikan shalat Idul Adha, termasuk mereka yang tinggal di Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan. Dengan cekatan dan penuh semangat, masing-masing bergegas menyiapkan peralatan yang akan dipakai untuk penyembelihan hewan qurban. Setengah jam kemudian penyembelihan dimulai, diawali dengan hewan qurban sapi. Dua ekor hewan qurban sapi disembelih di tempat tersebut dan satu ekor lainnya dikirim ke daerah Haj Yusuf Sudan untuk disembelih, kemudian didistribusikan dagingnya kepada masyarakat Sudan yang membutuhkan. Hari pertama ini, lima ekor kambing disisakan untuk disembelih pada hari berikutnya.
Sore hari, di depan Markas Dakwah Muhammadiyah Sudan nampak antrian untuk pengambilan daging qurban. Tim yang bertugas untuk mendistribusikan dengan sigap memberikan beberapa bungkus daging yang sudah disiapkan oleh panitia. "Syukran," demikian kata yang terlontar dari masyarakat Sudan setelah menerima daging qurban. Ada juga anak kecil yang sumringah saat menerimanya. Ketika ditanya, "Kenapa seperti itu?" Dengan tersenyum ia menjawab, "Ini untuk keluargaku." Seketika itu panitia pun tertegun dan bersyukur bisa memberikan kepada mereka yang membutuhkan, "Alhamdulillah."
Selain berbagi kepada masyarakat Sudan, Muhammadiyah Sudan juga memberikan daging qurban kepada para warga Muhammadiyah yang datang untuk bersilaturahmi. Banyak diskusi yang dihasilkan dan menambah keakraban. Daging yang diberikan kepada kader Muhammadiyah mayoritas dimanfaatkan untuk membuat rendang, gulai, sate, dan ada juga yang memanggang bersama-sama. "Alhamdulillah makan enak dan perbaikan gizi," ujar salah seorang teman.
"Alhamdulillah, Maasyaa Allah eksistensi Lazismu luar biasa. Semoga eksistensinya semakin terjaga dan juga kepercayaan masyarakatnya meningkat serta manfaatnya lebih luas lagi. Manfaat Lazismu sudah terasa baik di Indonesia ataupun di luar negeri. Banyak orang yang merasa bahwa manfaat keberadaaan Lazismu benar-benar terasa, seperti di kegiatan besar Ramadhan dan Idul Adha. Lazismu bisa menjadi inspirasi bagi lembaga filantropi lainnya. Sejauh ini KL Lazismu PCIM Sudan sudah menjadi inspirasi bagi lembaga lainnya," tutur Wahidin, Kepala KL Lazismu PCIM Sudan yang selalu menyertai berbagai kegiatan Idul Adha ini.
Hari kedua, yaitu hari pertama Tasyriq dimulai pada pukul 11 siang. Lima orang menuju kawasan Haj Yusuf untuk menyaksikan penyembelihan satu ekor sapi yang merupakan amanah organisasi Masyarakat Ekonomi Sudan. Perjalanan menuju Haj Yusuf menggunakan Muwasholat, sejenis bus umum, di Indonesia dikenal sebagai metromini atau sejenisnya. Ada alasan tersendiri mengapa kami menggunakan kendaraan umum. Selain untuk menghemat pengeluaran, juga bisa menambah kehangatan antar masyarakat yang berbeda negara. Ada banyak cerita yang keluar dari bus umum tersebut, baik berasal dari ibu-ibu, anak kuliah, bahkan preman yang sudah tobat. Kejadian yang paling unik adalah ketika adzan berkumandang. Hampir seluruh aktivitas dihentikan, masing-masing menuju ke tempat ibadah atau menggelar tikar untuk menunaikan shalat di pinggir jalan.
Sesampainya di tempat pemberhentian Muwasholat, tim Kantor Layanan (KL) Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Sudan melanjutkan dengan mobil. Medan yang berkelok menjadi tantangan dan pengalaman tersendiri. Perjalanan terasa mengasyikkan seperti berpetualang di jalanan dengan medan yang berat, namun menggunakan mobil seadanya. Penjelajahan ini melintasi pemukiman warga yang hanya beratapkan batu bata dan beralas pasir. Tempat tidurnya pun hanya menggunakan ranjang yang dikaitkan antara tiang satu ke tiang berikutnya dengan tali. Ketika tiba, terlihat jelas sapi berwarna coklat telah siap untuk disembelih pada hari itu. Masyarakat sangat antusias dengan kedatangan tim Muhammadiyah ini, anak-anak kecil mengucapkan salam dan mengangkat tangan kebahagiaan. Mereka berkerumun di tempat penyembelihan hewan qurban.
Di tengah teriknya matahari siang hari, tim KL Lazismu PCIM Sudan bersama masyarakat memulai penyembelihan sapi berwarna coklat tersebut. Meski hanya dengan jumlah yang sedikit, kolaborasi ini mampu merobohkan sapi qurban dan juga menyembelihnya. Selepas penyembelihan, daging pun dipotong-potong dan dimasukkan ke dalam tempat yang sudah disediakan untuk didistribusikan kepada masyarakat sekitar. Setelah acara selesai, keakraban pun terjalin kala masyarakat mengajak rombongan tim untuk memanen tebu di daerah sekitar dan juga sebagai ajang ramah tamah di antara mereka.

Pengalaman hari pertama Tasyriq sangat berarti bagi tim KL Lazismu PCIM Sudan. Tidak hanya untuk menyebarluaskan dakwah Muhammadiyah, namun juga sebagai duta internasional Muhammadiyah di negeri dua Nil ini. Dengan semangat berqurban, tim yang berjumlah lima orang ini berhasil mengenalkan Muhammadiyah yang berusaha memberi dan melayani, bukan untuk warga Indonesia, namun lebih luas dari itu. Muhammadiyah berusaha untuk selalu memberi dan melayani warga internasional. Islam yang rahmatan lil'alamin juga berhasil dikumandangkan melalui dakwah sosial, bukan hanya sekedar merekatkan warga Muhammadiyah dan masyarakat di Sudan, namun lebih jauh lagi, dapat merekatkan dua negeri ini, Indonesia dan Sudan.
"20 tahun atau dua dekade bukanlah usia yang muda lagi bagi sebuah lembaga. Tentu banyak rintangan dan dinamika permasalahan yang telah berhasil dilalui, pastinya banyak hikmah juga pembelajaran yang didapatkan dari itu semua. Semua yang kita lakukan sejatinya hanya sebagai wasilah untuk menggapai ridha-Nya, setiap bisikan kotor atas niat baik kita mari kita bersihkan dan perbaiki hanya untuk menggapai ridho-Nya. Selamat milad yang ke-20 Lazismu. Tetaplah istiqomah dan amanah dalam menebarkan manfaat," demikian ucap Sidiq Beni Saputra, salah satu amil KL Lazismu Sudan.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Dimas Muhammad Hanif Arkaan]

Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Banjarbaru, Abdul Aziz menyampaikan, program ini merupakan salah satu program pemberdayaan Lazismu. Untuk memenuhi persyaratan sebagai penerima bantuan, pihaknya telah melakukan survei terlebih dahulu. "Sebelumnya kami telah menurunkan tim yang bertugas untuk survei. Dari hasil survei tersebut kami berkesimpulan, usaha ini akan prospektif dan sangat perlu dibantu, apalagi pangsa pasarnya jelas karena sangat dekat dengan perkantoran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan dan Pemerintah Kota Banjarbaru," ujarnya.
Aziz pun berharap agar bantuan ini akan terus berjalan dengan baik, tentunya Lazismu akan terus mendampingi hingga mandiri. "Mudah-mudahan usaha ini ini dapat berjalan dengan baik dan akan dikawal sampai benar-benar mandiri," harapnya.
Senada dengan itu, Hasanul Basri, Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Banjarbaru yang memberikan sambutan saat pelaksanaan penyerahan dan peresmian Dapur Palam pada Sabtu (25/06) menyampaikan bahwa keberadaan Lazismu adalah sebagai bentuk kepedulian umat untuk saling membantu. "Dengan kerja sama banyak orang maka akan mudah memberikan bantuan dan orang yang dibantu insyaAllah ringan bebannya, apalagi yang menjadi penerima merupakan ibu yang memilik tiga anak yatim. Mudah-mudahan membawa kebermanfaatan," imbuhnya.
Rasa syukur pun ditunjukkan oleh Isnaini, kakak ipar Rara, penerima manfaat yang mewakili dalam penyerahan bantuan tersebut. "Ketika mendengar jika Lazismu berkeinginan membantu pembangunan warung, saya merasa sangat bersyukur karena saat ini dia (Rara) sedang membesarkan tiga anaknya yang masih kecil. Terima kasih atas bantuannya," ungkapnya.
Isnaini melanjutkan, sebelumnya keluarga telah mencoba memberikan modal ketika berjualan secara daring. "Kami sebelumnya telah memberikan bantuan modal pula, namun dengan adanya bantuan warung ini tentu harapan kami akan dapat dapat berkembang dan bisa membesarkan dan membiayai sekolah anak-anak," lanjutnya.
Manajer Lazismu Kota Banjarbaru, Tito Dwi Wirawan yang turut mengawal program ini membeberkan alasan pihaknya hingga akhirnya memutuskan untuk membantu. "Usaha kuliner milik ibu Rara ini telah berjalan lebih kurang satu tahun, namun hanya mengandalkan pemasaran secara online. Dengan keadaan seorang diri membesarkan tiga orang anak yang masih kecil beliau berkeinginan untuk membuka warung," jelasnya.
Tito kemudian menjelaskan, dengan bantuan usaha seperti ini pihaknya berniat agar lebih banyak lagi pihak yang dapat dibantu. "Kami berniat menjadikan sebagai role mode pemberdayaan ekonomi masyarakat yang berkesinambungan melalui usaha kuliner yang tidak hanya menguntungkan si penerima manfaat saja, tetapi juga memberikan efek rantai ékonomi terhadap pelaku usaha yang lain. Contoh saja ketika usaha warung dan pesanan katering ini berjalan, maka ada banyak pemasok bahan-bahan masakan seperti penjual sayur, penjual ikan dan daging, penjual bumbu dan lain-lain yang akan terkena imbasnya, serta mampu membuka lapangan pekerjaan ketika warung tersebut mampu menyerap tenaga kerja dari ibu-ibu dan driver ojek online di sekitar warung tersebut," pungkasnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Hj. Pastiana selaku panitia pelaksana kegiatan ini sekaligus anggota Ranting Aisyiyah Muttaqin Banjarmasin menyampaikan terima kasih atas disalurkannya hewan qurban di lingkungannya. "Terima kasih atas bantuan satu ekor sapi dari Lazismu Kota Banjarmasin. Selanjutnya akan kami salurkan kepada warga yang berhak. Mudah-mudahan adanya kegiatan ibadah qurban ini membawa keberkahan bagi kita semua, baik yang berqurban maupun warga yang menerima manfaat daging qurban nantinya," ujarnya.
Sementara itu, Muhammad Adiani, Sekretaris Badan Pengurus Lazismu Kota Banjarmasin menyampaikan bahwa pihaknya bersyukur kali ini bisa menyalurkan amanah para pequrban. "Kami bersyukur bisa turut menyalurkan satu ekor sapi di Ranting Muttaqin ini. Terima kasih juga kepada seluruh peserta qurban atas kepercayaannya, berqurban melalui Lazismu Kota Banjarmasin," terangnya.
Adiani menambahkan, ke depannya, Lazismu akan terus melakukan sebaran qurban ke daerah pinggiran Kota Banjarmasin. Hal ini dilakukan agar distribusi hewan qurban dapat berdaya guna dan tepat sasaran. "Tahun depan, kami terus berupaya untuk mengajak kepada warga persyarikatan ikut berpartisipasi menyebarkan qurban ke daerah pinggiran Kota Banjarmasin, agar bisa tepat sasaran dan berdaya guna," ajaknya.
Kawasan Jalan Tunjung Maya merupakan salah satu daerah padat penduduk di Kota Banjarmasin. Pada pelaksanaan Idul Adha 1443 H, daerah ini hanya menyembelih dua ekor sapi, satu di antaranya merupakan amanah para pequrban melalui Lazismu. Daging qurban tersebut akan dibagikan untuk 120 kepala keluarga.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

Manajer Lazismu Kabupaten Kendal, Suprapto menyampaikan, ZISCardMu adalah sebuah bentuk inovasi yang dilakukan oleh pihaknya dalam bentuk kartu. Selain memberikan berbagai kemudahan, kartu ini juga akan meningkatkan kesadaran masyarakat umum dalam menunaikan zakat, infak, dan sedekah melalui Lazismu. Tidak hanya berfungsi sebagai kartu muzakki, ZISCardMu juga dapat digunakan sebagai uang digital. Kartu tersebut dapat digunakan sebagai alat pembayaran jalan tol, kartu belanja isi ulang, dan juga sebagai kartu diskon belanja di toko-toko yang telah bekerja sama dengan Lazismu Kabupaten Kendal.
"Selain berbagai benefit di atas, dengan menggunakan ZISCardMu kita juga ikut berkontribusi pada pembangunan Sekolah Layak di tepian negeri dalam program 'Save Our School'," imbuh Suprapto.
Acara Pengajian Hari Bermuhammadiyah ini digelar dalam rangka silaturahmi keluarga besar Muhammadiyah Kabupaten Kendal, selain juga untuk memeriahkan semarak pra Muktamar, Gebyar UMKABA, dan Milad 113 Muhammadiyah. Turut berhadir dalam acara ini yaitu Wakil Bupati Kendal H. Windu Suko Basuki, Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Jawa Tengah Suparman Syukur, Sekretaris Umum Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Abdul Mu’ti, dan jajaran PDM Kendal.
Ketua PDM Kendal, Ikhsan Intizam dalam sambutannya mengatakan, ber-Muhammadiyah itu merupakan jihad fi sabilillah dan konsekuensi dalam berjihad insyaAllah syahid karena Muhammadiyah bekerja untuk tegaknya syariat Islam. Ia pun meminta doa kepada para jamaah untuk semua agenda yang sedang dilaksanakan agar berjalan dengan baik. "Salah satu agenda tersebut adalah pendirian Rumah Sakit Islam 2 yang akan dibangun di wilayah Patean dan saat ini sudah masuk tahap perizinan," terangnya.
Sementara itu Sekretaris Umum PP Muhammadiyah, Abdul Mu’ti dalam tausiyahnya mengatakan, kegiatan pengajian dapat dikatakan sukses bukan dilihat dari banyaknya jamaah yang hadir, tetapi yang utama dan terbesar adalah niat kita dalam mengadakan pengajian semata-mata hanya mengharap ridha Allah. Menurutnya, kesuksesan ditandai dengan ikhtiar terus beramal untuk memajukan persyarikatan. "Dan sukses di antaranya adalah bagaimana kita ini bisa terus beramal, berjihad memajukan umat, memajukan bangsa dengan amal usaha milik Muhammadiyah," imbuhnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Agung Pramuryantyo selaku Manajer Lazismu Kota Pekanbaru menjelaskan, bantuan yang disalurkan untuk pembangunan masjid tersebut sebesar tiga juta rupiah. Ia pun berharap agar dana yang diberikan tersebut bisa membantu membangun masjid. "Hari ini Lazismu Pekanbaru menyalurkan bantuan sosial untuk pembangunan Masjid Al-Fida'. Bantuan tersebut berupa uang sebesar tiga juta rupiah. Semoga bantuan ini bisa sedikit membantu membangun Masjid Al-Fida'," jelasnya.
Sementara itu, Zul Azmi sebagai ketua pengurus Masjid Al-Fida' mengucapkan terima kasih kepada Lazismu Kota Pekanbaru yang telah memberikan bantuan untuk pembangunan masjid yang dikelolanya. "Kami dari pengurus mengucapkan terima kasih banyak kepada Lazismu Pekanbaru yang telah mau memberikan kontribusinya kepada Masjid Al-Fida'. Kami juga saat ini sedang melaksanakan pembangunan," ungkapnya.
Zul Azmi juga bersyukur atas kerja sama yang telah terjalin serta berdoa agar diberikan keberkahan. "Alhamdulillah dengan kerja sama dan support dari Lazismu Pekanbaru kita sesama lembaga dari Muhammadiyah, mudah-mudahan memberikan kita keberkahan buat kita bersama," ucapnya.
Bantuan pembangunan masjid ini merupakan bagian dari program Back to Masjid. Program ini berada di bawah Pilar Sosial Dakwah Lazismu yang bertujuan agar masjid dapat memberikan layanan ibadah yang layak dan berkualitas. Salah satu bentuk dari program Back to Masjid adalah rehabilitasi atau renovasi tempat ibadah.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

