

Yulianti Muthmainnah selaku Ketua PSIPP ITBAD Jakarta mengamati bahwa isu zakat bagi korban menjadi penting karena selain korban kekerasan belum menjadi prioritas sebagai kelompok yang berhak menerima zakat, potensi zakat Indonesia juga sangat banyak. Penulis buku "Zakat untuk Korban Kekerasan terhadap Perempuan dan Anak" ini juga menyoroti adanya kekosongan pandangan dari para ulama atau lazim dikenal dengan fatwa yang berkaitan dengan upaya penghapusan kekerasan terhadap perempaun dan anak, terlebih di masa pandemi. "Jadi, organisasi-organisasi yang punya otoritas mengeluarkan fatwa ternyata tidak memberikan fatwa untuk penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak di masa pandemi,” ucap Yuli dalam sambutannya.
Sementara itu Siti Syamsiyatun dalam paparannya mengapresiasi upaya yang telah dilakukan oleh penulis buku beserta agenda-agenda PSIPP lainnya. Menurutnya, upaya tersebut bukan hanya ijtihad belaka, tetapi juga merupakan "gender jihad" (meminjam istilah seorang pemikir wanita Muslim tersohor, Amina Wadud). "Jadi, ini sekaligus ijtihad untuk isu gender, tetapi juga 'gender jihad'. Jihad ini kita maknai sebagai upaya yang sungguh-sungguh untuk mencapai sesuatu yang bermakna. Karena penghapusan kekerasan terhadap perempuan dan anak-anak ini adalah hal yang sangat memprihatinkan, maka upaya dari berbagai sudut itu dapat kita sebut sebagai 'gender jihad',” terangnya.
Ia pun menyoroti kasus-kasus pemerkosaan yang bahkan pelakunya adalah orang-orang terdekat (keluarga) dan juga soal nasehat-nasehat perkawinan yang dalam kesaksiannya masih patriarkis. "Banyak ulama-ulama ketika memberikan nasehat perkawinan, nasehatnya itu sangat patriarkis dan undercentris. Jadi, berpusat pada pelayanan atas laki-laki. Jadi, kok nasehatnya itu berpusat untuk kenikmatan laki-laki dan tidak memikirkan kenikmatan perempuan dan kesulitan perempuan," kritiknya.
Siti kemudian memberikan masukan yaitu mencari solusi bagi permasalahan yang berada di hulu secara kolektif. "Selain solusi hilir dengan membantu para korban saat ini, untuk membuat keadaan lebih baik kita perlu membongkar mindset tentang seksualitas ini, mindset tentang perkawinan, dan seterusnya," ungkapnya.
Dalam acara itu Sudarnoto Abdul Hakim menyampaikan apresiasinya terhadap buah pemikiran inspiratif yang dituangkan Yuli dalam bukunya. Ia pun mendorong sang penulis untuk tetap konsisten pada isu perempuan yang memang jarang digeluti oleh berbagai kalangan. Menurutnya, kelahiran buku ini didorong oleh kemarahan intelektual-moral penulis akan minimnya perhatian serta kajian terhadap korban kekerasan terutama bagi perempuan dan anak.
Di samping itu, Sudarnoto menyarankan agar proposal sebagaimana yang tertuang dalam buku tersebut diajukan kepada MUI, Muhammadiyah, NU, dan pemerintah untuk dibahas agar ditindaklanjuti serta tidak berhenti pada tataran wacana belaka. "Jangan sampai negara itu tutup telinga, tutup hati, tutup mata terhadap persoalan perempuan dan anak-anak yang sudah sedemikian rupa diperlakukan secara tidak sepatutnya. Menurut saya ini violence, ini kejahatan!" ucapnya.
Ahsan J. Hamidi juga menyampaikan pesan optimisnya. "Hati saya tercabik-cabik membaca buku ini karena data dan fakta soal kasus kekerasan terhadap perempuan dan anak sudah sedemikian rupa, sementara itu kita tidak bisa berbuat apa-apa," ujarnya. Ahsan menambahkan, "Perbuatan kekerasan dalam rumah tangga itu adalah sesuatu yang nista, sesuatu yang menyebabkan perempuan ada dalam kelompok mustadh’afin ‘orang-orang yang lemah dan dilemahkan’. Ini harus terus digelorakan. Semangat untuk memberikan argumen yang baik bahwa perbuatan KDRT yang dilakukan oleh siapa pun, itu adalah perbuatan yang pengecut, perbuatan nista yang harus kita hentikan apa pun alasannya.”
Ketua Pimpinan Ranting Muhammadiyah Pisangan Legoso itu juga mendorong agar PSIPP turun ke akar rumput dalam rangka mendata korban, melakukan pendampingan, dan lain sebagainya. "Memberikan zakat kepada korban KDRT hanya salah satu pilihan, tetapi implikasi dari pemberian zakat kepada korban KDRT itu akan banyak sekali. Di situ akan ada edukasi, di situ akan ada keberpihakan, di situ akan ada advokasi, di situ akan ada keprihatinan, dan seterusnya," ungkapnya. Ia melanjutkan, "Kebajikan yang sudah Yuli wujudkan dalam buku tidak hanya berhenti di ruang diskusi, ruang seminar, tetapi juga asas manfaatnya harus bisa dirasakan oleh perempuan-perempuan di Indonesia terutama pada korban KDRT."
PSIPP ITBAD Jakarta merupakan lembaga yang bergerak dan fokus pada isu-isu keislaman, perempuan, dan pembangunan. Tujuan didirikannya pusat studi ini bukan hanya untuk mengkaji, kemudian melakukan pelatihan dan peneltian, tetapi pada saat yang sama juga memiliki dua misi. Pertama, memastikan putusan Tarjih Muhammadiyah (tidak menutup kemungkinan juga diperuntukkan bagi lembaga lainnya) yang berperspektif perempuan itu bisa disebarluaskan semakin luas kepada masyarakat. Kedua, kalau Tarjih Muhammadiyah belum mempunyai fatwa yang berkeadilan bagi perempuan dan dukungan kepada korban, maka apa yang dilakukan oleh PSIPP bagian dari mendorong, memberikan masukan, memberikan usulan kepada tarjih dan Pimpinan Pusat Muhammadiyah supaya memiliki fatwa yang berkeadilan bagi perempuan.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah]

Menyikapi kejadian tersebut, Lazismu Kota Pekanbaru bersama Forum Zakat (FOZ) Riau menyalurkan bantuan kepada Edi Susanto pada Kamis (21/10) di Jalan Satria, Kelurahan Sripalas, Kecamatan Rumbai, Kota Pekanbaru. Beberapa anggota FOZ turut hadir dalam aksi tersebut, seperti Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lazismu Kota Pekanbaru, IZI Riau, Laznas PHR, Laznas Dewan Dakwah, YBM BRI, DT Peduli, Swadaya Ummah, Rumah Yatim, dan Yakesma.
Ketua Badan Pengurus Lazismu Kota Pekanbaru, Dede Firmansyah mengatakan pihaknya turut prihatin kepada keluarga yang tertimpa musibah kebakaran. Ia juga bersyukur Lazismu Kota Pekanbaru turut berpartisipasi memberikan bantuan berupa KornetMu dan uang untuk meringankan beban mereka yang terdampak. "Alhamdulillah Lazismu Pekanbaru bisa ikut membantu keluarga yang tertimpa musibah kebakaran berupa KornetMu dan juga uang. Semoga ini bisa membantu beban mereka yang sedang tertimpa musibah ini," jelasnya.
Sementara itu Ali Bastoni selaku Ketua FOZ Riau mengatakan, bantuan yang disalurkan melalui beberapa lembaga zakat yang tergabung di FOZ terdiri dari peralatan masak, peralatan makan, pakaian, makanan, kasur, dan uang sebagai bantuan. "Disini ada beberapa lembaga zakat yang tergabung dalam FOZ terdiri dari Dompet Dhuafa, Rumah Zakat, Lazismu Kota Pekanbaru, IZI Riau, Laznas PHR, Laznas Dewan Dakwah, YBM BRI, DT Peduli, Swadaya Ummah, Rumah Yatim, dan Yakesma untuk memberikan bantuan kepada keluarga yang tertimpa musibah kebakaran. Mudah-mudahan ini bisa membantu mereka," ucapnya.
Tidak ada korban jiwa karena saat kebakaran terjadi, Edi dan keluarga sedang berada di rumah salah satu kerabat yang berjarak tidak jauh dari rumahnya. Edi menghidupi istri dan anak balitanya dengan bekerja sebagai buruh bangunan, terkadang ia pun menjadi kuli angkat di pergudangan. Ia sangat membutuhkan bantuan untuk membangun kembali rumahnya, serta perlengkapan rumah tangga untuk memasak, tidur, dan kebutuhan pokok lainnya.
[PR Lazismu PP Muhammadiyah/Setiawan]

Penyerahan beasiswa pendidikan berlangsung pada Senin (11/10) di Masjid Ki Bagus Hadikusumo, UMLA. 20 orang mahasiswa penerima manfaat mendapatkan bantuan yang diberikan setiap satu tahun sekali selama dua semester. Untuk mendapatkannya, mereka harus melewati berbagai tahapan seleksi yang dijalankan oleh para pengurus KL Lazismu UMLA agar bantuan tersebut benar-benar tepat sasaran dan berdaya guna.
Acara penyerahan beasiswa tersebut dihadiri oleh Rektor UMLA Abdul Aziz Alimul Hidayat, Wakil Rektor (Warek) 1 Masram, Warek 2 Alifin, serta Warek 3 Bakri Priyodwi. Selain itu juga hadir Ketua Ta’mir Masjid Ki Bagus Hadikusumo Qhuby Mulyono, Kepala KL Lazismu UMLA Tataq Satria Praja, para dosen UMLA, dan para mahasiswa. Beasiswa yang diserahkan yaitu Beasiswa Kader, Beasiswa Kurang Mampu, serta Beasiswa Hafidz Qur’an. Setelah prosesi penerimaan beasiswa, para mahasiswa yang menjadi penerima manfaat kemudian menandatangani surat pernyataan dari KL Lazismu UMLA.
Kepala KL Lazismu UMLA, Tataq Satria Praja menerangkan bahwa beasiswa tersebut diberikan oleh KL Lazismu UMLA setiap tahun ajaran baru, yaitu satu tahun sekali selama dua semester. "Adapun mekanismenya yang pertama, kami umumkan melalui Program Studi (Prodi) serta Lembaga Informasi dan Komunikasi (Lesikom) untuk mahasiswa baru. Kedua, penyerahan berkas mahasiswa sesuai dengan syarat dalam pengumumam. Ketiga, seleksi administrasi. Keempat, wawancara, dan yang kelima, pengumuman penerima beasiswa," terangnya.
Ia kemudian berharap, beasiswa KL Lazismu UMLA ini dapat membantu mahasiswa untuk terus melanjutkan kuliah, khususnya bagi mereka yang kurang mampu. "Kepada para penerima beasiswa, kami berharap agar menggunakan uang tersebut untuk kegiatan perkuliahan, sehingga semakin termotivasi. Kedua, doakan para donatur khususnya para dosen dan tenaga kependidikan di UMLA, karena ini semua adalah amanah dari mereka untuk kami sampaikan," harapnya. Tataq juga menyampaikan terima kasih dan mewajibkan para penerima beasiswa untuk memberikan kontribusi kepada UMLA.
Mohammad Muzaki selaku salah satu penerima beasiswa mengungkapkan rasa syukur akan berusaha memberikan kontribusi bagi UMLA. "Alhamdulillah bersyukur dapat beasiswa dari Lazismu UMLA. Saya merasa ini sekaligus amanah. Karena ini adalah uang umat, sehingga sebisa mungkin saya harus mengembalikannya untuk umat dalam wujud kontribusi dan kebermanfaatan," tegasnya.
Mahasiswa Prodi Pendidikan Guru Sekolah Dasar (PGSD) ini juga berkomitmen untuk terus aktif dalam Organisasi Mahasiswa (Ormawa) UMLA serta berjuang di perkaderan. "Hal itu sebagai wujud pengabdian saya sebagai mahasiswa dan sebagai bagian dari persyarikatan, sekaligus sebagai kader IMM. Insya Allah saya akan terus memberikan karya baik di dalam akademik maupun aktifitas kesosialan," ungkapnya.
Beasiswa pada pendidikan tinggi atau biasa dikenal dengan Beasiswa Sang Surya Lazismu bertujuan untuk meningkatkan akses pendidikan lanjut yang berkualitas, dengan memberikan kesempatan generasi muda berprestasi namun menghadapi kendala ekonomi agar menempuh pendidikan tinggi yang berkualitas. Program ini memiliki peranan penting dalam pendidikan, terutama di tengah situasi pandemi ini.
[Public Relation Lazismu PP Muhammadiyah]

Bukti keseriusan Lazismu dalam mendorong tercapainya indikator Pendidikan Bermutu adalah dengan menyalurkan sebagian dana yang telah dihimpun melalui beragam program yang ada di bawah Pilar Pendidikan Lazismu, di antaranya Save Our School (SOS), Bakti Guru, dan program Beasiswa yaitu Beasiswa Mentari dan Beasiswa Sang Surya. Dalam penghimpunannya, Lazismu juga melibatkan donatur yang turut peduli dalam bidang pendidikan, salah satunya adalah Bank Mega Syariah.
Melalui Seremoni Kick Off Penyaluran Program Beasiswa Lazismu Tahun 2021 Periode II yang dilakukan secara daring, Lazismu secara resmi menyalurkan bantuan Beasiswa Mentari dan Beasiswa Sang Surya dengan kuota sebanyak 500 penerima manfaat pada periode II ini. Acara ini dihadiri oleh Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Direksi Lazismu PP Muhammadiyah, Bank Mega Syariah, serta para penerima beasiswa.
Direktur Utama Lazismu PP Muhammadiyah, Muhammad Sabeth Abilawa dalam pengantarnya menyampaikan bahwa antusiasme masyarakat untuk mengikuti program Beasiswa Lazismu ini sangat tinggi setiap periodenya. Tercatat pada periode II ini jumlah pemohon yang masuk sebanyak 18.175 orang, sedangkan kapasitas yang bisa diakomodir oleh Lazismu terbatas hanya untuk 500 orang.
"Antusiasme dari masyarakat cukup tinggi untuk program ini, namun yang bisa dikabulkan oleh Lazismu hanya 500. Untuk itu kami meminta maaf belum bisa memenuhi semua harapan dari pendaftar dan dengan berat hati harus memilih yang terbaik diantara yang terbaik," ungkap Sabeth. Sabeth juga menyampaikan harapannya kepada para penerima beasiswa yang telah terpilih melalui beberapa seleksi ketat agar bisa memanfaatkan dana beasiswa sebaik mungkin dengan menunjukkan pencapaian akademis, yaitu meraih nilai-nilai yang bagus.
Mewakili pihak Bank Mega Syariah, Ratna Wahyuni selaku Corporate Secretary Division Head Bank Mega Syariah menyampaikan terimakasih atas terselenggaranya penyaluran beasiswa tersebut. "Kami mewakili manajemen mengucapkan terimakasih, karena pada tahun ini Bank Mega Syariah berkesempatan untuk berkolaborasi dalam penyaluran program beasiswa. Program ini merupakan tanggung jawab sosial perusahan kami dan mudah-mudahan bisa bermanfaat bagi penerima Beasiswa Sang Surya dan Mentari," ujarnya.
Ratna juga menyampaikan harapannya agar Bank Mega Syariah dapat terus berkembang dan menjadi lebih besar sehingga bisa memberikan lebih banyak manfaat untuk para penerima beasiswa dan masyarakat Indonesia umumnya. Terakhir, ia juga meminta agar jalinan kerjasama dengan Lazismu terus berlanjut. "Kami tetap berharap Lazismu terus berkoordinasi supaya kami dapat terus ikut bekerjasama dalam berbagai kegiatan yang diselenggarakan oleh Lazismu," harapnya.
Pada acara tersebut Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago memberikan motivasi untuk para penerima beasiswa. Ia menegaskan bahwa kita tidak boleh cepat menyerah, meskipun keadaan serba sulit namun pintu kebaikan dan kesempatan akan selalu terbuka bagi para pencari ilmu. Kunci dari terbukanya pintu tersebut adalah dengan menjadi pribadi yang senang berbagi.
"Adik-adik yang masih sekolah, suka berbaginya adalah dengan ringan dalam membantu orang lain. Tentu sesuai dengan kemampuan kita masing-masing. Masih banyak teman-teman kita yang membutuhkan uluran tangan kita," ucapnya. Ia melanjutkan, "Dengan suka berbagi, insya Allah kita akan merasakan jalan-jalan yang dimudahkan oleh Allah."
Terkait penerima manfaat, Mahli menjelaskan bahwa penerima manfaat beasiswa ini tidak hanya berasal dari sekolah atau perguruan tinggi Muhammadiyah semata. "Satu catatan lainnya adalah bahwa para penerima ini bukan hanya dari murid-murid sekolah Muhammadiyah, jadi lintas sekolah. Bahkan juga sekolah negeri, universitas negeri, dan lain-lainnya," jelasnya.
Terakhir Mahli menyampaikan ucapan terima kasihnya atas kesediaan Bank Mega Syariah menjadi donatur untuk program beasiswa ini. Ia berharap agar kolaborasi ini terus berlanjut, tidak hanya untuk program beasiswa melainkan juga melalui program-program bantuan pendidikan lainnya melalui Lazismu. "Insya Allah kami di Lazismu akan menyelenggarakan dengan seoptimal mungkin melalui sistem yang tertata rapi dan mekanisme yang auditabel," tutupnya.
Beasiswa Mentari dan Beasiswa Sang Surya menjadi beberapa program andalan Lazismu di bawah naungan Pilar Pendidikan Lazismu. Melalui program-program ini diharapkan dapat mengurangi angka putus pendidikan, baik pada level pendidikan dasar maupun pendidikan tinggi di Indonesia.
[Public Relation Lazismu PP Muhammadiyah]

Nasyiatul Aisyiyah Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah memiliki komitmen dalam upaya pencegahan stunting. Salah satu komitmen tersebut adalah dengan bermitra bersama Lazismu PP Muhammadiyah dalam kampanye pencegahan stunting yang digelar di Desa Rawabelut, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Cianjur, Jawa Barat dan Desa Nunusunu, Kecamatan Kualin, Kabupaten Timor Tengah Selatan, Nusa Tenggara Timur. Kerjasama yang berlangsung sejak bulan November 2018 hingga saat ini tersebut memuat beragam kegiatan dalam upaya peningkatan kesadaran dan pemenuhan gizi seimbang serta pencegahan stunting yang dikemas dalam program Tingkatkan Gizi Seimbang (TIMBANG).
Berlangsung secara daring, Nasyiatul Aisyiyah bersama Lazismu PP Muhammadiyah menggelar Closing dan RTL Program Stunting dan Peningkatan Gizi Seimbang pada Senin (18/10). Acara ini dihadiri oleh Badan Pengurus dan Direksi Lazismu PP Muhammadiyah, Nasyiatul Aisyiyah PP Muhammadiyah dan Daerah, Bank Mega Syariah, serta undangan. Acara ini merupakan bentuk pelaporan kegiatan serta rencana tindak lajut (RTL) terkait keberlanjutan program ini.
Khotimun Sutanti mewakili Nasyiatul Aisyiyah PP Muhammadiyah memaparkan bahwa RTL program ini mencakup tiga hal berbasis program yang telah dilaksanakan. Pertama adalah penyediaan air bersih berbasis masyarakat. Khotimun menegaskan bahwa akses terhadap air bersih harus diutamakan sebagai dasar program. "Kita utamakan akses pelayanan air bersih," tegasnya. Ia melanjutkan, "Tidak hanya itu, tentunya kita harus menunjang dengan perilaku hidup bersih melalui promosi kesehatan lingkungan dalam upaya pencegahan stunting."
RTL yang kedua adalah revitalisasi pelayanan posyandu berbasis pemberdayaan. Khotimun menjelaskan, lingkup revitalisasi ini berupa pemberdayaan kader Posyandu melalui kegiatan Family Learning Centre (FLC), penyediaan alat kesehatan penunjang di setiap layanan Posyandu (Posyandu Kit, Konseling Kit Menyusui), penyediaan media penyuluh kesehatan di setiap Posyandu, serta penyediaan sarana penunjang layanan Posyandu di setiap dusun.
Yang terakhir, RTL yang akan dilakukan berupa kampanye pencegahan pernikahan anak, dengan menggelar FLC "Peran Organisasi Kepemudaan dalam Upaya Pencegahan Pernikahan Anak di Desa Rawabelut" bersama Karang Taruna, Remaja Masjid, dan elemen kepemudaan lain setingkat desa, serta mengadakan Pelayanan Remaja Sehat Milik Nasyiatul Aisyiyah (PASHMINA) tahap 2.
Sekretaris Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah, Mahli Zainuddin Tago dalam sambutannya menyampaikan selamat atas manfaat dari program ini. "Ada 1248 penerima manfaat, luar biasa," ujarnya. Ia juga menyampaikan bahwa Lazismu sebagai Lembaga Amil Zakat (LAZ) harus akuntabel dan dapat teraudit. "Oleh karena itu laporan yang rapi dan detil sangat penting bagi kami, tentu terkait juga dengan penerima manfaat yang harus konkrit," jelasnya. Mahli juga menambahkan, dengan keseriusan dan tanggungjawab dari penyelenggara program, pihak donatur pun akan semakin percaya.
Selain itu, Mahli juga berharap agar ke depannya, program ini akan mengalami perluasan. "Ada banyak wilayah-wilayah yang bisa kita jangkau untuk program-program yang sangat menarik ini. Saya yakin jika kita dapat bersinergi dengan baik, ada banyak donatur yang akan bersama kita untuk meneruskan program-program ini," ungkapnya.
Tak lupa ia mengucapkan terima kasih kepada pihak Bank Mega Syariah atau terlaksananya program Nasyiatul Aisyiyah bersama Lazismu ini. "Untuk tahun 2021 ada dana baru dari Bank Mega Syariah. Terima kasih atas kepercayaan selama ini untuk meneruskan program ini," tutup Mahli.
Mewakili Bank Mega Syariah, Rahmadi Agung Nugroho selaku Corporate Communication Unit Head Bank Mega Syariah menyatakan dukungannya atas program yang telah dilaksanakan. "Program-program seperti ini memang perlu diperbanyak dan dilakukan di seluruh Indonesia. Kita melihat dampak Covid-19 selain menyasar sisi kesehatan, tentunya dampak sisi ekonomi tentunya akan berpengaruh terhadap pemenuhan gizi masyarakat kurang mampu," ucapnya.
Terkait bantuan yang disalurkan, Agung menyampaikan bahwa tahun ini bantuan yang dipercayakan melalui Lazismu cukup banyak. "Alhamdulillah tahun ini sebesar 750 juta, kita berikan untuk berbagai program yang ada di Lazismu," ungkap Agung. Ia juga memohon doa agar tahun depan dapat memberikan bantuan lebih banyak lagi, seiring dengan peningkatan bisnis dari Bank Mega Syariah sehingga zakat yang disalurkan pun akan semakin banyak dan kontribusi untuk mendukung program Lazismu juga meningkat.
Agung kemudian menutup dengan ucapan terima kasih. "Kami sangat salut, Nasyiatul Aisyiyah dan Lazismu dapat menjangkau yang tidak dapat kami jangkau. Bantuan dari mitra sangat kami butuhkan sehingga amanah yang diberikan oleh nasabah Bank Mega Syariah dapat sampai kepada pihak yang membutuhkan," tutupnya.
Pondasi yang sudah dibangun selama satu tahun dalam program TIMBANG yang telah dilaksanakan masih perlu diperkokoh untuk menjadikan isu pencegahan stunting berkelanjutan. Situasi kemiskinan dan jauhnya akses desa dari layanan publik, menjadikan lokasi program memiliki kerentanan dan kesulitan yang tinggi untuk mengurangi faktor-faktor baik langsung maupun tidak langsung dari penyebab stunting.
[Public Relation Lazismu PP Muhammadiyah]

Menjalin kerjasama dengan Alfamart, Lazismu menyalurkan bantuan berupa layanan isi ulang tabung oksigen gratis. Tujuannya adalah agar masyarakat mendapatkan kemudahan dalam mengisi ulang tabung oksigen untuk dipergunakan oleh mereka yang membutuhkan, terutama saat Covid-19 sedang mengganas. Layanan ini dibuka sejak bulan Oktober 2021 di Banjaragung, Kecamatan Cipocok Jaya, Kota Serang, Banten dan melayani warga mulai dari pukul 06.00 sampai 23.00 WIB.
Manajer Program Pilar Kesehatan Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Falhan Nian Akbar menyampaikan bahwa penyaluran bantuan layanan isi ulang tabung oksigen gratis ini dinilai penting bagi warga yang membutuhkan. Selain itu, program ini juga sejalan dengan program Peduli Kesehatan yang bernaung di bawah Pilar Kesehatan Lazismu.
"Program Peduli Kesehatan Lazismu yaitu program yang diarahkan untuk meningkatkan layanan di bidang kesehatan masyarakat, khususnya di kalangan keluarga kurang mampu melalui tindakan kuratif maupun kegiatan preventif (berupa penyuluhan) maupun kampanye," jelas Falhan. Selain itu Falhan juga menyebutkan, program ini sejalan dengan program kesehatan Lazismu lainnya, yaitu Bebas Corona.
Falhan pun mengatakan bahwa Lazismu dipercaya mengelola penggalangan donasi konsumen Alfamart pada periode September hingga Desember 2021. "Kami berharap bahwa donasi ini akan memberikan keberkahan bagi semua penerima manfaat," pungkasnya.
Relawan program ini, Arif Kirdiat memaparkan bahwa ada kemudahan yang ditawarkan, seperti layanan online. "Pengisian isi ulang oksigen gratis merupakan donasi konsumen Alfamart yang dikelola oleh Lazismu, untuk mendapatkan isi ulang oksigen gratis warga tidak perlu repot cukup membawa Tabung Oksigen kosong dan mengisi data diri secara online," papar Arif yang juga menjabat sebagai Ketua Sahabat Relawan Indonesia.
Sebelumnya Alfamart juga telah menyediakan bantuan peminjaman tabung oksigen secara gratis kepada masyarakat di wilayah Kota Serang, Banten. Sekalipun saat ini telah terjadi penurunan angka penyebaran Covid-19 di Banten, kebutuhan oksigen masih cukup tinggi. Tidak hanya bagi mereka yang terdampak Covid-19, oksigen masih dibutuhkan oleh masyarakat yang tidak mampu yang penderita jantung dan penyakit lainnya.
Program kerjasama Alfamart dengan Lazismu ini dihimpun dari donasi uang kembalian konsumen yang berbelanja di Alfamart. Donasi tersebut disalurkan melalui Lazismu untuk diimplementasikan dalam berbagai program kemaslahatan masyarakat, seperti pendidikan, kesehatan, sosial, maupun saat pasca bencana, tak terkecuali di saat pandemi ini.
[Public Relation Lazismu PP Muhammadiyah]

