

"Ya kan anak saya baru melahirkan. Setelah melahirkan kan, tiba tiba suaminya ngatar nggak datang-datang sudah 11 hari tentu orangnya minta," jelas Ibu Nurhayati.
Karena pihak rumah sakit terus mendesak pembayaran persalinan anaknya, Ibu Nurhayati terpaksa meminjam uang kepada tetangga dan saudara karena ia sendiri sudah 4 bulan tidak bekerja.
"Uangnya ya ibu bayarkan lagi lah hutang ibu, ibu nggak kerja kan, tentu ibu bayar," imbuhnya.
Ia bersyukur telah dibantu oleh Lazismu Pekanbaru serta berharap semoga Lazismu Pekanbaru semakin banyak membantu masyarakat yang membutuhkan.
Dalam kesempatan terpisah, Dede Firmansyah, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pekanbaru menjelaskan bahwa Lazismu Pekanbaru akan terus berkomitmen untuk membantu masyarakat yang membutuhkan.
"Kami akan terus berkomitmen untuk membantu para mustahik yang sangat membutuhkan bantuan," jelasnya.
Ia juga berterimakasih kepada seluruh muzzaki yang telah mempercayakan Lazismu Pekanbaru sebagai wadah penyaluran dana zakat infak dan sedekah yang nantinya akan disalurkan kepada yang berhak menerimanya.

Kegiatan vaksinasi yang memiliki target 1000 peserta untuk jasa pariwisata dan 1000 peserta untuk jasa keuangan tersebut turut dihadiri oleh Bupati Sleman Dra. Hj. Kustini Sri Purnomo, Deputi Kepala Perwakilan BI DIY Miyono, serta Direktur Utama BPD DIY Santoso Rohmad.
Ketua Lazismu DIY Cahyono menyebut bahwa antusiasme masyarakat untuk melakukan vaksin relatif tinggi. Bahkan, sebagian belum melakukan pendaftaran namun tetap datang ke lokasi karena semangat ingin divaksin.
“Antusiasme masyarakat khususnya para pelaku wisata dan jasa keuangan sangat tinggi, bahkan mereka yang belum mendaftar sebelumnya juga banyak turut hadir,” ujar Cahyono.
Dalam kegiatan ini, Lazismu DIY bertanggung jawab dalam pengelolaan keuangan dan juga menjadi petugas registrasi yang mengonfirmasi data para calon penerima vaksin. Hingga menjelang dzuhur, masih terlihat beberapa orang baru mulai mengantre vaksin. Sedangkan di ujung pos injeksi, mereka yang sudah mendapatkan vaksin tidak langsung pulang, melainkan duduk santai di sebuah tenda dengan plang bertuliskan “observasi”. Peserta vaksin harus menunggu sekitar 30 menit untuk melihat apakah ada reaksi tertentu usai diberi vaksin.
Eni Nurhalina, salah satu peserta vaksinasi dari Lintas Komunitas Peduli Wisata menyebut bahwa proses vaksinasi yang digelar oleh Lazismu, BI, dan beberapa instansi lain tersebut cukup mudah dan cepat. “Mudah banget, mudah diakses, dan cepat. Saya kira tuh bakalan lama,” ujar Eni.
(Ahimsa/Yusuf)

Kampus ini menjadi Perguruan Tinggi Muhammadiyah (PTM) ke 164 yang didirikan oleh Muhammadiyah, sekaligus PTM pertama yang dibangun di luar negeri. Dalam rilisnya, Haedar Nashir, Ketua Umum PP Muhammadiyah menyebut bahwa pihaknya telah mendapatkan izin dari Pemerintah Malaysia tertanggal 5 Agustus 2021.
"Ahamdulillah PP Muhammadiyah telah mendapatkan izin resmi untuk mendirikan UMAM dari pemerintah Malaysia tertanggal 5 Agustus 2021. Pendirian UMAM ini telah melalui proses, perjuangan dan usaha yang tiada henti sejak awal 2017 melalui tim yang dibentuk oleh PP Muhammadiyah," ujar Haedar.
Sebagian pengurus Kantor Layanan Lazismu Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia turut berpartisipasi dalam pendirian UMAM. Ketua KL Lazismu PCIM Malaysia Sutrisno, Bendahara KL Lazismu PCIM Malaysia Bambang Setiawan, serta salah satu anggota KL Lazismu PCIM Malaysia Darsun adalah sebagian personel KL Lazismu yang turut aktif membantu pendirian UMAM.
"KL Lazismu PCIM Malaysia didirikan tahun 2019, sedangkan UMAM diajukan pendiriannya sejak 2017, jadi secara kelembagaan tidak banyak membantu. Namun, secara personal, saya dan beberapa teman-teman di sini turut aktif membantu. Kita bareng-bareng PCIM Malaysia yang diketuai oleh Pak Sonny Zulhuda," ujar Sutrisno ketika dihubungi lazismu.org.
Pendirian UMAM, ujar Haedar Nashir, merupakan wujud dari program internasionalisasi Muhammadiyah yang diamanatkan oleh Muktamar Muhammadiyah 2015. Untuk sampai pada memperoleh izin resmi, ada beberapa tahapan yang dilakukan seccara sungguh-sungguh, serius, dan melalui tahapan, prosedur, resmi dan berlaku, baik di Indonesia maupun di Malaysia. Muhammadiyah biasa bekerja dengan menjunjung tinggi hukum yang berlaku, tidak biasa dengan menerabas dan instan.
Usaha mendirikan Universitas Muhammadiyah di Malaysia sesuai ketentuan yang berlaku dimulai dengan pendirian perseroan terbatas di Malaysia pada tanggal 8 Februari 2017, dengan nama UCMM Konsortium, dengan Lembaga Pengarah Syarikat atas nama Haedar Nashir, Mohd Noh Bin Dalimin, Ahmad Dahlan Rais, dan Marpuji Ali Muanam.
Usaha pengajuan kelulusan diawali dengan penyiapan semua dokumen persyaratan sesuai ketentuan yang berlaku di Malaysia. Hal ini ditempuh dalam proses bertahap dan waktu yang panjang selama lebih tiga tahun di bawah koordinator Prof. Dr. H. Bambang Setiaji bersama Tim yang dibentuk Pimpinan Pusat Muhammadiyah.
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah bersama delegasi dan tim bertemu resmi dengan Menteri Pendidikan Malaysia Dr. Maszlee Malik, setelah itu bertemu dan bersilaturahmi kepada Tuanku Raja Perlis serta Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis, dilanjutkan pertemuan-pertemuan lainnya kepada berbagai pihak oleh Tim UMAM," imbuh Haedar.
Usaha pendirian UMAM tersebut memperoleh dukungan dan persetujuan dari Pemerintah Indonesia melalui Rekomendasi Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Republik Indonesia yang ditandatangani Menteri Nadiem Anwar Makarim tanggal 7 September 2020.
Dari Malaysia, menurut keterangan Haedar, usaha pendirian UMAM mendapatkan dukungan penuh dari Kerajaan Perlis melalui Raja Perlis DYTM Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail, dari Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis Khususnya Mufti Negeri Perlis Sahibus Samahah Dato’ Arif Perkasa Prof. Madya Dr. Mohd Asri bin Zainul Abidin, para pejabat dan institusi pada Kementerian Pengajian Tinggi Malaysia (khususnya Dr. Maszlee Malik, Dr. DS. Noor Aini, dan Prof. Dato' Dr. Husaini Bin Omar), serta mitra Muhammadiyah di Malaysia terutama Prof. Dato' Dr. Mohd Noh Bin Dalimin bersama para Guru Besar yang berkhidmat mendukung dan membantu pendirian UMAM.
Setelah semua dokumen dan persyaratan terpenuhi dengan proposal khusus pendirian Universitas Muhammadiyah yang berada di Negeri Perlis, pada proses terakhir tanggal 2 Juni 2021 dilaksanakan presentasi di Kementerian Pendidikan Tinggi Malaysia oleh Tim di bawah koordinasi Dr. Waluyo Adi Siswanto didampingi Ketua Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) Malaysia Assoc. Prof. Dr. Sonny Zulhuda, LL.B (Hons), MCL, serta anggota tim UMAM lainnya.
Pada tanggal 10 Agustus 2021 bertepatan 1 Muharam 1443 H oleh Ketua Pengarah Jabatan Pendidikan Tinggi Malaysia, Prof. Dato Dr. Husaini Bin Omar, dibacakan surat izin kelulusan dan persetujuan pendirian UMAM. Surat tersebut dibacakan dalam pertemuan resmi secara virtual antara Raja Perlis DYTM Tuanku Syed Faizuddin Putra Ibni Tuanku Syed Sirajuddin Jamalullail dengan Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Majelis Agama Islam dan Adat Istiadat Melayu Perlis (MAIPS), dan Tim Pendirian UMAM.
Menurut Haedar, pengumuman tersebut bersifat monumental dan bermakna di saat Muhammadiyah dan kaum muslimin merayakan Tahun Baru 1443 Hijriah. Pada tanggal 11 Agustus 2021, Pimpinan Pusat Muhammadiyah menerima salinan resmi Surat Kelulusan UMAM, bahwa universitas yang diusulkan oleh syarikat UCMM Konsortium yaitu Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) dinyatakan LULUS sebagai Institusi Pendidikan Tinggi Swasta (IPTS) Malaysia.
UMAM mendapatkan izin dengan 15 program studi yang terdiri dari 5 program studi PhD, 5 Program Studi Master dan 5 Program Studi Bachelor. Surat Kelulusan UMAM bernomor JPT/BPP(U)1000-801/172 Jld.(6) tanggal 5 Agustus 2021. Selanjutnya Universiti Muhammadiyah Malaysia (UMAM) memulai proses persiapan pendirian, pendaftaran di kementrian dan mulai operasional pada program studi yang sudah disetujui sesegera mungkin. Dalam operasional UMAM bersifat terbuka untuk semua negara dan kebangsaan sebagai wujud pendidikan inklusif bagi semua di ranah global.
"Pimpinan Pusat Muhammadiyah didukung UCMM Konsorsium, Majelis Pendidikan Tinggi Penelitaian dan Pengembangan (Diktilitbang) Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Badan Pembina dan Pengelola UMAM, serta Perguruan Tinggi Muhammadiyah dan ‘Aisyiyah (PTMA) akan bekerja sama dengan Perguruan Tinggi Negeri dan Swasta maupun berbagai pihak di Indonesia dan Malaysia dalam pengembangan UMAM sebagai pendidikan tinggi yang unggul untuk menjawab tantangan pendidikan di era globalisasi dan dunia modern abad ke-21," imbuh Haedar.
Kampus tersebut, menurut Haedar, akan membuka diri kepada seluruh warga dunia. Di 3 tahun pertama, UMAM akan membuka program Master dan Doktor terlebih dahulu. Setelah itu, UMAM akan membuka program S-1. Prof. Dr. Waluyo Adi Siswanto diamanahkan oleh PP Muhammadiyah untuk menjadi Rektor pertama kampus tersebut.
Haedar Nashir mewakili PP Muhammadiyah menyampaikan terima kasih sebesar-besarnya kepada semua pihak di Indonesia dan Malaysia. "Semoga Alah melimpahkan nikmat dan karunianya sehingga pergerakan Muhammadiyah dalam menjalankan dakwah memperoleh kemudahan," tutupnya.
Reporter: Yusuf

Menurut WHO, stunting adalah gangguan tumbuh kembang anak yang disebabkan kekurangan asupan gizi, terserang infeksi, maupun stimulasi yang tak memadai. Permasalahan stunting dan gizi buruk pada bayi dan anak menjadi permasalahan prioritas nasional yang perlu ditangani bersama antara pemerintah, swasta dan masyarakat.
“Mari kita gencarkan kembali pencegahan stunting di Surabaya. Meskipun saat ini Kita sedang berperang dengan situasi Pandemi Covid-19,” ujar Ketua PW Nasyiatul Aisyiyah Jawa Timur Aini Sukriah, Senin (09/8).
Lebih lanjut, Ia mengungkapkan, saat ini Pandemi Covid-19 memang selalu membayangi setiap kegiatan. Akan tetapi hal tersebut tidak menjadi masalah bagi NA. Pihaknya tetap fokus melakukan pendampingan terhadap anak-anak stunting dan terus memberikan pelayanan terbaik.
“Kita harus menjalankan program kerja yang sudah dirancang dengan protokol kesehatan Covid-19 secara ketat. Ini sangatlah penting karena kesehatan masyarakat justru lebih utama. Apalagi untuk menciptakan generasi yang lebih baik demi bangsa dan negara ini,” imbuhnya.
Menurutnya, aanak-anak stunting membutuhkan perhatian khusus terkait pemenuhan kebutuhan gizi seimbang yang dibutuhkan pada usia balita. Usia balita dimana anak mengalami pertumbuhan baik fisik maupun sel saraf otak. pertumbuhan sel saraf otak mempengaruhi tingkat kecerdasan spiritual, intelektual, emosional. Kecerdasan anak dimasa depan sangat diharapkan dalam kemandirian diri serta meningkatkan kesejahteraan ekonomi keluarga, agama dan bangsa.
Faktor lingkungan lanjut Aini Sukriah, berperan dalam menyebabkan perawakan pendek. Status gizi ibu, pemberian protein dalam proporsi total asupan kalori, pola pemberian makan kepada anak, kebersihan lingkungan, dan angka kejadian infeksi di awal kehidupan seorang anak turut mempengaruhi tumbuh kembang anak. Sebagian besar perawakan pendek disebabkan oleh malnutrisi.
“Jika gizi tidak dicukupi dengan baik, dampak yang ditimbulkan memiliki efek jangka pendek dan efek jangka panjang. Gejala stunting jangka pendek meliputi hambatan perkembangan, penurunan fungsi kekebalan, perkembangan otak yang tidak maksimal yang dapat mempengaruhi kemampuan mental dan belajar tidak maksimal, serta prestasi belajar yang buruk. Sedangkan gejala jangka panjang pada Kesehatan seperti penyakit jantung coroner dan hipertensi,” jelasnya.
Apa yang dilakukan oleh Nasyiatul Aisyiyah senada dengan semangat Lazismu. Lazismu turut menjadi bagian dari gerakan yang mensukseskan SDGs melalui program-program perbaikan gizi, pendidikan, ekonomi, dan lain-lain.
(As/Yusuf)

Manager Lazismu Kabupaten Bondowoso Arif Efendi, B.Sc mengatakan bahwa pembagian paket sembako ini merupakan langkah kepedulian Lazismu terhadap dampak yang terjadi pada masyarakat akibat situasi Pandemi Covid-19 Serta penerapan PPKM.
Adapun pembagian paket sembako, diserahkan secara simbolis di Masjid Babussalam, selanjutnya ada koordinator yang mengantar paket sembako kepada masing-masing Rumah penerima manfaat.
“Pembagin paket sembako diserahkan kepada beberapa koordinator, sehingga tidak menimbulkan kerumunan di Majid Babussalam. Aksi ini adaah bentuk kepedulian kami terhadap masyarakat yang terdampak pandemi dan terdampak PPKM,” ujar Arif.
Dalam kegiatan Bakti sosial ini, Lazismu Bondowoso bekerjasama dengan Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Prajekan dan Pimpinan Cabang 'Aisyiyah (PCA) Prajekan, Bondowoso.
Dilansir dari Lensa Nusantara, untuk penghimpunan dananya, Arif mengatakan, berasal dari jemaah wilayah Prajekan dan jemaah Bondowoso, ada juga donatur dari luar Bondowoso.Acara tersebut dihadiri secara simbolis oleh Muspika Kecamatan Prajekan, PCM Prajekan, PCA Prajekan serta pengurus Lazismu Bondowoso.

Pimpinan Daerah Muhammadiyah Banjarbaru membentuk Tim Tanggap PPKM yang prakarsai oleh MCCC dan didukung Lazismu guna membantu masyarakat dalam menjalani isoman. Mengingat selama masa isoman masyarakat yang terdampak tentu akan mengalami kesulitan dalam mobilitas yang terbatas dan kondisi kesehatan yang menurun.
Bantuan kepada warga ini juga sebagai respon dari pelaksanaan Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) level 4 oleh Pemerintah Kota Banjarbaru sejak 26 Juli 2021 yang dilaksanakan secara beragam dan sesuai keperluan serta terus berkoordinasi dengan pemerintah setempat.
Dr. Ahmad Rezqy Fadhillah, Ketua MCCC Kota Banjarbaru menyampaikan bahwa aksi yang dilakukan ini sebagai dukungan kepada warga Kota Banjarbaru yang sedang menjalani isoman. Pihaknya melakukan beragam kegiatan seperti memberikan dukungan moril dan materil sesuai keperluan masyarakat Banjarbaru yang terdampak Covid-19 dan sedang menjalankan isolasi mandiri.
"Bantuan yang diberikan berupa kebutuhan dasar seperti sembako, obat-obatan maupun kebutuhan lain yang diperlukan selama isolasi mandiri berdasarkan identifikasi tim dan didistribusikan langsung kepada warga terdampak tersebut. Selain itu, program ini memfasilitasi konsultasi medis dengan dokter melalui telemedisin dan informasi lain yang terkordinasi dengan program Garda Lima yang dilaksanakan oleh Pemerintah Daerah Kota Banjarbaru," jelasnya.
Rezqy juga mengharapkan agar dengan kegiatan ini pihaknya berharap dapat membantu masyarakat Banjarbaru yang terdampak. “Dengan adanya program ini tentunya diharapkan bisa membantu masyarakat baik secara moril maupun materil minimal bisa memenuhi kebutuhan dasar selama masa isoman, serta yang tak kalah penting sebagai upaya mendukung pemerintah menjalankan PPKM level 4 dalam rangka mencegah penyebaran wabah Covid-19 Banjarbaru agar dapat berjalan dengan baik," harapnya.
Senada dengan itu, Manajer Lazismu Kota Banjarbaru, Tito Dwi Wirawan menyampaikan pula bahwa Lazismu mendukung dari segi penerimaan donasi. Pihaknya banyak menerima bantuan baik berupa uang maupun barang dari berbagai donatur.
"Donasi cenderung berbentuk uang tunai yang ditransfer para donatur melalui rekening, kendati ada pula beberapa bantuan berupa barang dari beberapa lembaga. Contohnya seperti beberapa dus karton susu UHT dari Sabar Menanti Coffee Roastery, makanan siap santap dari Kementan Balitbangtan BPTP Kalsel, dan lain-lain," jelasnya.
Tito juga menerangkan bahwa paket bantuan yang diberikan kepada warga mulai dari bahan pokok hingga obat-obatan. "Paket bantuan yang kami berikan berupa sembako yaitu beras, minyak goreng, mie instan, telur ayam, sarden, susu UHT dan berbagai keperluan lain seperti obat-obatan, multivitamin, serta suplemen makanan seperti buah-buahan dan madu yang diminta oleh penerima manfaat berdasarkan informasi yang diterima," terangnya.
(MDN/Yusuf)

