Berita

Ikuti kabar terbaru dari Lazismu. Lihat laporan penyaluran, kisah inspiratif penerima manfaat, dan dampak nyata dari ZIS Anda

Bina Keluarga Sejahtera, Dari Tukang Becak Jadi Penjual Angkringan

Nganjuk – LAZISMU. Kakek satu cucu ini, hidupnya berpindah-pindah tempat sampai sekarang. Dari kontrakan satu ke kontrakan lainnnya. Dia adalah Pak Haryono (47), ayah dari tiga orang anak. Ia tak memiliki rumah permanen, kontrakannya berukuran 4 x 7 meter yang dihuni 8 orang. Sangat sempit dan tak llayak huni.

Pak Haryono sehari-hari berprofesi sebagai tukang becak ontel. Dia tinggal di Jalan Bengawan Solo, Begadung, Kabupaten Nganjuk.  Informasi yang diperoleh Lazismu Nganjuk, bahwa istrinya dulu non-muslim, kata Mijan amil Lazismu. Terus ketemu bapaknya dan menikah, lalu masuk Islam (15/12/2017).

Karena masih mualaf, sampai beberapa tahun Ia berkenalan dengan seseorangwarga Muhammadiyah yang bernama Bu Segeng.  Kemudian dibantu belajar mengenal Islam lebih dalam, kata Mijan.

Beberapa saudara Pak haryono dulu Islam, sekarang non-muslim ceritanya. Sering  saudaranya itu mengajak Pak Haryono pindah agama, namun tak goyah imannya. Melihat keadaannya, Lazismu memberikan bantuan usaha dalam wujud gerobak untuk jualan angkringan lengkap dengan peralatan dan modal usaha.
Amanah donatur kepada Lazismu segera diberikan, khususnya kepada Pak Haryono. Semoga bantuan modal usaha ini juga diringi dengan pendampingan Lazismu Nganjuk agar bisa dilaksanakan dengan sebaik-baiknya.

Harapannya agar kondisi ekonomi Pak Haryono dan keluarganya meningkat di kemudian hari. Selanjutnya semoga Ia menjadi Muzaki. Menurut Mijan, Pak Haryono akan berjualan di arena taman pintar GOR Bung Karno di Kota Nganjuk. (km)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025

Pena Amil Lebih Tajam dari Pedang

Jakarta – LAZISMU. Waktu bagaikan pedang, pepatah ini mewakili para jurnalis yang profesinya berbatas waktu. Hasil liputannya harus segera menjadi suatu berita yang menarik untuk dibaca khalayak. Begitu juga dengan kerja jurnalistik, bagi kuli tinta pena lebih tajam tinimbang pedang.

Era digital telah merubah kebiasaan setiap profesi dalam sebuah lembaga dan perusahaan. Apa pun profesinya gagasan menarik tidak akan bermakna jika tidak ditulis dan diekosistemkan sebagai kebiasaan yang baik.

Tak luput dengan kerja amil dalam suatu lembaga amil zakat. Informasi seputar bantuan, pemberdayaan dan aksi di lapangan penting untuk didokumentasikan dalam sebuah tulisan. Selain bentuk pertanggung jawaban kepada donatur (muzaki), berita juga sebagai instrumen untuk mengingat dan mengajak kembali donatur untuk peduli terhadap sesama.

Sebagai lembaga amil zakat nasional, Lazismu tidak hanya fokus pada kegiatan menghimpun zakat, infak dan sedekah. Saat ini Lazismu turut mengembangkan kemampuan jurnalistiknya bagi para amil. Di penghujung tahun 2017, Divisi Diklat mewujudkannya dalam kegiatan jurnalistik filantropi sebagai pilar fundraising.

Pelatihan itu berlangsung selama dua hari (13-14 Desember 2017) di Uhamka Pasar Rebo, Jakarta Timur. Badan Pengurus Lazismu, Nuryadi Wijiharjono mengatakan, bagi para amil, meliput berita itu jangan ada rasa takut, takut itu hanya kepada Allah. “Amil harus berani menulis dan memberitakan kegiatan berzakat sehingga dapat memberi pengaruh dan manfaat kepada orang lain,” katanya.

Menulis itu perintah dalam al-Qur’an, karena itu dengan menulis amil akan memiliki pengetahuan, kapasitas dan daya kritis. Kegiatan yang dihadiri oleh seluruh perwakilan Lazismu se-Indonesia penting untuk memberikan pencerahan. Sementara itu, Divisi Diklat Lazismu Pusat, Tatang Ruhiyat menyampaikan bahwa setiap kegiatan harus ditulis, karena itu tulislah apa yang anda lakukan.

Dalam pelatihan ini, wartawan andal dihadirkan untuk mengisi materi, antara lain: Joko Intarto (Praktisi Media), Imam Prihadiyoko (Pimred Kantor Berita Menara62), Brilianto K. Jaya (Direktur Program dan pemberitaan TVMu) dan M. Hilmi Faiq (Wartawan dan Fotografer Kompas)

Di hari pertama diklat itu, para amil setelah mendapat materi langsung praktik meliput berita di tempat-tempat yang telah ditentukan, seperti Mall Cijantung dan Tamini, Pasar Induk, dan sekitar kampus di Pasar Rebo.

Sebelumnya Imam Prihadiyoko dan Joko Intarto mengupas tuntas teknik penulisan. Pimpinan Redaksi Menara62, Imam Prihadiyoko mengatakan, menulis kreatif memerluka latihan. “Karena itu, syarat menulis adalah membaca, membaca dan membaca,” tandasnya. Dengan membaca, memudahkan seseorang menulis tentang apa saja bisa ditulis dengan menarik perhatian.

Sementara menurut Praktisi Media, Joko Intarto, mengungkapkan, sebetulnya menulis itu gampang dan asyik. “Paragraf pertama harus menggoda, selanjutnya terserah Anda,” paparnya. Sebagai pemula, jika masih belum percaya diri, Joko menyarankan untuk membuat blog pribadi sebanyak-banyaknya. “Maka dengan sendirinya kemampuan menulisnya akan terasah dan berani mengungkapkan sesuatu dengan bercerita,” kata praktisi Webminar ini yang suka tantangan berbisnis.

Tujuan terjun langsung ke lokasi, diharapkan amil memiliki keberanian dan kemampuan tajam melihat suatu peristiwa agar bisa menjadi berita yang menarik. Hasilnya ada kemajuan berarti, amil malam harinya langsung melaporkan dan mempresentasikan hasil liputannya di depan seluruh peserta.

Masing-masing memberi masukan dan tanggapan kepada setiap peserta yang mempresentasikan hasil liputannya. Semua saling belajar dan saling melengkapi, sambung Ginanjar dari Banjarbaru, Kalimantan Selatan.

Hal senada disampaikan Yekti Pitoyo, peserta dari Sidoarjo. Setelah melihat fakta di lapangan siang itu, ada banyak informasi berharga yang bisa saya pulang untuk bisa dikembangkan di daerah bersama kawan-kawan Lazismu.

Dalam sesi materi liputan visual, Brilianto K. Jaya mengatakan, sudah saatnya lazismu mengkombinasikan berita tulis dan foto dengan berita dalam bentuk video. “Berita melalui audio visual juga memberikan pesan mendalam bagi para pemirsa yang melihatnya,” jelas Brili.

Para amil harus segera berlatih dan membaranikan diri untuk belajar langsung liputan berita melalui video. Semoga setelah mendapat wawasan dari sini, setibanya di daerah masing-masing dapat bisa dilakukan praktik langsung, kata Brili meyakinkan peserta.

Tak hanya itu saja, menurut Hilmi Faiq, amil-amil Lazismu sebisa mungkin merubah gaya dalam memotret objek gambar. Amil harus kreatif memotret dalam situasi yang berbeda-beda. “Amil sejatinya perlu berani juga memotret orang diluar kebiasaan selama ini,” pungkasnya.

Di sela-sela penutupan diklat, Ketua Badan Pengurus Lazismu, Hilman Latief mengharapkana amil hendaknya bisa memdokumentasikan setiap aktivitas yang dilakukan oleh Lazismu dengan baik. “Agar menjadi informasi berharga kepada muzaki yang telah percaya kepada Lazismu. Pertanggungjawaban kepada publik penting di mana setiap kegiatan harus dikemas semenarik mungkin,” tambahnya. (na)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025

Khitan Massal, Kado Akhir Tahun Anak Yatim dan Dhuafa

Parepare – LAZISMU.  Di penghujung tahun 2017, Lazismu Parepare menggelar bakti sosial berupa “Khitanan Massal” bagi anak yatim dan kurang mampu. Sebanyak 50 anak yatim dan kurang mampu di khitan massal Lazismu sebagai kado akhir tahun dengan menggandeng Lembaga zakat PT.PLN cabang Parepare di Kantor PT PLN cabang Parepare. Kamis (21/12/2017) pagi

Lazismu parepare menggelar acara ini sebagai rangkaian Milad Muhammadiyah ke 105 Masehi.

Ketua Panitia A. Hasniar Jufri, mengatakan kegiatan ini untuk kedua kalinya terselenggara atas kerja sama Lazis PLN area Parepare dan Lazismu . Lazis PLN telah menjadi mitra dari banyak program yang terlaksana. Hasniar mengajak masyarakat muslim untuk berzakat di Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional  resmi.

Di samping itu, Lazismu juga melibatkan 5 tenaga medis dari Dinas Kesehatan Parepare, didukung oleh Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, BEM FIKES UMPAR dan PD Muhammadiyah Parepare. Peserta yang di khitan gratis, juga diberikan paket dan santunan dari Lazismu dan Lazis PLN.

Dalam kesempatan yang sama, Mursidik selaku penanggung jawab Lazis PLN menuturkan bahwa kegiatan ini terlaksana dari 2,5% zakat penghasilan pegawai PLN, beliau berharap dengan mengadakan kegiatan seperti ini dapat membantu meringankan beban kehidupan mereka.

Bapak mursidik berpesan kepada anak-anak yang di khitan agar setelah ini mereka dapat menjaga sholat 5 waktu. (hnm)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025

Memoles Literasi Keuangan yang Produktif untuk TKI

Jakarta – LAZISMU. Bekerja di luar negeri sebagai buruh migran masih menjadi impian sebagian orang Indonesia untuk mendulang sukses. Dengan bekerja keras, tenaga kerja Indonesia yang berjuang memberikan kontribusi besar terhadap perekonomian negara. Jalan menuju sukses itu tidak selalu mulus, kadang perjalanan hidup mereka berliku-liku kisahnya.

Meninggalkan keluarga ke luar negeri untuk bekerja merupakan ujian berat. Selain menyisakan persoalan saat pergi, setelah kembali pulang pun mereka dihadapi masalah. Masalahnya adalah bagaimana penghasilan yang diperolehnya dapat digunakan untuk kegiatan ekonomi yang produktif.

Demikian dikemukakan Sekretaris Jenderal, Union Migrant Indonesia (UNIMIG) Fathurrahman, di kantor Lazismu, Menteng, Jakarta (21/12/2017) kepada Edi Suryanto selaku Direktur Korporat Lazismu yang didampingi Adi Rosadi, Abi Al-Farabi dan Muhammad Furqon.

Menurutnya, masih ada TKI yang tidak memiliki informasi soal literasi keuangan setelah sampai di Indonesia. “Uang hasil kerja kerasnya, digunakan untuk membeli sesuatu yang sifatnya konsumtif. Ketika sudah tak memiliki uang, mereka pergi lagi ke luar negeri sebagai buruh migran,” ungkapnya.

Merespon situasi itu, Unimig menyampaikan kepada Lazismu bahwa langkah yang harus dilakukan adalah mengedukasi mereka. Tujuannya agar mereka mandiri dan berdaya setelah sukses membawa penghasilan selama bekerja. “Sehingga gaya hidup hedonis, jerat hutang dan penipuan investasi bodong bisa dihindarkan,” paparnya.

Kepada Lazismu, Fathurrahman mengungkapkan edukasi ini bisa dilakukan bersama Lazismu, misalnya melalui corong program “temanmigran” sebagai solusinya. Mengenalkan literasi keuangan (financial check-up) sebagai tahap awalnya. Selanjutnya bisa dengan model filantropi (zakat, infak dan sedekah), crowd funding, dan jaringan ekonomi pemberdayaan, kata Fathur.

Menanggapi gagasan tersebut, Al-Farabi mengatakan Lazismu menyambut baik konsep program Unimig. Tenaga Kerja Indonesia (TKI) dalam konteks zakat harus digali posisinya sebagai asnaf. Sehingga program ini bisa terungkap maknanya. Dengan demikian, “Ada tolok-ukur yang bisa dijadikan sandaran sebagai program pemberdayaan zakat yang produktif,” pungkasnya.

Dalam catatan Badan Nasional Penempatan dan Perlindungan TKI (BNP2TKI), TKI yang bekerja di luar negeri ada di sektor formal dan informal, jumlahnya mencapai 6,5 juta orang dan tersebar di berbagai negara. Di lihat dari latar belakang pendidikan para TKI yang bekerja di luar negeri masih didominasi lulusan SD-SMP dengan besaran persentase mencapai 65%.

Dalam laman resmi online BNP2TKI disebutkan, pendidikan TKI selebihnya beragam  mulai dari tingkat SLTA hingga perguruan tinggi. Dari sisi gender, Tenaga kerja dari Indonesia mayoritas perempuan yaitu sebanyak 93.641 perempuan dimana  presentase ini jauh lebih banyak daripada laki-laki yang hanya berjumlah 54.644 orang (27/9/2017). (na)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025

Yayasan Pikiran Rakyat Serahkan Bantuan Rohingya Melalui Lazismu

Jakarta – LAZISMU. Selepas waktu rehat, pukul 13.00 wib, lembaga amil zakat nasional, Lazismu menerima kunjungan Yayasan Pikiran Rakyat, di bilangan Menteng, Jakarta Pusat (19/12/2017). Kunjungan itu sekaligus menyerahkan bantuan untuk warga Rohingya.

Ketua Pembina Yayasan Pikiran Rakyat, Syafik Umar beserta jajaran pengurus di terima langsung oleh Direktur Korporat Lazismu, Edi Surya.

Maksud dan tujuan ke Lazismu, kami ingin bersilaturahim. Namun yang yang lebih utama, Yayasan Pikiran Rakyat, akan menyerahkan bantuan tunai sebesar Rp 85 juta untuk warga Rohingya. “Uang yang terkumpul ini merupakan sumbangan masyarakat pembaca harian umum Pikiran Rakyat,” jelasnya.

Syafik mengemukakan, yayasan ini sebagai lembaga yang menyalurkan kegiatan sosial. Berdasarkan aturan harian umum Pikiran Rakyat tidak bisa menyalurkan langsung. “Yayasan inilah yang memiliki peran untuk menyalurkan,” pungkasnya.

Sementara bantuan ini sudah terkumpul, maka harus segera diberikan kepada penerima manfaat. Amanah para donatur harus disampaikan. Kemudian yayasan juga memerlukan lembaga lain yang tentunya dipercaya untuk menyalurkan.

Karena itu, jauh hari kami berkomunikasi dengan Lazismu, jika yayasan akan datang ke kantor Lazismu. Mengapa Lazismu yang dituju, Syafik melanjutkan, Lazismu adalah lembaga amil zakat nasional yang sudah memberikan bantuan langsung ke Bangladesh beberapa waktu lalu.

Menanggapi hal itu, Direktur Korporat Lazismu, Edi Surya, mengucapkan terima kasih kepada Yayasan Pikiran Rakyat. Lazismu dalam jangka panjang memang memberikan bantuan kepada warga Rohingya.

Sejak relawan Lazismu dan MDMC melalui Muhammadiyah Aid berada di pengungsian Cox’s Bazar (23 September 2017) untuk enam

bulan memberikan pendampingan dan layanan kesehatan. Edi menjelaskan, akan menyampaikan amanah ini. “Kami apresiasi langkah nyata yayasan Pikiran Rakyat yang memercayakan penyalurannya kepada Lazismu,” pungkasnya.

Manager Fundraising Lazismu, Falhan Nian Akbar, mengatakan untuk sinergi ini program-program yang ada di masing-masing pihak bisa dikerjasamakan. “Lazismu terbuka untuk bekerjasama dengan siapa pun untuk memudahkan program pemberdayaan dan sosial,” bebernya. (na)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025

Nyaris Roboh, Dibuka Bantuan Program Bedah Rumah untuk Sugi

Semarang – LAZISMU. Pria itu menolak mentah-mentah waktu ditawari bangunan rumah oleh seorang tetangganya. Meski dibantu satu milyar, lebih baik saya tinggal di rumah sederhana ini, ujar Sugi seorang warga Kelurahan Ngemplak, Kecamatan, Tembalang, Semarang.

Saya rela tinggal di Pos Kamling samping rumah ini, jika saya belum mampu membangun rumah, itu memang karena keterbatasan ekonomi. Ia khawatir ada sesuatu dibalik niat baik seseorang. Ia menolaknya secara baik-baik tanpa harus mmebuat rasa kecewa yang menawarkan.

Pekerjaan Sugi setiap hari sebagai tukang cat mobil yang bekerja mandiri walaupun order masih belum lancar. Kata Hasan, salah satu amil Lazismu saat menemui Sugi (26/12/2017). Semua rejeki yang diterima seberapa pun jumlahnya harus disyukuri, kata Hasan meniru ucapan Sugi.

Sugi mengaku, kadang harus menjadi sopir pocokan bila ada yang memerlukan jasanya. Sesekali ikut membantu menggali kubur jika ada yang meninggal, ujarnya.

Bersama dengan isteri, dua anak dan satu mertua, Sugi menempati rumah sederhana berukuran kurang lebih 5 x 8 meter yang dibangun oleh mertuanya kira-kira 30 tahun yang lalu. Kondisi rumah ini sudah melengkung, “Saya kasih penyangga di tengahnya biar kuat, kalo hujan gentengnya bocor,” katanya.

Tembok yang tengah ini kalo digoyang bisa bergerak-gerak, saya sudah nggak berani memanjat takut ambruk mas, cerita Sugi.

Ditengah keterbatasan ekonominya, Sugi masih kuat untuk bekerja. Bekerja secara halal dan jika ada saudara-saudara muslim yang ingin membantunya, Ia akan menerima dengan rasa syukur.

Lazismu Kota Semarang, mendampingi Sugi sebagai calon penerima bantuan. Bantuan berupa program bedah rumah yang akan dilaksanakan pada 2018 mendatang. Lazismu membuka saluran infak dan sedekah untuk pembangunan rumahnya.

Donatur bisa menghubungi Lazismu Kota Semarang, dan segera konfirmasikan semua transaksi melalui SMS/WA di nomor 0856 4087 3531. (cs)

SELENGKAPNYA
5 Mei 2025
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross