

Bogor
– LAZISMU.
Rumah Sakit Islam Jakarta (RSIJ) Pondok Kopi, sebagai amal usaha di lingkungan
Muhammadiyah kembali melaksanakan bakti sosial dan layanan kesehatan kepada
masyarakat yang membutuhkan. Peran ini sering dilakukan RSIJ Pondok Kopi
bersama dengan Lazismu RSIJ Pondok Kopi sebagai bentuk pengabdian dan pelayanan
kepada masyarakat.
Lokasi bakti social kali ini dilaksanakan di Cileungsi, Bogor, Jawa Barat, lokasinya di Masjid Jami Rabiatul Adawiyah, kompleks Perumahan Umum Grand Nusa Indah. Acara berlangsung pukul pkl. 07.00 s.d 12.00 WIB, pada Ahad, 8 September 2019.
Selain amil Lazismu yang diterjunkan, tim medis dari RSIJ Pondok Kopi turut ke lapangan memberikan layanan kesehatan kepada warga setempat. Dokter yang betugas terdiri dari dr. Rendy Septian Pratama dan dr. Kusuma Ramadhani yang dilengkapi bagian apoteker untuk melayani warga yang menerima manfaat dengan resep dokter berupa obat yang telah disediakan.
Dalam sambutannya, Basuki Sudarwo selaku yang mewakili Ketua Lazismu RSIJ Pondok Kopi mengatakan, sangat bahagia dan senang Lazismu dapat berbagi untuk sesama. Tidak hanya bakti social, di sini kami dapat melayani masyarakat yang tidak dalam kondisi sehat untuk memperoleh layanan kesehatan.
Warga
dapat berkonsultasi tentang keluhan yang dialaminya sehingga tim dokter dapat
membantu memberikan pemeriksaan dengan resep dokter yang telah dicatat oleh tim
medis.
Berdasarkan
data di lapangan, sebanyak 79 orang menerima manfaat dari kegiatab bakti social
ini. Dokter Rendy mengatakan, kebanyakan penyakit yang dialami warga keluhannya
penyakit pegal-pegal, masuk angina, darah tinggi dan koresterol.
Sementara
itu, Rizal selaku amil di divisi Sosial dan Ekonomi mengatakan, mengapa daerah
ini dijadikan lokasi bakti social, karena Lazismu mengaggap di daerah ini masih
banyak warga tidak mampu yang membutuhkan bantuan terutama akses terhadap
kesehatan. (na)

Seperti
disampaikan Muhammad Taher Killwo selaku Koordinator Relawan MDMC-Lazimu, upaya tanggap bencana telah menetapkan tiga
pos bantuan, satu di antaranya berperan sebagai posko induk. “Di lapangan terbagi
atas tiga kelompok utama yang mendirikan posko. Masing-masing posko didirikan
dengan fungsi dan perannya masing-masing,” katanya.
Taher
mengatakan, ada dua posko lainnya yang didirikan, khusus untuk layanan kesehatan.
Posko itu didirikan di dua lokasi berbeda sesuai kebutuhan, karena sasaran daerah
itu dinilai dengan tingkat keparahan yang rumit.

Posko
kesehatan itu, lanjut Taher, terletak di tengah pemukiman pengungsi. Adapun
posko logistik yang berperan sebagai tempat bahan makanan atau bahan dasar
kebutuhan masyarakat ditetapkan sebagai posko induk yang letaknya di halaman Masjid
Pesantren Al-Ansor, Desa Liang.
Di
sini posko kesehatan MDMC dan Lazimu, dibagi dua, yakni di Desa Liang tepatnya
di gunung Bunbun dan di Dusun Walare Ujung Batu, Desa Wai. Soal distribusi
bantuan Taher mengatakan, selama pelaksanaan tanggap darurat, tim relawan tidak
mendapati masalah berarti. Namun, masyarakat membutuhkan beberapa bahan seperti
terpal, sementara posko induk kehabisan stok.
Permintan
itu menyusul hujan lebat yang mengguyur pulau Ambon beberapa hari kemarin,
sedangkan ketersediaan terpal tidak mencukupi karena digunakan oleh para
pengungsi. Secara khusus, penyaluran bantuan melalui posko induk menerima
masyarakat korban pengungsian yang bertandang ke posko induk untuk mengambil
ketubutuhan bahan pokok.
Sementara
penyaluran secara massal oleh Lazismu-MCDM nantinya setelah tim relawan selesai
mengindentifikasi pengungsi sesuai kebutuhan. Taher mengaku, data yang telah dikantongi
mancapai kurang lebih 3 ribu jiwa. “Jumlah itu sudah meliputi anak-anak dan
lansia,” pungkasnya.
"Saat
ini, di posko induk relawan sedang melakukan packing paket bantuan. Penyaluran belum dilakukan, karena menunggu
data hasil identifikasi tim relwan di lapangan. Adapun yang aktif disini posko
kesehatan yang melakukan pelayanan tiap hari,” tandasnya.
MDMC
dan Lazismu mengucapkan terimakasih kepada semua pihak, yang telah menunaikan
donasinya dan mempercayakan kepada Muhammadiyah sebagai tempat tujuan berbagi untuk membantu warga yang terdampak.
Ditegaskan
bahwa MDMC dan Lazimu juga mendirikan posko kesehatan dan logistik di wilayah
Kairatu, Kabupaten Seram Bagian Barat tepatnya di Desa Kelapa Dua. Posko
tersebut dikelola langsung pengurus Lazimu Pusat hasil kerja sama dengan SMA
Muhammadiyah Kelapa Dua. (rul)

.jpeg?access_token=95e4510e-4611-45e0-aa40-5b3eed7a9940)

Palu – LAZISMU. Peristiwa gempa
Palu dan Sigi pada 28 September tahun lalu, masih menyisakan cerita. Apalagi
dalam sejarah gempa di Indonesia, selain diikuti gelombang tsunami, masyarakat
dikejutkan dengan fenomena likuifaksi yang menerjang kawasan Petobo, Palu.
Rumah pemukiman warga hilang tertelan lumpur.
Ada
beberapa desa di kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi yang terdampak gempa berkekuatan 7.4 SR saat
itu. Salah satunya Desa Lengaleso rata
dengan tanah akibat likuifaksi. Selain kehilangan tempat tinggal warga juga
kehilangan mata pencaharian. Di desa ini pula lembaga amil zakat nasional dalam
hal ini Lazismu melakukan pendampingan bersama Muhammadiyah Disaster Management
Center (MDMC) dan Majelis Pemberdayaan Masyartakat. (MPM).
Keberlanjutan pendampingan pascagempa masih berlanjut, pada 4 – 5 Oktober 2019, MPM bersama Lazismu, menggelar pemberdayaan dan pelatihan masyarakat. Pelatihan digelar dengan mengaktivasi budidaya cacing di Desa Langaleso, Kecamatan Dolo, Kabupaten Sigi, Sulawesi Tengah.
Dalam
tahap rehabilitasi dan rekonstruksi (RR) ini, Rudianto selaku tim fasilitator
MPM mengatakan, program pemberdayaan ini diikuti oleh sebagian warga Desa
Langaleso sendiri dan Kotarindau. “Jumlah peserta yang mengikuti pelatihan sebanyak
35 orang,” katanya.
“Dalam
budidaya cacing, jenis cacing yang diplih berasal dari Jawa Tengah. Di samping
budidayanya, nilai tambahnya yang akan dihasilkan adalah produksi pupuk kascing
(bekas cacing),” jelasnya.

Rudianto
menambahkan, pelatihan dilaksanakan pada 5 oktober 2019, yang dilanjutkan
dengan implementasi serta uji coba pembudidayaan padi INPAGO (Inhibrid Padi
Gogo). Jenis padi ini, memiliki keunggulan dari jenis padi lainnya yaitu, tidak
membutuhkan banyak air dalam pengelolaannya. Masa tanamanya relatif singkat,
membutuhkan waktu 110 hari untuk mengetam.
“Model
pembinaan yang dilakukan MPM kepada para petani diharapkan dapat berkelanjutan
samapai dengan Januari 2020 oleh tim Rehab-Rekon Majelis Pemberdayaan
Masyarakat (TRR MPM). Pendampingan initelah dipersiapkan matang hingga
pascapanen, bahkan sampai dengan penjualannya,” paparnya.
Secara
terpisah, Rudianto yang karib disapa Dava saat dihubungi mengatakan, kerjasama
Lazismu dan MPM menginisiasi pelatihan ini sebagai wujud menggerakkan lahirnya
Jatam (jamaah tani muhammadiyah). Sedangkan Lazismu Sigi yang berkolaborasinya
di dalamnya memiliki badan usaha yang bernama Luku atau Lembaga Usaha Kualitas
Unggul. Kegiatan ini merupakan lanjutan dari bantuan Muhammadiyah sejak pascagempa
tsunami dan likuifaksi September tahun 2018.
Hadir
dalam acara pelatihan dan pemberdayaan, Universitas Muhammadiyah (Unismuh) Palu
yang juga sebagai mitra kolaborasi yang diwakili oleh Saifudin Wakil Rektor III sekaligus sebagai
Ketua MPM Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM)
Sulawesi Tengah, sekalian membuka pelatihan secara resmi. (dv)

Mojokerto – LAZISMU.
Tugas dan tanggung jawab guru dalam mencerdaskan generasi muda sangat berat. Di
tangan guru ujung tombak proses belajar mengajar berlangsung. Pahlawan tanpa
tanda jasa ini memiliki peran ganda. Di rumah untuk mendidik anak-anaknya dan
di sekolah mendidik siswa-siswinya.
Namun nasib guru siapa peduli. Peduli guru menjadi salah satu dari sekian banyak mimpi Lazismu kabupaten Mojokerto. Karena itu, perlu data dan informasi yang memadai untuk menjaga wibawa guru. Bersama Majelis Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen) Pimpinan Daerah Aisyiyah (PDA) kabupaten Mojokerto, Lazismu menandatangani nota kesepahaman (MoU) dalam kerja sama program peduli guru KB/TK Aisyiyah se-Kabupaten Mojokerto, Jumat (4/10/2019).
Bertempat
di kantor PDM kabupaten Mojokerto, penandatanganan MoU ini dihadiri oleh
perwakilan PDA, Wakil Ketua PDM bidang zakat, infak dan sedekah serta wakaf, dan
Ketua Ikatan Guru TK ABA (IGABA).
Sinergi
pendidikan kali ini menambah daftar program yang terealisasi dari total lima program
unggulan Lazismu kabupaten Mojokerto di tahun 2019. Meski beberapa kendala mewarnai
prosesnya, pada akhirnya program peduli guru yang sempat tertunda dapat
berjalan.
Manajer
Lazismu kabupaten Mojokerto, Khoirul Azmi Ridho, mengatakan, guru KB/TK
Aisyiyah se-Kab. Mojokerto mencapai 77 orang, sedangkan yang akan menerima
manfaat program peduli guru sejumlah 35 orang. “Bentuk pelaksanaan program
rutinnya berupa tambahan dana kesejahteraan untuk semua guru se-kabupaten
Mojokerto yang belum sertifikasi dan belum menjadi ASN,” katanya.
Di
masa mendatang, semoga program peduli guru ini menjadi program rutin setiap
bulan untuk menunjang tasaruf zakat di bidang pilar pendidikan, khususnya untuk
guru-guru pra-sejahtera. “Tiga bulan pertama, yakni sampai akhir 2019, diberlakukan
uji coba program, mana-mana yang perlu diperbaiki secara teknis atau
kesepakatan,” jelas Ridho.
Sepanjang
tiga bulan masa percobaan, dana zakat, infak, dan sedekah yang ditasarufkan
untuk program peduli guru lebih dari Rp 10 juta. Sehingga, Lazismu akan
berupaya maksimal mewujudkan kesejahteraan guru. Sebagai pendukung kesepakatan
kerja sama tersebut, Lazismu akan menyuplai majalah Matahati Lazismu untuk
seluruh guru TK/KB Aisyiyah se-Mojokerto.
“Mengingat begitu miris, ada guru yang masa
kerja sudah 17 tahun, namun hanya mendapat gaji Rp 50 ribu setiap bulan,”
ungkap Nurhadi, Koordinator bidang Lazis Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM)
kabupaten Mojokerto. (kar/ich)

Sorong – LAZISMU. Gerakan keprihatinan
dan bantuan untuk para pengungsi atas peristiwa tragedi kemanusiaan di Wamena
masih terus mengalir. Kali ini bantuan datang dari kader-kader Ikatan Mahasiswa
Muhammadiyah (IMM) Pimpinan Cabang (PC) IMM Kota Sorong. IMM cabang kota Sorong
turut mengadakan pengalangan dana untuk korban yang sampai saat ini masih
berada di pengungsian.
Riyadi Rumain, kader dari IMM kota Sorong, mengatakan, sampai saat ini di pengungsian warga membutuhkan uluran tangan. “Atas kondisi itu, IMM terpanggil untuk berpartisipasi dan berkontribusi dengan menggalang dana,” katanya.
Penghimpunan
dilakukan di kota Sorong, kata Riyadi. Kader-kader IMM terjun lansung menggalang
dana dari warga yang ada di kota Sorong dan sekitarnya. Hasil penggalanannya diserahkan
langsung ke Lazismu. Penggalangan dana dilaksanakan dari 4 – 5 Oktober 2019.
Di
samping itu, PC IMM Kota Sorong, juga turut
menyuarakan aksi kepedulian untuk peristiwa bencana alam yang terjadi di Maluku
dan wilayah lainnya. Allhamdulillah atas kepercayaan dan dukungan warga kota
Sorong, terkumpul dana sebesar Rp 7.200.000. IMM terus mengajak warga kota
Sorong agar selalu peduli terhadap kondisi orang lain yang tertimpa musibah
bencana alam.
Prosesi
penyerahan dana tersebut dilakukan Kader-kader IMM dengan menyerahkan kepada
Ketua Lazismu Wilayah, Papua Barat, Kamaluddin. Beliau mengapresiasi atas kegiatan
amal yang dilakukan kader-kader IMM yang dalam aksinya bisa membantu para korban
bencana alam dan kemanusiaan. (rm)

