

Belitung – LAZISMU. Pria asal
Pekalongan Jawa Tengah ini sehari-hari berprofesi sebagai penjual bakso
keliling. Lebih dikenal dengan nama Arif Purwono. Selalu murah senyum setiap
bertemu dengan orang. Kurang lebih 2.5 tahunArif menekuni berjualan bakso. Ia
berjualan bakso di seputaran kota Tanjungpandan dan sekitarnya.
Arif mengatakan, pukul 10.00 WIB, sudah keluar dari rumah untuk menjual baksonya dan kembali ke rumah sore hari, sekitar pukul 16:00 WIB. “Keuntungan dari hasil jualan bakso alhamdulillah cukup untuk memenuhi kebutuhan keluarga di rumah,” katanya.
Ia
meyakini usaha yang selama ini digelutinya tetap berkah, bermanfaat untuk orang
lain. Resepnya yang pertama, kata Arif, dilakukan dengan jalan yang baik dan
halal. Kedua, memperbanyak sedekah, resep inilah yang dipraktikkannya, sambung Arif
sampai sekarang.
Selama
ini jualan bakso setiap hari selalu habis, pungkasnya seraya melayani pembeli
dan langgananya. Arif Purwono merupakan salah satu donator Lazismu Belitung. “Setiap
bulan dia selalu menyisihkan uang dari hasil usahanya untuk berinfak,” kata M.
Nadhirin, selaku Ketua Lazismu Belitung.
Dia
berharap semoga LAZISMU tetap memberikan manfaat kepada warga masyarakat
Belitung melalui program-program kegiatan pendayagunaan dana zakat infak dan
shodaqoh dan tetap amanah dalam pengelolaannya. "harapan saya cuma satu
semoga LAZISMU semakin bermanfaat untuk umat" tutupnya.
Nadhirin
mengungkapkan, alasan Arif bersedekah ke Lazismu harapannya usaha jualan
baksonya menjadi lebih berkah. “Hasil uang dari usahanya kata Nadhirin
berdasarkan pertemuannya dengan Arif, ada hak untuk orang lain terutama kaum duafa,
jelasnya.
Mengapa
Arif memercayakan sedekah rutinnya ke Lazismu, kata Nadhirin, program-program egiatan
pendayagunaan Lazismu sangat variatif dan tepat sasaran. Pada hari Selasa, 8
Oktober 2019, Arif datang ke kantor Lazismu yang berlokasi Jalan Gegedek,
Tanjungpandan, Belitung untuk menunaikan infak rutin bulanannya. (nh)

Parepare – LAZISMU. September lalu, Lazismu Parepare berencana membangun rumah
Ibu Nursaidah. Hal itu dilatarbelakangi kondisi Ibu Nur bersama anak bungsunya yang
tinggal di gubuk bekas pos ronda. Keprihatinan itu mencetuskan upaya bagi amil
Lazismu melakukan fundraising dari beberapa pihak yang prihatin terhadap
kondisinya.
Pada tahap perencanaan, Lazismu menghitung biaya pembangunan rumah sederhana untuk Ibu Nur. Tukang disiapkan dan telah bekerja mendirikan tiang-tiang rumah tersebut. Rumah yang akan menjadi hunian ibu yang gagal ginjal ini berdiri di atas sebidang tanah yang luasnya berukuran 5 x 6 meter.
Salah seorang warga atas izinnya
berkenan tanahnya dibangun untuk rumah Ibu Nur. Setelah berkoordinasi dengan
divisi fundraising, Rosmala Dewi Devisi, Lazismu memperoleh total penghimpunan
sebesar Rp 15 juta.
Momen
membahagiakan terpancar dari wajah Ibu Nur, karena pada Jum’at, 4 Oktober 2019, Lazismu
menyerahkan satu unit rumah baru yang berlokasi di kelurahan Bukit Harapan, Kecamatan
Soreang, Kota Parepare.

Acara
serah terima Rumah Berkah tersebut diserahkan lansung oleh Erna Rasyid Taufan, selaku
Ketua Lazismu Parepare yang disaksikan oleh Komandan Kodim 1405 Mallusetasi
bersama Ketua Persit Kartika Candra Kirana, Polres Parepare, Camat Soreang dan Lurah
Bukit Harapan. Serah terima ini didukung berbagai organisasi seperti FKPPI, BKMT,
FKCA, Dharma Wanita, PKK, Dekranasda,Pemuda Muhammadiyah, IMM, Nasyiatul
Aisyiyah, dan Ortom Muhammadiyah.
Erna
Rasyid Taufan dalam sambutannya mengatakan, semua pihak telah mendukung terealisasinya
program Rumah Berkah. Sehingga di Jum’at berkah kita sama-sama saksikan serah
terima rumah itu. Saya ucapkan terima kasih dan apresiasi kepada semua pihak
yang telah berdonasi melalui Lazismu, khususnya dari YBM PLN area Parepare yang
bersinergi dengan Lazismu.
Ibu
Nur saat menerima rumah berkah tersebut begitu bahagia, senyum merekah menghiasi
wajahnya. Terima kasih banyak Pak, saya tidak pernah membayangkan akan memiliki
rumah. “Dulu saya hanya menempati sebidang tanah dengan bangunan gubuk bekas
pos ronda,” katanya. (sf)

Belitung – LAZISMU. Oktober kali ini, Lazismu Belitung telah melaksanakan kegiatan penyaluran dana zakat untuk fakir dan miskin. Penyaluran dilaksanakan di kantor Lazismu Belitung Jalan Gegedek, Tanjungpandan pada Selasa, 8 Oktober 2019. Sebanyak 33 mustahik, dengan kategori fakir dan miskin mendapatkan santunan dari Lazismu.
Harun Alrasyid selaku Divisi Program, mengatakan, Lazismu Belitung menyampaikan harapannya, agar melalui kegiatan penyaluran zakat sebagai amanah dari donatur untuk fakir miskin dapat tersampaikan dan tepat sasaran. Karena itu, lanjut Harun, kegiatan ini diselenggarakan rutin setiap bulan.
Acara
penyerahan dipandu oleh Harun Alrasyid dan Nasrullah yang diselingi dengan
menyampaikan informasi ke warga terkait program-program yang ada di Lazismu
Belitung.
Salah
satu penerima manfaat dari program kegiatan ini, Ibu Suryani, mengucapkan
terima kasih kepada Lazismu. Beliau merupakan seorang janda yang hidup
sendirian, untuk memenuhi kebutuhan sehari-harinya bekerja sebagai tukang buruh
cuci dan mengasuh anak. Lewat bantuan santunan ini ibu Suryani sangat terbantu.
Harun
alrasyid menuturkan, program lain yang ada di Lazismu Belitung adalah BIEKA. Salah
satu program kegiatan Lazismu Belitung dalam pendayagunaan zakat infak dan sedekah.
BIEKA ini merupakan kegiatan bantuan modal usaha untuk kaum duafa sebagai bagian
dari solusi untuk mengurangi persoalan kemiskinan lewat pemberdayaan ekonomi
produktif. (na)

Banjarmasin – LAZISMU. Afifah Humairo usianya 5 tahun. Di masa tumbuh
kembangnya, Afifah mengidap Kanker Sel Darah Putih hasil diagnose dokter
spesialis anak di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. H. Andi Abdurrahman Noor,
Tanah Bumbu, Banjarmasin. Afifah sedang menjalani kemoterapi, namun membutuhkan
biaya transportasi dan akomodasi meski pasien rawat jalan menggunakan BPJS.
Ayah Afifah, sehari-hari bekerja sebagai buruh di sebuah toko di Simpang Empat, Batulicin. Ia tak mampu membiayai berobat anaknya. Untuk makan sehari-hari saja susah. Ayah dua anak ini tetap tabah dan semangat mengantar anaknya berobat.
Baru-baru ini Lazismu Tanah Bumbu, terhubung dengan orang tuanya Afifah ketika di RSUD. Lazismu menggali informasi atas kondisi Afifah dari ayahnya agar dapat memperoleh bantuan dari para donatur, kata Kusuma Danubrata selaku Ketua Development Program Lazismu Tanah Bumbu (9/10/2019). Ketua Lazismu Tanah Bumbu, Ahmad Hamidi, langsung menyalurkan bantuan sebesar Rp 2 juta untuk kebutuhan selama kemoterapi yang pertama setelah pasien pulang dari perawatan.

Kusuma
mengatakan, selain bantuan kepada Afifah untuk tahap berikutnya, bantuan lain
juga diserahkan kepada penerima manfaat untuk pengobatan katarak, dan bantuan
persalinan. Lazismu juga sedang
mengembangkan suatu sistem pembiayaan kesehatan mandiri berbasis syariah dengan
pilot project di Desa Teluk Kepayang,
Kecamatan Kusam Hulu melalui program Natasa (Dana Talangan Desa).
Lalu
Ahmad Hamidi merinci kembali bahwa jika donatur semakin kuat kepercayaannya,
maka dapat menitipkan sebagian rezekinya di Lazismu lewat program Natasa.
Tujuannya agar warga di Tanah Bumbu terbantu dengan kehadiran Lazismu, paparnya.
Di
kesempatan berbeda, Lazismu Tanah Bumbu juga rutin mengadakan kegiatan
"Mobile Clinic" setiap akhir pekan, khususnya hari Ahad, di desa-desa terpencil, dengan turun ke kampung
memfasilitasi ibu hamil dengan kegiatan USG dan pemeriksaan KIR Mata gratis.
Kegiatan ini juga terinspirasi dari 13 rekomendasi hasil muktamar Muhammadiyah
dan SDG’s. Acara berlangsung pada pekan pertama Oktober di Desa Sumber Baru,
Angsana. (na)

Surabaya – LAZISMU. Siang itu, seorang
amil berbagi informasi melalui pesan daring. Isinya memohon dukungan bahwa
dirinya mendapat informasi dari seseorang yang membutuhkan pertolongan, atas
nama Nur Tsuroyah. Intinya seorang Ibu berinisial Duwi dari Bojonegoro, Jawa
Timur, terdiagnosa sakit tumor hidung. Demikian informasi yang disampaikan
salah seorang amil, Imam Hambali kepada sesama amil di wilayah Jawa Timur.
Ibu Duwi adalah pasien Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) dr. Soetomo Surabaya. Menurut informasi, kata Tsuroyah sudah antre kamar untuk tindakan operasi. Awalnya, selama 4 bulan menunggu antrean, Ibu Duwi belum ada panggilan juga. Pasien tersebut terdaftar di peserta JKN - BPJS kelas 2. Saat ini kondisi Ibu Duwi sudah kehabisan dana untuk biaya pergi ke rumah sakit.
Tsuroyah
mengaku tidak mengenalnya, tahu kondisi yang sebenarnya melalui status Facebook
(FB) yang dikirimkan adiknya yang mengeluhkan kondisi Ibu Duwi serta pelayanan
rumah sakit melalui salah satu grup FB warga Surabaya.
Hati
saya tergerak dan berinisiatif untuk membantu agar Ibu Duwi secepatnya bisa ke
RSUD dr Soetomo agar bisa ditangani segera. Selasa 8 Oktober 2019, setelah
berkoordinasi dengan teman (Pak Bambang) yang biasa menangani pasien dan
dibantu ambulans Lazismu Bojonegoro
pasien tiba di IGD sore hari sekitar pukul 16.00 WIB.
Sayangnya
setelah diperiksa dokter, pasien tersebut belum termasuk bagian dari pasien emergency, sehingga pasien dipulangkan
dengan alasan pasien masih bisa makan bubur. Lanjutnya, pasien sudah masuk
dalam daftar antrian kamar. Hanya diberi obat anti nyeri saja. Lalu disarankan untuk
kembali ke poli rawat jalan esok hari.
Tsuroyah
awam dan bukan tim medis. Jadi dirinya tidak tahu pasien dengan kategori
seperti apa yang dianggap emergency menurut keterangan rumah
sakit. Tsuroyah bertanya, apakah pasien yang masuk IGD dan bisa cepat
mendapatkan penanganan adalah pasien yang nafasnya sudah naik sampai
kerongkongan atau bagaimana ? Wallahu’alam.
Foto
tersebut diambil saat kondisi sebelum dan setelah 4 bulan berjalan. Selama menunggu
antrean Ibu Duwi sudah bolak-balik ke rumah sakit di poli rawat jalan termasuk
untuk transfusi darah karena kadar darahnya (HB) terus menurun.
Saat
ini, Ibu Duwi berada di Rumah Singgah. Jika teman-teman ada kelebihan rejeki,
dan terketuk untuk membantu biaya hidup beliau selama berobat di Surabaya,
silahkan inbox saya. Terima kasih.
Diakhir
pesan daring, amil itu menyampaikan; maaf saya hanya bisa berbagi info dari
teman mahasiswa di PTM. Mohon sekiranya bisa dibantu, Saya baru buka malam ini.
Semoga bisa menemukan yang juga peduli untuk menolong orang tersebut. (nt)

Batang – LAZISMU. Manfaat khitan
bagi seorang pria agar alat kelaminnya lebih sehat. Dengan dikhitan menjadi lebih
higienis dan terhindar dari berbagai macam penyakit. Bahkan jika dikhitan pada usia
anak-anak, proses pemulihannya setelah tindakan medis lebih mudah. Sedangkan manfaatnya
dari kacamata sosial terutama bagi yang belum mampu secara ekonomi dapat
dilakukan dengan khitan massal.
Di
Kecamatan Limpung, Batang, Jawa Tengah, seorang anak berusia 9 tahun, dari
keluarga tidak mampu pada 10 Oktober 2019, bisa menunaikan khitan di Klinik
Berlian. Siswa kelas 2 sekolah dasar ini bernama Jaka Satriya. Ayahnya, Jumeri,
hanya bekerja serabutan. Jaka anak pertama, buah pasangannya dari Mutiatun
selaku isterinya.
Menurut
Abdul Wahab Asyifak, selaku Kepala Kantor Layanan Lazismu Limpung, Jaka
kesehatannya tidak normal. “Seperti penyakit keturunan, sebab orangtuanya juga
mengalami sakit yang sama dengan Jaka,” katanya. Dari sisi kejiwaan ada yang
tidak normal, sangat berbeda dengan anak-anak pada umunya, papar Wahab.
Mengapa
Lazismu mengkhitan Jaka, karena sebagai bentuk kepedulian Lazismu terhadap
kondisi keluarganya yang memang perlu mendapatkan uluran tangan. Bersama
Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Sempu , Lazismu juga memberikan bantuan tambahan
berupa 1 paket kado khitan sebesar Rp 150 ribu, serta sarung, baju koko, celana
khitan dan dan peci.
.jpeg?access_token=2898fe02-f8d6-4529-9d2d-24a6389d7f98)
Tujuan lain mengkhitan Jaka, kata
Wahab, untuk menyampaikan syiar dakwah sosial Lazismu, serta meringankan beban
orang tuanya. Melalui semangat saling berbagi, Lazismu ingin menumbuhkan kepedulian
sosial untuk mewujudkan misinya melalui program ini.
Jumeri yang menyaksikan anaknya
dikhitan sungguh bahagia. Ia mengucapkan terima kasih kepada Lazismu dan donatur
yang telah membantu mengkhitan anaknya.
Kantor
Layanan Lazismu Kecamatan Limpung Kabupaten Batang, tergolong masih baru, namun
kiprahnya dalam gerakan zakat di Batang, terbilang mencerahkan. (na)

