

Lhokseumawe - LAZISMU. Pimpinan Daerah 'Aisyiah (PDA) Kota Lhokseumawe bersama Lazismu menyerahkan bantuan modal usaha bagi lima keluarga tidak mampu di Lhokseumawe. Penyerahan berlangsung pada Rabu, 15 Januari 2020 di kantor Lazismu Lhokseumawe.
Ketua Lazismu Lhokseumawe, Farhan Zuhri, menyebutkan pihaknya memberikan bantuan modal usaha yang langsung berbentuk barang kepada lima ibu-ibu kurang mampu di kota Lhokseumawe, sebelumnya mereka sudah di asessment oleh Pimpinan Daerah 'Aisyiah (PDA) Kota Lhokseumawe.
Sementara itu, Ketua PDAKota Lhokseumawe Mutiawati, mengatakan,kerja sama ini bertujuan untuk menguatkan ekonomi emak-emak kurang mampu yang telah kita asessment sebelumnya. Kelimanya adalah Bu Maryati dengan usahanya kelontong, Mastuti dengan usahanya souvenir wisuda, Radhiah dengan usahanya kelontong dan minumanjus, Zunanda Futia dengan usahanya jualan baju, serta Nurul Hayati dengan usahanya jualan jus, mi, dan buah.
Menutup acara penyerahan itu, Farhan mengungkapkan, pada dasarnya kelima emak-emak penerima bantuan tersebut sudah memiliki usaha masing-masing, sehingga Lazismu dan PDAdalam hal ini mendukung mereka untuk mengembangkan usahanya.
Usai
pemberian modal usaha, kepada kelima emak-emak tersebut dipastikan juga akan mendapatkan
pendampingan penilaian dari ibu-ibu 'Aisyiyah Kota Lhokseumawe agar mereka bisa lebih produktif. (fz)

Bireuen – LAZISMU. Lazismu Kabupaten Bireuen baru saja melaksanakan kegiatan memperkenalkan Program Filantropis Cilik dan Muda kepada setiap murid SD IT Muhammadiyah Bireuen yang dilanjutkan dengan pelatihan Ecoprint dan Clay tepung kokorudan.
Pelaksanaan kegiatan pelatihan bekerjasama dengan PT. Bank Aceh Syari’ah Cabang Bireuen selama 4 hari, dari 20 - 24 Januari 2020 yang berlokasi di Aula Bank Aceh Syari’ah dengan menghadirkan pemateri Pupung Puswita dari Purwokerto, Jawa Tengah.
Ketua Lazismu Bireuen, Fajar Ardiansyah, mengatakan, Ecoprint merupakan salah satu teknik mencetak dan mewarnai dengan memanfaatkan bahan-bahan alami berbasis tumbuhan. Selain itu, proses pewarnaan pada kain tekstil murni memakai bahan herbal dengan cara perebusan. “Teknik ini terbilang ramah lingkungan sehingga bahan-bahannya bersumber dari alam untuk membatiknya,” pungkasnya.
Athaillah A. Latief selaku Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah Bireuen yang hadir dalam pelatihan mengucapkan terimakasih kepada pihak Bank Aceh Syari’ah Cabang Bireuen yang telah berkolaborasi bersama Lazismu melaksanakan pelatihan Ecoprint dan Clay tepung kokorudan.

Athaillah menilai, Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional berkiprah untuk masyarakat melalui pemberdayaan dan pentasarufan zakat, infak dan sedekah yang produktif. Peluang ini harus dimanfaatkan sebaik mungkin agar terus berkembang.
Pelatihan yang mengusung tema “Kreatif, unik & produktif” itu dibuka oleh Wakil Bupati Bireuen, Dr. Muzakkar A Gani SH, MSi,. Dalam sambutannya, Ia mengatakan dengan adanya pelatihan UMKM Clay tepung dan Papercraft diharapkan dapat melahirkan peluang usaha kreatif terutama di kabupaten Bireuen. Masyarakat dapat mengembangkan usahanya dengan mandiri sehingga bernilai ekonomi.
Pimpinan
Bank Aceh Syari’ah Cabang Bireuen, M. Hendra Supriadi, mengatakan, melalui
pelatihan UMKM Ecoprint sejatinya dapat meningkatkan keterampilan dalam proses produksi maupun dengan
peningkatan tata kelolanya. “Kami mengapresiasi upaya Lazismu Bireuen yang bergerak
dalam kegiatan kreatif. Mudah-mudahan setelah pelatihan ini mampu menjadi pelaku usaha
Ecoprint di tempat usahanya masing-masing,” tandasnya. (fj)

Lumajang – LAZISMU. Memasyarakatkan sedekah terus digiatkan Lazismu kepada semua pihak termasuk keluarga dan mengerahkan para orang tua dan wali murid di sekolah. Di Lumajang misalnya, Lazismu datang lebih pagi ke kantor dengan mempersiapkan perlengkapan dan langsung bergerak menuju ke lokasi untuk fundraising di Taman Kanak-Kanak (TK) Ade Irma Suryani, di Desa Panggung Lombok, Kecamatan Candipuro, Lumajang, Jawa Timur.
Pukul 09.40 WIB, tim Lazismu Lumajang telah sampai di gedung TK Ade Irma. Di sana sudah hadir para orangtua dan wali murid yang diundang oleh Kepala Sekolah. Mereka berkumpul di ruangan kelas untuk mengikuti pembukaan acara yang dibuka oleh Ibu Guru Siti selaku pembawa acara yang dilanjutkan dengan sosialisasi program oleh Romi selaku Tim Fundraising Lazismu.
Romi menjelaskan pentingnya bersedekah guna membantu sesama yang membutuhkan. Ia pun mulai menjelaskan tentang uang yang ada di saku masing-masing belum tentu sepenuhnya milik sendiri. “Harta yang kita kumpulkan bisa jadi tidak kita bawa mati jika kita meninggal dunia kelak. Harta bisa kita bawa mati, namun ada caranya dengan cara bersedekah,” katanya.
Hadirnya Lazismu lewat program kaleng 3-S (Sehari Sedekah Seribu) ingin memudahkan para donatur, khususnya para ibu, untuk bersedekah semudah mungkin. Di sini, bukan masalah jumlahnya, akan tetapi semangat dan komitmennya yang perlu dilatih.
“Dengan kaleng 3-S ini, tidak perlu jauh-jauh mencari cara untuk bersedekah. Sekarang ada donasi berbentuk kaleng yang siap menerima sedekah Anda. Isi kaleng itu akan diambil rutin setiap satu bulan sekali oleh amil Lazismu,” paparnya

Kuswantoro selaku anggota tim Fundraising Lazismu lainnya juga ikut menyampaikan tentang gerakan 3-S ini. “Banyak yang tidak sadar Bu, bahwa hanya dari uang receh para donatur ini, kita telah membantu banyak pihak, seperti pemberian kaki palsu, membantu biaya operasi hernia, memberikan beasiswa Sang Surya, menyantuni fakir-miskin, hingga mengadakan pengobatan gratis di berbagai pelosok desa,” jelasnya.
Bantuan yang diberikan kepada sesama yang membutuhkan hanya didapat dari recehan yang terkumpul dari para donatur. Oleh karena itu, Kuswantoro mengajak agar orangtua dan wali murid TK Ade Irma Suryani bisa menjadi bagian dengan menjadi donatur program kaleng 3-S Lazismu.
Setelah sosialisasi dilakukan, tidak terduga ternyata semua orangtua dan wali murid TK Ade Irma Suryani bersedia untuk menjadi donatur. Sebanyak 35 kaleng dibagikan dalam acara tersebut.
Laila, Kepala Sekolah TK Ade Irma Suryani juga mengapresiasi program yang sangat bagus ini. Menurutnya, dengan program tersebut sebagai sarana melatih kita, tidak hanya orangtua dan wali murid tapi murid pun bisa dilatih bersedekah dengan adanya kaleng 3-S. Saya berharap kegiatan ini juga bisa membuat banyak orang paham tentang pentingnya bersedekah.
Bila
ada murid di sini yang nantinya membutuhkan bantuan, entah itu beasiswa atau
ketika kami ingin mengadakan acara sunatan massal, TK Ade Irma bisa bersinergi
dengan Lazismu” tuturnya. (kwtr/adit)

Semarang – LAZISMU. Sejauh mana orang peduli terhadap sesama. Mencari jawaban atas pertanyaan ini tak sederhana yang dipikirkan. Karena permasalahan sosial kemanusiaan tersaji di sekitar kita. Namun jika melihat aktivitas Lazismu Kota Semarang di lapangan, kita akan mendapatkan jawaban itu yang secara intens didukung dengan dana zakat, infak dan sedekah.
Demikian kesan yang ditangkap peserta PPL UIN Walisongo di Lazismu Kota Semarang. Hal itu disampaikan Ari, Koordinator PPL UIN yang telah mengikuti kegiatan Lazismu sejak Senin (6/1/2020). Selanjutnya empat orang peserta PPL UIN akan mengikuti kegiatan di Lazismu hingga satu bulan, sebagaimana dijadwalkan.
Salah satu tugas yang dilakukan meliputi kegiatan renovasi rumah Suyono, salah seorang guru bantu di sekolah dasar di Semarang. Selanjutnya peserta PPL membuat dokumentasi gambar dan video pada setiap kegiatan dan proses renovasi rumah tersebut.
Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) yang membidangi Lazismu, Yusuf Hidayat, menyerahkan secara simbolis bantuan program Bedah Rumah untuk Suyono, pada Ahad, 19 Januari kemarin. Penyerahan dilakukan di depan jamaah pengajian Ahad Pagi yang dihelat Majelis Tabligh, PDM Kota Semarang.
Dalam amanatnya dihadapan jamaah, Yusuf menyampaikan, bantuan ini berasal dari para muzaki yang menunaikan zakat dan infaknya di Lazismu Kota Semarang. Oleh karena itu, dirinya menyampaikan terimakasih yang sebesar-besarnya kepada semua muzaki yang telah memercayakan zakatnya di Lazismu.
Di samping itu, Yusuf juga menyerahkan secara simbolis tasaruf program Dai Perkotaan kepada Majelis Tabligh. Program ini dimaksudkan untuk memudahkan PCM, PRM dan AUM yang membutuhkan mubaligh dalam melakukan kegiatan dakwah di lingkungannya.
Yusuf berpesan, Lazismu tengah menggalang dana bantuan kemanusiaan bencana banjir di Jawa Barat dan sekitarnya. Pasca-banjir, aktivitas masyarakat terdampak belum bisa kembali normal, masih banyak sarana umum yang belum berfungsi baik. Lazismu masih memberikan kesempatan kepada donator untuk menyalurkan infak dan sedekah bagi para korban yang terdampak.
Sebagai
kelanjutan pembangunan rumah Suyono, pada Senin, 20 Januari 2020, tim
pembangunan melakukan peninjauan lapangan dan pengukuran untuk memastikan
proses pelaksanaan renovasi berjalan lancar. Rumah Suyono yang berada di ujung
gang buntu tidak memungkinkan untuk bisa dilalui barang masuk hingga lokasi.
Inilah salah satu tantangan yang menjadi daya tarik tersendiri dalam setiap
kegiatan kepedulian terhadap sesama. (cs)

Semarang – LAZISMU. Suasana hening, beberapa
orang menyaksikan dengan haru, ketika Oki Prasetyo (32) membaca kalimat
syahadat dengan terbata-bata. Seorang ustadz menuntunnya mengucapkan ikrar itu,
dengan antusias. Momen ini juga yang dinanti jamaah masjid At-Taqwa, Pimpinan
Daerah Muhammadiyah Semarang, pada Ahad pagi (26/1/2020).
Hari itu, hari yang bersejarah bagi Oki untuk menerima pengalaman baru dalam seumur hidupnya. Cahaya hidayah menerangi Oki dengan memutuskan memeluk agama Islam.
Cerita Oki masuk Islam, bermula dari seoarang mahasiswa UIN Walisongo yang tahun lalu melaksanakan Program Pengalaman Lapangan (PPL) di Lazismu. Menurutnya, ada seorang temannya yang membutuhkan bimbingan untuk memeluk agama Islam. Pertemuan dilakukan dengan berkenalan dan berbincang bersama Oki. Dari pertemuan itu, Oki serius ingin masuk Islam. Informasi ini dilanjutkan kepada Majelis Tabligh PDM Kota Semarang.
Sumber
lain disampaikan oleh Aji teman Oki. Bahwa Oki sudah tiga tahun ini berteman sering
bertanya tentang Islam. Sempat beberapa kali menyatakan dirinya sudah siap
merubah keyakinannya menjadi Islam. Hal inilah yang ditanggapi Aji dengan
memberikan informasi sekaligus mengantarkannya ke Lazismu.
Pembimbing
ikrar, Zainul Amri dalam keterangannya menyampaikan, seseorang yang masuk Islam
adalah orang yang kembali kepada fitrahnya. Setiap individu yang pernah dilahirkan
ke dunia ini, pasti sudah menerima janji tauhid yang disampaikan kepada setiap
jiwa ketika di alam ruh. Ada konsekuensi yang harus dilaksanakan oleh setiap orang
yang menyatakan dirinya Islam.
Zainul
menyarankan agar Oki belajar lebih banyak tentang Islam, agar dalam menjalankan
ibadah dapat dilaksanakannya dengan ikhlas. Ia juga berpesan kepada seluruh
jamaah agar bersedia memberikan bimbingan dan pembelajaran kepada mualaf yang
sedang dalam proses memahami Islam.
Bagi Lazismu, Oki adalah mualaf. Dalam pelaksanaannya zakat diperuntukan untuk mualaf. Karena itu, kata Muhammad Hasan dari amil Lazismu, porsi tasaruf dipersiapkan oleh Lazismu dan akan diberikan kepada Oki setelah prosesi ikrar selesai. Zainul menyarankan jika mualaf belum berkhitan agar prosesnya juga mendapat bimbingan. (cs)

Kalsel – LAZISMU. Lazismu kabupaten Banjar pada 5 – 20 Januari 2020, menggelar program
Back To Masjid, di masjid dan musala. Program kali ini merupakan pemberian
bantuan sarana ibadah berupa sarung dan mukena. Back to Masjid adalah program
yang bertujuan untuk memakmurkan masjid sebagai pusat pembinaan dan
pemberdayaan bagi masyarakat sekitar.
Ginanjar Sutrisno selaku Manajer Lazismu Banjar, menyampaikan, terlaksananya kegiatan ini awalnya bagian dari turunan program Lazismu Pusat pada tahun lalu. “Program tersebut dilaksanakan berupa bantuan sarana ibadah. Dikatakan turunan dari program nasional karena bekerjasama dengan Alfamart, namun dikemas dengan balutan program Back To Masjid sebagai bagian dalam pilar dakwah,” jelasnya
Ginanjar menambahkan, harapan terlaksananya kegiatan ini agar terus berlanjut. Kami berharap program ini akan terus dilaksanakan secara berkelanjutan dengan penerima manfaat yang dapat terus bertambah.
Hal senada, disampaikan Samhudi salah seorang pengurus musala Al-Ihsan, Mandi Angin, bahwa memakmurkan tempat ibadah adalah pilar dakwah yang strategis. Karena itu, rasa syukur atas bantuan yang diberikan menjadi pemantik untuk selalu menghidupkan masjid secara lebih giat lagi.
“Saya bersyukur atas bantuan berupa sarana ibadah, mukena dan sarung, karena musala kami sangat memerlukan mengingat seringnya pengguna jalan yang singgah untuk menunaikan salat di sini yang lokasinya persis di pinggir jalan,” bebernya.
Seperti
disampaikan Lazismu Kabupanten Banjar, pada prinsipnya program ini difokuskan
untuk lokasi yang dianggap sangat membutuhkan bantuan sarana ibadah. Program
Back to Masjid tersebar di beberapa kecamatan baik itu di Martapura, Martapura Timur, Karang Intan dan Aranio dengan jumlah masjid dan musala yang menerima bantuan sebanyak 13 unit tempat ibadah. (mn/gj)

