

PEKANBARU - Meskipun tengah dalam situasi pandemi, Wakil Wali Kota Pekanbaru, Ayat Cahyadi, S.Si kembali resmikan Kantor Layanan (KL) Lazismu Pekanbaru yang ke 12 secara langsung di Komplek Pendidikan Muhammadiyah Jalan Cipta Karya, Tampan, Pekanbaru pada Rabu (16/12).
Ia menjelaskan bahwa dengan adanya Kantor Layanan Lazismu di Pekanbaru yang terletak di Kompleks Pendidikan Muhammadiyah ini dapat memudahkan para guru, karyawan, orang tua dan masyarakat sekitar mudah menunaikan zakat, infak dan sedekah. Kompleks Pendidikan Muhammadiyah ini terdiri dari SMK Muhammadiyah 3, SMP Muhammadiyah 4, dan SD Muhammadiyah 6.
"Tentunya dana ZIS ini diperuntukan kepada anak-anak kita yang kurang mampu. Untuk memberikan bantuan biaya sekolah," jelas Ayat Cahyadi.
Kepala Sekolah SMK Muhammadiyah 3, Drs. Alisman meminta kepada amil Kantor Layanan yang baru diresmikan tersebut untuk mendata para guru dan karyawan yang gajinya telah memenuhi syarat nizhab zakat. Menurutnya, mereka wajib untuk menunaikan zakat.
“Dengan adanya Kantor Layanan ini mereka tidak repot lagi mencari lokasi-lokasi untuk berzakat, dan ini tidak hanya berlaku kepada guru, karyawan, dan orang tua murid tapi juga masyarakat disekitar kompleks Pendidikan Muhammadiyah,” harapnya.
Ia menambahkan bahwa dana yang terkumpul tersebut bisa untuk membantu murid-murid yang kurang mampu untuk pembiayaan pendidikan.
Selaran dengan Drs Alisman, Ketua Badan Pengurus Lazismu Pekanbaru Hari Sinyanto juga menjelaskan bahwa KL ini bisa memberikan pelayanan kepada guru, karyawan, orang tua murid dan masyarakat yang berada disekitar sekolah untuk menunaikan kewajiban berzakat serta berinfak dan sedekah.
“Maka sekolah dalam hal ini bisa bermanfaat untuk masyarakat sekitar. Bermanfaat baik untuk lingkungan sekolah maupun lingkungan di luar sekolah. Kalau lingkungan sekolah bisa membantu anak-anak yang kurang mampu, begitu juga dengan guru-guru yang bergaji belum layak,” harapnya. (Yusuf)

MAROS, SULAWESI SELATAN - Sejumlah warga korban bencana banjir yang melanda lima kecamatan di Kabupaten Maros, Sulawesi Selatan, mengungsi di masjid, kampus dan kantor pemerintah.
"Sejak kemarin (Selasa) ketika genangan air mulai naik setinggi lutut, warga sudah meninggalkan rumahnya dan mengungsi di tempat yang lebih tinggi seperti di masjid, kampus atau kantor," kata Murni, seorang warga Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros, seperti dikutip dari Antara, Rabu (23/1).
Murni mengatakan setiap musim hujan di daerahnya selalu menjadi langganan banjir, dan warga tetap bertahan di rumahnya.
Namun kondisi banjir kali ini sangat parah karena air terus naik dan arusnya deras, sehingga warga terpaksa harus meninggalkan rumahnya.
Dia menceritakan warga Allepolea baru pertama kali mengungsi akibat banjir kali ini. Sebelumnya warga setempat tidak pernah mengungsi, meskipun terjadi hujan deras dan menimbulkan genangan air.
Saat ini, sekitar 40 kepala keluarga (KK) yang mengungsi di Masjid Nuruttaqwa, Kelurahan Allepolea, Kecamatan Lau, Kabupaten Maros.
Di sisi lain, Lazismu Kabupaten Maros menemukan daerah yang terisolir akibat banjir dan belum mendapatkan bantuan. Sehingga Lazismu Maros memberikan puluhan paket sembako ke daerah Massaloeng, Kabupaten Maros, Provinsi Sulawesi Selatan. Kegiatan ini dilakukan sebagai bentuk Kepedulian yang besar dari Muhammadiyah untuk masyarakat melalui Lazismu ini.
Manager Lazismu Maros Ahmad Hamzah mengatakan bahwa bantuan sembako tersebut merupakan respon Lazismu Kabupaten Maros dalam menanggapi informasi adanya daerah terisolir akibat banjir beberapa hari yang lalu yang tidak tersentuh oleh lembaga lain.
“Satu-satunya jalur menuju daerah tersebut diakses dengan menggunakan perahu. Untuk itu, kami bergerak ke daerah tersebut untuk memberikan perhatian khusus dengan membagikan sembako agar dapat memudahkan warga dalam memenuhi kebutuhan sehari-harinya. Tak lupa kami selalu mengajak kepada masyarakat untuk menyalurkan zakat, infaq dan sedekahnya melalui Lazismu Maros. Juga kepada muzakki (donatur) kami ucapkan banyak terima kasih atas kepercayaannya dalam mengelola zakat, infaq dan sedekahnya," jelasnya sebagaimana dilansir dari matakita.
Sementara itu Ketua Lazismu Maros Nasrun Ruddin berharap agar dengan bantuan ini, masyarakat yang terdampak banjir bisa tetap makan.
“Semoga dengan program Lazismu Maros berbagi, masyarakat yang terimbas banjir bandang dapat merasakan uluran tangan atau bantuan dari para donatur melalui Lazismu Maros, khususnya dusun – dusun yang terisolir. Untuk itu kami sangat mengharapkan partisipasi para donatur agar semakin banyak lagi masyarakat dusun yang bisa kami sentuh dan program ini bisa terus berjalan dan berkesinambungan. Semoga ini semua menjadi ladang pahala jariyah bagi kita semua, insya Allah,” jelasnya.
Reporter: Yusuf

LUMAJANG - Hari Selasa, (29/12), keluarga besar Lazismu se-Indonesia, khususnya Jawa Timur, dalam keadaan berduka cita dan merasa sangat kehilangan atas kepergian seorang pejuang Zakat. Beliau adalah Drs. Muari, MM, Ketua Badan Pengurus Lembaga Amil Zakat, Infaq dan Shodaqoh Muhammadiyah (Lazismu) Kabupaten Lumajang.
Pak Muari (62 tahun), pergi meninggalkan keluarga tercinta, kerabat, sahabat dan rekan-rekan seperjuangannya pada selasa pagi tadi karena sebuah kecelakaan maut di jalan raya.
Walau berusia lanjut, semangat perjuangan beliau sungguh luar biasa di Lazismu. Beliau dikenal sebagai Pengurus Lazismu yang tangguh dan gigih, tak kalah gesit dengan yang muda-muda. Sikap low profile dan entengan membuat pak Muari akrab dengan siapapun. Di mata para relawan kebencanaan MDMC, pak Muari dianggap sebagai Bapak dan panutan.
Menurut penuturan Kuswantoro, Amil Lazismu kabupaten Lumajang, rencananya pagi tadi ia dan pak Muari akan berkunjung ke seorang mustahik di Jatoroto yang kakinya patah dan membutuhkan bantuan dari Lazismu. Pak Muari memang sudah meminta kepada Kuswantoro agar Lazismu bisa segera membantu orang yang tertimpa kemalangan itu, tanpa menunggu lama.
Kuswantoro pun berniat menjemput pak Muari ke rumahnya di desa Tempeh, 8 km jauhnya dari kota Lumajang. Namun dicegah oleh pak Muari.
“Tak usah, saya pergi ke kantor naik sepeda motor saja. Nanti sampai di kantor kita berangkat naik mobil bersama-sama ke Jatiroto,” kata pak Muari seperti yang ditirukan oleh Kuswantoro.
Kuswantoro pun segera berangkat ke kantor Lazismu agar tidak terlambat berangkat ke Jatiroto bersama pak Muari. Lokasi kantor Lazismu satu atap dengan Gedung Dakwah Muhammadiyah, Jalan Brantas Lumajang.
Namun belum sampai di kantor Lazismu, Kuswantoro mendapat kabar dari rekan melalui HP bahwa pak Muari mengalami kecelakaan maut. Pak Muari kecelakaan ketika keluar dari SPBU yang terletak di Jl Besuk Tempeh Lumajang, usai mengisi bensin sepeda motornya. Beliau terlanggar kendaraan mobil box yang melaju dari arah utara. Beliau pun sudah dalam kondisi tak bernyawa ketika dibawa menuju ke rumah sakit.
Innalillahi wainnailaihi roji’un, maut pun menjemput pak Muari di tempat kejadian. Lokasi kecelakaan persis di depan Panti Asuhan Muhammadiyah, yang salah satu perintisnya adalah pak Muari. Ketika meregang nyawa, pak Muari tetap setia dengan baju batik Lazismu kesukaannya, yang selalu dipakai pada berbagai kegiatan Lazismu.
Hati Kuswantoro pun menjadi masygul, lemas dan tak mengira kejadiannya akan setragis ini. Tak ayal tangis Kuswantoro pun pecah. Ia lah yang selama ini selalu menemani dan mendampingi pak Muari dalam setiap tugas dan urusan Lazismu. Kemanapun pak Muari pergi, pasti ada Kuswantoro.
Begitu pula dengan rekan-rekan seperjuangannya di Persyarikatan Muhammadiyah, mengenal sosok pak Muari sebagai pejuang kebaikan yang selalu tak pernah lelah memperhatikan sesama yang membutuhkan pertolongan. Pimpinan Daerah Muhammadiyah, Ortom dan AUM se-Kabupaten Lumajang hari ini berbela sungkawa yang sedalam-dalamnya atas kepergian beliau.
Tiba di rumah duka dari rumah sakit, setelah dimandikan, dikafani dan disholatkan, jenazah pak Muari sore ini dimakamkan di makam desa Tempeh dekat rumahnya. Keluarga, anak-cucu, kerabat, handai taulan, rekan dan para sahabat melepas kepergian beliau dengan penuh duka cita yang sangat dalam.
Selamat jalan pak Muari, semoga engkau Syahid dan Khusnul Khotimah. Amal ibadah, perjuangan dan kebaikanmu akan menjadi teman abadi di alam kuburmu. Engkau pun senantiasa dikenang, dan keluarga yang engkau tinggalkan semoga diberikan kesabaran, ketabahan dan tawakal kepada Allah SWT. (Adit)
Selengkapnya baca disini

SURABAYA - Lazismu Kota Surabaya menyalurkan bantuan beasiswa pendidikan sebanyak Rp. 73.700.000,-. Bantuan ini disalurkan dalam program pendidikan Ayo Sekolah, Rek! ke siswa siswi yang tersebar di berbagai sekolah dan TPA di Surabaya.
Siswa yang menerima manfaat berasal dari SD Muhammadiyah sebanyak 53 anak, SMP Muhammadiyah 38 anak, SMA/SMK Muhammadiyah sebanyak 13 anak, Perguruan Tinggi sebanyak 5 maasiswa, SD non Muhammadiyah sebanyak 19 anak, SMP non Muhammadiyah 21 anak, SMA/SMK non Muhammadiyah sebanyak 33 anak, TPA sebanyak 22 TPA, dan bantuan kursi roda sebanyak 5 unit kursi roda.
Ustadz Sunarko, Ketua Lazismu Surabaya menyebut bahwa penyerahan bantuan dilakukan di Masjid Al Farisi Jl Sutorejo No 11 Surabaya, pada Sabtu (26/12).
"Untuk teknis pentasyarufan, bantuan Beasiswa dalam program Ayo Sekolah, Rek! diberikan langsung di Masjid Salman Al Farisi, Bantuan Operasional TPQ di berikan melalui transfer, pembagian 5 unit kursi roda diantar langsung oleh petugas Lazismu kerumah penerima," tuturnya sebagaimana dilansir dari laman resmi Lazismu Surabaya.
Mewakili Lazismu dan keluarga besar Muhammadiyah, ia menyampaikan terima kasih kepada seluruh donatur dan muzakki yang telah menyalurkan zakatnya dan memberikan kepercayaan kepada Lazismu. Ia juga berharap agar penerima manfaat kelak mampu menjadi donatur tetap bagi lembaga-lembaga filantropi.
"Setelah mereka lulus dari sekolah mereka masing-masing, setelah mereka bakerja dan memiliki penghasilan semoga mereka tidak melupakan Lazismu, merekalah penerus yang akan mensupport Lazismu Kota Surabaya," imbuhnya.
Raghil Maretha, salah satu penerima manfaat beasiswa pendidikan mengaku bersyukur kepada Allah dan mengucapkan terima kasih kepada Lazismu atas bantuan yang diberikan.
"Bersyukur, karena bisa mendapatkan bantuan dari lazismu. Bantuan ini bisa membantu kebutuhan sekolah. Semoga kedepan Lazismu makin lancar sukses dan panitianya diberi kesehatan semua. Terima kasih juga kami sampaikan kepada seluruh donatur Lazismu Kota Surabaya," ucapnya penuh syukur.
Ia menyebut bahwa bantuan tersebut sangat membantu kelangsungan pendidikan dirinya dan teman-temannya sesama penerima manfaat. Menurutnya bantuan tersebut sangat mahal dan sangat berarti.
Reporter: Yusuf

BANJARMASIN - Lazismu Kantor Layanan Al Ummah adalah kantor Layanan yang berada di bawah Pimpinan Ranting Muhammadiyah (PRM) Al-Ummah, Banjarmasin, Kalimantan Selatan. Kantor Layanan ini bisa menyerap dan menyalurkan dana ZIS lebih dari satu miliar rupiah per tahun.
Pada tahun 2019, dana yang berhasil dihimpun oleh KL Lazismu Al Ummah hampir mencapai dua miliar rupiah. Tahun sebelumnya, Lazismu Al Ummah bisa menghimpun dana hingga satu koma empat miliar rupiah.
Sementara itu, untuk tahun 2020, karena terdampak pandemi, Al Ummah berhasil menghimpun sekitar delapan ratus juta rupiah. Dalam sebuah kajian, dengan mendatangkan seorang dai dari Palestina, Lazismu Al-Ummah dalam satu -malam berhasil mengumpulkan dana hingga Rp. 850.000.000,-.
Miftah Farih, Ketua Lazismu yang beralamat di Lantai Dasar Masjid Al-Ummah, Jl. Arjuna VI No. 2, RT 22. Kom. Bumi Pemurus Permai, Pemurus Dalam, Banjarmasin Selatan ini menyebutkan beberapa rahasia Lazismu Al Ummah sehingga bisa melakukan fundraising dengan cukup baik.
Pertama, kepercayaan dari masyarakat. Kedua, edukasi tentang zakat. “Banyak orang yang ketika disodorkan dengan penderitaan orang lain, dia merasa tergugah. Dia langsung ingin membantu. Padahal itu kan sunnah karena berupa infak dan sodaqoh. Di sisi lain, orang tersebut lupa tidak menunaikan zakat. Ada yang berinfak hingga 30 juta tapi tidak berzakat. Maka kami punya tanggung jawab untuk memberikan edukasi tentang zakat,” ujarnya melalui saluran telepon.
Miftah menyebut bahwa ketika orang-orang kaya yang rajin berinfak namun tidak memperhatikan zakat tadi mulai teredukasi, zakat yang mereka keluarkan cukup besar. Ada aghniya’ yang memberikan tanah, mobil operasional, dan lain-lain ke Lazismu Al Ummah.
“Maka kuncinya kita harus meyakinkan nilai zakat itu sendiri. Jangan sampai yang sunah dijalankan tetapi yang wajib ditinggalkan. Ketika ada tamu yang datang ke Lazismu Al Ummah, kita tidak hanya menerima dana sedekah. Tetapi kita juga berikan penjelasan tentang zakat,” imbuhnya.
Menurut Miftah, seorang amil tidak hanya bertanggung jawab untuk membebaskan 8 asnaf yang ada di dalam Alquran. Tetapi juga bertanggung jawab untuk memerdekakan para aghniya’ dari sebagian hartanya yang merupakan hak orang lain.
Ia menyebut bahwa muzakki yang menyalurkan zakatnya melalui Lazismu Al Ummah berasal dari berbagai daerah di luar Banjarmasin, bahkan warga dari ormas di luar Muhammadiyah. Menurutnya, kelemahan LAZ yang lain adalah tidak memberikan edukasi yang masif tentang zakat sehingga banyak yang memilih Lazismu Al Ummah.
“75% muzakki dari ormas lain. Di 13 Kabupaten/Kota di Kalimantan Selatan, hampir semuanya ada muzakki yang menyalurkan zakatnya ke kami,” terang Miftah dengan penuh semangat.
Ketiga, laporan. Seluruh penyaluran Lazismu Al Ummah selalu dilaporkan dan bisa diakses secara langsung oleh masyarakat di laman resmi Lazismu Al-Ummah. Transparansi adalah salah satu tanggung jawab amil terhadap masyarakat. Selain itu, saldo Lazismu Al-Ummah selalu dihabiskan setiap bulan untuk program-program yang terukur.
Setiap bulan, Lazismu Al Ummah menyalurkan seratus lima puluh paket sembako. Pada bulan Desember, Lazismu Al Ummah menyalurkan tiga ratus paket sembako. Paket sembako berisi mie instan, minyak, gula, teh, kerupuk, dan lain-lain.
Selain itu, Lazismu Al Ummah juga memberikan bantuan kerupuk kepada delapan pedagang bubur di sekitar Banjarmasin. Penyaluran kerupuk tidak hanya dilakukan satu kali, namun selalu disalurkan setiap stok kerupuk pedagang habis.
Kerupuk dalam kemasan sepuluh Kg juga disalurkan kepada enam puluh dua penerima manfaat. Sedangkan kerupuk dalam kemasan setengah Kg disalurkan kepada lima ribu penerima manfaat. Penerima manfaat tersebar mulai dari panti asuhan, mustahik penerima paket sembako rutinan, korban bencana, korban kebakaran, jamaah masjid, dan tentunya penjual bubur.
Dalam penguatan UMKM, Lazismu Al-Ummah memiliki lima UMKM binaan yang dibina sejak dari nol. Lazismu Al-Ummah memberikan modal awal, memberikan bantuan pokok untuk kebutuhan keluarga, dan memberikan pendampingan hingga bisa memberikan penghasilan untuk pelaku UMKM.
Dalam perjalanannya, setelah mendapatkan modal awal, UMKM binaan selalu membutuhkan dana stimulan tambahan. Maka, Lazismu Al-Ummah dengan ringan hati memberikan dana kedua. Setelah dana kedua diberikan, para pelaku UMKM relatif sudah mapan dengan usahanya masing-masing. UMKM yang dibina antara lain usaha tambal ban, konter HP, dan lain-lain.
Miftah menjelaskan bahwa Lazismu Al-Ummah juga memberikan Beasiswa Mentari kepada dua belas anak yang setiap bulan mendapatkan bantuan dana. 12 penerima manfaat ini tersebar di Universitas Islam Negeri Antasari Banjarmasin, Universitas Muhammadiyah Banjarmasin, dan Muhammadiyah Boarding School Magelang, Jawa Tengah.
“Ada empat yang sudah hampir wisuda. Semoga beasiswa dan semua bantuan yang diberikan oleh Lazismu bisa bermanfaat untuk banyak orang,” tutupnya.
Reporter: Yusuf

LAZISMU.ORG - Lazismu Pimpinan Pusat Muhammadiyah menggelar webinar daring refleksi akhir tahun dengan tema Strategi Pengentasan Kemiskinan dan Penguatan Ekosistem Ketahanan Pangan Muhammadiyah pada Rabu (30/12).
Ketua Badan Pengurus Lazismu Hilman Latief menyebut bahwa ada potensi yang bisa dioptimalkan di dalam Persyarikatan Muhammadiyah. Tahun 2021 Muhammadiyah bisa memulai proyek sosial entrepreneurship yang punya dampak yang luas.
"Saya punya mimpi agar kita punya ekosistem yang menjadi cara pandang baru di dalam memperkuat gerakan Persyarikatan Muhammadiyah. Al-Maun kita sudah sangat kuat. Tapi mungkinkah kita punya proyek-proyek yang sistematis, berkelindan satu sama lain, dan memanfaatkan potensi kita?" ujarnya.
Maka, menurutnya Muhammadiyah membutuhkan ekosistem agar gerakan yang dibuat tidak bersifat sporadis. Baik ekosistem peternakan maupun pertanian. Selain itu, ia juga berharap agar ada persyaratan untuk memiliki lahan cadangan sekian hektar yang menopang ekonomi sebagai syarat mendirikan sebuah sekolah Muhammadiyah.
Pembicara pertama, Prof. Ali Agus menjelaskan bahwa dewasa ini terjadi tantangan global. Jumlah penduduk meningkat sehingga masalah pangan adalah masalah yang penting. Tidak kurang dari 800 juta jiwa di negara berkembang menghadapi persoalan pangan.
"Ini semua terkait dengan kemiskinan. Orang miskin itu karena pendapatannya rendah sehingga tidak bisa menabung. Tidak bisa menabung sehingga memiliki modal yang kecil. Karena pendapatan rendah, maka konsumsinya rendah. Konsumsi rendah menyebabkan status gizi yang rendah, sehingga kesehatan rendah, lalu kinerjanya rendah, produksinya rendah, dan upahnya rendah. Karena upahnya rendah, pendidikannya rendah. Ini lingkaran setan kemiskinan," papar Ali.
Di Indonesia, menurut BPS kemiskinan dihitung dari pendapatan harian 1 USD. Sementara menurut Bank Dunia adalah 2 USD. Jika dihitung dengan 2 USD, masyarakat miskin di Indonesia bisa sampai 100 juta jiwa.
Menurut Ali, kemiskinan lebih dekat dengan kekufuran dan kriminalitas. Sementara itu, beberapa komoditas seperti telur ayam, bawang putih, gula pasir, jagung, dan beras terus mengalami defisit. Di sisi lain, 74% pendapatan masyarakat Indonesia ditujukan untuk pangan. Sehingga ketika harga pangan naik, akan ada peningkatan angka kemiskinan.
Ia berpesan kepada peserta webinar agar beternak dan bertani, meskipun hanya sepasang unggas, dua batang sayuran, dan sepuluh ekor ikan. Karena pangan adalah modal hidup paling dasar untuk mendapatkan kesehatan dan pendidikan, yang dengan ketiganya manusia mampu berkegiatan ekonomi.
Strategi mengatasi problem kemiskinan yang diajukan oleh Ali adalah dengan integrasi sumber daya dan inovasi. Ada sumber daya fisik seperti sawah, lingkungan, pekarangan, dan lain-lain. Ada juga sumber daya manusia seperti networking dan marketing.
"Jangan dilupakan inovasi dan IPTEKS. Kalau dua hal ini disinergikan, akan terjadi peningkatan produktivitas berbasis komoditas, berbasis keluarga, atau berbasis kawasan. Sehingga kalau terjadi nilai tambah dan produktivitas, cita-cita negeri makmur bisa tercapai," imbuhnya.
Pada saat yang sama, pembicara kedua, Gatot Supangkat menyebut pesan AR Fakhrudin atau yang akrab disapa dengan Pak AR. Pak AR pernah berpesan jika masyarakat ingin mendirikan SD Muhammadiyah, harus ada lahan satu hektar. Jika ingin mendirikan SMP Muhammadiyah, harus memiliki lahan dua hektar. Sedangkan untuk SMA tiga hektar.
"Kalau itu terlaksana, tidak ada guru Muhammadiyah yang digaji perbulan Rp. 150.000,-. Bahkan kadang hanya Rp. 50.000,-. Maka kita coba mengembangkan agribisnis berbasis jamaah. Ini menjadi jaminan masa depan sejahtera kita semua," papar Gatot.
Ia menyebut bahwa tujuan SDGs adalah mengakhiri segala bentuk kemiskinan di semua negara; mengakhiri segala bentuk kelaparan, mencapai ketahanan pangan dan meningkatkan gizi dan mendorong pertanian secara berkelanjutan; dan menjamin adanya kehidupan yang sehat, serta mendorong kesejahteraan untuk semua orang di dunia pada semua usia.
Sementara itu, pembangunan berkelanjutan meliputi aspek ekonomi, sosial, dan lingkungan. Tiga aspek ini saling terkait dan saling mempengaruhi. "Di dalam Sustainable Development dan Green Economy ada ekologi, sosial, ekonomi, teknologi, dan pemerintah," imbuhnya.
Muhammadiyah memiliki beberapa pilihan yang bisa dikembangkan seperti pertanian, tanaman pangan, tanapan perkebunan, peternakan, jasa pertanian, perhutanan dan penebangan kayu, perikanan, pertambangan minyak, gas, dan panas bumi, batubara, dan lain-lain. Menurut Gatot, pertanian masih menjadi sektor andalan.
"Sehebat apapun negara, yang harus dibangun pertama kali adalah pangan," imbuhnya.
Reporter: Yusuf

