

Ketua Badan Pengurus Lazismu Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah, Ahmad Imam Mujadid Rais menceritakan pengalamannya saat menempuh pendidikan di luar negeri. Saat itu, ia menerima beasiswa di Australia dan mengikuti pelatihan selama enam bulan. Karena itulah, pelatihan yang diikuti oleh peserta MSPP selama tiga bulan harus terus ditingkatkan.
"Pesan saya, pertama fokus kepada rencana belajar, jangan berhenti di sini karena IELTS atau menulis dalam Bahasa Inggris adalah berlatih terus menerus meskipun tidak saat sedang belajar," ajak Rais.
Kolaborasi program ini, menurut Rais sangat penting. Ia pun mendorong peserta MSPP yang kelak akan menempuh pendidikan di luar negeri untuk terus aktif dalam berbagai kegiatan Muhammadiyah, termasuk saat sedang menempuh pendidikan di luar negeri yaitu di Pimpinan Cabang Istimewa Muhammadiyah (PCIM) di negara tempat menempuh pendidikan dan turut aktif di Lazismu, seperti menjadi fundraiser di luar negeri.
"Saya ingin menyampaikan pesan dari Lazismu sebagai dukungan, saya mengucapkan selamat kepada kalian semua dalam langkah awal ini dari MSPP. Setelah selesai dengan pendidikan di luar negeri, kembalilah ke Muhammadiyah dan menginspirasi generasi muda. Kuliah di luar negeri merupakan sebuah keistimewaan yang tidak bisa diraih semua orang," tegas Rais.
Salah satu peserta yang diangkat menjadi pemimpin atau Lurah dalam MSPP Batch V UMS, Phisca Aditya Rosyady menjelaskan bahwa kegiatan yang berlangsung selama tiga bulan tersebut dapat berjalan dengan lancar. Ada beberapa aktivitas yang harus dilalui dan para peserta dibiasakan untuk berbicara dalam Bahasa Inggris.
"Kami memiliki kelas selama lima hari dari Senin sampai Jumat, kemudian pada Sabtu ada 'Sharing Session' sebagai persiapan dalam MSPP. Di asrama, kami melakukan banyak aktivitas, seperti tahajud, sholat berjamaah, mengaji setelah sholat Subuh, dan kelas tahsin dua kali dalam sepekan. Di akhir pekan, kami juga berbicara dalam Bahasa Inggris dalam kegiatan 'Sharing Session'. Semua kegiatan dapat berjalan dengan lancar," ungkap Phisca.
Penutupan kegiatan ini berlangsung pada Kamis (09/03) secara hybrid, yaitu di Balai Latihan Pendidikan Teknik (BLPT) Yogyakarta dan luring. Selain dihadiri oleh para peserta program MSPP dari Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) dan Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), acara ini dihadiri oleh Sekretaris Pimpinan Pusat (PP) Muhammadiyah Muhammad Sayuti, Sekretaris Majelis Pendidikan Tinggi Penelitian dan Pengembangan (Diktilitbang) Ahmad Muttaqin, Ketua Badan Pengurus Lazismu PP Muhammadiyah Ahmad Imam Mujadid Rais, Ketua Majelis Pembinaan Kader dan Sumber Daya Insan (MPKSDI) PP Muhammadiyah Bachtiar Dwi Kurniawan, Kepala Lembaga Pengembangan Bahasa UMM Masduki, dan Kepala Lembaga Bahasa dan Ilmu Pengetahuan Umum (LBIPU) UMS M. Thoyibi.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Bupati Wajo, Amran Mahmud menyambut baik kegiatan Panen Raya Jamaah Tani Muhammadiyah. Ia mendukung pola pertanian terpadu atau "integrated farming" yang menjadi prioritas untuk meningkatkan produksi petani. Metode ini dapat digunakan oleh petani dengan memanfaatkan hubungan saling menguntungkan antara komoditas yang ada di dalamnya. "Misalnya, jika ada ternak sapi di dalamnya, itu kotorannya bisa menjadi pupuk organik, sementara jerami padi itu bisa menjadi pakan ternak," ujar Amran memberikan motivasi pada petani.
Amran menekankan pentingnya merawat dan memelihara tanaman sebagai bagian dari proses bertani. Seperti tubuh manusia, tanaman juga memerlukan perawatan baik agar dapat memberikan hasil optimal. Terakhir, ia berharap kegiatan Muhammadiyah ini dapat menjadi semangat dan motivasi bagi masyarakat luas, khususnya petani, untuk mengembangkan pertanian mereka. "Saya berharap pemerintah kecamatan, desa, dan kelurahan turut memantau perkembangan pertanian masyarakat," harapnya.
Syafii Latuconsina mewakili MPM PP Muhammadiyah menjelaskan, para petani merayakan panen raya sebagai rasa syukur atas nikmat Allah setelah sebelumnya empat kali mengalami gagal panen. MPM dan Lazismu telah membantu mendampingi petani sejak awal pengolahan tanah sampai panen hari ini. Panen ini pun mendapatkan apresiasi dari bupati yang dengan bangga menyampaikan data tentang Kabupaten Wajo menjadi salah satu kabupaten dengan produksi gabah terbanyak nomor satu dengan mengalahkan Kabupaten Bone, Indramaya, dan lain-lain yang notabene luas lahan tanaman padinya lebih luas dari Kabupaten Wajo.
"Keberhasilan ini patut disyukuri karena kerja ketas berbagai lembaga di Muhammadiyah untuk mendampingi para petani yang sebagian mendapat dana bantuan CSR dari PT. Pegadaian Pusat, lewat Koperasi Matahari Tani Bangkit sebagai pendamping dan pelaksana kegiatan di lapangan untuk pembelian benih, nutrisi, dan microba. Varietas padi yang ditanam di sini adalah Inpari 36 dan varietas nutrisi yang di luncurkan pemerintah untuk mengatasi gizi masyarakat, dan ini menjadi komitmen Muhammadiyah dalam membantu pemerintah mengatasi persoalan kesehatan masyarakat," terang Syafii.

Setelah selesai panen, lanjut Syafii, para petani kemudian menyerahkan secara simbolis zakat hasil usaha pertanian mereka sebesar lima persen lewat Lazismu untuk dikelola dan ini merupakan keberhasilan yang luar biasa dan menjalankan kegiatan usaha tani. "Sebab hal ini baru pernah saya lihat di Indonesia, petani gurem yang dhuafa mau menjalankan rukun Islam yang terkadang sulit dilaksanakan oleh banyak orang," pujinya.
Hal ini pun dibenarkan oleh Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Wajo, Sulaeman Nyampa. Saat memaparkan laporan kepada bupati, ia menegaskan bahwa melalui program ini para petani diajak untuk mengeluarkan zakat pertanian saat melakukan panen. Panen raya dengan luas sekitar enam hektar ini pun ditunaikan zakatnya secara simbolis di hadapan para tamu undangan. Hasil pertanian pun sangat menggembirakan.
"Ada tiga hal yang ingin kita capai dalam program ini. Pertama, kita ingin mendorong peningkatan jumlah produksi. Yang kedua, kita ingin mendorong kualitas produksi. Yang ketiga, kita mendorong petani sadar tentang zakat pertanian," terang Sulaeman yang juga menjadi Ketua PDPM Wajo ini.
Selain Lazismu, sambung Sulaeman, Jamaah Tani Muhammadiyah juga diinisiasi oleh Pemuda Muhammadiyah Wajo. Pendampingan pun dilakukan kepada para petani dengan harapan dapat memetik hasil terbaik saat panen. Lazismu Kabupaten Wajo pun akan terus mengembangkan pertanian di daerah tersebut bersama dengan MPM. "Kita berharap ke depan, kami sudah mempersiapkan lebih kurang 40 hektar. Ada 5 kecamatan di Wajo yang menjadi titik," pungkasnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Kuliner yang dibagikan secara gratis berjumlah hingga lima ribu porsi. Di antaranya adalah bakso, es krim, kuah geudebeb, kebab, kopi, dan mie caluk. Lokasi berdirinya gerai kuliner gratis ini berada di empat tempat, yaitu SIT Muhammadiyah Bireuen, Universitas Muhammadiyah Mahakarya Aceh, Muhammadiyah Boarding School Bireuen, dan juga di Gedung Hj. Fauziah Convention Hall.
Acara Musywil Muhammadiyah dan Aisyiyah Aceh ke-39 juga menghadirkan Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan Republik Indonesia, Prof. Dr. Muhadjir Effendy, M.A.P. Ia berpesan kepada para amil untuk terus mengembangkan Lazismu. "Untuk Lazismu kita harapkan terus berkembang, untuk memberikan andil dalam kegiatan-kegiatan dan gerakan operasi humanitarian dari Muhammadiyah," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Badan Pengurus Lazismu Kabupaten Bireuen, Fajar Ardiansyah mengatakan bahwa pihaknya sangat senang bisa menjamu para tamu yang datang di acara ini. Jumlah porsi kuliner gratis pun ditambah agar bisa memenuhi permintaan. "Sebagai wujud kebahagiaan kami, Lazismu Bireuen sangat senang dalam menjamu tamu yang datang dari beberapa daerah ke lokasi Muswil. Alhamdulillah yang awalnya kami menyiapkan lima ribu porsi kuliner gratis namun karena antusias warga Muhammadiyah untuk mendapatkan kuliner kami menambah menjadi delapan ribu porsi kuliner gratis, mulai dari tanggal 2 Maret sampai 5 Maret selesai acara Muswil," terangnya.
Fajar pun berharap agar warga Muhammadiyah dapat bersama-sama menuntaskan kemiskinan bersama Lazismu Kabupaten Bireuen. "Kami berharap warga Muhammadiyah dan simpatisan untuk sama-sama bergerak menuntaskan kemiskinan di Kabupaten Bireuen dengan memercayakan Lazismu Bireuen sebagai lembaga penyaluran harta bapak ibu sekalian," harapnya.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Tasya Rahmadina]

Kajian Safari Jumat dilaksanakan selepas Maghrib sampai menjelang sholat Isya. Sebanyak 15 paket sembako juga disalurkan dalam kegiatan ini untuk warga dhuafa dan di sekitar PRM Rejowinangun Selatan yang membutuhkan. Tujuannya adalah agar bantuan yang disalurkan tepat sasaran kepada penerima manfaat yang berhak menerimanya. Paket sembako ini diserahkan langsung oleh H. Solichin selaku Ketua PDM Kota Magelang.
H. Solichin dalam sambutannya menyampaikan pentingnya ta'aruf saling mengenal sesama saudara muslim dan membangun kebersamaan melalui kegiatan Safari Jumat ini. "Keterikatan hati di antara kita sesama muslim, seperjuangan dalam hidup bermuhammadiyah. Lalu membangun ta'aruf untuk saling melengkapi. Yang terakhir yaitu ta'awun, kita diperintahkan oleh Allah SWT untuk saling tolong menolong dalam kebaikan dan takwa," ujarnya.
Harapannya, lanjut, H. Solichin, dengan adanya program Safari Jumat Lazismu Kota Magelang ini bisa menjadi ladang ibadah. Selain itu, penyaluran dari hasil zakat, infak, dan sedekah berupa sembako ini pahalanya akan terus mengalir.
Sementara itu, Ariq Fikria Niagasi mewakili Divisi Program Lazismu Kota Magelang mengungkapkan, program ini dapat menjadi sarana silaturahim Lazismu, di samping sebagai media dakwah. "Alhamdulillah adanya program Safari Jumat yang sudah berjalan rutin setiap bulannya diharapkan bisa merekatkan silaturahim Lazismu dengan ranting se-Kota Magelang dan menjadi dakwah Muhammadiyah dalam membangun ukhuwah berkemajuan," harapnya.
Kajian kali ini diisi oleh Ustadz Zuhron. Selain dai muda dan aktivis Muhammadiyah, Ustadz Zuhron juga menjadi dosen di Universitas Muhammadiyah Magelang (UNIMMA). "Keutamaan Isra' Mi'raj" yang merupakan dua bagian perjalanan Nabi Muhammad SAW dalam waktu satu malam untuk menyambut datangnya bulan Ramadhan menjadi tema yang disampaikan dalam pengajian kali ini.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Ariq Fikria Niagasi]

Meski dinamakan "Klinik Apung", KAST memiliki beragam fungsi yang lebih dari sekadar layanan kesehatan. Selain memiliki misi untama berupa layanan dan pendampingan kesehatan, pendidikan, kemanusiaan, dan dakwah sosial, KAST mampu mendekatkan hubungan emosional para relawan dari berbagai latar profesi dengan masyarakat di Maluku. KAST adalah sebuah langkah kecil untuk mengurangi kesenjangan dengan menjangkau yang tidak dapat dijangkau.
Dirgahayu Witak, Kapten KAST di sela-sela rangkaian program Kolaborasi Kebajikan Zakat pada akhir Februari 2023 lalu menuturkan, misi yang diemban dari KAST adalah misi kemanusiaan. Nahkoda yang telah mengawaki kapal kecil berbobot sekitar 8 ton sejak diluncurkan pada 2017 ini merupakan putra asli Maluku, berasal dari Pulau Banda Naira yang kini tinggal di Ambon. Tidak sedikit tantangan alam yang harus dihadapi saat menjalankan tugas bersama KAST.
"Misi kami itu misi kemanusiaan, terutama ke pulau-pulau terpencil yang tidak bisa dijangkau jalan darat maupun alat transportasi yang lain. Di situlah kami punya tantangan banyak, karena apabila datang musim cuaca buruk, tantangan kami sangat berat. Bahkan kami pernah waktu itu di Halmahera Timur, dengan adanya gempa di Halmahera Selatan, kami ke sana di musim ombak, bahkan sampai kaca depan kami pecah dihantam ombak," tutur Dirga, panggilan akrabnya.
Tantangan demi tantangan yang dihadapi, ujar Dirga, tak menyurutkan semangat dalam terus menunaikan misi kemanusiaan yang dijalani. Ia pun berharap agar kegiatan-kegiatan KAST dapat terus berlanjut. Oleh karena itu, dukungan baik dari Muhammadiyah maupun pemerintah pun sangat diharapkan, terlebih lagi dengan kondisi Maluku yang memiliki gugusan pulau-pulau terpencil.
"Kami berharap kalau bisa tidak sampai di sini saja, tapi berlanjut ila yaumil qiyamah. Harapan kami bagaimana supaya lebih lancar lagi kegiatan-kegiatan yang ada ini, yaitu berupa kegiatan kemanusiaan di pulau-pulau terpencil. Ke depannya kami berharap agar bisa di Maluku Tenggara Barat, Maluku Barat Daya dan sekitarnya, sampai bahkan Papua. Kemudian di pulau-pulau Aru, jangkauannya sangat jauh sekali, tidak bisa dijangkau oleh kapal-kapal kecil, namun dengan Said Tuhuleley ini insyaAllah bisa dan sangat mendukung sekali dengan ini," harap Dirga.
KAST diresmikan penggunaannya tepat pada hari pembukaan Sidang Tanwir Muhammadiyah, Jumat (24/02/2017) oleh Presiden Republik Indonesia, Joko Widodo yang didampingi Ketua Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Haedar Nashir. Dalam perjalanannya, KAST telah melayani ribuan jiwa pada berbagai ekspedisi melalui layanan kesehatan, khitanan massal, perbaikan sarana pendidikan, pemberdayaan pertanian dan nelayan, serta berbagai bantuan langsung kepada masyarakat Maluku.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah]

Menyikapi hal tersebut, Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kabupaten Banjar melalui Muhammadiyah Disaster Management Center (MDMC) telah mengaktifkan Pos Koordinasi (Poskor) Muhammadiyah untuk menanggulangi dampak bencana banjir ini pada Kamis (02/03). Aktivitas poskor yang berlokasi di SD Alam Muhammadiyah Indrasari Martapura ditandai dengan aktivitas layanan dapur umum, yaitu menyiapkan ratusan makanan siap saji untuk dibagikan. Para relawan dari berbagai elemen Muhammadiyah pun berdatangan untuk ikut terlibat dalam aksi kemanusiaan ini.
Ramadhansyah, Koordinator Poskor menyampaikan bahwa untuk pada hari pertama telah menyalurkan ratusan makanan siap saji. Penyaluran pun berdasarkan survei agar tepat sasaran. "Alhamdulillah dengan kesigapan para relawan, ratusan makanan siap saji telah tersedia dan langsung kami salurkan ke beberapa titik yang telah kami tentukan pada saat pelaksanaan survei ke lokasi di pagi hari tadi," ujarnya.
Muhammadiyah melalui MDMC Kabupaten Banjar, lanjut Ramadhansyah, bergerak cepat turut membangun poskor setelah sebelumnya diinisiasi oleh BPBD Kabupaten Banjar. Terkait pendanaan, pihaknya mendapat dukungan penuh dari Lazismu Kabupaten Banjar. "Selain kehadiran relawan, kami mendapat dukungan penuh dari Lazismu Kabupaten Banjar ketika memulai kegiatan di Poskor ini. Hal tersebut tentunya sangat membantu kelancaran dalam membantu mereka yang memerlukan pada saat terjadi bencana seperti ini," imbuhnya.

Mewakili Lazismu Kabupaten Banjar, Ahmad Riyadhie menyampaikan bahwa dukungan tersebut sebagai bantuan awal untuk memulai kegiatan poskor. Pihaknya pun menyerahkan uang tunai sebesar lima juta rupiah sebagai bantuan tahap awal untuk poskor tersebut. "Ketika mendapat informasi MDMC Kabupaten Banjar akan membuka poskor, kami langsung berkomunikasi di internal untuk menyiapkan pendanaan untuk mendukung penuh kegiatan penanggulangan bencana," ungkapnya.
Saat ini Lazismu Kabupaten Banjar membuka kesempatan para donatur untuk turut mendukung aksi-aksi kemanusiaan dengan memberikan infak yang dapat disalurkan secara langsung maupun melalui rekening Bank Syariah Indonesia (BSI) 5556662013 atas nama Lazismu Kabupaten Banjar. Konfirmasi bantuan dapat melalui nomor 081346032013.
[Kelembagaan dan Humas Lazismu PP Muhammadiyah/Muhammad Nashir]

