Berita

Ikuti kabar terbaru dari Lazismu. Lihat laporan penyaluran, kisah inspiratif penerima manfaat, dan dampak nyata dari ZIS Anda

Melalui Program SOS, Lazismu Renovasi TK ABA di Gayo, Semoga Tidak Banjir Lagi Saat Musim Penghujan

TAKENGON – Ikhtiar memenuhi kualitas Pendidikan bagi masyarakat merupakan tujuan utama Lazismu. Tidak hanya itu, dampak nyata program pendidikan diharapkan bisa dirasakan melalui implementasi program Save Our School (SOS) sebagai bagian dari pilar program Pendidikan.

Salah satu bentuknya melalui penyaluran program bantuan untuk perbaikan gedung pembelajaran di Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) Arul Pertik, Kecamatan Rusip Antra Kabupaten Aceh Tengah beberapa waktu lalu.

Program ini secara nasional masih sedang berlangsung salah satunya di Takengon. Menurut Sekretaris Lazismu Kabupaten Aceh Tengah pada Selasa (5/8/2025), Wahyu Fahmi bahwa sekolah Taman Kanak-Kanak Aisyiyah Bustanul Athfal (TK ABA) Arul Pertik sangat minim perhatian.

“Terutama ruangan belajar yang masih ala kadarnya, hujan tidak kehujanan dan panas tidak kepanasan. Tapi jika hujan deras ruangan sekolah sering masuk air akibat dinding sekolah terbuat dari papan,” jelasnya.

Bagaimana proses bantuan Save Our School ini bisa sampai di Takengon, menurut Wahyu, ada proses yang diikuti sehingga TK ABA ini layak dibantu oleh Lazismu. Lokasinya yang jauh dari kota menjadi nilai lebih karena terletak di pegunungan tanah Gayo.

Wahyu menilai sudah sangat tepat Lazismu menyasar lokasi di sini, mengingat akses yang sulit di pegunungan. Maka kata Wahyu, program ini sangat bermanfaat untuk menunjang pembelajaran warga sekitar.

"Kami mengucapkan terima kasih kepada pimpinan pusat Lazismu dan juga para donatur semoga dengan adanya bantuan ini bisa bermanfaat bagi peserta didik dan agar kondisi belajar mengajar menjadi nyaman," ujarnya.

Secara terpisah, Kepala Sekolah TK ABA Arul Pertik , Rohayati  mengatakan bahwa program ini sangat bermanfaat bagi sekolah agar anak-anak bisa belajar dengan nyaman tanpa takut kebanjiran lagi.

ia juga mengucapkan banyak terima kasih kepada Lazismu dalam penyaluran program pendidikan ini lewat tata kelola dana zakat, infak, dan sedekah. Kami berharap apa yang telah disalurkan dapat bermanfaat serta menjadi amal jariyah bagi para muzaki.

"Semoga nilai manfaatnya dapat dirasakan masyarakat sekitar dan berdampak terhadap peningkatan kualitas belajar. Terima kasih atas dukungan kepercayaan muzaki dalam mengamanahkan zakat, infak, dan sedekahnya melalui Lazismu,"tutupnya.

 (Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/Agus]

SELENGKAPNYA
6 Agustus 2025

Lazismu Salurkan 400 Kaleng Rendangmu Untuk Korban Kebakaran Pasar Taman Puring

JAKARTA – Kebakaran yang melanda Pasar Taman Puring pada Senin lalu masih menyisakan pilu para pedagangnya. Pasar yang sejak tahun 1960 terkenal dengan barang bekas berkualitasnya, saat ini hangus terbakar meninggalkan tanda hitam di setiap tembok pasar.

Peristiwa kebakaran ini merupakan kejadian yang kedua bagi pasar yang terletak di bilangan Kebayorasn Baru, Jakarta Selatan, sejak pertama kali terjadi pada tahun 2022. Sejarah terulang lagi, para pedagang hanya bisa berharap pasar ini segera dibangun kembali agar bisa ramai seperti sedia kala.  

Sambil menyusuri pasar yang telah menjadi puing tersebut, Lazismu hadir meringankan beban para pedagang pada Jum’at, (1/8/2025). Menurut informasi pedagang yang berhasil ditemui di lokasi, ada 560 ruko yang terbakar.

Bantuan darurat juga telah berdatangan, sejak peristiwa terjadi. Sampai dengan hari Jum’at itu, bantuan makanan dan minuman masih disalurkan untuk para korban kebakaran. Tak hanya itu, Lazismu juga mendistribusikan bantuan berupa rendang sebayak 400 kaleng.  

Rizky Saragih salah seorang amil Lazismu, yang terjun ke lokasi mengatakan bantuan rendang ini untuk meringankan beban para pedagang yang kiosnya terbakar. “Mudah-mudahan bantuan rendang ini dapat dirasakan nilai manfaatnya oleh para pedagang,” ungkapnya.  

Salah seorang pengurus Pasar Taman Puring, Raharjo mengungkapkan bahwa kejadian kebakaran itu begitu cepat. Ia tidak tahu persis kronologinya, karena kebakaran itu bertepatan dengan waktu magrib. “Saat itu di kantor masih ngobrol, azan magrib tiba-tiba ada kios kebakaran di Tengah,” ceritanya.

Upaya pemadaman sudah dilakukan, sayang api terus menjalar dengan cepat dan menghanguskan ratusan kios yang ada di pasar itu. Semoga pemerintah segera membangun kembali pasar ini agar bisa aktivitas seperti semula.  Atas nama pengurus dan warga pasar Taman Puring, saya ucapkan terima kasih kepada Lazismu yangh telah menyalurkan bantuan rendang ini.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

SELENGKAPNYA
2 Agustus 2025

Lazismu dan PDM Kota Palembang Salurkan Bantuan Sembako untuk Penyintas Kebakaran 1 Ulu

PALEMBANG -- Peristiwa kebakaran yang melanda pemukiman warga di kelurahan 1 Ulu, kecamatan Seberang Ulu 1, Palembang, pada, Selasa (22/7/2025) dini hari, berdampak pada warga yang kehilangan tempat tinggal dan harta benda.

Kondisi ini menyisakan pilu, tercatat ada 24 Kepala Keluarga (KK) dengan total 86 jiwa yang terdampak langsung. Tujuh rumah hangus dilalap si jago merah, di Kawasan RT 13 RW 03, mengakibatkan 11 KK dan 37 jiwa mengungsi ke lokasi yang lebih aman.

Gelombang kepedulian melalui distribusi bantuan datang kepada penyintas. Salah satunya Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Palembang bersama Lazismu, pada Kamis (24/7/2025), respons cepat penyaluran bantuan sembako dilakukan kepada puluhan kepala keluarga yang menjadi korban musibah kebakaran hebat itu.

Bantuan kemanusiaan ini diserahkan langsung oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Kota Palembang, Mawangir, yang didampingi oleh jajaran pengurus  PDM, antara lain Bendahara PDM yang sekaligus Wakil Ketua yang membidangi Lazismu M. Yamin, Helmi Ibrahim,  dan M. Refi.

Dukungan respons darurat turut dilakukan Lazismu dengan menerjunkan personil ke lokasi antara lain, Fajri Ramadhan, Diky Wijayanto, Andi Wijaya, Esti, Ana, dan Renti, sebagai wujud sinergi antar Lembaga di pimpinan daerah Muhammadiyah setempat.

Dalam suasana prihatin, Mawangir menyampaikan rasa empatinya yang mendalam kepada para korban. "Kami dari Persyarikatan Muhammadiyah dan Lazismu Kota Palembang berharap masyarakat yang tertimpa musibah ini dapat bersabar dan ikhlas menerima cobaan. Insya Allah, akan ada sesuatu yang lebih baik," tuturnya sambil memberikan dukungan semangat.

Penyerahan bantuan dilakukan secara simbolis kepada Bapak Yani, Ketua RT 13 Kelurahan 1 Ulu, yang sigap menerima amanah ini. Acara penyerahan tersebut juga disaksikan langsung oleh Camat Seberang Ulu 1, Muhtar Hijrun, yang turut hadir mewakili unsur pemerintahan setempat.

Camat Seberang Ulu 1, Muhtar Hijrun, menyampaikan apresiasi dan terima kasih yang setinggi-tingginya atas gerak cepat Muhammadiyah dan Lazismu. "Kami sangat berterima kasih. Bantuan ini akan segera kami salurkan kepada warga terdampak kebakaran di wilayah RT 13 RW 03," ujarnya.

Muhtar menegaskan bahwa komitmen pemerintah untuk memastikan bantuan tepat sasaran dan segera meringankan beban warga.  Kehadiran jajaran pimpinan dan perwakilan organisasi, kata Muhtar, pada kegiatan ini turut memperkuat semangat berbagi dan gotong-royong.

Wakil Ketua Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Seberang Ulu 1, A. Rahman, serta perwakilan Majelis Dikdasmen, Sofyan dan Sobirin, turut meninjau langsung lokasi kebakaran, memastikan pemahaman mendalam terhadap kondisi di lapangan dan mengidentifikasi kebutuhan lebih lanjut.

Bantuan sembako ini diharapkan dapat meringankan beban dan menjadi energi positif bagi para korban untuk bangkit kembali. Muhammadiyah dan Lazismu Kota Palembang berkomitmen untuk terus mendampingi masyarakat yang membutuhkan, sebagai wujud nyata kepedulian sosial dan semangat Al-Ma'un.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

SELENGKAPNYA
25 Juli 2025

Silaturahim Lazismu Aceh dan Lazismu Aceh Barat, Bahas Peran Penguatan Kelembagaan di Daerah

MEULABOH – Lazismu Wilayah Aceh menggelar pertemuan dengan Lazismu Aceh Barat.  Ketua  Lazismu Aceh, Firdaus Nyak Idien bersilaturahim dengan para amil dan pimpinan muhamamdiyah setempat pada Sabtu, (23/7/2025).

‎Kegiatan tersebut dihadiri oleh Ketua Pimpinan Daerah Muhammadiyah (PDM) Meulaboh, Iskandar Ibrahim, Bendahara PDM Aceh Besar, Wakil Ketua MPI Pimpinan Wilayah Muhammadiyah (PWM) Aceh serta unsur lainnya.

‎Pertemuan tersebut membahas penguatan Lazismu secara kelembagaan. Firdaus Nyak Idien menyampaikan, antusias Lazismu di daerah begitu semangat, sejumlah pembahasan strategis tersampaikan dalam silaturahim ini kendati waktu terbatas.

‎‎Pada kesempatan itu, Firdaus melakukan beberapa kegiatan seperti memperkuat struktur kelembagaan serta sosialisasi Lazismu dengan cara diskusi dengan seluruh pengurus Lazismu daerah.

‎Firdaus mengatakan hanya lima jam pertemuan ini berlangsung. Tentu sangat singkat bagi peserta, sehingga Ketua LAZISMU Aceh tersebut akan menjadwal ulang pertemuan berikutnya.

‎‎Ketua Lazismu Aceh Barat, Yasir Arafat Caniago, mengatakan bahwa dalam waktu dekat kita akan melakukan edukasi zakat ke sekolah-sekolah di bawah naungan Muhammadiyah. ‎Selain edukasi, Lazismu juga akan memberikan bantuan beasiswa serta terbuka peluang untuk agenda perbaikan sekolah Muhammadiyah.‎

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat/Agusnaidi]‎

SELENGKAPNYA
24 Juli 2025

Asnaf dan Problem Psiko-sosial, Menakar Kesehatan Mental untuk Kesejahteraan Semua

JAKARTA --- Kesehatan mental merupakan bagian yang sangat penting untuk kesehatan jasmani dan rohani. Kesehatan mental juga berperan utama dalam mendukung kesejahteraan hidup seseorang sebagai fondasi mengembangkan keterampilan komunikasi secara sosial dan emosional. Sejauh mana titik singgung kesehatan mental dan kecerdasan emosional dalam kultur saling berbagi (berderma).

Hal itu terungkap di gelaran Talkshow Filantropi dalam rangka memperingati Milad Lazismu yang ke-23, di Gedung Pusat Dakwah Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Menteng, Jakarta, pada Rabu, (23/7/2025). Talkshow dipandu oleh Direktur Utama Lazismu Pusat, Ibnu Tsani, menghadirkan narasumber yaitu Pendakwah dan Konten Kreator Islam Habib Husein Ja’far Al-Hadar dan Guru Besar Filantropi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, Amelia Fauzia.

Balutan tema milad bertajuk Lazismu Untuk Kesejahteraan Semua, mengawali Ibnu Tsani dengan mengungkap realitas yang terjadi di masyarakat terkait kesehatan mental sebagai kondisi psikologis. Menurutnya, berdasarkan diskusi di internal Lazismu, beberapa lembaga filantropi belum ada yang mengangkat isu ini secara khusus.

Sementara itu, isu kesehatan mental menjadi perhatian WHO dan Kementerian Kesehatan RI. Kesehatan mental bisa dialami individu baik dalam keluarga, dunia kerja dan kondisi sosial lainnya.  Karena itu, ini menjadi isu strategis, yang dalam konteks tertentu program kesehatan mental layak untuk dibicarakan di sini.

“Seberapa penting kesehatan mental dan mengapa isu ini belum banyak yang melirik,” tegasnya kepada Habib Husein. Di samping itu, sambung Ibnu Tsani, bagaimana kesehatan mental dapat berdampak pada kesejahteraan seseorang yang nanti akan diulas oleh Amelia Fauzia dari kacamata filantropi Islam.

Secara umum, realitas isu kesehatan mental ini menurut Habib Husein dipengaruhi oleh tiga faktor, yaitu suasana kerja yang tidak sehat (toxic) yang akhirnya tidak ideal secara mental, pola asuh dalam keluarga yang keliru, dan yang terakhir ekosistem digital kita yang tidak ramah secara mental.

Ijinkan saya berangkat dari sisi historis Muhammadiyah yang sejak berdiri gerakan dakwahnya berpijak pada teologi Al-maun. Sebagaimana diungkjapkan Abdul Mu’ti dalam sambutannya di milad Lazismu, bahwa kultur berbagi ini berawal dari DNA Muhammadiyah. Ini terbukti dari perkembangan dakwahnya yang menyasar pendidikan, kesehatan dan kepedulian sosial, papar Habib Husein.

Pertanyaannya, mengapa hal tersebut didorong Muhammadiyah di kala itu pada abad ke-20. Kiyai Ahmad Dahlan Dahlan mendorong kesalehan tidak berhenti dengan ritual dan kesalehan personal, tapi ditransformasi dalam kehidupan nyata yang berwujud pada kesalehan sosial. Saat itu, religiusitas cenderung diukur dari ritualitas dengan sebaik-baiknya.

Tentu itu tantangan di zamannya, nah sekarang tantangan tersebut tidak menjadi tantangan yang besar. Habib Husein mengatakan, Indonesia ada di tantangan baru, yang dalam konteks ini perlu ada lompatan dari teologi Al-Maun menjadi psikologi Al-Maun. Apa maknanya, tentu harus mulai merilis isu kesehatan mental, karena secara kualitas dan kuantitas ini menjadi isu yang relevan di era transformasi digital sekarang ini.

Secara kuantitatif, kata Habib Husein, datanya di RI ada 32 juta jiwa yang mengalami kondisi kesehatan mental. Kondisi itu menghantui anak-anak muda di Indonesia. Artinya sepuluh dari sepuluh anak muda ada yang memiliki masalah kesehatan mental. Sering ditemukan yang paling minim adalah gejala stress dan depresi, dan yang paling tinggi melukai diri sendiri hingga berdampak negatif melakukan bunuh diri.

Adapun secara kualitas ada banyak sekali catatan seseorang mati jiwanya diketahui memiliki masalah kesehatan mental. Orang itu secara fisik bugar, tapi tidak hidup jiwanya karena kondisi kesehatan mentalnya.  “Karena punya masalah kesehatan mental, dia bernyawa tapi tidak berjiwa,” pungkasnya.

Segala upaya dilakukan, seperti di sekolahkan, diberi pekerjaan bahkan sampai dinikahkan, karena ada masalah kesehatan mental dalam dirinya yang terjadi timbul masalah baru. Ini ancaman besar bagi setiap pribadi yang mengalami kondisi psikologis seperti ini.

Berdasarkan pengalamannya, terang Habib Husein, sudah empat tahun mendirikan rumah singgah kesehatan mental yang bernama Rumah Cahaya. Habib Husein menemukan selama ini yang datang untuk mendapatkan bantuan pendampingan kesehatan mental mayoritas anak-anak muda.  

“Empat tahun saya dan kawan – kawan di Rumah Cahaya mengelola pendampingan orang yang bermasalah dengan kesehatan mentalnya,’ katanya. Problemnya yang didapati berjenjang, pertama dia tidak punya kesadaran tentang masalah mental. Dia tidak tahu dirinya bermasalah mental.

Kedua, lanjutnya, ada orang sudah sadar tapi tidak tahu mau ke mana. Karena sebagian tidak bisa membedakan psikolog dan psikiater. Ketiga, ada orang sudah sadar namun tidak tahu mana psikolog dan psikiater yang tepat untuk dirinya. Bahkan ada yang sudah tahu tapi malu, maka yang terjadi ada pelabelan negatif kepada orang itu bahwa dia gila.

Lantas, jika ditanya secara syariah bahwa orang yang mengalami kondisi kesehatan mental itu masuk di asnaf apa, menurut Habib Husein, Lazismu harus hadir dalam persoalan kesehatan mental. Filantropi dengan program-program inovasinya bisa menyasar, jika tidak bisa dengan zakat karena proses penentuan asnafnya, maka bisa gunakan infak, sedekah atau lainnya sesuai ketentuan syariah.

“Terutama bagi mereka kelompok yang termaginalkan dalam ekonomi, pendidikan dan sosial. Kondisi kesehatan mental menjerat mereka berawal dari problem dan risiko hidup yang krusial,” tandasnya.

Ada buku menarik yang bisa saya kutip, buku bagus itu berjudul Psikologi Uang yang ditulis oleh Morgan Housel. Diterangkan bahwa ada keterkaitan antara masalah uang dan kondisi kesehatan mental seseorang secara psikologis. Emosi dan perilaku manusia memantik peran kunci dalam memaknai keuangan. Hal itu dipengaruhi pola pikir dan suasana psikologis bagaimana memaknai uang dengan bijak.

Sedangkan, dalam konteks filantropi Islam, Amelia Fauzia mengemukakan bahwa isu kesejahteraan dapat ditelusuri dari bagaimana peran lembaga filantropi berkontribusi sejauh ini. ”Realitasnya tradisi zakat di Indonesia sudah bertransformasi luar biasa, dan lembaganya sudah adaptif,” bebernya.

Tahun 2013, ketika penelitian disertasi terbit, saya beri pernyataan yang kuat (strong) bahwa Muhammadiyah adalah pionir modernisasi dan perintis lembaga filantropi di Indonesia. Di dalamnya ada nilai (value) bahwa basis sosial ekonomi dari kelas menengah ke atas itu yang jadi kekuatan, sehingga muncul panti asuhan anak, panti asuhan jompo dan rumah sakit.

Proses kelembagaan yang adaptif dan komunitas yang kuat ini menjadi cara pandang untuk melihat problem kesejahteraan. Dulu di zaman Orba ada Bapelurzam, dan di era reformasi ada Lazismu, ini adaptasi menjawab perubahan zaman. “Semangat ijtihad di Muhammadiyah yang saya apresiasi,” terangnya.

Termasuk para donatur yang dukung ijtihad tersebut untuk melakukan inovasi sehingga menjadi punya makna. Seingat saya ada Klinik Apung Said Tuhuleley dan Rendangmu. Jadi ijtihad itu yang sebenarnya jadi kekuatan bagi Lazismu sebagai filantropi Indonesia.

Soal perkembangan filantropi itu, misalnya di Nigeria dan Pakistan, ada suatu riset ketika ditanya tentang SDGs, sudahlah pasti Indonesia yang terdepan, Pakistan dan Nigeria sudah sulit, dan mereka tahu di Indonesia gerakan zakatnya sudah dibentuk dengan ijtihad fikih zakat.

Dalam kerangka itu, masih terdapat pemahaman tentang filantropi Islam, salah satunya ditandai dengan hanya sebatas karitas, karena tafsir agama yang statis. Oleh karena itu, kebaranian Lazismu dalam inovasi program sudah dilakukan seperti program penyaluran zakat fitrah sepanjang tahun. Dari sini saja dapat dikatakan Lazismu itu sangat inklusif, senafas dengan tagline-nya Memberi untuk Negeri. “Termasuk tema milad kali ini juga inklusif yaitu Lazismu untuk Kesejahteraan Semua,” paparnya.

Belajar dari sejarah Muhammadiyah ketika merintis, PKU Muhammadiyah dulu dapat donaturnya dari siapa saja yang ingin mendukung programnya, dan distribusinya ternyata juga untuk siapa saja yang membutuhkan. Maka, inklusivitas itu sebuah keniscayaan. Prinsip inklusivitas yang dijalaninya bila terus dijalankan akan sangat kuat dan berkembang lebih banyak lagi.

Kembali pada isu kesejahteraan, Indonesia sebagai negara dermawan menurut World Giving Index sudah tujuh kali berturut turut menyandangnya. Sementara itu, kata Amelia, survei sekarang berbeda indikatornya, bahkan salah satunya dinilai adalah soal kerelawanan yang dianggap sebagai pekerjaan yang bisa dihitung. Selanjutnya, ada survei baru lagi dari Global Flourishing Study Harvard, Indonesia didapuk sebagai negara nomor satu yang sejahtera lahir batin penduduknya.

Ini penelitian dari Harvard, suatu Lembaga riset tidak kaleng-kaleng, dan bisa dipertanggungjawabkan bagaimana penelitian ini dibuat untuk menyelidiki kesejahteraan manusia dari aspek yang paling mendasar dalam kehidupan manusia.    

Terkait dengan kesehatan mental, kata Amelia, faktor relasi sosial jadi isu penting dalam melihat kesejahteraan, tidak semata-mata dari sisi finansial tapi kontribusi lembaga filantropi yang punya program terintegrasi untuk kesehatan mental dan fisik. Jika Lazismu dengan ijtihad dan inovasinya ada dalam gerakan zakat yang saling berklindan, saya berharap ini akan menjadi kontribusi lembaga amil zakat untuk menjangkau kesejahteraaan.

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]  

SELENGKAPNYA
24 Juli 2025

Milad Lazismu Ke-23, Gerakan Zakat Untuk Kesejahteraan Semua

JAKARTA – Perjalanan Lazismu sebagai lembaga amil zakat nasional memasuki usianya yang ke -23, tepatnya jatuh pada, 04 Juli 2025. Pada hari ini, menandai dan memperingati dua dasawarsa kiprahnya dalam berkontribusi memberi untuk negeri. Kematangan gerakannya dalam gerakan filantropi Islam, tidak bisa dipisahkan dari organisasi Muhammadiyah dengan gerakan al-Maun-nya.

Tema yang diusung adalah Lazismu Untuk Kesejahteraan Semua. Suatu tema yang memancarkan semangat bahwa melalui gerakan filantrofi Islam, Lazismu mamperkuat harapan dengan pilar-pilar programnya yang dibuktikan dengan pertumbuhan penghimpunan dan penyaluran nilai manfaat kepada Masyarakat luas.

Ketua Badan Pengurus Lazismu Pusat, Ahmad Imam Mujadid Rais dalam sambutannya mengatakan perjalanan Panjang Lazismu tidak akan bermakna tanpa kolaborasi dan dukungan masyarakat. Tema yang Lazismu hadirkan dalam milad ini, sebagai upaya mengejawantahkan Tanwir Muhammadiyah di Kupang, yaitu Menghadirkan Kemakmuran Untuk Semua.

Dalam konteks ini, Lazismu harus memberikan manfaat yang seluas-luasnya kepada penerima manfaat.  “Kita ingin semua dapatkan nilai manfaat itu dan hak – haknya secara proporsional,” katanya.

Mujadid Rais mengatakan bahwa Lazismu dengan jaringan kantor layanannya yang tersebar di seluruh Indonesia, ada 1200 lebih kantor layanan di 33 provinsi, berusaha untuk berkontribusi.

Misalnya, untuk tahun ini, Lazismu telah menyalurkan program Save Our School untuk renovasi sekolah sebanyak 300 unit sekolah. “Angka 300 masih kecil, tapi kita ingin sesuatu yang berdampak dari yang paling kecil,” jelasnya.

Kami berharap, kawan-kawan Lazismu wilayah terus mendukung program ini selain untuk meningkatkan penghimpunan dan berkontribusi dengan hal sekecil apa pun. Tetapi istikomah memberikan dampak dan menjadi Lembaga amil zakat terpercaya.

“Alhamdulillah selama tujuh tahun berturut-turut Lazismu mendapat opini WTP, ini tantangan kami dalam menjaga amanah untuk meningkatkan peran Lazismu di masa yang akan datang,” pungkasnya sekaligus mengucapkan terima kasih kepada mitra Lazismu yang hadir.

Mewakili Pimpinan Pusat Muhammadiyah, Muhammad Izzul Muslimin bersyukur bahwa Bersama sama dapat mengikuti acara peringatan milad Lazismu ke 23, alhamdulillah kita menyaksikan perkembangan Lazismu yang luar biasa, dan pencapaian-pencapaiannya.

“Pimpinan pusat Muhammadiyah mendorong agar Lazismu tetap profesional dan amanah,” pungkasnya. Muhammadiyah turut merasakan betul manfaat dari program-program Lazismu terutama program-program yang dilaksanakan di luar negeri dan program-program lainnya.

Kita berharap bisa terus meningkatkan dan memperbaiki kinerja serta memperkuat akuntabilitas sehingga akan berdampak pada semakin percayanya masyrakat dalam menyalurkan donasi berupa zakat, infak dan sedekahnya melalui Lazismu.

Sementara itu, Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu’ti menyampaikan selamat atas milad Lazismu yang ke-23. Semoga menjadi lembaga amil zakat yang sesuai taglinenya senantiasa memberi untuk negeri.

Lazismu sebagai lembaga filantropi Islam, menurutnya lahir dari DNA Muhammadiyah melalui spirit berderma (charity). “Kelahiran Muhammadiyah melakukangerakan amal nyata untuk membantu masyarakat yang membutuhkan, salah satunya mewujud dalam pelembagaan Penolong Kesengsaraan Oemoem (PKO),” jelasnya.

Poin saya, lanjut Abdul Mu’ti, Muhammadiyah dengan perkembangannya sebetulnya memberi kesempatan kepada para jamaahnya untuk bisa berderma untuk memberikan yang terbaik.  

Sekarang ini saya melihat bahwa ada realitas baru bahkan menjadi trend gerakan baru dalam aktivitas memberi. “Membangun Gerakan zakat tidak lagi sebagai panggilan iman tapi gerakan kebudayaan,” paparnya.

Karena itu, sambungnya, gerakan berderma melaui lembaga resmi masih menjadi tantangan kultural yang tidak sepenuhnya mudah, karena orang tidak cukup memberi dan yang diberi tidak kelihatan ini soal psikologis dan kultur.

“Tantangan kultural ini harus dijawab dan tantangan kelembagaan berupa kepercayaan adalah pilihan kita, jadi harus amanah dan terus membangun kepercayaan itu, sampai akhirnya selamat bagi Lazismu yang mendapat WTP,” tandasnya.

Jauh lebih penting lagi, menurutnya adalah tafsir delapan asnaf perlu dipertajam kembali. Misalnya beasiswa untuk murid banyak, tapi perlu juga beasiswa untuk guru yang masih terbatas.

Jadi akuntabilitas ini terus diperkuat yang diringi dengan kepercayaan sehingga hasilnya terlihat. Apalagi saya telah mengetahui Lazismu telah menyalurkan program pendidikan melalui Save our School untuk renovasi 300 sekolah di seluruh Indonesia.

Yang dilakukan Lazismu luar biasa, sebagai menteri, saya menyampaikan terima kasih kepad Lazismu atas kepeduliannya memperbaiki sekolah-sekolah yang ada. “Masih banyak program lain yang berdampak besar bagi kebermanfaatan untuk Masyarakat,” kata Sekretaris Umum Pimpinan Pusat Muhammadiyah ini.

Dalam kesempatan itu, Lazismu juga meluncurkan program Save Our School sebagai salah satu pilar program pendidikan dengan merenovasi 300 unit sekolah di tanah air di momentum usianya yang ke 32.

Selain itu, Lazismu juga melakukan penyaluran program peduli Kesehatan berupa bantuan kursi roda dan alat bantu dengar kepada penerima manfaat, serah terima Al-Qur’an untuk pelosok negeri kolaborasi bersama Gramedia, santunan untuk anak binaan panti asuhan Aisyiyah, simbolis kerjasama program peduli Kesehatan mental Bersama Rumah Cahaya, dan simbolis kerjasama program pendidikan, sosial dakwah, ekonomi dan lingkungan antara Lazismu dan Tokio Marine.  

Di penghujung acara Lazismu menggelar Talkshow menghadirkan Habib Husein Ja’far Al-Hadar pendakwah dan konten kreator islam dan Amelia Fauzia Guru Besar Filantropi Islam UIN Syarif Hidayatullah Jakarta, yang dipandu oleh moderator Ibnu Tsani.     

[Kelembagaan dan Humas Lazismu Pusat]

SELENGKAPNYA
23 Juli 2025
LAZISMU adalah lembaga zakat nasional dengan SK Menag No. 90 Tahun 2022, yang berkhidmat dalam pemberdayaan masyarakat melalui pendayagunaan dana zakat, infaq, wakaf dan dana kedermawanan lainnya baik dari perseorangan, lembaga, perusahaan dan instansi lainnya. Lazismu tidak menerima segala bentuk dana yang bersumber dari kejahatan. UU RI No. 8 Tahun 2010 Tentang Pencegahan dan Pemberantasan Tindak Pidana Pencucian Uang

Alamat

Jl. Menteng Raya No.62, RT.3/RW.9, Kb. Sirih, Kec. Menteng, Kota Jakarta Pusat, Daerah Khusus Ibukota Jakarta 10340
Jl. Jambrut No.5, Kenari, Kec. Senen, Jakarta Pusat 10430
info@lazismu.org
0213150400
0856-1626-222
Copyright © 2025 LAZISMU bagian dari Persekutuan dan Perkumpulan PERSYARIKATAN MUHAMMADIYAH
cross