

Sidoarjo – LAZISMU. Betapa tidak,
mahasiswa semester III, Jurusan Akuntansi, yang menempuh pendidikan di
Universitas Muhammadiyah Sidoarjo (Umsida) ini harus bekerja memenuhi kebutuhan
hidupnya sendiri. Rochim mahasiswa perantauan asal Ponorogo memastikan gurihnya
berkuliah tanpa biaya dari orang tua.
Kondisinya tidak seberuntung teman-teman kuliahnya. Rochim seorang yatim-piatu. Keadaan ini membuatnya harus berjuang keras agar tetap bisa merasakan bangku kuliah. Ia mengaku harus pandai mengatur keuangan. Kapan uang keperluan hidup sehari-hari dikeluarkan dan kapan uang untuk kebutuhan kuliah dicari selama di Kota Sidoarjo.
Di
tengah perjuangannya untuk hidup dan menabung agar tetap bisa membayar biaya
kuliah, Rochim di sela-sela waktu kuliahnya berprofesi sebagai tenaga pemasaran
kendaraan bermotor roda dua. Untuk menambah pundi-pundinya lagi, ia juga
memasarkan pintu sliding (buka-tutup secara digeser).
Dalam
kerja kerasnya itu, uang yang dikumpulkan masih harus dialokasikan lagi untuk
diinfakkan melalui GIZMA (Gerakan Infak dan Zakat Mahasiswa Umsida). Bagi
mahasiswa dengan tiga bersaudara ini, berbagi akan membuatnya menjadi bahagia
di saat hidup penuh dengan ketidakpastian.
Rochim
mengaku, mengenal program GIZMA saat tim relawan Kantor Layanan (KL) Lazismu
Umsida melakukan sosialisasi di kelasnya yang mengajak para mahasiswa untuk
menyisihkan uang saku sekali dalam sepekan untuk disalurkan melalui program
GIZMA.
“Sejak
saat itulah dirinya terus menyisihkan uang jajannya untuk membayar infak,”
cerita Rochim mengikrarkan diri. Agar janji sucinya tak terlupakan, di kamar
kosnya ada celengan yang ditempatkan khusus untuk diisi rupiah setiap harinya.
Jika sudah penuh, sambungnya, lalu diserahkan ke KLL Umsida setiap akhir bulan
(10/11/2019).
GIZMA
sendiri merupakan program yang bertujuan mengedukasi dan menumbuhkan jiwa
kepedulian sosial di kalangan kaum muda. Keterlibatan generasi muda dalam
gerakan kedermawanan dan kemanusiaan bagian dari cara mahasiswa Umsida
mengaktualisasikan diri melalui filantropi.
Di
dalamnya ada penggalangan dana dan keterlibatan aktif mahasiswa pada kegiatan
sosial kemanusian di lingkungan kampus maupun masyarakat sekitar. GIZMA
dilaksankan sekali dalam sepekan melalui para relawan KL Lazismu Umsida yang
serentak bergerak ke setiap kelas untuk menghimpun donasi.
Sudah
dua bulan ini, Rochim aktif menyisihkan uang jajan dan menyerahkannya ke KL
Lazismu Umsida. Apa yang dilakukannya saat dirinya sendiri dalam keterbatasan
menjadi cerita inspiratif bagi kita semua. Ternyata berbagi kepada sesama tak
harus menunggu kaya, dan setiap diri kita dapat menjadi pahlawan bagi orang
lain. Selamat Hari Pahlawan! (yp)



Lhokseumawe –
LAZISMU.
Bu Nuraini, orang tua tunggal yang tinggal di pedalaman Paya Bilie Muara Dua, dulunya
tinggal di sebuah gubuk. Gubuk seadanya yang hanya berdinding dan beratap
terpal. Desa Paya Bili adalah desa terdalam. Desa yang berbatasan dengan
kecamatan Muara Satu, Kota Lhokseumawe.
Dia
hidup bersama anak semata wayang. Hidupnya serba kekurangan, kemiskinan melilit
keluarganya tanpa penghasilan sepeserpun. Bu Nuraini memerlukan uluran tangan.
Beruntung dia dipertemukan oleh Lazismu Lhokseumawe.
Keberadaannya
kini sudah membaik. Bu Nuraini sudah dapat tinggal dengan aman dan nyaman. Menurut
amil Lazismu Lhokseumawe, sekitar beberapa saat yang lalu, beliau melalui
adiknya menyampaikan permohonan bantuan kepada Lazismu agar bisa menetap di
tempat tinggal yang layak.
Kedatangannya
ke Lazismu, direspons cepat. Dan melalui proses penilaian, akhirnya para
pengurus Lazismu Lhokseumawe berupaya merehab rumah tersebut hingga selesai.
"Dengan
adanya rehab rumah dari Lazismu, kami bisa memberikan tempat aman dan nyaman
bagi Ibu Nuraini," kata Direktur Eksekutif Lazismu Lhokseumawe Ramzi, didampingi
Manajer Fundrising, Saiful Basri.
Ibu
Nuraini juga sangat berterima kasih banyak kepada Lazismu dengan adanya bantuan
rehab rumah yang ditempatinya. “Semoga Allah berikan balasan terbaik kepada amil
Lazismu yang telah membantu kami,” pungkasnya.
Farhan
Zuhri selaku Ketua Lazismu Lhokseumawe, mengatakan, proses rehab ini memakan
waktu dua minggu. Meski sederhana, kami berharap Bu Nuraini dapat tinggal di
tempat yang lebih nyaman, katanya kepada tim media Lazismu (11/11/2019). Adapun
nilai total yang dikelaurkan untuk rehab rumah Bu Nuraini ditaksir Rp 10 juta
lebih. (zh)

Makassar – LAZISMU. Berbagai cara
dilakukan untuk memperingati Hari Pahlawan. Di berbagai daerah banyak yang
memeringatinya dengan upacara seremonial untuk mengenang jasa para pahlawan
yang telah rela berkorban harta dan jiwa untuk kemerdekaan Indonesia.
Untuk hari pahlawan kali ini, Lazismu Sidrap (Sidenreng Rappang) memeringatinya dengan cara yang berbeda. Yakni, dengan penyerahkan sembako untuk keluarga tidak mampu serta berkolaborasi dengan komunitas Muda Manfaat.
”Penerima
manfaat dipilih Lazismu dengan melakukan survei ke desa-desa. Dan, yang
terpilih masuk daftar penerima sembako dari kategori keluarga tidak mampu,”
kata Saifullah saat mengabarkan kepada tim media Lazismu (11/11/2019)
Penyerahan bantuan ini diserahkan oleh Ketua Lazismu Sidrap, Saifullah, yang disaksikan dan didampingi oleh komunitas Muda Manfaat (10/11/2019). Saifullah dalam sambutannya menyampaikan, inilah cara Lazismu Sidrap memeringati hari pahlawan dengan berbagi kepada saudara kita yang membutuhkan.

Selanjutnya
Lazismu akan berusaha dengan baik agar semakin banyak donatur (muzaki) yang
berzakat, berinfak dan bersedekah di sini agar program-program berjalan
maksimal. Saya kira lebih banyak lagi yang akan kita bantu dan tentunya dengan
bantuan yang lebih besar untuk penerima manfaat,” terang Saiful yang juga dosen
di Universitas Muhammadiyah Sidrap.
Melalui
momentum Hari Pahlawan ini, Lazismu sidrap ingin menyampaikan pesan keteladanan
dari para pahlawan dengan jiwa patriotisme dan nasionalisme yang dituangkan
dengan gerakan zakat. Lazismu hadir untuk bersinergi dengan siapa saja untuk
terwujudnya kesejahteraan.
Dengan
semangat ini, semoga menjadikan masyarakat Sidrap semakin bergelora untuk
berzakat, berinfak dan bersedekah di Lazismu Sidrap. “Lazismu berharap dengan
kegiatan ini dapat memberi manfaat kepada saudara-saudara kita yang
membutuhkan. Untuk itu, kami mengajak masyarakat untuk berzakat melalui
Lazismu,” tutupnya. (dd)

Gresik – LAZISMU. Melangsungkan
pernikahan bagi setiap orang dilakukan sekali seumur hidup. Sebagai sesuatu
yang sakral, pernikahan bisa dilakukan di mana saja dan dengan konsep yang
berbeda-beda. Di Gresik, Jawa Timur, pesta pernikahan dilangsungkan dengan tema
unik. Pasangan pengantin, Alviana Nabilah Zimam dan Ahmad Habib Elfikri itu
sengaja membuatnya dan tidak sekadar hanya ingin berbeda.
Diketahui
dua sejoli ini merupakan tamatan Madrasah Mualimin dan Mualimat Yogyakarta.
Pernikahannya digelar pada hari Sabtu, 9 November 2019. Yang membuat unik dalam
resepsi penikahan tersebut adalah tali asih yang diberikan para tamu undangan
didonasikan melalui Lazismu. Nana sapaan karib Alviana Nabilah Zimam,
mengutarakannya, bahwa konsep ini terinspirasi dari orang tuanya yang sejak
kecili dididik untuk memaknai arti memberi.
“Sejak
kecil ditanamkan nilai-nilai memberi. Bapak dan ibu tidak hanya sekedar bicara,
tapi saya diajak praktik memberi kepada orang lain yang membutuhkan,” kata
Nana.
“Diadakannya
resepsi pernikahan sebagai ungkapan rasa syukur, berbagi kebahagiaan untuk
orang lain. Jadi kami berkomitmen, uang pundi yang diberikan oleh para tamu,
kami donasikan untuk mendukung program-program Lazismu,” ujar Nana.
Menurutnya,
ide utama itu muncul dari ibunda sebenarnya, Ida Zuraida. “Kami terinspirasi
ketika ada pernikahan di Jogja beberapa waktu yang lalu. Pasangan pengantin mempersilahkan
tamu undangan untuk berdonasi buku bacaan, yang informasinya disampaikan
melalui kertas undangan pernikahan,” ujar Nana.
Di
resepsi itu, pasangan tersebut menyediakan dropbox
untuk tamu yang ingin berbagi buku. “Mereka bekerjasama dengan organisasi
sosial untuk menyalurkannya. Terinpsirasi dari situ dan atas pertimbangan
keluarga, akhirnya kami memercayakan Lazismu sebagai lembaga yang kami tuju
untuk tali asih kami,” ungkapnya.
Ada
alasan mengapa Lazismu dipercaya oleh kami. “Sebab kami percaya kepada Lazismu,
karena merupakan lembaga milik Muhammadiyah dan kemanfaatan yang diberi
nantinya juga akan berdampak luas,” tambahnya.

Tak
hanya mempelai wanita, Habib mempelai laki-laki turut mendukung ide ini, “Saya
dulu juga aktif terlibat di Lazismu Malang Kota. Syukur Alhamdulillah, saya
mendukung tali asih ini diberikan kepada Lazismu,” paparnya.
Resepsi
pernikahan dilangsungkan di Wisma Achmad Yani Gresik, dan berlangsung lancar. “Setelah
dilakukan perhitungan tali asih, yang masuk sebesar Rp. 56.217.000,” kata Kepala
Kantor Lazismu Gresik, Minal Abidin.
“Terima
kasih atas kepercayaan keluarga besar kedua mempelai, khususnya Bapak Zimam,
donasi yang masuk ini akan kami salurkan ke penerima manfaat dan untuk
mendukung program pengentasan kemiskinan dan program kemanusiaan,” tambahnya.
Pernikahannya
terbilang unik, karena mengusung tema Go Green. “Kertas undangan yang kami gunakan
merupakan kertas daur ulang. Begitu juga souvenir yang kami berikan berupa
kumpulan doa serta biji tanaman,” kata Nana tersenyum. (len)

Pati – LAZISMU. Sudarso orangtua Dani Setiawan (17) yang selama 4 tahun terakhir ini
sedang berjuang melawan penyakit kanker tulang (hemofilia) hanya bisa menangis saat amil Lazismu Pati datang ke
kediamannya di Desa Gesangan, Kecamatan Cluwak, Pati, Jawa Tengah, pada Rabu 13
November 2019.
Mendengar Sudarso bercerita, kami para amil terperangah karena menyimak tentang bagaimana kondisi Dani saat ini yang telat untuk check up. Di rumah berbilik bambu itu, terus menangis bercerita sambil mengeluarkan lembaran demi lembaran kertas yang dikumpulkannya dalam tas kantong (Goodie Bag).
Penyakitnya kambuh kata Sudarso, hal itu ditandai dengan mulai membengkaknya anggota tubuhnya. Bahkan kata Sudarso, Dani mengeluarkan cairan merah dari hidungnya (mimisan) hingga gusi di giginya mengeluarkan darah.
Dirinya sudah tak sanggup lagi menahan ujian ini. “Kerjane kulo sangking jam 3 esok tekan jam 5 sore, Damel maem mawon susah pak, tapi nggih tetep kudu sabar 2 sasi pisan ngecek ke dani teng rumah sakit RSUP Dr. Sardjito, Yogyakarta" kata Sudarso yang berusia 62 tahun.
Di sanalah tamparan keras kepada amil seketika memecah suasana, ibarat sebuah kaca yang dijatuhkan seketika. Melihat dan mendengar secara langsung kondisi Dani Setiawan, ditambah lagi bukti-bukti yang ditunjukkan Sudarso perihal surat rujukan, resep obat, dan dokumen lainnya membuat amil Lazismu tergerak untuk membantunya. Santosa dari Divisi Program Lazismu Pati, lebih banyak mendengar Sudarso untuk memeroleh informasi lebih detail.

Informasi ini telah kami kantongi sebelumnya untuk segera ditindaklanjuti, kata Aisyah Nawawi salah seorang amil Lazismu Pati. Yang pada akhirnya kedatangan kami, lanjut Aisyah, bersama RSU Fastabiq PKU Muhammadiyah, memberikan bantuan atas amanah muzaki kepada Sudarso.
Untuk itu, kami membantu Dani dalam beraktivitas sehari-hari serta meringankan beban keluarga Sudarso untuk kesehatan anaknya. Selain itu, dengan membawa kursi roda untuk Dani menjadi suasana yang membahagiakan di hari itu. Dengan adanya bantuan ini, kami berharap Dani selalu diberi semangat terus berjuang demi kesehatannya, dan semoga lekas pulih.
Sudarso mengucapkan terima kasih kepada Lazismu dan para donatur yang telah memberikan bantuan untuk keluarga. Sudarso terharu, saat kursi roda, kruk dan sembako tiba di rumahnya yang dibawa oleh amil Lazismu.(ai)

